"Eyang kenapa?" tanyaku.Eyang terdiam tak menjawab, wajahnya tetap tegang. Bi Lasmi mendekati kami."Sini, Bibi bantu," kata Bi Lasmi.Tanpa meminta persetujuan kami, Bi Lasmi langsung menggendong Eyang. Aku sungguh kaget. Ternyata Bi Lasmi sangat kuat. Bisa menggendong Eyang sendirian. Lalu dengan perlahan diletakkan tubuh ringkih Eyang di kursi roda. "Makasih, Bi," kataku. Dia hanya tersenyum, lalu keluar lagi dari kamar Eyang. Eyang tampak memanjangkan lehernya, membuatku curiga dan tak tahan untuk bertanya. "Kenapa, Yang?" "Itu bukan Lasmi," bisik Eyang. Dahulu mengkerut mendengarnya. Apa Eyang mulai berhalusinasi karena sakit? Jelas-jelas itu Bi Lasmi, masak Eyang bilang bukan. Nggak mungkin juga hantu, kakinya aja napak kok.Ah sudahlah. Mungkin Eyang hanya sedang nggak enak badan aja."Kita keluar, ya Yang." Aku mendorong pelan kursi roda Eyang keluar dari kamar. Kubuka pintu utama rumah, lalu mendorong lagi kursi roda itu. Bannya masih bagus, jadi tak perlu tenaga yang
Huling Na-update : 2023-10-28 Magbasa pa