Home / Romansa / Dinikahi Berondong Bucin / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Dinikahi Berondong Bucin: Chapter 81 - Chapter 90

100 Chapters

81

"Lepaskan anakku!" Ranggi segera menarik Danta menjauh dari Panca. "Apa yang kamu lakukan di sini? Sengaja membuntutiku, hah?" tanyanya emosi, yang cukup membuat sebagian pengunjung memperhatikannya."Ini tempat umum, Ranggi," jawab Panca tenang. Ketenangan yang justru membuat Ranggi ingin menghajarnya."Kamu pikir aku percaya?""Aku tidak peduli kamu percaya atau tidak." Panca mengangkat pundak."Papi, kakek itu menolong aku yang tadi mau jatuh ke kolam," jelas Danta seraya menarik-narik pakaian Ranggi agar pria itu menatapnya."Kamu dengar sendiri, kan?" Panca tersenyum mengejek.Ranggi benar-benar ingin menghajarnya. "Tetap saja aku curiga kamu di sini karena memiliki niat terselubung.""Yah, itu terserah padamu. Kalau begitu, aku pergi dulu. Jaga Danta baik-baik," ucap Panca sebelum berlalu dari hadapan Ranggi.Ranggi berdecak. Dia lantas membawa Danta berganti pakaian sebelum mereka pergi ke kedai makanan untuk makan siang."Danta, kamu memberi tahu namamu ke aki-aki itu?" tanya
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

82

Reta tidak bisa tidak terkejut ketika mendengar Emir akan melangsungkan pernikahan dengan Sasi. Dia tahu pernikahan itu bagian dari rencana balas dendam Emir. Akan tetapi, entah kenapa Reta tidak menyukainya. Dia sudah berusaha membujuk pria itu agar memilih cara lain. Namun, Emir tetap pada pendiriannya.Reta yang kesal melajukan motor lumayan cepat. Seperti ada sesuatu yang menghantam dada. Bukan seperti ini yang dia inginkan. Emir malah mengikat Sasi meskipun katanya ingin membuat Sasi menderita. Tetap saja, Reta tidak suka.Dia akhirnya sampai di rumahnya yang tampak sepi. Sudah setahun lamanya Reta tinggal sendiri. Sekarang ada dua orang buronan di dalam yang Reta larang keluar. Situasi belum aman untuk mengusir mereka. Mempertahankan lebih lama juga berisiko. Saat ini fokus Reta sebaiknya pada keselamatan Jaka dan Hendar dulu."Jaka! Hendar!" panggilnya saat dia tidak mendapati dua orang itu di ruang keluarga. "Aku bawa makanan," sambung Reta sambil celingak-celinguk.Tidak ada
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

83

"Makanan yang biasa kumakan itu organik, jadi jangan beli bahan-bahan sembarangan," ucap Emir yang mengingatkan Sasi karena gadis itu akan belanja."Oke," sahut Sasi, meskipun sebenarnya dia keberatan dengan permintaan Emir. Bahan-bahan organik pastilah lebih mahal."Sampai bumbu-bumbunya juga harus organik. Di rumah kami memakai minyak kelapa, bukan sawit," tutur Emir lagi.Sasi cukup terkejut Emir ternyata memiliki kepedulian soal makanan, tidak hanya tinggal makan saja. Atau karena Emir ingin menyusahkan Sasi, makanya dia secerewet ini?"Baik, Paduka," kata Sasi setengah mengejek. Dia lalu menulis apa saja yang harus dia beli, seraya mencari toko khusus bahan makanan organik yang terpercaya di internet.Sebenarnya Lova menentang mereka langsung pindah. Namun, Emir bersikeras menolak dengan alasan ingin hidup mandiri. Pria itu juga melarang Lova yang hendak membawakan bahan makanan.Dia benar-benar berniat mau menyusahkan Sasi."Apa ada hal lain lagi yang kamu inginkan?" tanya Sasi.
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

84

"Jadi menurut Mbak, aku sebaiknya menceraikan Vanya?" Ranggi mendongak menatap Mentari, menunggu jawaban dari perempuan itu."Aku tidak bilang seperti itu, Ranggi." Mentari menghela napas. "Perceraian orang tua juga pasti menyakiti seorang anak. Saranku, jika hal yang membuat kamu kecewa kepada Vanya itu bisa dimaafkan, sebaiknya kamu memaafkan dia. Sehingga pernikahan kalian tidak bertahan hanya karena Danta, melainkan karena kalian saling menerima."Ranggi sempat berpikir Mentari benar-benar menyuruhnya bercerai dengan Vanya. Seharusnya Ranggi lega karena itu artinya Mentari bukan lagi pelakor. Namun, Ranggi tidak sedikit kecewa saat perempuan itu justru menyuruhnya memaafkan Vanya."Alasan kenapa aku menikahinya, semua itu memang rencana Vanya, Mbak. Menurut Mbak, aku bisa memaafkan dia?""Aku hanya memberi masukan. Keputusan tetap ada di tangan kamu. Kalau kamu memaafkan Vanya, bukankah jadi lebih mudah saling berusaha membentuk keluarga bahagia?"Masalahnya Ranggi mungkin memang
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

85

"Apa adikku memperlakukan kamu dengan baik, Sasi?" Almaira bertanya ramah. "Seminggu ini aku diam karena antusias dengan kehamilan. Sekarang selagi ingat dan sempat. Aku mau mengobrol banyak."Ternyata soal kue itu hanya alasan. Tujuan Almaira mengajaknya pergi karena ingin menginterogasi Sasi."Tentu saja, Kak," jawab gadis itu.Bagi Sasi, Emir hanya bawel saja. Tidak ada kesan suami kejam dari pria itu. Niat Emir dalam membalas dendam seperti setengah-setengah. Sasi bisa merasakannya karena Emir masih memiliki belas kasihan. Dia sama sekali tidak cocok menjadi suami jahat."Kamu tidak berbohong?" Almaira menyipit, menatap Sasi secara intens.Sasi menggeleng.Almaira kemudian menghela napas sambil duduk di ayunan. Dia memberi isyarat agar Sasi ikut duduk bersamanya."Emir marah dengan kondisinya. Aku hanya takut dia melampiaskan amarahnya ke kamu."Emir memang berniat melampiaskan amarahnya kepada Sasi. Akan tetapi, Sasi belum merasakan amarah Emir selain ocehannya soal makanan yang
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

86

"Kamu sudah dengar kabar Kak Reta? Kata Bunda, dia menghilang sejak tiga hari yang lalu. Kemarin Om Ranggi sampai membagikan selebaran di jalanan," ucap Sasi.Emir menolehnya sesaat. Pagi tadi, papanya mengabari tentang hal itu. Bukan soal Reta yang menghilang, melainkan dugaan jika pelaku penyiraman Emir pernah bersembunyi atau disembunyikan oleh Reta.Mengingat masalah yang terjadi di antara Reta dan keluarga Sasi, juga dulu saat dia melakukan sesuatu yang buruk kepada Sasi sampai Bentala memanggilnya psikopat, Emir tidak bisa tidak berasumsi jika besar kemungkinan gadis itu terlibat."Aku sudah tahu," sahut Emir."Ya ampun .... Semoga cepat ditemukan dalam keadaan baik-baik saja," ujar Sasi."Mungkin dia sengaja tidak ingin ditemukan."Sasi mengernyit. "Kenapa?"Emir lantas menjelaskan apa yang dia tahu dari sang papa dengan sedikit emosi. Jelas saja dia marah. Saat menjenguknya Reta bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, seolah bukan dia yang menyebabkan Emir menjadi seperti sekar
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

87

Warning! Adegan kekerasan!***"Buka mulutmu!"Kesadaran Reta sudah timbul tenggelam karena pengaruh alkohol. Namun, orang-orang itu tetap mencekoki dengan minuman laknat tersebut. Reta sudah tidak tahu siapa yang memeganginya. Siapa yang mulai menggerayangi badannya.Mereka semua tertawa saat gadis itu terkapar tidak berdaya.Kenapa semua ini terjadi? Reta hanya ingin memberi pelajaran dan mengambil sertifikat yang dicuri Jaka dan Hendar. Kenapa dia justru berakhir seperti ini? Kenapa hidup sangat tidak adil kepadanya? Orang-orang yang membuatnya menderita justru bahagia.Apa kesalahan yang sudah Reta perbuat? Selama ini dia selalu berusaha berbuat baik. Dia tidak suka mengganggu orang lain. Dia juga cukup dermawan kepada orang-orang yang membutuhkan. Sejak kuliah Reta bahkan mengajari anak-anak di Rumah Asa tanpa upah. Dia malah sering memberi mereka hadiah.Satu-satunya musuh Reta hanya satu. Menta
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

88

Dari Reta, Emir belajar jika ambisi yang terlalu berlebihan itu tidak baik. Keinginannya membalas dendam justru membawa Reta ke dalam keburukan yang berujung mengenai dirinya sendiri.Emir sudah mendengar kabar terbaru dari gadis itu. Dia masih menjalani perawatan. Namun, sudah bisa dimintai keterangan. Reta mengaku jika dia orang yang menyuruh Jaka untuk menyiram Sasi dengan air keras. Reta juga membenarkan jika dia menyembunyikan Jaka di rumahnya."Reta bilang, dia siap menjalani hukuman," ucap sang papa yang datang berkunjung bersama mamanya.Sasi yang duduk di sebelah Emir seketika tersentak. Ekspresi gadis itu tiba-tiba berubah sendu. Sasi memang tidak seperti biasanya setelah mendengar kondisi Reta. Sejak kemarin dia lebih sering melamun yang membuat dapur banjir karena tidak menutup keran, sedangkan lubang pembuangannya tersumbat.Emir tahu apa yang Sasi pikirkan. "Dasar," batinnya, lalu mendengkus."Setelah aku pertimbangkan, seba
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more

89

"Aku tahu permintaan maafku tidak akan membuat wajah kamu kembali seperti semula. Tapi, tidak ada yang bisa kukatakan lagi selain itu. Aku minta maaf," ucap Reta. Dia butuh beberapa hari sejak keluar dari rumah sakit untuk meminta maaf secara langsung."Ada," sahut Emir, "Apa kamu melupakan satu syarat lagi yang aku pinta?"Reta berpikir sejenak. "Oh, yang itu," balasnya setelah mengingat syarat dari Emir. "Aku tidak akan melakukan sesuatu yang buruk lagi kepada Sasi.""Semoga kamu bisa memegang ucapanmu sendiri, Reta. Terlepas dari alasan kamu, saat ini Sasi adalah istriku. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menjahatinya. Begitu juga dengan Bunda, Ayah, Rai, dan Nenek. Mereka keluargaku sekarang."Reta mengangguk pelan. "Aku mengerti."Pada akhirnya Emir bergabung ke dalam orang-orang yang melindungi Sasi, padahal niat awal dia menikahi gadis itu karena ingin membalas dendam. Namun, itu semua juga karena hasutan Reta.Reta tersenyum samar. Mungkin dia memang harus menekan keinginann
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

90

"Sasi mana, Ma?" tanya Emir yang sebelah mukanya dibalut perban. Kemarin dia baru menjalani operasi pencangkokan jaringan dari kulit paha untuk merekonstruksi wajah. Hari ini saat dia terbangun, dia tidak menemukan sosok istrinya itu."Sekarang yang pertama kali dicari bukan Mama, ya?" Sang mama justru balik bertanya.Emir seketika tersadar. Dia refleks mencari Sasi saat gadis itu tidak terlihat. Mungkin karena setiap pagi, bahkan sampai malam lagi, hanya Sasi yang berada di dekatnya saat di apartemen. Ketiadaan Sasi membuat Emir merasa ada yang hilang."Mama, kan, ada di sini. Kenapa aku harus mencari Mama?" Beruntung Emir pintar mencari alasan.Mamanya itu tersenyum simpul. "Iya, baiklah. Mama tidak mempermasalahkannya, kok. Prioritas kamu sekarang memang Sasi dan anak-anakmu kelak."Anak? Emir tertegun sesaat. Apa dia dan Sasi akan memiliki anak suatu hari nanti? Dia tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya."Bu, saya sudah. Ibu mau memakai kamar mandinya?"Gadis yang Emir cari a
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status