Semua Bab TERPERANGKAP HASRAT MAFIA KEJAM: Bab 21 - Bab 30

50 Bab

Bab 21 Menatapnya Begitu Dalam

Arsana memasuki ruangan VIP, di mana di dalamnya begitu mewah dengan keindahan lampu yang menghiasi ruangan tersebut. Bahkan di dalam ruangan karaoke terdapat layar yang besar dan meja biliar beserta tiang khusus penari striptis di sudut ruangan.Para wanita berjajar dengan rapi, berdiri di hadapan para lelaki hidung belang yang akan memilih mereka.Ini bukan yang pertama kalinya Arsana melakukan tugas di klub malam. Namun, baru kali ini dia cukup gelisah.Arsana takut bertemu Zayver di klubnya, walaupun itu tidak akan mungkin terjadi karena dia menggunakan topeng untuk menutupi setengah wajahnya.Tetapi untuk apa merasa takut?Bukankah ini bagus baginya, agar Zayver tidak menyukainya dan menceraikannya dengan cepat tanpa harus membayar Zayver dengan harga yang sangat mahal hanya karena meminta cerai darinya.Arsana melihat ke arah lima orang yang sudah Arsana tandai wajah-wajah mereka sebagai target dalam misinya.Mereka menatap setiap lekukan tubuh Arsana dari ujung rambut sampai uj
Baca selengkapnya

Bab 22 Aku Bukan Perawan

Arsana berdiri tepat di samping Zayver yang saat ini meletakkan kedua kakinya di atas meja.Zayver menoleh ke arah Arsana yang berdiri dengan detak jantung yang sangat cepat. Pikirannya terus bertanya-tanya apakah dia telah ketahuan.Zayver berdiri di hadapan Arsana yang sedikit menundukkan kepalanya."Apa kamu tahu berapa harga minuman itu?" tanya Zayver dengan nada yang sangat lembut.Arsana terkejut mendengar suara Zayver yang sangat berbeda. Biasanya Zayver akan bicara dengan suara yang terdengar keras padanya, tetapi kali ini sangat berbeda. Bahkan suara yang keluar dari mulut Zayver saat ini membuat Arsana merasa takut. Namun, Arsana mencoba tetap tenang.Arsana menggelengkan kepala, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dan tetap menundukkan kepala sampai Zayver mengangkat dagunya. Mata mereka saling menatap dengan tangan Zayver yang mulai meraba bibir tipis Arsana yang terlihat menggoda."mengapa wajahmu berkeringat? Apakah AC di sini kurang dingin?" Zayver mengelus pelipis Arsa
Baca selengkapnya

Bab 23 Ciuman yang Lembut

Suasana di dalam ruangan itu terasa berbeda dengan pandangan mata mereka yang saling bertautan. Arsana hanya bisa menatap Zayver tanpa mengucapkan sepatah kata pun setelah Zayver mengungkapkan hal tersebut. Tarikan di tengkuk lehernya membuat Arsana tertarik ke arah Zayver, dan pada saat itu, ciuman lembut menyentuh bibirnya dengan penuh kehati-hatian. Arsana terpaku dalam ciuman yang begitu berbeda dari biasanya. Biasanya Zayver menciumnya dengan kasar dan merengkuhnya dengan erat. Namun kali ini, Zayver melakukannya dengan penuh perasaan dan kehati-hatian, seolah-olah ingin menjaga Arsana dari rasa sakit. Zayver memperlakukan wanita yang bernama Arsa dengan begitu baik, namun perlakuan lembut itu tidak akan terjadi ketika wanita itu melepas topengnya. Arsana yang sejak tadi diam tanpa merespons ciuman, kini merasakan sentuhan lembut di punggungnya. Suasana di dalam ruangan makin memanas saat Arsana membalas ciuman Zayver dengan makin intens. Zayver mulai menjelajahi leher jenj
Baca selengkapnya

Bab 24 Gerkan Pinggulmu Sangat Manis

Alex dengan beraninya mencolek dagu Arsana yang sedang cemberut."Kau hanya perlu makan siang denganku sebagai ganti ruginya," ujar Alex.Arsana sedikit terkejut dengan tangan Alex yang berani menyentuhnya. Untuk sesaat Arsana terdiam, lagi-lagi dia mendapatkan ajakan makan siang."Oke, baiklah! Kita akan makan siang bersama. Sekali lagi aku minta maaf, dan kapan rencana makan siang itu?" tanya Arsana."Tentu saja hari ini!" jawab Alex.Arsana menggigit bibir bawahnya, dengan terpaksa dia menganggukkan kepalanya, menyetujui ajakan Alex dengan mata yang mengantuk.****Di dalam klub malam, Arsana mencoba melancarkan aksinya untuk mencari informasi tentang keberadaan markas mereka. Di markas tersebut, orang-orang yang terlibat dalam perdagangan manusia menyimpan orang-orang yang mereka culik dan tahanan di dalamnya.Mereka biasanya menculik para gadis yang masih berumur belasan tahun dan tentunya masih perawan, atau anak-anak yang berumur antara 7 hingga 12 tahun. Mereka akan menjual ga
Baca selengkapnya

Bab 25 Menikmati Setiap Sentuhan

Sebuah handuk yang sebelumnya melilit di dadanya dengan sengaja dilepas begitu saja. Arsana dengan percaya diri berdiri di hadapan Zayver, tubuhnya yang polos kecuali topeng yang masih terpakai dengan rapi menutupi setengah wajahnya. Zayver menatap wanita yang ada di depannya, tubuhnya benar-benar sempurna. Seulas senyum tercetak di wajahnya, saat Arsana memutar tubuhnya lalu menjatuhkan dirinya di atas pangkuan Zayver yang sedang duduk di sofa sudut. “Wajahku sepertinya berubah menjadi tomat,” Arsana bergumam. “Lebih tepatnya, seperti buah cherry yang manis.” Zayver berucap sambil mengelus pundak Arsana dengan tangannya. Zayver mulai menelusuri setiap bagian yang membuat wanita yang duduk di atas pangkuannya itu merasakan desiran di setiap aliran darahnya. Di saat Arsana sedang merasakan sensasi yang menjalar di tubuhnya, Zayver merubah posisi nya menjadi Arsana yang duduk di sofa. Arsana terkejut dengan ulah Zayver yang tiba-tiba merubah posisi mereka dan berlutut tepat d
Baca selengkapnya

Bab 26 Sangat Longgar Sekali

Arsana menatap lekat-lekat orang yang tiba-tiba menciumnya dengan begitu beringas. Udara terasa tegang di sekitar mereka, dan Arsana merasakan denyut nadi yang cepat di lehernya. Kini Arsana tahu siapa orang yang menciumnya, setelah ciuman itu dilepaskan olehnya.“Zayver?” Arsana berucap dengan nafas terengah-engah. Zayver menyeringai, membuat Arsana merasa merinding dengan senyum yang muncul di bibir nya itu. “Z-Zayver, bukankah kamu sedang bekerja?” Arsana sedikit gelagapan melihat Zayver yang berada di hadapannya saat ini. Arsana sedikit waspada, takut ada barang-barang yang dipakai Arsana untuk berpura-pura menyamar menjadi Arsa semalam, tidak disimpan dengan baik. “Itu bukan urusanmu!” jawab Zayver dengan begitu dingin. “Ya, aku tahu pekerjaanmu memang bukan urusanku, tetapi kenapa pulang tiba-tiba lalu datang kemari? Jika kamu merindukanku, aku bisa pulang kerumah terlebih dahulu kamu hanya perlu mengabariku saja!” Arsana mencoba bersikap tenang, walaupun di dalam hatinya
Baca selengkapnya

Bab 27 Tempat Perdagangan Manusia

Saat keduanya berjalan menuju sudut gelap yang tersembunyi di balik tembok sekolah di bagian belakang.Dengan keberaniannya dan tekad yang bulat, Arsana bersiap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi selanjutnya. Misi rahasia yang masih belum terungkap, kali ini Arsana harus mengungkapnya, setidaknya dia sudah tahu beberapa lokasi tertentu.Setiap langkahnya diatur dengan penuh kehati-hatian, menggenggam erat kamera yang di pinggulnya. Arsana tidak bisa membiarkan misinya terus tertunda. Ada banyak anak kecil yang hilang akhir-akhir ini, dan juga para gadis.Krek!Arsana menginjak ranting pohon, dengan cepat dia bersembunyi di balik pohon besar.Jojo dan salah satu rekannya saling bertatapan untuk sesaat sebelum kembali melanjutkan perjalanan menuju gudang sekolah.Arsana semakin dibuat penasaran dengan mereka. Dia terus merekam semua perjalanan sampai Arsana melihat ada 4 orang yang sudah menunggu di sana. Arsana melihat Jojo berbicara dengan orang yang memakai topi sebelum orang
Baca selengkapnya

Bab 28 Gadis Yang Masih Bersegel

Para pasukan khusus yang diperintahkan untuk datang ke tempat Arsana berada mulai dalam perjalanan, menuju lokasi yang telah mereka temukan. Mereka juga cukup terkejut dengan keberanian Arsana yang seperti sekarang ini. Dia rela tertangkap demi menyelesaikan misinya.**** Zayver baru saja tiba di lokasi di mana Matteo berada.“Kau, cepat sekali Zayver,” ucap Matteo sambil mengajak Zayver masuk ke sebuah bangunan.“Tunggu, mengapa kamu membawa saya ke sini?” Zayver menghentikan langkahnya.“Seperti biasa, aku kalah dalam permainan.” ucapan singkat Matteo membuat Zayver bertanya-tanya.Zayver tidak berkata apa-apa setelah melihat tatapan memelas dari Matteo dan luka di sudut bibirnya, menandakan bahwa Matteo membutuhkan bantuan.Tidak biasanya Matteo meminta bantuan dengan cara seperti ini, terutama di tempat yang tampaknya bukan sembarangan.Zayver dan Matteo masuk ke dalam bangunan yang sekarang cukup dipahami oleh Zayver setelah melihat sekilas.“Human Trafficking,” gumam Zayver pel
Baca selengkapnya

Bab 29 Menyeleksi para Wanita

Kimchi tertawa senang mendengar apa yang dikatakan Matteo.“Apa aku tertarik?”“Tentu saja aku tertarik, tetapi aku ingin memilih wanita cantik secara langsung, karena setelah masuk ke klub, wanita jelek pun bisa menjadi cantik dengan make upnya! Ngomong-ngomong, kalian bagaimana menyeleksi mereka? Apa dengan cara melihat milik mereka?”Matteo terus saja banyak bicara, dia sengaja memancing pembicaraan itu agar semakin cepat menemukan Arsana yang telah dekat dengan tempat seleksi.“Kau sangat pintar menebak, kami memang menyeleksi para wanita itu dengan cara seperti itu! Aku akan membawa kalian ke tempatnya langsung.”Kimchi mulai berjalan ke lantai bawah, menuju ruangan tempat seleksi.“Tuan Matteo, kamu bisa masuk ke dalam dan melihatnya lebih jelas lagi! Namun, harus-”Kimchi belum selesai berucap, Matteo sudah memotongnya.“Kau tenang saja! Aku akan membayarnya sekarang juga,”Matteo segera mentransfer sejumlah uang pada Kimchi dengan nominal yang cukup banyak.“Ini baru setengahn
Baca selengkapnya

Bab 30 Melakukannya dengan Kejam

Arsana terus saja mencari kesana kemari, dia belum bisa menemukan keberadaan anak didiknya. “Arsana, dimana mereka?” tanya Zayver yang memang tidak tahu wajah anak-anak itu. “Zayver, mereka tidak ada disini!” Arsana terlihat gelisah, Zayver yang sejak tadi menggenggam erat tangan Arsana makin mempererat tangannya.“Kita, akan mencarinya di sana!” Zayver menarik Arsana semakin dalam, memasuki kerumunan orang-orang yang sedang berlarian kesana kemari, bahkan terus saja menabrak tubuh Arsana dan Zayver yang melawan arah. Hati Arsana mendadak menghangat dengan perlakukan Zayver yang berusaha melindunginya di tengah-tengah kerumunan tersebut. Zayver merangkul pundak Arsana agar orang-orang yang berlarian mencari jalan keluar tak dapat menyenggol pundaknya. Arsana berhasil menemukan anak-anak itu, mereka sedang ketakutan berada di pojokan. “Ibu guru…” Anak-anak itu memanggil Arsana, dengan senyum yang mengembang Arsana segera memeluk mereka semua, tak ada satu orang pun yang terpisah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status