All Chapters of Jangan Jadikan Aku Babumu, Dik!: Chapter 1 - Chapter 10

72 Chapters

Bab 1 : Setengah Jam

"Bangun, Kak! Hebat, ya, enak-enakan tidur jam segini! Lihat tu, rumah masih berantakan begitu. Bukannya beberes rumah, malah molor. Dasar, pemalas! Ayo bangun!" Teriak Dinda kepada Mayang yang tertidur di sofa. Dia membangunkan sang kakak dengan sebelah kakinya. Mayang terkejut dan refleks terbangun serta langsung berdiri oleh suara teriakan Dinda. Ternyata adiknya baru saja pulang."Lihat anakmu itu, kak. Sudah membuat rumahku berantakan! Dia membuang semua tisu kotakku! Emang, kakak pikir, tisu itu dibeli tidak menggunakan uang? Dan, astaga, lihat ini, ompolnya berceceran kemana-mana. Bau pesing. Jijik tau! Sudah cacat, nyusahin lagi!" Teriak Dinda lagi, sambil menutup hidungnya dengan sebelah tangan. Dia merasa jijik, melihat suasana rumah sore ini. Mendengar ucapan dari sang adik, membuat hati Mayang terluka dan juga perih. Apalagi, mendengar umpatan dan hinaan yang dilontarkan kepada anak lelakinya itu. Membuat hati Mayang benar-benar sangat hancur. Memang, benar. Mayang tidak
Read more

Bab 2 : Sepotong Ayam

Satu jam kemudian,,"Bagaimana, kak? Apa semuanya sudah selesai? Ini sudah se-jam, lho," tanya Dinda yang tiba-tiba saja, sudah berada di dapur.Dengan sedikit terkejut, Mayang menjawab pertanyaan dari adiknya itu. Meski, keringat sudah membasahi sebagian baju yang dia pakai."Su-sudah, Din. Yang tinggal, cuma sayur asemnya saja lagi. Dan mungkin, sebentar lagi sudah matang," tutur Mayang, yang sedikit ngos-ngosan kepada Dinda, karena lelah. Karena waktu yang diberikan adiknya itu, sungguh sangatlah sedikit. Tetapi, mengingat tentang, Fikry. Mayang, harus bisa membagi dan menggunakan waktu yang setengah jam itu, dengan sebaik-baiknya. Alhasil, sekarang masakannya 99% masak. "Bagus! Ini yang aku suka dari kakak. Karena semua pekerjaan selalu terselesaikan dengan sangat baik. Kakak, adalah tipe orang yang sangat bisa diandalkan. Dan juga, tipe orang yang tepat waktu. Mantap! Tak salah dan sia-sia, aku memungut kakak untuk tinggal di sini. Seenggaknya, aku tidak susah payah mencari pemb
Read more

Bab 3 : Ancaman

Saat Mayang lagi asik, membereskan area dapur, serta mencuci peralatan sehabis memasak tadi. Tidak lupa juga, Mayang mempel lantai di area dapur tersebut. Agar tidak kotor dan licin. Dan, pekerjaannya hari ini cepat selesai. Karena, Mayang merasa tubuhnya sudah sangat lengket oleh keringat. Yang tadi, harus tergesa-gesa untuk membersihkan rumah dan memasak untuk adik dan suaminya itu. Karena Dinda sang adik, hanya memberikan waktu dalam waktu satu jam saja, dan semua harus selesai tepat waktu. Kalau tidak, entah apa yang terjadi. Mungkin, Mayang akan menerima kembali, amukan dari adiknya itu.Dan, sekarang, Mayang merasa tubuh dan hatinya hari ini, benar-benar sangat lelah dan juga sangat capek. Mungkin, dengan cara mandi dan menuntaskan kewajibannya kepada sang pencipta, akan mengurangi rasa lelah dan kekecewaan yang dia rasakan kepada sang adik, akan berkurang. Ya, Mayang hanya akan mengadukan gundah gulananya selama ini, hanya kepada sang pencipta. Dan tidak lupa pula, Mayang sela
Read more

Bab 4 : Kecolongan

Tepat jam 00.00 WIB, Mayang terbangun. Dan, dia merasa sangat haus. Tetapi ternyata, Mayang malah lupa membawa segelas air ke dalam kamarnya. Sudah menjadi kebiasaan Mayang yang selalu minum, disaat dia terbangun pada malam hari. Dan, karena kebiasaannya itu lah. Mayang selalu membawa air ke dalam kamar disaat dia akan tidur. Agar, saat akan merasakan haus begini, dia dengan mudahnya untuk minum. Tanpa harus pergi ke dapur lebih dulu. Dan mungkin, saat menidurkan Fikry tadi, Mayang malah lupa membawanya ke dalam kamar.Dan, dengan sedikit malas, Mayang harus bangun secara berlahan dari tempat tidur. Agar, pergerakannya tidak membuat anaknya itu terganggu dari tidur nyenyaknya. Ya, setelah Mayang menyuapi Fikry tadi, Mayangpun mengajak anaknya itu, untuk tidur lebih awal dari biasanya. Karena kerjaan yang dia lakukan seharian tadi, membuat tubuh Mayang benar-benar letih. Sehingga saat menidurkan Fikry, tanpa sadar, dia pun ikut tertidur di samping anaknya itu.Saat menuju dapur, Mayan
Read more

Bab 5 : Orang Masa Lalu

"Tapi aku tetap cinta!" Balas Arman cepat.Hening"Aku cinta padamu, Mayang!""Aku jatuh CINTA, pada pandangan pertama denganmu! Saat aku melihatmu, Otak dan pikiranku membeku! Di mana, hanya ada KAMU! KAMU! Dan KAMU!""Ingat! Sampai kapan pun, dan di mana pun kamu berada, aku akan tetap menjadi Bayangan Hitam buatmu! Dan, aku akan selalu mengikutimu!""Kamu, akan menyesali atas keputusanmu hari ini!""Dan, ingat! Aku akan menghancurkan, orang-orang yang ada di sekelilingmu! Sama seperti kamu, yang menghancurkan dan memporak-porandakan hati dan perasaanku saat ini!""Ingat, itu, Mayang!"Seketika, kata-kata yang terdengar olehnya beberapa tahun yang lalu, kini kembali terngiang-ngiang di pikiran dan otak Mayang. Membuat tubuhnya sedikit ambruk dan menggigil. Sehingga, laki-laki yang berdiri di hadapannya itu, tersenyum senang. Sambil menyerigai, Arman bertanya kepada Mayang,"Apa yang kamu pikirkan, kakak ipar? Apa, kamu mengingat sesuatu? Hhmm," tanya Arman dengan santainya.Mendenga
Read more

Bab 6 : Mayang Tersulut Emosi

Mendengar dentuman yang begitu keras, Mayang langsung berbalik dan melihat ke arah jalan. Dan, betapa terkejutnya Mayang, saat melihat putranya sudah tersungkur ke tanah dengan tubuh bersimbah darah. "Fikryyyyyyyyyy!!!" Mayang berlari seperti orang kesetanan memanggil nama anak lelakinya itu. Dan, segera merangkul tubuh kecil yang sudah tak berdaya itu. Mayang meminta tolong kepada orang-orang yang ada di sekitar tempat kejadian, untuk menolong putranya. Dengan cepat mereka membawa Fikry ke rumah sakit, dengan menggunakan sepeda motor yang di bonceng oleh tetangga. Dan, Mayang menggendong tubuh mungil Fikry, yang sudah bersimbah darah, yang sudah tidak sadarkan diri.Sesampainya di rumah sakit, Mayang langsung menuju UGD untuk memeriksa keadaan anaknya. Setelah memasuki ruangan tersebut, perawat mempersilahkan Mayang untuk menunggu di luar. Sedangkan dokter dan perawat tersebut sibuk memeriksa tubuh Fikry. Saat ini, penampilan Mayang sunggung sangat memprihatinkan. Mata yang sembab
Read more

Bab 7 : POV Dinda ( perasaan hati Dinda )

POV DindaHati dan perasaanku saat ini benar-benar hancur. Bagaimana tidak, laki-laki yang namanya, selama ini aku sebut dalam setiap doaku, sudah resmi menjadi milik orang lain. Yang lebih menyakitkan lagi adalah, dia menjadi kakak iparku sendiri. Kalian, mungkin, tidak akan tahu rasa sakitnya seperti apa? Kami sangat dekat, tetapi, tak bisa aku sentuh. Tak bisa aku raih. Apa lagi, memilikinya. Kenapa?! Kenapa kamu lebih memilih dirinya?! Kenapa kamu lebih memilih, menjadi kakak iparku?! Kenapa kamu tak memilih aku?! Kenapa?!Harusnya, aku yang ada di sampingmu! Harusnya, aku yang tersenyum bersamamu! Harusnya, aku yang bersanding bersamamu! Harusnya, aku yang menggenggam jemarimu!Harusnya, aku yang jadi istrimu! Aku!! Bukan, Dia!Tapi, kenapa kamu malah memilih kakakku?! Kenapa? Kenapa, DEVANDI NARENDRA?!Bukankah, aku yang pertama kali mengenalmu,Bukankah, aku yang pertama kali, yang berbicara kepadamu,Bukankah, aku yang pertama kali, yang menikmati senyum hangatmu,Dan,A
Read more

Bab 8 : POV Dinda 2 ( Sebuah Rahasia )

POV Dinda 2Saat memasuki toko kue Cempaka, mata ini disuguhi oleh beraneka ragam macam kue. Mulai dari kue tart, bolu, brownies, cake dan yang lainnya. Mulai dari yang berukuran kecil sampai ukuran yang besar, yang pasti harganya juga bervariasi.Bagi orang berduit, mungkin mereka tinggal ambil kue yang mana mereka inginkan, tanpa harus melihat harga. Sedangkan kami, yang hanya berekonomi rendah. Ya, harus pikir-pikir dulu, kue mana yang cocok untuk di kantong.Dan, pada saat lagi asik melihat harga brownies, yang hendak mau aku beli. Tiba-tiba saja, ada seseorang yang memanggil aku dari belakang. "Anak Ayam, kamu sedang apa di sini?"Mendengar panggilan seperti itu. Aku merasa, kalau yang memanggil aku adalah... Dan, saat aku berbalik, ternyata benar kalau dia adalah Pak Dosen jutek itu, hhmm."Eh! Pak Dosen. Ini, aku mau beli brownies, he," ucapku sambil nyengir. "Bapak sendiri lagi apa disini?" Tanyaku balik kepada Pak Devan, yang sudah berdiri di hadapanku."Ya, sama dengan kamu
Read more

Bab 9 : Mayang Kecelakaan ( pertemuan pertama, Mayang dengan Devandi )

FlashBackBeberapa tahun sebelumnya,Sore itu, Dinda baru saja selesai mengikuti pelajaran. Tiba-tiba henphonenya berbunyi, setelah dilihat ternyata tertulis 'my sister'. "Assalamu'alaikum. Ya kak," ucap Dinda saat menjawab telepon dari kakaknya."Apa?! Di rumah sakit mana?!" Tanya Dinda yang berteriak karena terkejut mendengar penuturan kakaknya didalam telpon, hingga air mata Dinda menetes keluar. "Iya. Iya, kak. Aku akan segera kesana secepatnya. Tunggu, aku, kak!" Tutur Dinda yang mulai panik dan langsung mematikan teleponnya."Ada apa, Din? Kok, kamu tiba-tiba menangis, setelah menerima telepon," tanya Rani sahabatnya, yang terkejut melihat Dinda yang sudah berurai air mata."Ran, tolong antar aku ke rumah sakit Sekar Asih. Kakak aku kecelakaan, Ran! Dia ditabrak mobil!" Sentak Dinda yang menangis sambil memegang tangan sahabatnya itu."Astagfirullah! Yang sabar ya, Din. Tapi, keadaan kak Mayang, tidak apa-apa kan?" Tanya Rani yang juga terkejut mendengar berita yang disampaika
Read more

Bab 10 : Perjuangan Seorang Kakak

Setelah kepergian dosennya itu, Dinda tersenyum-senyum sendiri. Membuat Mayang jadi penasaran. Sehingga Mayang bertanya kepada adiknya itu,"Perasaan dari tadi kakak lihat, kamu tersenyum terus menerus, Dinda? Apalagi, semenjak mengantarkan dosen kamu itu. Apa kamu menyukainya? Hhmm," tanya Mayang kepada adiknya itu."Apa'an sih kak, tidak ada, kok. Siapa, juga yang suka sama dosen killer seperti itu. Sudah killer, dingin lagi kayak kulkas dua pintu," celetuk Dinda yang mencoba menutupi perasaannya kepada kakaknya sendiri."Ah, yang benar. Tapi kok, mukanya jadi merah begitu. Hhmm," sindir Mayang, sambil menggoda adiknya itu, dengan menaik turunkan alisnya."Apa'an sih, kak. Tidak ada waktu, untuk mengurus hal begituan. Mendingan, aku mengurus kakakku yang cantik ini, biar cepat sembuh," timpal Dinda lagi, sambil memeluk tubuh Mayang.Mendapat perlakuan seperti itu dari sang adik, Mayang jadi terharu."Doain kakak ya, biar cepat sembuh. Biar kakak bisa kerja lagi. Agar kamu tidak pus
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status