All Chapters of Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati: Chapter 41 - Chapter 50

80 Chapters

Pagi Hari di Dalam Kurungan

Luna membuka matanya perlahan dan mendapati Bi Imah yang tidak berada di sisinya. Ketika dia terbangun di tengah malam tadi, Luna yakin betul bahwa Bi Imah tidur di sampingnya. Luna mencoba menggerakkan tubuhnya yang masih terasa nyeri secara perlahan. Obat-obatan yang diberikan Dokter Irwan kemarin cukup membuat nyerinya sedikit berkurang, sehingga Luna memutuskan untuk berjalan memasuki kamar mandi dan mengambil air wudhu sebelum menunaikan kewajibannya.Suasana kamar yang tadinya gelap kini terlihat lebih terang setelah Luna menyalakan lampu utama di tengah ruangan dan mengenakan mukenanya. Meskipun berada dalam keadaan penuh tekanan seperti ini, Luna tetap tidak mau meninggalkan kewajibannya sebagai seorang hamba. Luna percaya bahwa pertolongan-Nya akan segera datang sehingga dia bisa keluar dari rumah itu.“Hamba mohon berikan hamba kekuatan untuk melalui semua ini,” ucap Luna sembari mengusap pelan air matanya yang langsung mengalir begitu dia mengangkat tangannya dan memohon pa
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more

Kabar yang Sangat Mengejutkan

Luna menatap wajah Bi Imah yang tampak bersalah. Wanita cantik itu menggenggam tangan Bi Imah dan mencoba meyakinkan asisten rumah tangganya untuk menjawab pertanyaannya tanpa perlu merasa bersalah.“Sebenarnya, tadi orang tua Bu Luna menelepon dengan telepon video. Saya jadi tahu karena Pak Gunawan berpesan untuk membiarkan ponsel Bu Luna tetap menyala agar tidak ada yang curiga,” ujar Bi Imah memulai ceritanya.Luna hanya mengangguk pelan. Ingatan tentang kali terakhir dia mematikan ponselnya ketika sedang kabur kembali memenuhi pikirannya. Saat itu, bukannya ketenangan yang didapatnya, Luna justru mendapatkan ancaman dan berbagai berita buruk yang menerornya ketika kembali mengaktifkan ponsel.“Mereka menanyakan kabar Bu Luna karena sejak konferensi pers, ibu sama sekali tidak menghubungi mereka, padahal ibu sudah berjanji untuk segera mengirim pesan,” sambung Bi Imah pelan ketika menyadari raut wajah Luna yang kembali berubah.“Akhirnya, saya mengatakan pada mereka kalau ponsel Bu
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more

Tiga Syarat dari Reno

“Syarat? Memang apa syarat yang diminta Mas Reno?” tanya Luna dengan ekspresi penasaran. Luna sudah dapat menebak kalau suaminya tidak mungkin mau menyetujui hal semacam itu dengan sangat mudah. Apalagi setelah semua pemberitaan miring yang terjadi karena perbuatan Luna kemarin, dia yakin betul kalau sebenarnya Reno masih belum puas melampiaskan amarahnya.“Syarat pertama, selama berada di dalam kamar ini, Bu Luna sama sekali tidak boleh berhubungan dengan siapapun di luar rumah ini, termasuk kedua orang tua Bu Luna. Supaya orang tua Bu Luna tidak curiga, Pak Reno akan bicara lebih dulu dengan mereka dan mengatakan kalau Bu Luna sedang butuh waktu sendiri,” jawab Bi Imah panjang lebar.Luna hanya mengangguk pelan mendengar jawaban asisten rumah tangganya. Luna sudah merasa tidak terlalu asing dengan syarat pertama yang diajukan oleh Reno, pasalnya sejak hari pertama dia berada di dalam kamar kurungan ini, Reno sudah memberitahunya bahwa dia tidak akan bisa menghubungi siapapun dan tid
last updateLast Updated : 2023-12-20
Read more

Kembalinya Reno

"Tolonglah, bi. Saya memang sudah berjanji untuk tidak menemuinya secara langsung, tetapi bukan berarti saya tidak bisa bicara dengan Luna sama sekali ‘kan? Bagaimana kalau saya bicara dengannya di balik pintu?” Reno sedikit meninggikan suaranya karena merasa kesal melihat keteguhan Bi Imah yang hanya mematung di tempatnya. Setelah dua hari berada di rumah kedua orang tuanya, pagi ini papa mengijinkannya untuk kembali ke rumah dengan syarat tidak boleh bertemu secara langsung dengan Luna. Meski begitu, pria yang keras kepala itu sudah berdiri di depan Bi Imah yang tengah menyiapkan sarapan untuk Luna selama lima menit. “Saya tidak berani memberikan ijin, pak. Pak Reno sendiri yang bilang tidak akan menermui Bu Luna,” jawab Bi Imah sembari meletakkan sebuah piring berisi beberapa lembar roti dan sekotak kecil selai kacang. “Bi Imah, saya harus jelasin berapa kali sih kalau saya tidak akan menemuinya? Saya hanya ingin bicara dengan Luna, bukannya bertemu tatap mata seperti ini!” Reno
last updateLast Updated : 2023-12-21
Read more

Sisi Manipulatif Reno

Tok. Tok. Tok.Suara ketukan pintu yang terdengar pelan dan intens justru membuat Luna merapatkan tubuhnya ke arah dinding. Tanpa melihat sosok yang berada di balik pintu kayu, Luna sudah dapat merasakan kengerian dan ketegangan yang menyertainya.“Luna! Luna, apa kamu bisa mendengar saya?” tanya Reno dengan suara lembut. Pertanyaan Luna mengingatkannya pada saat dia bicara dengan Aldi tempo hari, tetapi kali ini Luna tidak merasa lega ataupun senang mendengar suara Reno.Luna berulangkali menarik dan menghembuskan napas demi menenangkan diri. Tangan lentiknya yang kini dipenuhi luka lecet dan memar itu masih bergetar hebat. Luna hanya bisa bergumam pelan dan bergerak menjauhi pintu yang memisahkan dirinya dan Reno.“Kalau kamu belum siap bicara, setidaknya lihatlah foto ini dulu,” ucap Reno sembari menyodorkan sebuah foto melalui celah pintu di bawah kakinya. Aktor tampan itu juga bergerak pelan dan menyandarkan tubuhnya di belakang pintu.Manik hitam Luna menangkap sebuah gambar yan
last updateLast Updated : 2023-12-22
Read more

Pandangan Buruk

Aldi mengetuk pintu kayu berwarna hitam di depannya sembari menarik napas dalam-dalam. Pria yang mengenakan kemeja berwarna maroon dan celana panjang hitam itu sudah dapat menebak alasannya mendapat panggilan mendadak dari pamannya. Ditambah lagi, Om Bayu meminta Aldi menemuinya di jam senggang antara kesibukan meetingnya, yang artinya sesuatu yang ingin dibahas merupakan masalah yang sangat penting. "Masuk saja." Suara berat Om Bayu membuat Aldi meyakinkan diri sekali lagi sebelum memutar kenop pintu di hadapannya. Sebuah senyum manis dari Om Bayu menyambut kedatangan Aldi. Tidak hanya itu, rupanya Om Bayu sudah mempersiapkan rujak buah kesukaannya di atas meja. "Duduk dulu sini, temani om makan," ucapnya sembari menyodorkan piring kecil yang di atasnya sudah terdapat garpu dan sendok. Aldi mengangguk pelan dan segera menuruti ucapan pamannya. Rasa lelah yang sejak tadi menghinggapinya mendadak hilang begitu potongan segar buah yang dibalut dengan sambal rujak yang lezat memasuki
last updateLast Updated : 2023-12-23
Read more

Aku Sudah Tahu Siapa Kau

“Halo, Pak Aldi.” Sebuah senyum lebar terlihat di wajah tampan Reno yang berada tepat di depan Aldi.Pria berambut ikal itu hanya melirik Reno sekilas sebelum melanjutkan langkahnya. Reno tertawa kecil begitu melihat sikap Aldi yang memilih untuk mengabaikannya.“Kamu tidak mau membalas sapaanku? Wah, bukankah jajaran direksi tidak boleh merasa arogan dan mengabaikan aktor paling berbakat mereka?” tanya Reno sembari mengikuti langkah Aldi.Lagi-lagi, pria berambut ikal itu berjalan melewati lorong dan memasuki lift di ujung ruangan tanpa mempedulikan keberadaan Reno.“Sudah berapa lama sebenarnya kamu menjabat sebagai presdir sampai bisa mengabaikanku begitu? Aku jadi penasaran apa selama ini kamu menghinaku di belakang karena tidak tahu siapa yang selama ini aku ancam,” ucap Reno sembari tertawa pelan. Ada rasa getir ketika mengakui kalau posisi Aldi memang berada di atasnya, padahal selama ini dia selalu menghina dan merendahkan pria itu.“Ada apa?” tanya Aldi sembari menatap layar
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more

Kebimbangan

Ceklek. Luna menatap kosong pada ujung bawah tempat tidur. Foto hitam putih yang tadi diremasnya masih berada di sana. Dan sejak tadi, Luna hanya memandangi gumpalan foto itu tanpa berpindah dari tempat duduknya sama sekali. Langkah kaki Bi Imah yang membawa sebuah kresek besar sama sekali tidak membuat Luna menoleh. Wanita cantik yang sudah berhari-hari tidak merawat dirinya dengan benar itu seolah berada di dunianya sendiri. "Bu? Bu Luna!" panggil Bi Imah sembari menggerakkan tangan di depan wajah Luna. Asisten rumah tangga itu mengikuti arah pandang Luna dan menemukan seonggok kertas yang berada di ujung bawah tempat tidur dan bergerak untuk mengambilnya. "Ah, Bi Imah. Maaf, saya tadi melamun, sampai tidak sadar kalau bibi sudah ada di sini," ucap Luna sembari beranjak dari tempat duduknya. Tidak terasa, sudah berjam-jam dia berada di posisi yang sama setelah bicara dengan Reno pagi tadi. Luna menggerak-gerakkan tubuhnya demi menghilangkan rasa sakit dan kaku yang menyelimutiny
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Tawaran Terakhir

"Apa ibu yakin sudah benar-benar pulih?" tanya Bi Imah yang tengah membersihkan kasur yang biasa ditempati Luna. Sementara itu, Luna tersenyum lebar sembari meregangkan tubuhnya di sisi lemari. "Iya, Bi Imah. Yah, meskipun saya tetap harus menjalani beberapa terapi setelah keluar dari sini, tetapi sekarang saya sudah merasa jauh lebih baik," jawab Luna dengan percaya diri. Bi Imah menatap wanita yang sudah lima tahun menjadi majikannya itu. "Tapi apa ibu yakin buat ketemu sama Pak Reno lagi?" Pertanyaan Bi Imah kali ini terdengar lebih pelan dan hati-hati, tetapi tatapan matanya menunjukkan kekhawatiran yang sangat jelas. Luna menghentikan kegiatannya dan menatap Bi Imah balik. Dalam hati kecilnya, Luna juga merasakan kekhawatiran dan ketakutan yang sama dengan Bi Imah, tetapi Luna sadar bahwa dia harus menyelesaikan apa yang sudah dimulainya. "Tenang saja, Bi. Kali ini keputusan saya sudah sangat bulat. Saya tidak akan terpengaruh pada apapun lagi," ucap Luna sembari terkekeh pel
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

Pria di Toko Kue

Luna menatap pantulan dirinya di cermin besar yang berada di kamar dengan dominasi warna putih itu. Sudah dua hari sejak dirinya diperbolehkan keluar dari kamar, tetapi Luna memilih untuk tetap menempati kamar itu alih-alih kembali ke kamar utamanya dengan Reno.“Wah, Bu Luna sudah cantik saja. Ibu mau pergi ke mana hari ini?” Suara Bi Imah yang memasuki kamar dengan sebuah paketan membuat Luna menoleh dan tersenyum senang.“Saya mau jalan-jalan, bi. Sudah lama sekali saya tidak keluar rumah, kan. Karena sudah selesai terapi juga, jadi saya mau nyenengin diri sendiri. Bi Imah mau dibawakan apa?” tanya Luna sembari menguncir rambut panjangnya. Kali ini Luna memilih mengenakan pakaian yang simple dan nyaman, yaitu kemeja lengan pendek berwarna tosca dan celana panjang berwarna putih tulang.Bi Imah menggeleng pelan dan menatap Luna dengan ekspresi senang yang terpancar jelas di wajahnya. “Tidak usah repot-repot, bu. Saya sudah sangat senang melihat ibu bisa keluar dari kamar kurungan in
last updateLast Updated : 2023-12-31
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status