Home / CEO / JERAT PESONA CEO DINGIN / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of JERAT PESONA CEO DINGIN: Chapter 81 - Chapter 90

100 Chapters

RAY CEMBURU KEPADA GURU ANNA

‘Apa! Ray berteriak di ujung sambungan telepon, begitu mendengar apa yang dikatakan oleh Anna. Ia menggeram marah dan seakan tidak percaya mendengarnya.Bob yang duduk di samping Ray dan mau tidak mau mendengar apa yang dikatakan oleh Anna, meelalui sambungan telepon. Ia hendak menertawakan Ray, tetapi ia juga merasa kasihan kepada sahabatnya itu.Didengarnya Ray mengatakan kepada Anna, agar melakukan panggilan video, karena ia ingin melihat wajah pria itu.‘Baiklah, Ray!’ sahut Anna, melalui sambungan telepon.Mata Ray melotot dan terdengar umpatan nyaring keluar dari bibirnya, sehingg membuat Bob yang duduk di sebelahnya langsung menoleh.Ia merasa penasaran, dengan wajah pria yang menjadi guru Anna, karena sampai membuat Ray berteriak marah, seperti itu.Bob bersiul, begitu melihat wajah pria dalam layar ponsel Anna, dengan ringan ia berkata, “Berat, Ray! Sainganmu masih muda.”Ray memalingkan wajah melihat Bob, dengan tatapan yang seakan hendak membunuh Bob.Bob mengangkat kedua t
Read more

PERNYATAAN CINTA RAY

Ray diam memperhatikan Anna yang menangis. Setelah dirasanya Anna sudah cukup meluapkan emosi, Ray menariknya ke dalam pelukan. Ia mengabaikan protes Anna, yang memukuli punggungnya dengan kepalan tangan mungi Istrinya itu. “Kamu salah, kalau berpikir seperti itu!”Anna dengan sengaja mengusap air matanya pada kemeja Ray. Ia benci, tetapi juga mencintai Ray. Dan ia tidak ingin pria yang menjadi suaminya itu mempermainkan perasaannya, setelah ia secara terbuka menyatakan perasaannya.Ray tersenyum kecil melihat Anna yang bertingkah, seperti anak kecil. Apa mungkin, karena usia istrinya itu yang masih 22 tahun, sementara ia sendiri sudah berumur. Ray mengusap punggung Anna diangkatnya dagu wanita itu, sehingga netra mereka bertemu.“Kamu tidak mau mendengar alasanku?” Tanya Ray, sambil menatap Anna, dengan lembut.Anna menatap Ray sendu, ia menggigit bibir untuk menahan isak tangis yang hendak keluar kembali. Ia memejamkan mata tidak tahan melihat mata Ray, yang menatapnya dengan lembut
Read more

REKAMAN SUARA RAY

Claire tertawa mengejek mendengar apa yang dikatakan oleh Anna. Ia duduk di sofa ruang tamu dengan anggunnya. “Siapa kamu, yang merasa berhak menolakku berada di tempat ini? Kamu hanyalah seorang pelayan saja, yang berusaha naik tingkat, tetapi sayangnya hal itu tidak berhasil.”Anna menelan ludah dengan sukar, ia merasa lidah mantan istri dari suaminya ini terlalu tajam baginya. Ia berjalan dengan pelan dengan cara yang anggun.Dirinya duduk di sofa tunggal berhadapan dengan mantan istri Ray. Dengan suara yang tenang ia, berkata, “Cepat katakan apa maumu dengan datang ke sini dan setelah itu pergilah! Karena saya tidak mau berlama-lama melihat wajahmu.”Claire memberikan senyum mengejek di sudut bibir, dengan tatapan yang terkesan mencemooh. “Saya juga tidak sudi berlama-lama melihat wajahmu!”Claire membuka tas tangan yang dibawanya, kemudian ia mengeluarkan ponsel. Sementara Anna hanya diam saja, tetapi matanya tidak lepas mengamati apa yang dilakukan oleh Claire.Ia, kemudian mele
Read more

CINTA DAN CEMBURU

Ray menggeram marah mendengarnya. Ia memberikan senyuman sinis yang terbit di bibirnya. “Tidak masalah sama sekali!”Ray bangkit dari duduk, lalu berjalan memasuki rumah. Ia langsung menaiki tangga dan menuju ruang kerjanya. Ia memang tidak peduli tidur di mana, biar saja Anna tidur sendiri di kamar mereka dan meredakan amarahnya.Sesampainya di dalam ruang kerja Ray langsung merebahkan badan di atas ranjang single. Dengan penutup kasur berwarna hitam. Ia berbaring, dengan berbantalkan kedua lengnnya.Peringatan yang ia berikan kepada Claire tidak didengarkan oleh mantan istrinya itu. Ia akan mencari cara lain, biar wanita itu berhenti mengganggu rumah tangganya. Dan juga ia sangat marah kepada Claire, karena sudah mendorong Anna.Dirinya harus mencari tahu, mengapa mantan istrinya bisa masuk ke rumahnya. Dan tidak ada yang melarang Claire memasuki rumahnya.Ray terbangun dari tidur untuk sesaat ia lupa, kalau dirinya tidak tidur bersama dengan Anna. Ia meraba kasur yang ada di sebel
Read more

ANNA MENJADI SEKRETARIS RAY

Anna menelan ludah dengan sukar, ia merasa gugup mendengar nada suara Ray yang tegas, walaupun ia sudah sering mendengar tetap saja ia takut. “I-iya, Ray! Saya juga tidak suka dengannya.”Ray menegakkan badan, ia berlalu dari meja Anna dan duduk di kursi kerjanya yang empuk. Dinyalakannya komputer dan ia mulai memeriksa pekerjaan dari stafnya yang dikirim lewat email.Sementara Anna sendiri, pada awalnya ia sedikit bingung, karena tidak mengetahui apa yang harus dikerjakannya. Diperiksanya berkas yang ada di atas meja untuk ia pelajari. Anna menemukan catatan kerja mantan sekretaris Ray yang teratur, sehingga memudahkannya dalam memahami apa yang harus ia lakukan.Pintu ruang kerja Ray diketuk dan setelah dipersilakan, masuklah salah seorang staf Ray yang masih muda. Pada saat melewati meja Anna ia berhenti sebentar dan melihat ke arah Anna, dengan tatapan heran.“Siapa kamu? Dan mengapa kamu duduk di sini?” Tanya orang itu dengan tatapan penasaraan.Ia mengamati wajah cantik Anna den
Read more

KEDATANGAN TIBA-TIBA CLAIRE

Anna melirik Ray, ia menjadi takut, kalau Ray akan percaya dengan kebohongan yang dikatakan oleh mantan istrinya itu. “Tolong, jangan berbohong! Saya tidak seperti apa yang kamu katakan.”Anna meraih jemari Ray, meminta kepada suaminya itu untuk memperhatikan dirinya. Namun, Ray hanya memandang ke arah mantan istrinya, dengan tatapan dingin. “Siapa yang meminta pendapatmu?”Seorang petugas keamanan terlihat berjalan tergopoh-gopoh mendatangi mereka. Ia takut melihat tatapan dingin dari Ray yang dilayangkan kepadanya.“Kamu melakukan kesalahan lagi! Apa kamu memang ingin saya pecat, katakan saja!” tegur Ray dengan nada suara tajam.Kepala petugas keamanan itu tertunduk, karena merasa bersalah. “Maaf, Tuan! Nyonya ini masuk begitu saja, saya sudah berusaha mencegahnya, tetapi ia datang bersama dengan seseorang dan saya harus mengamankan teman dari wanita ini terlebih dahulu.”Ray mengerutkan kening mendengar apa yang dikatakan oleh petugas keamanannya. “Apa maksudmu dengan berkata, sepe
Read more

ANNA DIGODA

Ray menatap layar ponselnya dengan rasa bahagia, karena pencariannya akan orang yang hendak membuat Istrinya terbunuh sudah ketangkap. “Jaga orang itu! Saya akan segera ke sana.”Anna menatap Ray dengan rasa penasaran, tetapi ditunggunya suaminya itu selesai berbicara di telepon. Setelah selesai, ia langsung saja bertanya kepada Ray, “Apa maksud dari telepon tadi?”Ray melirik Anna sekilas. “Tidak ada yang penting! Hari ini saya tidak berangkat ke kantor. Kamu akan diantar sopir.” Ray mengecup kening Anna sekilas, kemudian beranjak dari tempat tidur.Ia berjalan menuju kamar mandi, beberapa saat berlalu Ray kembali ke kamar untuk berganti pakaian.Anna duduk di atas tempat tidur memperhatikan apa yang dilakukan oleh Ray, melalui matanya. Ia menggunakan selimut untuk menutupi tubuhnya yang telanjang.“Kamu tidak apa, bukan saya tinggal?” Tanya Ray, sambil memasang celana kainnya.Anna beranjak dari tidur, dengan selimut melilit di badan. Ia berjalan mendekati Ray dirapikannya kerah kem
Read more

CEMBURU ATAU POSESSIF

Dengan cepat Anna bangkit dari duduk, sampai-sampai kursinya terjatuh. Ia menyentuh pinggang Ray dengan lembut. “Ray! Tolong jangan berkelahi di sini.”Ray melepaskan cekalannya di kerah kemeja stafnya itu, sambil mendorongnya dengan kasar. “Saya peringatkan kepadamu, agar jangan pernah mencoba mendekati, apalagi merayu Istri saya!”Staf Ray mengangkat tangan, dengan suara dan wajah tenang, tidak memperlihatkan rasa takut, karena ancaman dari Ray. “Jangan khawatir, Bos! Saya tidak akan mendekati Istri Anda.”Staf itu berjalan menjauh dari Ray, ia berjalan keluar restoran tersebut, sambil bersiul. Seolah dirinya tidak terpengaruh sama sekali dengan apa yang baru saja terjadi.Ray membalikkan badan ditatapnya Anna dengan raut wajah yang dingin. Tanpa bersuara Ray mendirikan kursi yang dijatuhkan Anna, lalu memberikan kode kepada Istrinya itu untuk duduk.Anna duduk kembali di tempatnya semula. Suasana tegang masih terasa di meja tersebut. Ia melirik Ray, yang sudah duduk di kursi kosong
Read more

GANGGUAN KEPADA RAY DAN ANNA

Anna membalikkan badan, begitu ia mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Ia mengacungkan ponsel yang ada di tangannya ke arah Ray. “Mantan istrimu, yang masih mencintaimu menelepon!”Disodorkannya ponsel ke tangan Ray, ia kemudian berjalan dengan cepat keluar dari kamar. Begitu sudah berada di luar kamar Anna mengusap air matanya yang turun membasahi pipi.Ia berjalan terus menuruni tangga menuju dapur. Ia akan membuatkan sendiri makan malam untuk Ray dan dirinya, karena ia juga belum makan. Ia menunggu suaminya itu datang untuk makan bersama.‘Mengapa wanita itu keras kepala dan tidak tahu malu masih saja mengganggu rumah tangga orang! Dan kenapa saya juga merasa sakit, karena wanita itu? Apakah diriku masih meragukan cinta dari Ray?’ batin Anna.Sesampainya di dapur di bukanya pintu kulkas diambilnya daging dan sayuran. Ia mencuci sampai bersih daging dan sayuran, kemudian memotong-motongnya. Ia akan membuat daging cincang untuk makan malam mereka.Anna berdiri di depan kompor
Read more

ANNA KECEWA DAN PERGI

Ray dengan cepat melihat ke arah pintu, senyum sinis dengan tatapan tajam dilayangkannya ke arah Anna. “Apakah kau suka dengan apa yang kau dengar Anna?” sindir Ray.Dimasukkannya ponsel ke saku jas yang ia pakai, kemudian dirinya berjalan melewati Anna, begitu saja. Ia, bahkan tanpa sengaja menyenggol pundak Anna, sehingga Istrinya itu merasa sakit.Ray hanya berhenti sebentar, tetapi tidak meminta maaf. Ia lanjut berjalan tanpa meminta maaf kepada Anna. Ia tidak peduli, dengan perasaan Anna, sepertinya ia hanya ingin secepatnya sampai di tempat mantan istrinya itu berada.“Ray, Apakah kau akan menemui Claire?” Tanya Anna, dengan suara pelan.Ia tahu itu adalah pertanyaan bodoh, karena dirinya tadi secara tidak sengaja mendengar percapakan Ray dengan mantan istrinya di telepon.Ray terus berjalan diabaikannya panggilan Anna, walau ia tahu apa yang dilakukannya itu membuat Anna menjadi kecewa dan terluka.Anna menundukkan kepala, dengan langkah kaki gontai ia berjalan keluar dari rua
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status