"Sayang, yuk kita ke makam mama dan Yeni,” ajak Alvian tiba-tiba."Hmm, aku tidak yakin, Mas.""Aku tahu, Sayang. Tapi Yeni pasti ingin kamu memaafkan mama. Dia ingin kamu dan aku hidup dengan damai."Entah mengapa bayangan kesakitan tiba-tiba melitas saat Alvian mengajak mengunjungi makan mamanya. Aku tahu, hal ini tidak lah benar memendam kebencian kepada orang yang sudah tiada. Padahal kemarin aku sudah melupakan kesakitan itu, tapi kenapa sekarang tiba-tiba muncul lagi.Akhirnya kami mengunjungi makam Weni dan Yeni. Alvian, suamiku, selalu berinisiatif untuk mengajakku ke sana. Awalnya, aku merasa enggan dan ragu. Rasa benci dan dendam yang tertanam di hatiku terhadap Weni, ibu mertuaku, masih begitu kuat. Aku masih sulit untuk memaafkannya atas semua yang telah dia lakukan kepada Yeni, maduku tercinta, yang telah meninggal karena sakit.Aku berdiri di depan makam Weni. "Weni... aku... aku ingin memaafkanmu."Alvian memelukku dari belakang. "Itu bagus, Sayang. Yeni pasti senang me
Last Updated : 2024-05-02 Read more