All Chapters of Cintaku Melawan Restu: Chapter 71 - Chapter 80

"Besok pagi kita menikah di negara ini, Cher. Apa kamu setuju?" tanya Nicky Jansen sebelum mereka berdua berpisah ke kamar yang berbeda di rumah megah milik pria tersebut.Cherry sedikit terkejut hingga tak mampu berkata-kata, tetapi dia ingat sudah setuju menuruti semua keinginan Nicky di ruangan kerja Merlino sebelum mereka berangkat ke Singapura. Dia pun mengangguk patuh dan menjawab, "Baik, Mas. Aku setuju.""Good. Sekarang istirahatlah dulu, kamu sudah melalui hari panjang yang melelahkan. Kita ketemu lagi besok pagi, okay?" ujar pria itu lalu mengecup kening Cherry. Dia tersenyum lalu berbalik badan melangkah menuju ke kamarnya sendiri di sisi kanan tangga di lantai dua.Kemudian Cherry juga masuk ke kamarnya di sisi kiri tangga di lantai dua bersebelahan dengan kamar Nicky. Kopernya telah dibawakan pelayan rumah dan ditaruh di dekat lemari baju besar di ruangan itu.Cherry mandi sebentar sebelum tidur karena badannya berkeringat dan belum sempat mandi tadi sejak pagi. Sambil me

"Aakhh!" Kedua telapak tangan Carrisa meremas seprai di bawah tubuh telanjangnya. Dia tak menyangka bahwa Nicky yang dari luar terkesan kalem pembawaannya sedemikian ganas ketika melepaskan hasratnya di atas peraduan."Apa kamu suka dengan pedang panjangku, Sayang?" tanya Nicky sambil mengayunkan pinggulnya ritmis hingga batang berurat miliknya timbul terbenam di lipatan antara kedua pangkal paha ramping istri barunya. Bibirnya melumat puncak gunung kembar Carrisa bergantian kanan kiri sambil sesekali memilin bagian kenyal merah kecoklatan itu dengan jemari tangannya.Carrisa serasa ingin meluapkan cairan cintanya karena sensasi memabukkan yang dibawakan Nicky dengan badan perkasanya. Tatapan mata wanita itu berkabut gairah murni, dia meraih wajah Nicky hingga mendekatinya lalu memagut bibir merah muda tebal milik suaminya. "Aku pasti suka, Mas. Kamu jagoan banget dan begitu ahli memperlakukan aku di atas ranjang!" jawabnya malu-malu."Aku bisa mencoba posisi lain yang lebih menantang

"Maaf, Pak Widagdo, apa alasannya sehingga saya diberhentikan dari rumah sakit secara mendadak?" tanya Martin syok saat menghadap ke Head HRD rumah sakit tempatnya berpraktik selama setahun ini.Dengan prosedur standar, Pak Widagdo Yuwono menjawab pertanyaan Martin, "Hmm ... alasannya saya kurang tahu, Dokter Martin. Semua sudah jadi keputusan managemen, saya hanya menyampaikan saja sebagai kepala HRD. Mungkin Anda bisa temui Dokter Subagyo Wardhana yang paling berwenang di sini!" "Baiklah, saya akan naik untuk menemui beliau. Pasien saya banyak yang masih menjalani terapi rawat jalan, seharusnya saya tidak mengalami pemutusan kerja tiba-tiba, Pak!" sahut Martin tidak terima lalu dia berpamitan meninggalkan ruangan itu.Martin melangkah masuk ke lift untuk naik ke lantai 10, dia merasa jantungnya memukul-mukul rongga dadanya. Pria yang akan dia temui itu adalah presdir rumah sakit. Mereka hanya pernah bertemu di acara-acara resmi dokter dan karyawan rumah sakit saja."TING." Lift itu

"Mas Nicky, apa hotel ini juga punya kamu?" tanya Carrisa terkagum ketika memasuki lobi sebuah hotel bintang lima di Orchard Road, Singapura. Suami Carrisa menggandeng tangannya seraya tersenyum kalem dan menjawab dengan nada santai, "Baru beli sebulan lalu setelah kita menikah, Sayang. Mau cobain kamar presidential suitenya apa?"Wanita itu terkikik geli lalu menepuk lengan Nicky. "Usil banget nanyainnya deh!" tukas Carrisa. Memang mereka termasuk aktif berhubungan suami istri selama ini sekalipun Carrisa sedang hamil besar. Tujuan Nicky ke hotel baru miliknya itu adalah untuk menemui klien yang akan membeli sebagian saham darinya. Managemen tata kelola hotel bintang lima memang cukup menguras kocek, Nicky tak ingin merugi jadi dia menawarkan ke koleganya yang merupakan warga asli negara Singapura untuk bergabung sebagai pemegang saham pengendali bersamanya."Kamu tungguin aku kerja di cafe aja ya, mau nyanyi juga boleh. Ada Organ Tunggal yang bisa mengiringi kamu kok, Carrisa," uj

"Selamat ya buat kelahiran Dedek Luther, Mas Nicky, Kak Cherry!" ucap Andi, adik laki-laki Cherry yang kini telah berganti nama menjadi Carrisa."Makasih, Andi. Gimana sekolah kamu dan Vina?" sahut wanita yang masih terbaring lemah di ranjang ruang perawatan rumah sakit ternama di Singapura itu."Sekolah kami lancar, Kak Cherry. Aku dan Kak Andi selalu dapat peringkat tiga besar di kelas kami," jawab Vina dengan bangga. Memang sekalipun keadaan ekonomi keluarga mereka termasuk miskin, putra-putri Bu Inah rajin belajar dan berprestasi.Nicky pun menimpali, "Bagus dong. Kalian berdua keren bisa dapat peringkat bagus di sekolah. Gimana kalau mumpung di Singapura, kalian jalan-jalan ke Sentosa Island? Kakak yang traktir deh, tapi dianterin asistennya Kak Nicky ya?" "Yeaayy! Mau, Kak ... kami mau dong. Soalnya kami belum pernah piknik ke luar negeri, baru kali ini bisa berkunjung ke Singapura," ujar Andi penuh semangat sembari melonjak-lonjak bersama adiknya.Carrisa hanya bisa tersenyum