Home / Rumah Tangga / ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU: Chapter 11 - Chapter 20

40 Chapters

11.Pembokat

Setelah Reynand keluar dari kamar pembantu tersebut, Irani kembali menumpahkan tangisannya. Dia masih membayangkan perempuan yang tadi datang ke rumah bersama Raymond dan bergelayut manja dengan suaminya tersebut. ‘Siapa perempuan itu sebenarnya? Mengapa dia bersikap manja pada Mas Ray. Jika hanya sekretaris, tidak akan mungkin dia bersikap seperti itu,’ batin Irani, ‘Apakah dia tidak tahu bahwa aku adalah istrinya Mas Raymond dan apakah Mas Raymond tidak memberitahu bahwa dia sudah memiliki istri,’ batin Irani kembali.Irani masih sesenggukkan. ‘Ya Tuhan, begitu berat cobaan hamba setelah menikah. Apakah hamba mampu menghadapi ujian ini untuk seterusnya? Bagaimana dengan nasib dan masa depan anakku nanti, Tuhan,’ Irani kembali membatin.“Enak sekali, ya, pagi-pagi begini kau sudah tidur di kamar!”Suara Mama Risa terdengar melengking. Irani yang kala itu sedang membaringkan tubuhnya, seketika terduduk. Dia langsung mengusap air matanya dan langsung berdiri. “Maaf, Ma, aku … aku sedan
last updateLast Updated : 2023-11-13
Read more

12.Reynand Dan Irani Tidur Bersama

“Kakak ipar, apa yang terjadi? Mengapa kau menangis?” tanya Reynand.Irani tidak bisa berkata-kata, dia hanya bisa menangis dengan sesenggukkan. Reynand meraih kepala Irani dan dipeluknya. Dia mengusap punggung Irani dan kepalanya. Ketika Reynand memeluk tubuh sang kakak ipar, tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang tidak asing. Keningnya mengerut, perasaan aneh itu pun tiba-tiba hadir kembali. Dia merasa seperti tidak asing dengan semua ini. Namun, karena kondisi Irani sedang tidak baik-baik saja, dia terpaksa melupakan perasaan anehnya itu.“Kakak ipar, apa yang terjadi padamu? Mengapa kau menangis malam-malam dan mengapa kau berada di kamar pembantu ini lagi? Kau tidur di sini?” Reynand melepaskan pelukannya dan menatap Irani.Irani mengangguk. “Iya, Rey, aku … aku … tidur di sini, aku merasa gerah,” ucap Irani dengan terbata.Reynand mengernyitkan keningnya mendengar jawaban dari kakak iparnya tersebut. Dia menatap mata Irani dengan dalam, tetapi Irani tidak berani untuk membalas tat
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more

13.Irani Tersiram Air Panas

“Aku bermimpi —"“Kau bermimpi apa, Rey?” tanya Irani.“Aku setiap malam selalu bermimpi yang sama, Kakak ipar,” jawab Reynand.“Mimpi apa, Rey?” Irani merasa sangat penasaran.“Aku bermimpi … aku memiliki kekasih dan kekasihku itu mengandung benihku, tetapi … aku tidak tahu wajah kekasihku itu seperti apa.” Reynand menjelaskan seraya menatap lekat wajah Irani.Deg!Deg! Deg!Jantung Irani berdetak dengan sangat kencang ketika ia mendengar curahan hati Reynand, yang menceritakan tentang mimpinya itu. Apalagi Reynand bercerita seraya menatapnya dengan lekat. Jantungnya semakin tidak karuan rasanya. Irani pun membalas tatapan Reynand dengan lekat pula.‘Mimpimu itu bukan hanya sekedar mimpi, Rey, itu adalah kenyataan, kisah nyatamu. Dan kekasih yang kau maksud itu adalah aku,’ batin Irani, ‘Ingatlah tentang kita, Rey, ingatlah bahwa aku ini adalah wanita yang kau cintai. Dan bayi yang kukandung ini adalah benihmu. Aku mohon, ingatlah, Rey,’ batin Irani kembali.Mata Irani dan Reynand ma
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more

14.Reynand Memasak

“Rey, mengapa kau membawaku ke dalam kamarmu?” tanya Irani.Reynand tidak menjawab pertanyaan Irani, dia justru meletakkan tubuhnya di ranjang. Reynand menatap wajah cantik Irani, dan Irani pun membalas tatapan mata elang Reynand. Kedua insan itu saling memandang dengan pikiran masing-masing.“Mengapa kau membawaku ke kamarmu ini? Ini sangat tidak benar, Rey. Bagaimana jika ada yang mengetahui ini? Maka apa pandangan mereka terhadap kita?” ucap Irani dengan lembut. “Ingatlah, bahwa aku ini adalah kakak iparmu dan kau adalah adik iparku. Sangat tidak pantas sekali rasanya jika kita berada dalam satu kamar seperti ini,” imbuh Irani lagi dengan nada bicara yang sangat rendah.Reynand tidak menghiraukan ucapan sang kakak ipar. Dia justru terlihat sangat khawatir dan sibuk melihat kaki Irani. “Apakah sangat sakit?” tanya Reynand dengan cemas.Irani membelalakkan matanya melihat sikap Reynand yang sangat tak acuh terhadap ucapannya yang panjang lebar tadi. Irani merasa sangat gemas melihat
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more

15.Kemarahan Raymond

“Apa-apaan ini, Irani? Kau ingin membunuhku? Hah!” teriak Raymond dengan nada tinggi. Raymond sudah berdiri dengan wajah yang memerah.“Apa maksudmu, Mas?” tanya Irani tidak mengerti.“Kau tidak bisa memasak?” tanya balik Raymond.Irani terdiam, dia bingung harus mengatakan apa. Lalu, Dona pun ikut memakan makanan tersebut ke dalam mulutnya, dan dia pun sama, menyemburkan makanan tersebut. Dona pun ikut bangkit berdiri.“Istrimu ini tidak bisa memasak. Masa memasak saja rasa garam semua seperti ini,” ucap Dona menimpali.“Dasar istri tidak berguna! Wanita kampung bodoh! Memang begitulah jika wanita miskin dan bodoh!” teriak Raymond.Mata Irani sudah berkaca-kaca ketika sang suami kembali menghinanya, apalagi ini di hadapan sekretarisnya tersebut, dan justru sekretarisnya ikut memarahinya, Raymond tidak membelanya, justru bersama-sama marah padanya. Reynand yang sedari tadi memperhatikan itu bergegas berlari menghampiri mereka. “Kak Ray, jangan memarahi kakak ipar! Aku yang memasak se
last updateLast Updated : 2023-11-25
Read more

16.Dona Berulah

Hari-hari pun berlalu, kini setiap hari Raymond selalu pulang untuk makan siang di rumah, dan Irani akan selalu memasak untuk Raymond dan Dona. Sedangkan Dona, dia selalu sengaja bermanja-manja pada Raymond di hadapan Irani, sementara Raymond hanya mendiamkannya saja dan tanpa penolakan. Kini, perasaan Irani semakin hancur menerima kenyataan tersebut.Sedangkan Reynand, dia masih belum sembuh dari amnesianya, dan dia belum kembali beraktivitas di kantor, dia hanya menghabiskan waktu di rumah saja. Dan, hubungannya dengan Irani masih seperti dulu, dia akan selalu membantu Irani setiap Irani dalam kesusahan, dan tak ayal, perdebatan pun akan sering terjadi di antara Reynand dengan sang mama, karena dia selalu membela sang kakak ipar.Seperti halnya pada hari itu, Raymond dan Dona kembali makan siang di rumah. Setiap mereka makan siang, Irani tidak pernah ikut makan bersama mereka. Saat mereka sedang makan, maka Irani akan berpamitan untuk ke belakang, dia tak ubahnya seperti seorang pem
last updateLast Updated : 2023-11-27
Read more

17.Doa Irani

Sesampainya di kamar pembantu yang ditempati oleh Irani, Irani langsung melepaskan mukenanya, dia menunda shalat zuhurnya karena demi menolong Reynand yang sedang kesakitan.Irani segera mendekati Reynand yang sedang duduk di atas ranjang. “Rey, kau tunggu sebentar, aku akan keluar dulu,” pamit Irani. Reynand hanya mengangguk, dan Irani pun bergegas keluar. Irani bergegas menuju ke lantai atas, tujuannya adalah ke kamar Reynand untuk mengambil obatnya. Sesampainya di sana, dia tidak menemukan obat untuk Reynand.‘Apakah mungkin stok obat Rey habis? Atau ada di kamar Mama? Tapi, aku tidak berani memasuki kamar Mama, bagaimana ini?’ Irani membatin. Dia sembari menggigit-gigit jarinya. ‘Ah, aku rasa lebih baik aku meminta pertolongan pada Bi Iyam saja, agar Bi Iyam saja yang masuk ke kamar Mama.’Irani pun kembali bergegas turun dan menemui Bi Iyam, yang saat itu sedang mencuci piring di dapur. “Bi, maaf, apakah aku boleh meminta tolong?” ujar Irani. Wajahnya terlihat penuh harap.Bi Iy
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more

18.Reynand Dijodohkan

“Katakan! Apakah di antara kita ada hubungan spesial?” tanya Reynand sembari menatap tajam Irani.Irani merasa salah tingkah karena ditatap tajam oleh Reynand. Dia bingung harus mengatakan apa dan menjawab apa atas pertanyaan yang dilontarkan oleh sang mantan kekasih, sekaligus adik iparnya tersebut.“Kakak ipar, mengapa kau hanya diam saja? Jawab pertanyaanku,” ucap Reynand dengan tegas.“Tidak! Tidak ada yang perlu dijawab, Rey. Ya sudah, jika kau ingin melanjutkan tidurmu, tidurlah, aku akan keluar untuk melakukan tugasku di rumah ini.” Irani pun membalikkan badannya dan bergegas untuk keluar dari kamar tersebut.Akan tetapi, tangannya dicekal oleh Reynand, sehingga dia terjatuh menimpa tubuh Reynand. Wajah kedua insan itu saling berdekatan, sangat dekat sekali. Hidung Reynand yang mancung, beradu dengan hidung Irani yang bangir. Mata mereka saling beradu tatap.Detak jantung keduanya berdetak sangat cepat. Reynand mengernyitkan keningnya, entah mengapa, lagi dan lagi perasaan tida
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

19.Zaman Siti Nurbaya

Reynand menatap tidak menentu pada Mama Risa dan pada Papa Rabbani. Lalu, dia beralih menatap Nayra, gadis yang akan dijodohkan dengannya. Sedangkan Nayra, sudah sedari tadi tersenyum-senyum sendiri menatap wajah tampan Reynand.“Ma, aku tidak mau dijodohkan! Aku bukan anak kecil lagi, Ma, dan ini juga bukan zaman Siti Nurbaya lagi, ini sudah zaman modern!” ucap Reynand dengan tegas.Tanpa sengaja, mata Reynand bersirobok dengan mata Irani yang tengah menatapnya. Kala itu, Irani sedang berdiri di ruang tengah sembari menatap Reynand dengan mata yang berkaca-kaca. Hati Reynand merasa aneh melihatnya, dan dia kembali merasakan perasaan yang sangat sakit dadanya yang tiba-tiba bergejolak, dan perasaannya tak asing itu pun kembali muncul.Reynand kembali berusaha mengingat masa lalunya, hingga akhirnya dia berteriak menahan sakit di kepalanya. “Aakkkhhhh ….”Mama Risa dan Papa Rabbani terlihat khawatir melihat keadaan sang putra. Sedangkan Nayra, dia merasa kebingungan dengan kejadian ter
last updateLast Updated : 2023-12-13
Read more

20.Murka Ibu Mertua

"Reynand! Irani!"Suara Mama Risa terdengar. Irani dan Reynand langsung tersadar. Mereka pun langsung saling melepaskan diri. Wajah Irani sudah memerah. Ini untuk yang kesekian kalinya ia dipergoki oleh sang ibu mertua ketika tengah berdekatan dengan Reynand. Mama Risa mempercepat langkah kakinya. Dia menghampiri Irani.Plak!Sebuah tamparan melayang di wajah Irani hingga wajahnya sedikit berpaling. Reynand membelalakkan matanya. Dia bergegas menghampiri sang mama, sedangkan Irani sudah bercucuran air mata karena menahan malu dan sakit.“Ma, mengapa Mama menampar kakak ipar?” tanya Reynand. Dia menatap cemas melihat keadaan Irani.“Reynand, hentikan! Mengapa kau selalu membela wanita jalang ini? Lihatlah! Kepada dirimu saja yang sebagai adik iparnya, dia berani menyentuhmu, memelukmu.” Napas Mama Risa terlihat naik turun. “Sudah berapa kali mama menemukan dia selalu mendekatimu. Apakah kau tidak mengingatnya, saat kau baru tersadar dari koma, dia menuduhmu bahwa kaulah ayah biologis d
last updateLast Updated : 2023-12-16
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status