Dea tersenyum. Tapi Dea memang penasaran. Sekian lama mengenal Gama, bukan seperti ini cara Gama memperlakukan istrinya. Dari bibirnya jarang keluar kata-kata manis saat menggandeng, bicara, atau bahkan di saat mereka berhubungan. Waktu menunggui Dea dua kali melahirkan. Hanya tangannya saja yang terus menggenggam dan matanya menatap penuh kekhawatiran. Selain itu hanya gelisah sambil mondar-mandir mengukur kamar persalinan."Jika kamu bisa menerima mas kembali. Pasti harus mas bayar dengan harga mahal, bukan? Mas harus bersyukur memiliki istri yang cantik, putih, suci, cerdas, dan baik hati. Apapun akan mas lakukan untukmu sekarang ini."Ya ampun, kata-kata Gama sukses membuat pipi putih Dea merona. Terlebih saat wajah Gama kembali mendekat dan mencium puncak hidungnya.***L***Alita tampak menebarkan pandangan ke segala arah. Pada rekan-rekan satu perusahaan yang berkumpul pagi itu di pelataran luas depan kantor. Di mana Dea? Ketika semua orang telah berkumpul semua, Dea belum ad
Last Updated : 2023-11-03 Read more