Semua Bab Presdir Dingin itu Suami Penggantiku : Bab 101 - Bab 110

119 Bab

Bab 101

"Sintia apa yang kamu katakan nak, kamu tidak akan pergi kemana-mana!" ujar Oma Laksmi. "Tidak Oma, aku harus pergi. Karena untuk apa aku berada disini sedangkan suami aku saja tidak menginginkan kehadiran aku!" sahut gadis itu sambil menangis. "Jangan bicara seperti itu sayang, Oma mohon sama kamu agar tetap tinggal disini. Disini kita semua sayang sama kamu Sintia, Oma akan merasa kehilangan kalau kamu meninggalkan Oma!" "Iyah Sintia, rumah kamu ada disini. Kamu mau pulang kemana?" ujar Pak Hardi. "Ini bukan lagi rumah aku pah, aku akan pulang ke rumah orang tua aku dan membesarkan anak aku bersama mereka!" sahut Sintia. "Tolong jangan lakukan itu Sintia, nanti apa kata orang tua kamu kalau kamu pulang secara tiba-tiba. Mereka akan semakin khawatir nak, Oma mohon sama kamu demi Oma kamu harus tetap tinggal disini dan jangan pergi kemana-mana!" "Untuk apa lagi Oma, Suami aku saja ingin berusaha menyingkirkan aku dan tidak menginginkan aku juga bayi nya. Untuk apa aku harus bert
Baca selengkapnya

Bab 102

Setelah Sintia pergi semua orang pun berkumpul di ruang tamu kecuali Rifaldi yang memang tidak ada disana karena dia pergi entah kemana. "Dimana Rifaldi?" tanya Oma Laksmi.."Dia tidak ada di rumah ibu, sepertinya dia pergi!" sahut Bu Ranti. "Aku tidak menyangka kalau kejadiannya akan seperti ini, Rifaldi benar-benar sudah membuat keluarga kita hancur dan kecewa!" "Oma yang tenang dulu yah, aku yakin semua pasti akan ada jalannya!" ucap Devan."Devan, sebaiknya kamu dan Melati istirahat yah. Biar Oma mama yang antarkan ke kamarnya!" pinta wanita paruh baya itu. Devan pun hanya mengangguk saja tanpa menjawab sepatah katapun. "Ibu, ayoh sebaiknya ibu istirahat dulu di kamar!" "Iyah, aku hari ini sangat lelah sekali. Kepalaku juga sangat pusing!" ujar wanita tua itu. "Ayoh kita juga istirahat!" ajak Devan. "Iyah mas!" Sementara itu terlihat Rifaldi mengendarai mobilnya dengan sangat kencang sekali, dia benar-benar tidak terkendali saat itu. "Aagghhhh kenapa semuanya malah menja
Baca selengkapnya

Bab 103

"Ya Allah semoga den Rifaldi tidak apa-apa, dan masalah di dalam keluarga ini juga cepat terselesaikan!" ujar Bi Mariam"Devan ayoh lebih cepat lagi bawa mobilnya!" pinta Bu Ranti."Mah, mama yang sabar dulu mah. Biarkan Devan menyetir dengan benar, lagi pula kan Rifaldi juga pastinya sudah di tangani oleh dokter!" sahut Pak Hardi. "Iyah pah tapi tetap saja mama merasa belum tenang kalau belum melihat Rifaldi secara langsung!" "Pah, apa kita perlu memberi tahu Sintia soal ini!" tanya Melati. "Jangan Melati, sebaiknya kita rahasiakan dulu hal ini pada Sintia. Kondisi dia saat ini sedang tidak baik-baik saja, papa takut nantinya akan terjadi sesuatu pada dia apalagi saat ini dia itu sedang mengandung!" sahut pria paruh baya itu."Baik pah kalau memang seperti itu!" Sementara itu terlihat Sintia sedang merenung di dalam kamarnya sambil melihat foto pernikahan nya dengan Rifaldi. "Kenapa kamu setega itu sama aku, apa sebenarnya kurang aku di mata kamu. Padahal selama ini aku selalu b
Baca selengkapnya

Bab 104

Tak lama dokter pun keluar dari ruangan dimana Rifaldi berada. "Dok bagaimana dengan keadaan anak saya?" tanya Bu Ranti. "Kondisi pasien masih belum sadarkan diri, tapi untungnya dia sudah melewati masa kritisnya!" sahut dokter tersebut. "Tapi anak saya akan bangun kan dok, dia akan bisa sembuh seperti semula kan dok!" "Ibu banyak berdoa saja semoga pasien segera sadarkan diri!" "Apa kami sudah boleh masuk untuk melihat kondisi pasien dok?" tanya Pak Hardi. "Tentu saja bisa, tapi setelah pasien di pindahkan ruangannya yah Pak. Kalau begitu saya tinggal dulu, permisi!" "Mama denger sendiri kan kalau Rifaldi sekarang sudah melewati masa kritisnya!" "Iyah pah, tapi tetap saja mama masih belum merasa lega kalau belum melihat dia secara langsung!" "Kamu harus kuat Ranti, jangan sampai hal ini membuat kamu jadi semakin down. Kamu harus kuat demi Rifaldi!" "Sambil menunggu Rifaldi pindah ruangan, sebaiknya kita makan dulu saja. Pasti kalian semua juga belum sempat makan kan tadi!"
Baca selengkapnya

Bab 105

Besok paginya semua orang di rumah pun nampak sudah bersiap akan pergi ke rumah sakit. "Aku akan mengantar kalian ke rumah sakit, tapi setelah itu aku akan langsung pergi ke kantor karena ada metting penting dengan client yang tidak bisa di tunda!" ujar Devan. "Iyah Devan, tidak masalah. Ya sudah kalau begitu kita berangkat sekarang saja!" ajak Oma Laksmi..Tiba-tiba terdengar bunyi telpon yang bersalah dari hp milik melati. "Sintia yang menelpon mas!" ujar gadis itu. "Ya udah kamu angkat saja telponnya!" "Iyah mas!" "Hallo mba Melati!" ujar gadis itu menyapa."Iyah hallo Sintia, ada apa?" sahut Melati bertanya. "Maaf yah mba pagi-pagi sekali aku menelpon, aku cuman ingin menanyakan soal mas Rifaldi. Apa dia baik-baik saja atau tidak, soalnya dari semalam nomornya hp tidak aktif!" ungkap Sintia. "Hhmm jadi kamu telpon aku hanya untuk menanyakan keadaan mas Rifaldi yah!" "Iyah mba, aku hanya ingin tahu saja keadaannya. Karena bagaimana pun juga dia itu adalah ayah dari anak ya
Baca selengkapnya

Bab 106

Tak lama kemudian Sintia pun sudah tiba di rumah sakit, dia langsung bergegas menuju ruangan dimana suaminya di rawat. "Bagaimana dengan kondisi mas Rifaldi sekarang?" tanya gadis itu dengan wajah yang terlihat panik. "Kamu tenang dulu yah, Rifaldi sedang di periksa oleh dokter!" sahut Oma Laksmi..Dokter pun keluar dari ruangan tersebut dan memberi tahukan bahwa Rifaldi sudah mulai siuman. "Dok, bagaimana dengan kondisi anak saya sekarang?" tanya Bu Ranti. "Alhamdulillah sekarang pasien sudah mulai sadar, dan kalian sudah bisa melihatnya. Tapi di usahakan untuk tidak banyak bertanya dulu pada pasien!" sahut dokter tersebut. "Baik dok, terima kasih!" "Alhamdulillah.. ayoh semuanya kita masuk!" ajak Pak Hardi.Namun Sintia hanya diam saja dan justru dia malah duduk di kursi tunggu."Sintia, kenapa kamu malah duduk disini? apa kamu tidak ingin melihat kondisi suami kamu?" tanya Oma Laksmi.."Aku sebenarnya ingin sekali bertemu dengan mas Rifaldi, tapi sepertinya aku lebih baik tun
Baca selengkapnya

Bab 107

"Sebenarnya masalahnya ini ada di adik Lo sendiri, harusnya dia itu bisa lupain Melati dan fokus dengan pasangannya yang sekarang. Apalagi Melati itukan udah jadi kakak ipar dia kan, tapi ya gue juga gak bisa nyalahin semuanya ke adik Lo karena cinta itukan urusannya dengan hati dan perasaan. Jadi gak bisa di paksakan!" ujar Radit. "Terus sekarang gue harus gimana biar Rifaldi bisa lupa sama Melati?" tanya Devan. "Ya satu-satunya cara hanya dengan Lo bawa jauh istri Lo itu agar gak bisa ketemu terus sama Rifaldi, keputusan Lo untuk pindah rumah itu udah benar banget. Dan Rifaldi juga harus bisa merelakan Melati dengan belajar mencintai istrinya, Melati saja bisa move on dari dia dan membuka hatinya untuk Lo. Masa Rifaldi gak bisa melakukan hal yang sama sih!" "Engga segampang itu dit, buktinya sampai sekarang Rifaldi masih ngejar Melati meskipun dia tahu kalau istrinya tuh lagi hamil anaknya!" "Ya kalau gitu sih gue juga bingung harus kayak gimana!" "Rifaldi, di depan ada Sintia.
Baca selengkapnya

Bab 108

Setelah kembali dari kantin, tak lama Devan pun datang. "Oma sama Melati habis dari mana?" tanya Devan yang baru saja sampai. "Mas kamu sudah pulang ternyata, ini loh mas aku sama Oma habis dari kantin!" "Kamu pasti belum makan kan?" tanya Oma Laksmi."Belum Oma!" sahut Devan sambil menggelengkan kepalanya. "Ya sudah ayo kita masuk dan makan sama-sama!" ajak wanita tua itu. Mereka bertiga pun mulai memasuki ruangan tempat Rifaldi di rawat."Devan, kamu sudah pulang dari kantor!" "Iyah pah, urusan di kantor sudah selesai dan dari kantor aku langsung kesini sekalian menjemput Melati, Oma dan juga Cindy!" "Bagaimana kondisi Rifaldi?" tanya pria itu sambil melihat ke arah Rifaldi yang masih terbaring lemah. "Kondisinya sudah mulai membaik, kata dokter besok pagi Rifaldi sudah mulai bisa pulang dan melakukan perawatan di rumah saja!" sahut Bu Ranti. "Syukurlah kalau begitu, semoga dia secepatnya bisa pulih kembali!" "Ayoh mas kita makan dulu!" ajak Melati.Pria itu pun mulai meng
Baca selengkapnya

Bab 109

"Mas, ini kopinya!" ujar Melati yang baru saja tiba. "Iyah, terima kasih. Kamu simpan saja di atas meja itu!" "Kamu kenapa mas? kok kelihatannya gelisah seperti itu?" "Tidak ada apa-apa, aku hanya merasa lelah saja!" "Apa mau aku pijat?" ujar Melati menawarkan diri. "Memangnya kamu bisa?" tanya pria itu yang terlihat meragukan. "Tentu saja bisa mas, kalau aku tidak bisa tidak mungkin aku menawarkan diriku sendiri untuk memijat kamu! Apa kamu merasa tidak yakin?" "Baiklah kalau memang kamu bisa, aku juga penasaran sekali bagaimana rasanya pijatan istriku ini!" Melati pun mulai mendekati suaminya dan memijat perlahan suaminya itu. "Ternyata pijatan kamu enak juga, apa sebelumnya kamu pernah bekerja di panti pijat?" tanya pria itu menggoda."Tidak seperti itu mas, aku memang sering memijat ibu dan ayah waktu dulu. Kalau mereka merasa badannya sakit-sakit aku pasti akan langsung memijatnya dan kata mereka kalau tangan aku ini sangat ajaib karena bisa menghilangkan rasa sakit di b
Baca selengkapnya

Bab 110

Rifaldi dan kedua orang tuanya pun sudah sampai rumah, terlihat juga Oma Laksmi sudah siap untuk menyambut kepulangan Rifaldi.."Akhirnya kamu bisa pulang ke rumah juga, Oma merasa senang sekali!" "Iyah Oma, aku juga sudah merasa lebih baik saat di perbolehkan untuk pulang. Aku memang sudah tidak betah lama-lama berada di rumah sakit!" "Ayoh kita masuk!" ajak wanita paruh baya itu.."Kalian semua pasti belum sarapan kan, bagaimana kalau kita sarapan bersama!" ajak Oma Laksmi."Iyah Bu, dimana yang lainnya?" tanya Pak Hardi."Yang lain masih ada di kamarnya, Kalau Melati sedang menyiapkan sarapan untuk kita!" "Selamat pagi semuanya, hari ini aku sengaja masak banyak makanan spesial untuk kalian semua!" sapa Melati."Dalam rangka apa ini Melati?" tanya Pak Hardi.."Tidak dalam rangka apa-apa pah, aku hanya ingin memasak saja untuk kalian semua!" sahut gadis itu. "Aku tahu pasti kamu melakukan semua ini untuk menyambut kepulangan aku dari rumah sakit, hanya saja kamu tidak mau jujur
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status