Semua Bab Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan: Bab 1 - Bab 10

18 Bab

Bedebah itu Ayahku

Tangan mungilnya sudah selesai mengenakan rok sekolah. Sigap beralih mengambil kemeja putih polos- menggantung di balik pintu lemari di depannya. Rutinitas yang hampir setiap hari Zea jalani seperti pelajar pada umumnya.Wajahnya yang terlihat malas tetap harus bergerak cepat jika tidak ingin namanya terpampang paling atas di mading sekolah sebagai siswa paling malas di SMA Garuda Perkasa.Kreet!Belum juga selesai Zea mengancingkan semua baju, pintu kamar mendadak terbuka perlahan. Mata gadis itu membulat lebar. Meremas kedua ujung kemeja atas yang belum sempat ia tautkan dengan tangan gemetar.Sesosok pria dengan wajah tanpa rasa bersalah menyeringai lebar ke arah Zea. Tatapannya terlihat picik. Menyembunyikan niatan kotor yang bahkan bisa terbaca jelas dari langkahnya yang mengendap-endap berusaha masuk kamar, seperti seorang penyusup."Selamat pagi sayang, bagaimana kabarmu, lama kita tidak bertemu ya?" Berbicara dengan suara sangat pelan. Menggeser tubuhnya perlahan agar bisa m
Baca selengkapnya

Menikah Atau Mati

Suasana rumah menjadi kacau. Darah yang keluar dari tubuh Aron mulai merembes ke lantai. Tangan Lily bahkan sudah berubah warna merah karena tak henti mengguncang tubuh ayahnya."Apa yang terjadi? Kenapa... Oh Tuhan apa yang kalian lakukan pada Ayah kalian?" tanya Hera dengan wajah syok. Menjatuhkan tas jinjingnya yang berisi belanjaan dapur dengan spontan.Tak ada jawaban dari kedua putrinya. Keduanya memperlihatkan ekspresi bertolak belakang. Zea lebih seperti patung hidup yang tak henti memperlihatkan rasa bersalahnya.Meski syok Hera berusaha cepat mengendalikan diri. Secepat mungkin menekuk kedua lututnya ke hadapan tubuh suaminya yang tergeletak tak berdaya. Hera tidak tahu harus senang atau sedih melihat kondisi suaminya itu. Ada rasa yang aneh yang membuatnya tidak menggila seperti saat kehilangan suami pertamanya. Tidak ingin membuang waktu lebih lama. Hera cepat meraih telapak tangan kanan Aron untuk mencari detak nadinya."Ibu apa Ayah baik-baik saja? Apa dia mati?" tany
Baca selengkapnya

Malaikat Pilihan Ibuku

Hera berusaha sekuat tenaga untuk mencakar lengan Aron. Berusaha melepaskan diri dari maut yang Aron bawa lewat cekikannya.Hal yang lebih menyakitkan dari itu adalah tatapan tajam suaminya yang kini beralih menatap kedua putrinya. "Ja-ngan sa-ki-ti ke-dua a-nakku!" Pekik Hera di sisa nafasnya yang mulai terasa berat. Tak sanggup jika harus mati meninggalkan kedua putrinya di tangan bedebah seperti Aron.Lily yang melihat Hera di antara hidup dan mati tidak mau tinggal diam. Meminta Zea untuk kabur, "Pergilah, Zea. Selamatkan dirimu. Aku yang akan menyelamatkan Ibu," ucap Lily yakin,lalu dengan sekuat tenaga menyerang balik Aron."Ayah tolong lepaskan! Ibu bisa mati!" Jerit Lily tak kuasa menahan tangis. Memegangi tangan Aron berusaha melepaskan cengkraman yang membuat Hera mulai kehilangan kesadaran. Melihat Lily yang berusaha ingin menyelamatkan Zea, membuat amarah Aron kembali meledak. "Dasar anak tidak tidak tau diuntung! Kau sama bodohnya dengan Ibumu!"Brak!Dengan satu tang
Baca selengkapnya

Keputusan yang Sulit

Ucapan Zea untuk sesaat mampu membuat Tuan Wilson kebingungan. Namun karena gadis di depannya memasang wajah serius, dirinya berubah tertawa terpingkal-pingkal."Kau? Menikah denganku? Bhahaha... Apa aku tidak salah dengar?" tanya Tuan Wilson terkekeh.Zea mengerutkan alisnya. Merasa tidak ada yang salah dengan ucapannya, tapi kenapa semua orang menertawakannya. Termasuk ketiga pelayan yang mendampingi Tuan Wilson, meski secara diam-diam."Kenapa Bapak tertawa, adakah sesuatu yang salah dengan ucapan saya?" tanya Zea mulai kesal bercampur malu."Tidak tidak. Ucapanmu memang tidak salah, tapi sepertinya ada yang perlu diluruskan dari otakmu hahaha," imbuh Tuan Wilson masih tertawa senang tanpa mempedulikan raut wajah Zea yang mulai berubah masam."Dengar Nak. Usiaku sudah tidak mengizinkanku untuk melangkah ke arah sana. Jangankan menikah lagi, membawa tubuhkku sendiri saja aku kesulitan. Ada-ada saja kau ini," imbuh Tuan Wilson mulai bisa mengendalikan tawanya."Tapi Ibuku bilang... .
Baca selengkapnya

Dendam dan Kematian

Dua hari sudah berlalu. Zea sudah kembali pulang ke rumah lamanya. Beruntung Ibu dan adik perempuannya baik-baik saja. Berkat bantuan Tuan Wilson keduanya cepat dilarikan ke rumah sakit. Hanya Zea yang dirawat di rumahnya. Untuk alasannya sendiri Zea belum mengetahuinya. Yang Zea tahu, berhasil diselamatkan oleh anak buah Tuan Wilson.Mengenai Aron. Setelah dihajar hingga babak belur, dia berhasil kabur lewat jendela kamar. Beruntung Zea berhasil diselamatkan sebelum hal mengerikan menimpanya.Tuan Wilson tidak lepas tangan. Dia tetap berbaik hati menepati janjinya untuk melindungi keluarga Hera. Terbukti dari adanya beberapa pria yang siaga mengawasi rumahnya hingga hari ini. Berjaga-jaga jika si brengsek Aron kembali dan membuat ulah lagi.Zea pun sudah mulai bisa beraktifitas secara normal. Melanjutkan sekolahnya yang sempat terhenti sesaat karena insiden mengerikan yang menimpanya itu.Tet tet teeeet!Bel istirahat berbunyi juga. Rasanya kepala Zea sudah seperti ingin meledak. Se
Baca selengkapnya

Malaikat Palsu

Tidak ada yang bisa menandingi rasa sakit, saat ditinggal pergi oleh orang yang kita sayangi untuk selamanya.Siap tidak siap, mau tidak mau, Zea harus menghadapi takdirnya sebagai seorang yatim piatu.Hera benar-benar telah pergi. Meninggalkan dunia yang bahkan tidak memberinya senyum di sisa akhir kematiannya yang tragis.Di atas pusara lahat Hera, Zea tidak henti meratap. Rasanya hatinya belum bisa merelakan kepergian Ibunya itu.Ada rasa marah yang perlahan membakar hatinya. Berubah menjadi kobaran dendam, pada bedebah yang seharusnya bertanggung jawab atas hilangnya nyawa ibunya."Malang sekali nasibnya. Seandainya suami pertamanya tidak mati, mungkin dia tidak akan semenderita ini.""Benar, apa gunanya memiliki anak yang bahkan tidak bisa melindungi Ibunya sendiri.""Ya ya ya, aku bahkan beberapa kali melihat Hera babak belur setelah ribut dengan mantan suaminya itu.""Tapi kenapa? Bukannya dulu mereka hidup rukun dan baik-baik saja?""Itu pasti karena... .""Ehem!"Suara dehama
Baca selengkapnya

Boneka Bodoh

Kepergian Tuan Wilson tak ubahnya nuklir yang menyasar tepat ke Boby. Wajahnya yang putih seketika memerah mendengar ucapan pria tua yang secara tidak langsung, baru saja meremehkannya.Beruntung tangan Zea cepat menariknya. Mencegahnya melakukan hal konyol yang mungkin akan membuat suasana pemakaman semakin kacau."Lepaskan! Kenapa malah menghentikanku? Akan kuberi pelajaran pria tua bangka yang lancang itu!" Umpat Boby geram. Menatap kesal Zea yang masih berusaha kuat menghentikannya."Cukup, lagi pula kau tidak akan bisa mengalahkannya!" ujar Zea meninggikan suara. Menghentikan amukan kekasihnya yang kini menjadi pusat perhatian banyak orang.Usaha Zea pada akhirnya memang bisa menghentikan tingkah Boby. Hanya saja, karena ukuran otak Boby yang kecil emosinya justru semakin meningkat."Apa maksudmu? Kenapa aku tidak bisa mengalahkannya? Ada apa ini, Zea. Atau jangan-jangan kalian memiliki hubungan lebih dibelakangku?" sergah Boby berucap asal. Menatap tajam ke Zea kembali kehilang
Baca selengkapnya

Tipu Muslihat Gwen

Tubuh Zea bergetar hebat tatkala melihat siluet sepasang manusia yang memantul di dinding. Kakinya bahkan terasa kaku untuk diajak melangkah lebih dekat ke ruang tengah.Selama ini Zea selalu menyangkal tentang kedekatan Gwen dan Bobby yang sudah melewati batas. Terus menerus menganggap jika kecurigaan yang dia rasakan hanyalah omong kosong yang tidak mendasar. Dan sekarang di depan mata kepalanya sendiri, Zea melihat pengkhianatan itu.Keduanya bahkan terlihat begitu luwes menautkan bibir. Saling merangkul erat, seolah ini bukan kali pertama Gwen dan Bobby melakukannya.Hati Zea sudah sangat hancur. Tak bisa lagi diam melihat pemandangan menjijikkan itu di depan matanya. Menekan saklar lampu ruang tengah meski dengan tangan yang masih bergetar.Gwen dan Bobby jelas langsung kelabakan. Melepaskan diri dari dekapan erat masing-masing dari atas sofa. Terlihat salah tingkah menatap Zea yang mematung memandangi keduanya."Zea aku bisa jelaskan," ucap Gwen memulai pembelaan. Ingin mendekat
Baca selengkapnya

Kontrak Nyawa Zea

Suara langkah kaki yang terdengar lalu lalang, perlahan memaksa Zea membuka mata.Zea cukup kaget saat melihat keadaan di sekitarnya. Terlebih dengan adanya bantalan leher yang melingkar menempel membungkus lehernya."Anda sudah bangun Nona?" tanya seorang perawat wanita dengan suara lembut. Menyambut Zea yang langsung mengangguk melalui kedipan matanya."Kenapa aku disini, dan siapa yang membawaku ketempat ini?" tanya Zea tanpa basa-basi. Merasa harus berhutang budi pada orang yang sudah menyelamatkannya.Sratt! Tirai yang membatasi tempat Zea berbaring ditarik kasar dari luar oleh seseorang. Membuat Zea. Kaget dengan keberadaan pria langsung tajam menatap matanya."Aku yang membawamu kesini. Kenapa, apa ada masalah? Atau kau ingin aku menyeretmu kembali ke rumahmu?" Zea menghela nafas kesal. Tidak menyukai cara bicara Leon yang kasar."Apa aku memintamu untuk membawaku ke rumah sakit? Jangan bicara seolah-olah aku berhutang budi padamu!" balas Zea ketus. Memasang wajah masam pada
Baca selengkapnya

Pilihan Sulit

Wajah Leon benar-benar berada lekat di depan mata Zea. Menatapnya dengan tatapan garang, seperti singa lapar sedang mengintimidasi mangsanya yang tidak berdaya.Namun, bukan hanya paras Leon yang menjadikan mulut Zea bungkam. Meski sempat terpesona melihat kulit mulus tanpa cela itu. Zea tidak bisa mengalihkan pandangannya dari benda yang membungkus salah satu mata Leon. Mengusik rasa penasarannya tentang apa yang terjadi dengan mata itu."Aku tidak akan segan menebas lehermu, jika kau mengkhianatiku. Camkan itu!" Dengus Leon kasar. Membuyarkan pikiran Zea yang mungkin akan mengolok-olok kekurangan fisiknya. Sama seperti wanita-wanita lain yang selama ini ia temui.Kata-kata mengerikan itu sepertinya juga menjadi awal Zea mengenal sosok asli Leon sebenarnya. Pria angkuh dan sombong, yang bahkan tidak memiliki nurani sedikitpun. Bagi Zea saat ini, Leon tidak jauh berbeda dengan Tuan Wilson. Keduanya sama-sama mencari keuntungan di musibah yang sedang dia hadapi. Yang jadi permasalah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status