Share

Tipu Muslihat Gwen

Penulis: Ayu Haryanti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tubuh Zea bergetar hebat tatkala melihat siluet sepasang manusia yang memantul di dinding. Kakinya bahkan terasa kaku untuk diajak melangkah lebih dekat ke ruang tengah.

Selama ini Zea selalu menyangkal tentang kedekatan Gwen dan Bobby yang sudah melewati batas. Terus menerus menganggap jika kecurigaan yang dia rasakan hanyalah omong kosong yang tidak mendasar. Dan sekarang di depan mata kepalanya sendiri, Zea melihat pengkhianatan itu.

Keduanya bahkan terlihat begitu luwes menautkan bibir. Saling merangkul erat, seolah ini bukan kali pertama Gwen dan Bobby melakukannya.

Hati Zea sudah sangat hancur. Tak bisa lagi diam melihat pemandangan menjijikkan itu di depan matanya. Menekan saklar lampu ruang tengah meski dengan tangan yang masih bergetar.

Gwen dan Bobby jelas langsung kelabakan. Melepaskan diri dari dekapan erat masing-masing dari atas sofa. Terlihat salah tingkah menatap Zea yang mematung memandangi keduanya.

"Zea aku bisa jelaskan," ucap Gwen memulai pembelaan. Ingin mendekat ke hadapan Zea, namun ditolak mentah-mentah oleh empunya rumah.

"Jangan mendekat! Aku tidak ingin mendengar penjelasan apapun. Lebih baik kalian segera pergi dari sini sekarang juga," ujar Zea tegas. Menahan diri agar tidak terlihat semakin bodoh di depan keduanya.

"Ini salah paham, Zea. Tolong dengarkan penjelasanku dulu," imbuh Bobby angkat suara. Berusaha menjelaskan tapi ditolak juga oleh Zea.

"Salah paham?  Apa kau gila!" Bentak Zea kencang. Membungkam mulut manis Bobby yang tidak lagi bisa mengelak. "Sudah berapa lama kalian melakukan ini dibelakangku!" jerit Zea kencang. Melotot ke arah keduanya bergantian.

Tak ada jawaban dari mulut Gwen dan Bobby. Keduanya justru memilih membuang muka dari amukan Zea. Entah karena merasa bersalah, atau memang karena tertangkap basah.

"Sampai hati kalian berbuat menjijikkan seperti ini. Katakan apa sebenarnya kesalahanku pada kalian? Aku kecewa padamu Gwen. Aku pikir hubungan kita sudah seperti saudara sekandung. Kenyataannya, aku sepertinya sama sekali tidak berarti apapun untukmu." cerca Zea meluapkan kekesalan.

Bobby membuang nafas panjang. Meski tahu dirinya bersalah, dia juga tidak ingin Gwen menjadi pelampiasan amarah Zea.

 "Ini bukan sepenuhnya salah Gwen. Akulah yang bersalah, Zea," sergah Bobby membela selingkuhannya.

Zea tersenyum kecil. Ucapan naif Bobby membuatnya hampir tersentuh. Bahkan tanpa diminta, sudah pasti Zea akan menyalahkan kekasihnya sebagai dalang pengkhianatan.

"Omong kosong! Maksudmu kau yang menggodanya lebih dulu?" tukas Zea tak mau kalah. Kembali membungkam mulut Bobby.

Tak ada kata yang keluar dari mulut Gwen lagi. Wajah ayunya bahkan tidak berani terangkat. Menunduk sambil mengusap air mata buaya miliknya.

"Maafkan aku,Zea. Akulah yang lebih pantas untuk disalahkan. 

Aku juga minta maaf karena sudah mencintai Bobby. Kekasihmu." Ungkap Gwen lirih. Mengangkat wajah ke hadapan Zea. Memulihkan kepercayaan dirinya yang sempat runtuh setelah tertangkap basah.

Ucapan jujur Gwen memperlihatkan perasaan nyata cintanya pada Bobby. Mengabaikan hubungan dekat yang selama ini terjalin erat antara dirinya dengan Zea.

Bukan hanya Zea yang syok mendengar pengakuan Gwen itu. Bobby yang selama ini merasa tidak memiliki ikatan yang serius dengan Gwen ikut merasa bersalah. Tidak menyangka jika Gwen sedalam itu menyukainya dirinya. Yang Bobby tahu hubungannya dengan Gwen semata, hanyalah untuk bersenang-senang sesaat.

Zea tersenyum getir. Ada perasaan tak terima mendengar pengakuan cinta sahabatnya barusan. 

"Aku akan memaafkan kalian berdua. Hanya dengan satu syarat. Berjanjilah detik ini juga, kalian harus mengakhiri hubungan," tutur Zea tanpa pikir panjang. Menatap mata Bobby yang seketika berbinar penuh harap.

Meski sulit Zea merasa ini adalah jalan yang terbaik untuk mereka bertiga. Zea belum siap untuk melepas keduanya. Dia yakin jika Bobby dan Gwen bisa berubah  dan menjalin hubungan baik sebelum adanya skandal pengkhianatan. 

"Aku tidak bisa melakukannya, Zea," tolak Gwen cepat. Seketika membuyarkan harapan Zea.

Boby yang mendengar penolakan Gwen jelas langsung melongo menatap selingkuhannya itu. 

"Apa maksudmu, Gwen? Ini solusi terbaik untuk hubungan kita bertiga!" tutur Boby menaikkan intonasi suaranya. Merasa kesal dengan sikap Gwen yang seperti menentang kembali hubungannya dengan Zea.

Gwen tanpa ragu melangkah ke hadapan Boby. Menggenggam erat pergelangan tangan kiri Boby. Tatapan matanya bahkan terlihat tajam menatap Zea. Tidak begitu tertarik dengan negosiasi yang jelas tidak menguntungkan untuknya.

"Aku dan Bobby sudah saling mencintai. Sama seperti perasaanmu, aku juga tidak bisa melepaskannya."

Zea yang semula melunak langsung tertawa getir mendengar ucapan angkuh Gwen.

"Gwen kau sudah gila!" Menepis genggaman tangan Gwen kasar. "Sejak awal hubungan kita hanya sebatas bersenang-senang. Kau juga tahu aku tidak akan mungkin meninggalkan, Zea. Aku tidak mencintaimu Gwen. Sadarlah, aku sama sekali tidak mencintaimu!" bentak Boby meradang.

"Tidak Boby. Akulah satu-satunya orang yang mencintaimu dengan tulus. Bukan Zea! Gadis itu tidak lebih baik dari kita berdua. Dia juga akan mengkhianatimu setelah ini. Zea akan menikah dengan orang lain!" balas Gwen yakin.

Boby yang mendengar penjelasan Gwen cepat menatap Zea. Membaca kegelisahan di wajah Zea yang menjawab dengan jelas ucapan Gwen barusan.

"A-pa maksudmu?" Menatap Gwen yang kini ikut mencecar Zea dengan tatapan tajam.

"Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi, Zea. Kau akan menikahi putra pria kaya raya itu 'kan? Kau butuh wali untuk menjamin kehidupanmu kedepannya 'kan?" ujar Gwen penuh kemenangan. Merasa memegang kartu As Zea yang sekarang tidak bisa berkutik.

"Apa semua yang baru saja dikatakan Gwen itu benar?" tanya Boby tepat didepan Zea.

Zea bingung harus menjawab apa. Dia tidak tahu dari mana Gwen mengetahui semua rahasianya. Padahal sebelumnya dia tidak pernah bercerita ke siapapun. Ditambah desakan Boby yang mulai memaksanya untuk buka suara. Menyudutkannya seolah semua yang dikatakan Gwen benar adanya, tanpa menjelaskan akar permasalahannya terlebih dahulu.

"Dengarkan aku Boby. Aku...."

"Arghhh! Sial! Jadi semua itu benar?" tanya Boby. Memotong ucapan Zea. Memasang wajah penuh amarah kehadapan Zea.

"Tidak Boby, dengarkan aku dulu... arghh!." Pekik Zea kencang. Merasakan cengkraman jari tangan kiri Bobby mukai meremas lehernya dengan kasar. Menghalangi aliran nafas masuk ke paru-parunya sehingga membuatnya sulit bernafas.

"Gadis sialan! Kau menghakimi perselingkuhan kami seolah kau suci. Sedangkan kau sendiri malah menjual tubuhmu pada orang-orang kaya!" Umpat Boby mengamuk. Semakin kencang mencekik leher Zea yang mulai kembang kempis.

Jangankan untuk menjelaskan. Untuk membuka mulut saja Zea kesulitan setengah mati. Zea bahkan berpikir jika ajalnya mungkin sudah ada di depan matanya sekarang. Mati di tangan kekasihnya sendiri.

Gwen yang semula hanya ingin menjadi penonton. Mendadak panik saat melihat bola mata Zea mulai memutih ke atas. Hampir mati karena kehabisan nafas karena kalah tenaga dari Bob . Gwen sekuat tenaga menghentikan aksi nekat Boby yang tidak terkendali itu. Mencakar hingga menggigit tangan Boby hingga melepaskan leher Zea.

"Cukup Boby cukup! Kau bisa membunuhnya! Jangan kotori tanganmu untuk menghabisi gadis murahan seperti dia." Menarik tubuh Boby hingga mundur ke belakang.

Tubuh Zea ikut terpelanting ke lantai dengan kasar. Terkulai lemas sambil memegangi lehernya yang masih terasa perih dan panas. Ekor mata Zea masih bisa melihat dengan jelas kepergian Gwen dan Bobby. Mengabaikan kondisinya yang kini benar-benar sendirian tanpa satu orang pun di sisinya. 

 Cahaya menyilaukan mendadak datang menghampiri Zea yang sudah tidak berdaya. Ingin rasanya Zea menangis sejadi-jadinya saat melihat sesosok wajah yang mulai tidak asing, muncul kehadapannya sambil tersenyum lembut ke arahnya. 

"I-bu.... izinkan aku ikut denganmu." 

Mengusap air mata di pipi Zea yang perlahan terpejam dan kaku.

Bersambung....

*** 

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan   Kontrak Nyawa Zea

    Suara langkah kaki yang terdengar lalu lalang, perlahan memaksa Zea membuka mata.Zea cukup kaget saat melihat keadaan di sekitarnya. Terlebih dengan adanya bantalan leher yang melingkar menempel membungkus lehernya."Anda sudah bangun Nona?" tanya seorang perawat wanita dengan suara lembut. Menyambut Zea yang langsung mengangguk melalui kedipan matanya."Kenapa aku disini, dan siapa yang membawaku ketempat ini?" tanya Zea tanpa basa-basi. Merasa harus berhutang budi pada orang yang sudah menyelamatkannya.Sratt! Tirai yang membatasi tempat Zea berbaring ditarik kasar dari luar oleh seseorang. Membuat Zea. Kaget dengan keberadaan pria langsung tajam menatap matanya."Aku yang membawamu kesini. Kenapa, apa ada masalah? Atau kau ingin aku menyeretmu kembali ke rumahmu?" Zea menghela nafas kesal. Tidak menyukai cara bicara Leon yang kasar."Apa aku memintamu untuk membawaku ke rumah sakit? Jangan bicara seolah-olah aku berhutang budi padamu!" balas Zea ketus. Memasang wajah masam pada

  • Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan   Pilihan Sulit

    Wajah Leon benar-benar berada lekat di depan mata Zea. Menatapnya dengan tatapan garang, seperti singa lapar sedang mengintimidasi mangsanya yang tidak berdaya.Namun, bukan hanya paras Leon yang menjadikan mulut Zea bungkam. Meski sempat terpesona melihat kulit mulus tanpa cela itu. Zea tidak bisa mengalihkan pandangannya dari benda yang membungkus salah satu mata Leon. Mengusik rasa penasarannya tentang apa yang terjadi dengan mata itu."Aku tidak akan segan menebas lehermu, jika kau mengkhianatiku. Camkan itu!" Dengus Leon kasar. Membuyarkan pikiran Zea yang mungkin akan mengolok-olok kekurangan fisiknya. Sama seperti wanita-wanita lain yang selama ini ia temui.Kata-kata mengerikan itu sepertinya juga menjadi awal Zea mengenal sosok asli Leon sebenarnya. Pria angkuh dan sombong, yang bahkan tidak memiliki nurani sedikitpun. Bagi Zea saat ini, Leon tidak jauh berbeda dengan Tuan Wilson. Keduanya sama-sama mencari keuntungan di musibah yang sedang dia hadapi. Yang jadi permasalah

  • Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan   Dua Makhluk Brengsek!

    Leon tertawa riang sambil menggendong Louis masuk ke dalam rumah. Raut wajahnya yang sebelumnya masam nampak berseri setelah bertemu dengan putranya itu.Begitu juga dengan Louis. Bocah berusia lima tahun itu bahkan tidak berhenti tertawa. Merangkul lengan Leon cukup erat seolah tidak ingin melepaskannya lagi."Ayah, aku sangat merindukanmu," ucap Louis lirih. Menautkan dagunya ke pundak ayahnya. Menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca.Leon semakin erat memeluk putranya. Dia sendiri tidak menyangka bisa kembali bertemu dengan Louis lagi."Ayah juga sangat merindukanmu. Ayah bahkan hampir gila kemarin," ucap Leon lembut. Tak henti menciumi putranya itu. Mengobati kerinduannya yang sudah sebulan lebih dipaksa berpisah dengan putranya itu.***Sementara itu, Zea masih terlihat syok dengan pengakuan Tuan Wilson tentang status Leon yang ternyata tidak jelas."Maafkan Aku, Zea. Louis dan Leon tidak bersalah. Akulah yang seharusnya dipersalahkan atas semua yang terjadi di hidup mereka," tu

  • Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan   Kelemahan Tuan Wilson?

    Mata Leon menatap jauh ke halaman depan rumahnya. Memperhatikan detail gerak tubuh ayahnya yang sesekali menyeka wajah dengan sapu tangannya. Ada. Kesedihan yang tergambar jelas lewat penglihatannya yang sudah mulai kabur itu. Leon tahu jika Tuan Wilson sedang membicarakan hidupnya. Membuka luka lama yang sudah tertutup rapat, mau tidak mau kini harus diungkap lagi.Beberapa kali Leon juga menatap Zea. Gadis aneh pilihan ayahnya yang menurutnya sama sekali tidak layak untuk menjadi pendamping hidupnya. Selain karena usia mereka yang terpaut cukup jauh selisihnya, Leon merasa Zea bukanlah ibu yang pantas untuk putranya. Tangan lembut menyentuh jemari Leon. Louis yang sebelumnya sedang bermain di atas kasur mendadak berdiri di sebelah Ayahnya. Ikut menatap ke luar jendela kamar yang terbuka lebar."Ayah, apakah setelah ini wanita itu akan menjadi ibuku?"Leon menoleh lembut ke putranya. Sadar jika putranya sudah mulai bisa membaca situasi meski tanpa dijelaskan dengan detail."Apa Aya

  • Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan   Rahasia yg Belum Tuntas

    "Aku cacat. Tidak akan ada wanita manapun yang mau menerima orang sepertiku."Ucapan Leon itu seperti tamparan keras untuk Zea. Dia tidak pernah tahu jika pria yang super angkuh seperti Leon, bisa memiliki ketidak percayaan diri. Merendahkan diri karena memiliki kekurangan yang bahkan selama ini tidak Zea singgung sedikit pun.Wajah Leon bahkan terlihat sangat kesal menatap Zea. Memperlihatkan satu matanya yang memerah marah dan satu lagi putih pucat dengan garis jahitan di tengah bola matanya yang menciut.Entah apa yang pernah terjadi pada mata itu. Zea yakin ada insiden yang membuat mata Leon menjadi seperti itu."Kenapa hanya diam? Kau jijik bukan melihat kondisi mataku yang seperti ini? Jika sudah tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, lebih baik kau pergi dari sini sekarang juga." Usir Leon cepat. Mengakhiri kemarahannya yang meledak tanpa sebab itu.Leon sama sekali tidak peduli pandangan Zea tentang dirinya. Dia hanya ingin segera mengakhiri drama yang menurutnya hanya akan me

  • Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan   Syarat Konyol Louis

    Tak ada jawaban pasti dari mulut Tuan Wilson. Sekali lagi pria tua itu, seperti memberi teka-teki baru pada Zea.Entah berapa banyak rahasia yang ada di keluarga itu. Terutama tentang hidup Leon yang mau tidak mau akan Zea tahu cepat atau lambat seiring berjalannya waktu.Kondisi Tuan Wilson yang kian memucat, tidak memungkinkan untuk berbicara lebih banyak pada Zea. Beruntung mobil medis yang beberapa saat lalu dihubungi oleh salah satu pelayan Tuan Wilson sigap datang ke rumah itu. Dua orang perawat pria yang datang pun, cekatan melakukan pertolongan pertama pada Tuan Wilson. Zea dan para pelayan yang sama sekali tidak mengerti tentang pekerjaan medis hanya bisa pasrah melihat kondisi Tuan Wilson yang memprihatinkan.Ada rasa kesal yang mendadak memenuhi kepala Zea, saat melihat kondisi Tuan Wilson. Terutama saat perawat mulai memakaikan selang infus dan juga alat bantu pernafasan pada pria tua yang seperti tidak berdaya itu.Di usia Tuan Wilson yang sekarang sudah memasuki masa pe

  • Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan   Pembalasan Kecil Zea

    Mata Leon jelas terbelalak mendengar permintaan putranya yang menurutnya tidak masuk akal. Bagaimana mungkin dirinya mencari ibu baru untuk Louis, sedangkan hatinya masih terpaku pada mantan istrinya.Louis yang biasanya selalu bersikap mandiri, bahkan tak segan merengek di depan ayahnya sendiri. Menarik-narik tangan Leon, agar mau mewujudkan keinginannya untuk memiliki ibu baru."Ayolah Ayah, aku ingin Ibu baru. Kenapa Ayah tidak mau mewujudkan keinginanku!" Renggek Louis layaknya anak kecil yang tengah menginginkan mainan baru.Tentu saja Leon bingung untuk memenuhi keinginan anaknya itu. Wajahnya bahkan mulai terlihat panik seketika. Pusing bagaimana harus menjelaskan pada Louis tentang sulitnya mencari ibu baru untuknya.Jangankan mencari istri, untuk dekat dengan Leon sebagai seorang kekasih saja pria itu kesulitan setengah mati. Apalagi harus mencari istri di waktu yang sesingkat ini.' Mustahil.' Ucap Leon dalam hati. Menatap lekat putranya sambil menghela nafas panjang."Louis

  • Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan   Serangan Awal Leon

    Alis Zea mengerut kencang. Menatap pantulan wajahnya yang sedang kesal di depan cermin toilet. Bisa-bisanya dia mengakui sebagai calon istri si brengsek Leon. Mengingat wajahnya saja rasanya Zea mual."Arghh! Jika bukan karena Ayahnya, aku juga tidak sudi berada disini bertemu dengannya. Dia pikir dia bisa merendahkan orang lain dengan uangnya. Dasar manusia angkuh!" Gerutu Zea acuh. Tak mempedulikan orang-orang lalu lalang di sekitarnya yang mungkin menganggapnya aneh.Tangan Zea cepat memutar kepala kran. Membasuh wajahnya dengan air yang langsung mendinginkan amarahnya. Paling tidak air itu bisa membuat mulutnya berhenti mengomel barang sejenak.Tanpa Zea sadari seorang wanita yang sejak tadi mengamati tingkahnya, perlahan berdiri di sebelah Zea. Menyodorkan sapu tangan berwarna merah muda ke hadapan Zea."Pakailah ini untuk mengeringkan wajahmu yang basah," ujar wanita itu dengan suara lembut. Tersenyum ramah pada Zea yang sedikit ragu untuk menerima pemberiannya.Mata Zea seperti

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan   Gosip Palsu

    "Aaaaasaaa!" jerit Zea sekeras mungkin. Memperlihatkan wajah syok saat bertemu penampakkan yang tak biasa itu.Tanpa Zea sadari, suara jeritan Zea yang melengking kencang itu menggema hingga ke setiap sudut sekolah. Membuat seisi penghuni sekolah ikut panik dan penasaran dengan apa terjadi.Beberapa murid yang berada dekat dengan ruang perpustakaan bahkan tanpa ragu berlari masuk ke ruangan itu. Meninggalkan pelajaran yang masih berlangsung tentunya.Tak berselang lama, sosok yang ada tepat di hadapan Zea itu mendadak tertawa terkekeh. Zea yang sebelumnya sudah siap berlari untuk kabur, malah menjadi ragu dengan suara tawa sosok yang dia kira hantu itu."Kau han-tu kan?" tanya Zea polos. Memperhatikan detail ujung kaki, hingga kepala pria di depannya itu. Membaca papan name tag milik si pria yang kelihatan asli. "Alan.""Hahaha mana ada hantu yang doyan salak. Dasar gadis bodoh," ucap pria itu sambil tertawa terpingkal-pingkal. Menertawai Zea yang langsung menelan ludah seketika.Akib

  • Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan   Mendadak Horor!

    Wajah Zea sudah sangat memerah. Ingin rasanya ia menjerit sekencang mungkin, tapi semua itu terasa sia-sia. Lumatan ganas pria di depannya benar-benar membuatnya tak bisa menghindar. Bahkan untuk sekedar menghindar pun, rasanya itu seperti mustahil.Hanya air mata yang akhirnya mampu menyelamatkannya. Mengalir membasahi pipinya yang bersentuhan langsung dengan wajah seorang Leon.Pria yang masih bertindak brutal itu perlahan membuka matanya. Merasakan tetesan air yang mendadak melenyapkan nafsunya. Memundurkan wajahnya perlahan sembari melepaskan cengkraman tangannya yang sebelumnya mengekang kuat tangan Zea.Leon tidak tahu kenapa dia bisa senekat itu. Seolah menjilat ludahnya sendiri yang selama ini selalu menyebut Zea sebagai seorang gadis rendahan yang tak akan mungkin ia sentuh, bahkan seujung kukunya sekalipun."Maafkan aku, aku...." ujar Leon tak mampu melanjutkan ucapannya sendiri. Menatap Zea yang memilih membuang muka sambil menangis sedih.Sebagai seorang wanita Zea meras

  • Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan   Serangan Awal Leon

    Alis Zea mengerut kencang. Menatap pantulan wajahnya yang sedang kesal di depan cermin toilet. Bisa-bisanya dia mengakui sebagai calon istri si brengsek Leon. Mengingat wajahnya saja rasanya Zea mual."Arghh! Jika bukan karena Ayahnya, aku juga tidak sudi berada disini bertemu dengannya. Dia pikir dia bisa merendahkan orang lain dengan uangnya. Dasar manusia angkuh!" Gerutu Zea acuh. Tak mempedulikan orang-orang lalu lalang di sekitarnya yang mungkin menganggapnya aneh.Tangan Zea cepat memutar kepala kran. Membasuh wajahnya dengan air yang langsung mendinginkan amarahnya. Paling tidak air itu bisa membuat mulutnya berhenti mengomel barang sejenak.Tanpa Zea sadari seorang wanita yang sejak tadi mengamati tingkahnya, perlahan berdiri di sebelah Zea. Menyodorkan sapu tangan berwarna merah muda ke hadapan Zea."Pakailah ini untuk mengeringkan wajahmu yang basah," ujar wanita itu dengan suara lembut. Tersenyum ramah pada Zea yang sedikit ragu untuk menerima pemberiannya.Mata Zea seperti

  • Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan   Pembalasan Kecil Zea

    Mata Leon jelas terbelalak mendengar permintaan putranya yang menurutnya tidak masuk akal. Bagaimana mungkin dirinya mencari ibu baru untuk Louis, sedangkan hatinya masih terpaku pada mantan istrinya.Louis yang biasanya selalu bersikap mandiri, bahkan tak segan merengek di depan ayahnya sendiri. Menarik-narik tangan Leon, agar mau mewujudkan keinginannya untuk memiliki ibu baru."Ayolah Ayah, aku ingin Ibu baru. Kenapa Ayah tidak mau mewujudkan keinginanku!" Renggek Louis layaknya anak kecil yang tengah menginginkan mainan baru.Tentu saja Leon bingung untuk memenuhi keinginan anaknya itu. Wajahnya bahkan mulai terlihat panik seketika. Pusing bagaimana harus menjelaskan pada Louis tentang sulitnya mencari ibu baru untuknya.Jangankan mencari istri, untuk dekat dengan Leon sebagai seorang kekasih saja pria itu kesulitan setengah mati. Apalagi harus mencari istri di waktu yang sesingkat ini.' Mustahil.' Ucap Leon dalam hati. Menatap lekat putranya sambil menghela nafas panjang."Louis

  • Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan   Syarat Konyol Louis

    Tak ada jawaban pasti dari mulut Tuan Wilson. Sekali lagi pria tua itu, seperti memberi teka-teki baru pada Zea.Entah berapa banyak rahasia yang ada di keluarga itu. Terutama tentang hidup Leon yang mau tidak mau akan Zea tahu cepat atau lambat seiring berjalannya waktu.Kondisi Tuan Wilson yang kian memucat, tidak memungkinkan untuk berbicara lebih banyak pada Zea. Beruntung mobil medis yang beberapa saat lalu dihubungi oleh salah satu pelayan Tuan Wilson sigap datang ke rumah itu. Dua orang perawat pria yang datang pun, cekatan melakukan pertolongan pertama pada Tuan Wilson. Zea dan para pelayan yang sama sekali tidak mengerti tentang pekerjaan medis hanya bisa pasrah melihat kondisi Tuan Wilson yang memprihatinkan.Ada rasa kesal yang mendadak memenuhi kepala Zea, saat melihat kondisi Tuan Wilson. Terutama saat perawat mulai memakaikan selang infus dan juga alat bantu pernafasan pada pria tua yang seperti tidak berdaya itu.Di usia Tuan Wilson yang sekarang sudah memasuki masa pe

  • Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan   Rahasia yg Belum Tuntas

    "Aku cacat. Tidak akan ada wanita manapun yang mau menerima orang sepertiku."Ucapan Leon itu seperti tamparan keras untuk Zea. Dia tidak pernah tahu jika pria yang super angkuh seperti Leon, bisa memiliki ketidak percayaan diri. Merendahkan diri karena memiliki kekurangan yang bahkan selama ini tidak Zea singgung sedikit pun.Wajah Leon bahkan terlihat sangat kesal menatap Zea. Memperlihatkan satu matanya yang memerah marah dan satu lagi putih pucat dengan garis jahitan di tengah bola matanya yang menciut.Entah apa yang pernah terjadi pada mata itu. Zea yakin ada insiden yang membuat mata Leon menjadi seperti itu."Kenapa hanya diam? Kau jijik bukan melihat kondisi mataku yang seperti ini? Jika sudah tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, lebih baik kau pergi dari sini sekarang juga." Usir Leon cepat. Mengakhiri kemarahannya yang meledak tanpa sebab itu.Leon sama sekali tidak peduli pandangan Zea tentang dirinya. Dia hanya ingin segera mengakhiri drama yang menurutnya hanya akan me

  • Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan   Kelemahan Tuan Wilson?

    Mata Leon menatap jauh ke halaman depan rumahnya. Memperhatikan detail gerak tubuh ayahnya yang sesekali menyeka wajah dengan sapu tangannya. Ada. Kesedihan yang tergambar jelas lewat penglihatannya yang sudah mulai kabur itu. Leon tahu jika Tuan Wilson sedang membicarakan hidupnya. Membuka luka lama yang sudah tertutup rapat, mau tidak mau kini harus diungkap lagi.Beberapa kali Leon juga menatap Zea. Gadis aneh pilihan ayahnya yang menurutnya sama sekali tidak layak untuk menjadi pendamping hidupnya. Selain karena usia mereka yang terpaut cukup jauh selisihnya, Leon merasa Zea bukanlah ibu yang pantas untuk putranya. Tangan lembut menyentuh jemari Leon. Louis yang sebelumnya sedang bermain di atas kasur mendadak berdiri di sebelah Ayahnya. Ikut menatap ke luar jendela kamar yang terbuka lebar."Ayah, apakah setelah ini wanita itu akan menjadi ibuku?"Leon menoleh lembut ke putranya. Sadar jika putranya sudah mulai bisa membaca situasi meski tanpa dijelaskan dengan detail."Apa Aya

  • Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan   Dua Makhluk Brengsek!

    Leon tertawa riang sambil menggendong Louis masuk ke dalam rumah. Raut wajahnya yang sebelumnya masam nampak berseri setelah bertemu dengan putranya itu.Begitu juga dengan Louis. Bocah berusia lima tahun itu bahkan tidak berhenti tertawa. Merangkul lengan Leon cukup erat seolah tidak ingin melepaskannya lagi."Ayah, aku sangat merindukanmu," ucap Louis lirih. Menautkan dagunya ke pundak ayahnya. Menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca.Leon semakin erat memeluk putranya. Dia sendiri tidak menyangka bisa kembali bertemu dengan Louis lagi."Ayah juga sangat merindukanmu. Ayah bahkan hampir gila kemarin," ucap Leon lembut. Tak henti menciumi putranya itu. Mengobati kerinduannya yang sudah sebulan lebih dipaksa berpisah dengan putranya itu.***Sementara itu, Zea masih terlihat syok dengan pengakuan Tuan Wilson tentang status Leon yang ternyata tidak jelas."Maafkan Aku, Zea. Louis dan Leon tidak bersalah. Akulah yang seharusnya dipersalahkan atas semua yang terjadi di hidup mereka," tu

  • Menjadi Istri Kontrak Tuan Arogan   Pilihan Sulit

    Wajah Leon benar-benar berada lekat di depan mata Zea. Menatapnya dengan tatapan garang, seperti singa lapar sedang mengintimidasi mangsanya yang tidak berdaya.Namun, bukan hanya paras Leon yang menjadikan mulut Zea bungkam. Meski sempat terpesona melihat kulit mulus tanpa cela itu. Zea tidak bisa mengalihkan pandangannya dari benda yang membungkus salah satu mata Leon. Mengusik rasa penasarannya tentang apa yang terjadi dengan mata itu."Aku tidak akan segan menebas lehermu, jika kau mengkhianatiku. Camkan itu!" Dengus Leon kasar. Membuyarkan pikiran Zea yang mungkin akan mengolok-olok kekurangan fisiknya. Sama seperti wanita-wanita lain yang selama ini ia temui.Kata-kata mengerikan itu sepertinya juga menjadi awal Zea mengenal sosok asli Leon sebenarnya. Pria angkuh dan sombong, yang bahkan tidak memiliki nurani sedikitpun. Bagi Zea saat ini, Leon tidak jauh berbeda dengan Tuan Wilson. Keduanya sama-sama mencari keuntungan di musibah yang sedang dia hadapi. Yang jadi permasalah

DMCA.com Protection Status