"Mas ngomong apa sama Ibu?" Adel bertanya setelah ponselnya kukembalikan. "Biasa saja, cuma basa-basi sebagai menantu yang baik."Adel tersenyum mendengar jawabanku. Baginya pasti terdengar lucu. Sejak kapan aku bersikap jadi menantu yang baik? Jadi suami baik saja baru kumulai setelah seminggu berlalu. "Kok senyum? Ada yang salah dengan jawabanku?"Adel menggelengkan kepalanya. "Lucu saja mendengarnya."Tebakanku benar."Lucunya dimana?" Penasaran, aku ingin tahu penjelasannya tersebut. Selain itu, bicara dengannya menjadi candu buatku. Enak dan nyambung. Tipe wanita seperti ini yang kucari. Dulu ada di Safira, tapi sekarang …. "Nggak. Kok. Ya, lucu aja dengarnya, Mas. Nggak usah dibahas, ini Mas, minumnya." Segelas minuman dingin diulurkannya ke arahku. Tampaknya dia ingin mengubah topik pembicaraan. "Terima kasih." Aku membalasnya dengan mengulas senyum pula. Entah berapa kali senyumku terumbar murah padanya. Padahal pertama bertemu, aku sangat ketus. Senyumku mahal. "Kalau k
Read more