Share

menginap di hotel

Author: Syarlina
last update Last Updated: 2023-11-06 21:22:57

"Mas, aku–"

"Sayang, katanya mau makan. Aku tunggu-tunggu kok belum nongol juga?" selanya bertanya dengan bibir tertarik ke atas. Ia memanggilku sayang.

Aku yang tak sanggup melanjutkan ucapanku jadi ternganga mendengar perkataannya barusan. Mataku sempat membola hingga akhirnya mampu menguasai diri. Bukan seperti yang kubayangkan. Kukira dia akan marah-marah dan menarikku kasar mengikutinya. Namun ternyata ….

Tidak! Dia malah bersikap mesra seperti layaknya status kami, suami-istri. Tangannya melingkar di pinggangku hingga badan ini saling menempel bersisian padanya.

"Aku–"

Belum sempat menjawab, Mas Rayyan malah menyapa Dika.

"Hai, Dika. Baru datang? Sudah kenalan sama Ayah?" Suamiku itu melirik sekilas ke arah Ayah yang dibalas Ayah dengan tersenyum renyah.

"Sudah. ayah Adel kan? Kami bahkan sudah akrab loh." Dika mengerlingkan matanya ke arah Ayah. Dibalas Ayah dengan senyuman hangat. Memang seramah itu ayahku pada siapa pun, dan Dika pun sama. Dia orang yang tipikal enak dia
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   malam panas

    Pakaian apa tadi? Apa itu pakaian untukku atau salah kirim? Aku berjalan ke arah nakas mencari sesuatu. Mengambil tas milikku yang tersimpan di sana, bawaanku saat pergi ke hotel ini. Dengan lincah tangan ini menghubungi Mama Lasmi tapi hasilnya nihil, tidak diangkat. Aku ingin menanyakan apa benar ini pakaian ganti untukku atau salah kirim? Aku mondar-mandir mencoba terus menghubunginya, tapi hasilnya sama. Hanya terdengar nada sambung sampai akhir deringnya. "Ada apa?""Astaghfirullah!" Refleks beristighfar karena kaget. Mas Rayyan tiba-tiba menegurku dari arah belakang. Apalagi dia cuma berlilitkan handuk di pinggang. "Anu Mas. Itu …." Aku tergagap untuk menjawab. Tak berani menatapnya. "Apa sih, Del? Wajahmu kenapa begitu? Kayak lihat hantu saja. Kenapa? Ada apa?" tanyanya lagi mengulikku.Mas Rayyan bertanya seraya terus berjalan menuju lemari pakaian yang sama denganku. "Itu Mas." Aku mendongak menatapnya sebentar, masih bingung bagaimana cara untuk memberitahukannya. Mas

    Last Updated : 2023-11-06
  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Izinkan aku bahagia

    "Apa menurutmu aku pecundang yang lari dari kenyataan setelah melakukan sesuatu?" balasnya dengan tatapan menusuk. Ada kilat kemarahan di wajah tampannya. "Aku pasti bertanggung jawab. Kata maaf barusan karena telah mengingkari janjiku di awal padamu. Aku mengaku salah dan ikhlas kalau dihukum. Semua terserah padamu. Apa pun yang kamu minta pasti kuturuti," lanjutnya meyakinkanku saat melihatku hanya diam menyimaknya bicara. "Hanya sebatas tanggung jawab?" ujarku memastikan ingin tahu apakah dia menggunakan perasaan atau tidak saat melakukannya. "Apakah yang barusan Mas lakukan tanpa cinta, dan hanya nafsu semata?" lanjutku lagi memperjelas pertanyaanku sebelumnya serta membungkam mulutnya yang ingin menjawab. Aku ingin kejujuran. "Aku … aku akan mencoba mencintaimu." Meski dikatakan Mas Rayyan demikian. Nada suaranya terdengar ragu. Sulit mempercayainya dan aku benci mendengarnya, tapi aku tak mampu menyalahkannya juga karena mungkin kenyataannya memang seperti itu. Cinta tidak d

    Last Updated : 2023-11-09
  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Menyesal

    Pov Bella"Kata siapa? Kamu jangan mengada-ada ya? Handy itu lagi sakit, dan aku tahu dia di rumah, nggak mungkin kemana-mana. Apalagi ke mall seperti yang kamu bilang!" Aku berang saat Dina menghubungiku cuma ingin memberitahukan kalau Handy, pacarku lagi jalan di mall sama wanita lain. Kumaki dia habis-habisan dengan tidak mempercayai ucapannya tentang pacarku tersebut. Dina adalah teman satu kampus. Tidak dekat, tapi kami pernah satu kelas dan satu circle pertemanan juga. Temannya adalah teman satu gengku. Jadi otomatis kenal satu sama lain. Dia tahu aku berpacaran dengan Handy, salah satu laki-laki terkeren di kampus dan anak orang kaya. "Lah, kok malah marah-marah? Kalau tidak percaya ya sudah. Aku cuma ngasih tahu. Kasihan sama kamu yang ternyata diduain. Lagian itu ada buktinya. Ada fotonya dan kamu lihat sendiri kan itu Handy?" Suara di seberang tak mau kalah. Nadanya ikut naik seolah mengimbangi suaranya yang sudah tinggi sejak awal dikirimi foto Handy. Dia tetap yakin ora

    Last Updated : 2023-11-09
  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Untuk Apa Menghubungi

    Dering ponselku tak berhenti berbunyi. Aku sampai mematikannya karena sudah terasa mengganggu. Tidak hanya telepon dan pesan dari Ibu Mayang yang terus masuk mengusikku, tapi juga dari Bella. Kedua Ibu beranak tersebut seakan kompak untuk menekanku, memintaku melepaskan Mas Rayyan dari sisiku. "Kamu baik-baik saja, Del?" Mas Rayyan kembali menanyakan keadaanku. Sudah sekeras mungkin aku menutupi keresahanku, tapi sepertinya mudah dirasakan oleh Mas Rayyan. Kenapa sekarang jadi peka? Dia terus bertanya memastikan keadaanku baik-baik saja atau ada masalah. Sekarang kami di dalam mobil sedang dalam perjalanan ke rumah. Bagaimana ini? Haruskah jujur dan menceritakannya? "Kita adalah suami istri sungguhan. Bukan pura-pura lagi, iya tidak?" Mas Rayyan masih mencoba mengulik hatiku. Menekan kalimat tersebut seolah penegasan aku tak boleh memikul sendiri bebanku. Aku mengangguk mengiakan. "Kalau begitu harus saling jujur. Iya kan?" Nah benar kan? Mas Rayyan makin membuatku jadi terde

    Last Updated : 2023-11-09
  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   tawaran menggiurkan

    Safira itu nama mantannya Mas Rayyan. Kakiku terpaku di tempat tak jadi menghampiri Mas Rayyan yang asyik berteleponan dengan mantannya itu. Hati yang berdenyut nyeri memaksaku untuk memutar badan, berbalik ke arah pintu, memutuskan keluar dari kamar. "Adelia."Sebuah panggilan lembut membuat langkahku terhenti.Itu Mas Rayyan.Ternyata aku ketahuan telah masuk kamar. Padahal ingin keluar secara diam-diam. "Mau kemana?" tanyanya dan aku masih di posisi sama. Belum menghadapnya. "Adel." Mas Rayyan kembali memanggil, membuatku terpaksa berbalik menghadapnya. "Mau kemana?" ulangnya seraya memangkas jarak. Ia yang menghampiriku. Aku yang belum siap dengan pertanyaannya jadi tergagap harus menjawab apa. Aku ingin keluar untuk menenangkan hatiku yang tiba-tiba berdenyut tak nyaman. Ada rasa sakit yang sulit diungkapkan. "Hm, anu. Mau ambil air." Akhirnya kalimat itu yang keluar dari bibirku. Mas Rayyan menoleh sebentar ke atas nakas dimana di sana sudah ada teko air yang masih

    Last Updated : 2023-11-10
  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Menyelami perasaannya

    Pov Rayyan"Ma." Aku masuk ke dalam ruang kerja Mama. Menghampirinya yang tidak menunjukkan batang hidungnya saat aku pulang ke rumah ini. Saat masuk, Mama terlihat lagi fokus menatap layar laptop. Sepertinya Mama memang sibuk. Ia cuma menatapku sekilas saat aku masuk ke dalam ruangannya. Setelah kembali ke rumah, bergegas aku mencarinya. Bukan karena rindu yang mendera. Kami baru berpisah 24 jam, jadi bukan itu alasanku mencarinya. Aku hanya heran saja tak ada sosoknya di luar barusan. Hanya Nenek dan beberapa orang yang bekerja di sini. "Duduk Yan. Baru sampai?" tanyanya sembari melepaskan kacamata dari hidung bangirnya. Aku mengangguk. Lalu duduk sesuai inginnya. "Cerah wajahmu. Jadi semalam terjadi ya?"Kedua alisku naik saling terpaut. Mengernyit heran. Mama tersenyum tipis. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arahku. "Sudah Mama duga kamu tidak akan tahan menghindarinya. Adelia itu cantik. Cantiknya alami. Cuma sayang dia tidak pandai berdandan saja. Kalau dipoles di

    Last Updated : 2023-11-10
  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Berita Buruk

    Pov Rayyan Aku terdiam mendengarkan curahan hati istriku. Tak percaya dengan apa yang kudengar. Dia tampak emosi saat mengungkapkan isi hatinya tersebut. Setelah kupikir memang benar aku dan keluargaku terlalu menyetirnya. Memaksakan kehendak kami padanya. Tanpa bantahan ataupun protes darinya, dia terlalu penurut dan patuh. Aku mengamatinya dengan dada berdenyut nyeri, apa sesakit itu rasanya hingga saat dia bicara, suaranya ikut bergetar juga. "Maaf, maafkan aku dan keluargaku," lirihku akhirnya. Aku berlutut di hadapannya dengan meraih tangannya. Kugenggam erat tangan halus tersebut dan refleks mengecupnya. Adelia awalnya terkejut, lalu melengos, seolah enggan menatapku yang berada di hadapannya. Dia juga ingin menarik tangannya dariku, tapi kugenggam erat agar tak terlepas. Aku juga bisa melihat wajah sendu dan mata yang mulai berkaca-kaca di sana. Banyak kesakitan yang sekarang ini bisa kulihat di matanya. Kenapa baru menyadarinya? Kemarin itu aku kemana saja? Aku cuma ped

    Last Updated : 2023-11-12
  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Tiba-tiba Ayah Sakit

    "Ada apa Adel? Kenapa dengan Ayah?" Mas Rayyan ikutan panik. Pasti karena mendengar pembicaraanku sekilas dengan Ibu. Iya, Ibu Mayang baru saja menghubungi dan menyampaikan kabar buruk untukku. Katanya Ayah jatuh di rumah dan sekarang sudah berada di rumah sakit. Aku tak tahu pasti jatuh seperti apa hingga Ayah harus dibawa ke rumah sakit, yang pasti sesuatu yang mengkhawatirkan. Segera aku ke sana ditemani Mas Rayyan berangkat ke rumah sakit. Ibu Mayang sudah mengirimkan alamat lengkapnya. Sudah pamit juga ke Mama Lasmi dan Nenek Alin, dan mereka mengizinkan. "Yang sabar. Jangan panik begini. Ayah pasti baik-baik saja." Mas Rayyan mencoba menenangkan. Aku hanya tersenyum tipis menanggapi ucapannya tersebut. Hati dan ragaku tidak sinkron. Aku sangat mengkhawatirkan keadaannya. Belum pernah mendengar Ayah masuk rumah sakit lagi setelah terakhir dia stroke. Sekarang pasti sesuatu yang sangat mengkhawatirkan sampai Ayah dibawa ke sana. ***Baru sampai lobi rumah sakit, aku segera men

    Last Updated : 2023-11-12

Latest chapter

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   ending

    "Syaratnya kalian tetap tinggal di rumah besar. Tidak ada yang boleh pindah ke tempat lain."Oh, itu. Syukurlah. Kukira syarat yang susah. Aku bisa bernapas lega jadinya. "Tapi kami bawa Ayah Burhan, bisa?" Kali ini dadaku kembali berdegup kencang. Mas Rayyan memberikan penawaran. Ayah. Aku yang meminta pada Mas Rayyan agar Ayah ikut dengan kami. Sekarang apa jawaban Mama Lasmi? Aku takut permintaan ini ditolaknya.Tampak Mama Lasmi menarik napas berat lalu menatapku lekat hingga membuatku tak nyaman. Pasti sekarang Mama Lasmi tambah marah padaku. Ia tentu tahu kalau keinginan tersebut datang dariku."Terserah."Jawaban Mama Lasmi terdengar pasrah, tapi dengan nada minor. Membuatku masih tak nyaman. Pasti itu untuk menyenangkan anaknya, bukan ikhlas dari dalam hati. Setelah mengatakan hal tersebut, ibu mertuaku tersebut pamit pulang. Dia bahkan tidak masuk lagi ke dalam ruangan Ayah sekedar pamit sebagai sikap basa-basi semata menghormati besannya. Aku duduk di sebelah Mas Rayyan

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   kemarahan Ibu mertua

    "Maksud Mas?" tanyaku penasaran. Kutatap sepasang bola mata berwarna hitam legam di depanku saat ini. "Kita tinggal di rumah kita. Rumah yang memang sudah dipersiapkan jika nanti aku menikah.""Mas yakin? Mama Lasmi bagaimana?" Aku hati-hati bertanya. Meski sudut hatiku senang karena ternyata Mas Rayyan mempunyai rumah pribadi. Senang di sini artinya aku bisa bebas mengajak Ayah ikut serta tinggal dengan kami tanpa rasa sungkan pada Mama Lasmi dan Nenek. Ayah pasti juga mau dan tidak akan menolaknya. Namun di sisi lain aku pun merasa tak enak karena seolah memisahkan Mas Rayyan dari ibunya. Itu karena Mas Rayyan anak tunggal. Belum lagi rumahnya sangat besar dan luas. Kami tinggal di sana saja masih terlalu besar untuk ditinggali. Apalagi jika ditinggal pergi? Mungkin akan semakin sepi terasa. "Nggak perlu khawatirkan ibuku, setelah nikah, ini adalah hidupku, hidup kita. Selama ini aku sudah patuh padanya. Sampai sekarang ini. Kenapa keinginan yang satu ini ditolak? Kita perlu mand

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Keputusan Ayah

    "Ini sudah keputusan bulat Ayah, Del. Pernikahan kami memang sudah seharusnya berakhir. Maaf jika selama ini membuatmu menderita," balas Ayah menatapku sendu. Ia memegang tanganku seolah meyakinkanku kalau keputusannya sudah benar dan ia baik-baik saja. Aku tetap menggeleng lemah dengan mata sudah berkaca-kaca mengisyaratkan kalau aku juga baik-baik saja dengan pernikahan mereka. Tidak masalah. Ini sudah berlangsung lama dan mentalku sudah sekuat baja menghadapi ketidakadilan yang sering kurasakan selama hidup bersama mereka. "Oh, jadi gara-gara dia, kamu mengakhiri hubungan kita?!" Ibu Mayang bangkit dari duduknya dan mengarahkan telunjuknya kepadaku. Ia menatapku nyalang. Aku merasa terpojok dan refleks beranjak dari kursi yang kududuki lalu mendekat ke Ayah. Kaget juga dengan respon yang Bu Mayang berikan. Sepertinya dia malah salah paham dan menuduhku yang tidak-tidak. Aku sendiri baru tahu tentang keinginan Ayah ini, di sini sama seperti mereka. Jadi salah besar tuduhan Bu Mayan

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Talak yang Terucap

    Hari demi hari keadaan Ayah semakin membaik. Aku intensif ikut menjaganya juga di rumah sakit. Tidak meninggalkannya pun barang sehari. Selalu ontime di sisinya untuk mengamati sendiri bagaimana keadaannya selama dirawat di sana. Bisa dipastikan dari awal beliau masuk rumah sakit sampai lima hari dirawat, aku ada di dekatnya, ikut tidur di ruangan yang sama dengannya. Aku tak mau jauh dari Ayah, tak ingin lagi kejadian kemarin terulang kembali. Aku garut menjaganya dengan baik. Aku memutuskan menginap di rumah sakit, dan sudah mengantongi izin juga dari Mas Rayyan, begitupun izin dari Mama Lasmi dan Nenek. Mas Rayyan juga ikut menemani. Tak ada masalah dengan Ibu mertua maupun Nenek. Syukurlah kedua orang berpengaruh di rumah Mas Rayyan tersebut mau mengerti dan mengizinkan setelah kuberi alasan kalau aku tidak bisa meninggalkan Ayah sendirian lagi karena hanya dia satu-satunya keluarga yang kupunya. Mungkin terdengar aneh kukatakan seperti itu karena masih ada Bu Mayang dan Bella

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   curiga

    Aku menunggu dengan cemas saat dokter dan dua orang perawat masuk ke dalam ruangan ICU memeriksa keadaan Ayah. Mas Rayyan menggenggam erat tanganku, mungkin mencoba menenangkan karena nampak sekali kalau aku sangat gelisah. Aku takut terjadi apa-apa pada Ayah. Kadang pergerakan tubuh seseorang yang belum sadar bisa jadi awal berita buruk. Itu yang kucemaskan. Namun di satu sisi senang karena melihat perhatian Mas Rayan yang berubah 180 derajat dari yang dulu. Sikapnya tak pernah cuek lagi padaku. "Bagaimana Dok? Apa itu sebuah kemajuan?" Mas Rayyan gerak cepat menghampiri salah satu dokter yang baru saja keluar dari sana. Aku setia mengekor langkahnya, berdiri di sisinya ingin tahu juga secara langsung bagaimana kondisi Ayah. Dokter tersebut tersenyum menatap kami berdua. "Alhamdulillah kondisi Pak Burhan sudah melewati masa kritisnya, tapi kita biarkan dulu dia di sini untuk memantau kondisinya dan memastikan kalau Bapak benar-benar sudah keluar dari masa kritis tersebut, nanti ba

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   melawan

    Aku tersenyum tipis mendengar perkataan Bu Mayang barusan. Bagiku semua itu terdengar lucu. Kocak sekali punya ibu sambung yang cuma memperhatikan anaknya saja hingga anak dari suaminya pun dianggap tak berarti. "Maaf, Bu. Adel tidak bisa memenuhi permintaan Ibu barusan. Adel tidak bisa memberikan Mas Rayyan ke Bella," ucapku terjeda, sengaja berhenti sebentar untuk melihat ekspresinya. Seperti yang kuduga, ia terkejut dengan jawaban yang kuberi. Mungkin tidak mengira kalau aku akan menolaknya. Dulu, saat permintaan ini pernah dilontarkan, aku hanya menjawab pasrah, terserah Mas Rayyan, ujarku waktu itu. Keputusan kuserahkan pada suamiku tersebut. Kalau dia memang menginginkan Bella, maka aku pasrah dan memilih mundur, tapi hal tersebut tak pernah kutanyakan langsung ke Mas Rayyan karena tak berani mendengar jawabannya. Cuma suamiku itu pintar. Dia tahu hal tersebut dari pesan chatku dengan Bu Mayang yang masih tersimpan di ponsel, dan tidak menyukai sikap pasrahku. Mengingat nasihat

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Tiba-tiba Ayah Sakit

    "Ada apa Adel? Kenapa dengan Ayah?" Mas Rayyan ikutan panik. Pasti karena mendengar pembicaraanku sekilas dengan Ibu. Iya, Ibu Mayang baru saja menghubungi dan menyampaikan kabar buruk untukku. Katanya Ayah jatuh di rumah dan sekarang sudah berada di rumah sakit. Aku tak tahu pasti jatuh seperti apa hingga Ayah harus dibawa ke rumah sakit, yang pasti sesuatu yang mengkhawatirkan. Segera aku ke sana ditemani Mas Rayyan berangkat ke rumah sakit. Ibu Mayang sudah mengirimkan alamat lengkapnya. Sudah pamit juga ke Mama Lasmi dan Nenek Alin, dan mereka mengizinkan. "Yang sabar. Jangan panik begini. Ayah pasti baik-baik saja." Mas Rayyan mencoba menenangkan. Aku hanya tersenyum tipis menanggapi ucapannya tersebut. Hati dan ragaku tidak sinkron. Aku sangat mengkhawatirkan keadaannya. Belum pernah mendengar Ayah masuk rumah sakit lagi setelah terakhir dia stroke. Sekarang pasti sesuatu yang sangat mengkhawatirkan sampai Ayah dibawa ke sana. ***Baru sampai lobi rumah sakit, aku segera men

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Berita Buruk

    Pov Rayyan Aku terdiam mendengarkan curahan hati istriku. Tak percaya dengan apa yang kudengar. Dia tampak emosi saat mengungkapkan isi hatinya tersebut. Setelah kupikir memang benar aku dan keluargaku terlalu menyetirnya. Memaksakan kehendak kami padanya. Tanpa bantahan ataupun protes darinya, dia terlalu penurut dan patuh. Aku mengamatinya dengan dada berdenyut nyeri, apa sesakit itu rasanya hingga saat dia bicara, suaranya ikut bergetar juga. "Maaf, maafkan aku dan keluargaku," lirihku akhirnya. Aku berlutut di hadapannya dengan meraih tangannya. Kugenggam erat tangan halus tersebut dan refleks mengecupnya. Adelia awalnya terkejut, lalu melengos, seolah enggan menatapku yang berada di hadapannya. Dia juga ingin menarik tangannya dariku, tapi kugenggam erat agar tak terlepas. Aku juga bisa melihat wajah sendu dan mata yang mulai berkaca-kaca di sana. Banyak kesakitan yang sekarang ini bisa kulihat di matanya. Kenapa baru menyadarinya? Kemarin itu aku kemana saja? Aku cuma ped

  • LELAKI LUMPUH ITU SUAMIKU   Menyelami perasaannya

    Pov Rayyan"Ma." Aku masuk ke dalam ruang kerja Mama. Menghampirinya yang tidak menunjukkan batang hidungnya saat aku pulang ke rumah ini. Saat masuk, Mama terlihat lagi fokus menatap layar laptop. Sepertinya Mama memang sibuk. Ia cuma menatapku sekilas saat aku masuk ke dalam ruangannya. Setelah kembali ke rumah, bergegas aku mencarinya. Bukan karena rindu yang mendera. Kami baru berpisah 24 jam, jadi bukan itu alasanku mencarinya. Aku hanya heran saja tak ada sosoknya di luar barusan. Hanya Nenek dan beberapa orang yang bekerja di sini. "Duduk Yan. Baru sampai?" tanyanya sembari melepaskan kacamata dari hidung bangirnya. Aku mengangguk. Lalu duduk sesuai inginnya. "Cerah wajahmu. Jadi semalam terjadi ya?"Kedua alisku naik saling terpaut. Mengernyit heran. Mama tersenyum tipis. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arahku. "Sudah Mama duga kamu tidak akan tahan menghindarinya. Adelia itu cantik. Cantiknya alami. Cuma sayang dia tidak pandai berdandan saja. Kalau dipoles di

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status