Tubuh Shawn membeku duduk kursi roda, menatap Ariel terbaring lemah di ranjang dengan penuh alat bantu pernapasan. Air mata Shawn sejak tadi berlinang membasahi pipinya. Untuk pertama kalinya, Shawn menangis. Hatinya merasakan hancur berkeping-keping melihat kondisi Ariel. Dia mengulurkan tangannya, menyentuh tangan Ariel yang pucat.“Kenapa kau melakukan ini, Ariel?” ucap Shawn begitu lirih dengan air mata yang tak bisa tertahankan.“Ariel diam-diam melakukan test darah. Setelah dia tahu darah dia bisa disumbangkan padamu, dia menemui Jarrod.” Dominic menepuk bahu Shawn, berusaha menenangkan keponakannya itu.Shawn menggeleng tegas. “Lebih baik aku yang mati daripada aku harus melihat Ariel seperti ini!” “Nyatanya, Ariel tidak bisa hidup tanpamu. Shawn, jangan larut dalam kesedihan. Kita pasti akan menemukan solusi.” Sean yang ada di samping Dominic, berusaha menenangkan putra sulungnya.Sean telah mengambil keputusan untuk tidak menutupi tentang Ariel. Sekalipun dia menutupi, past
Last Updated : 2023-10-27 Read more