“Usir dia, Ma,” ucap Dita yang matanya kembali basah.Sampai mati pun Dita tidak akan pernah melupakan orang ini, saat dulu dia dibawa masuk ke restoran oleh Alex, mereka melihat dari jendela kaca sang mama seperti sedang dimaki oleh orang itu.Dita lebih baik tidak punya nenek.“Boleh kita bicara sebentar?” Laura menatap ke arah David daan Monica penuh permohonan.“Boleh Ma, ayo,” sahut Dika. “Bukan kamu sayang, gemes deh Mama.” Laura mencubit pipi sang anak. Dika terkekeh setiap kali berhasil menggoda Mamanya. Lalu Laura menitipkan pada sang pengasuh kedua anaknya.Setelah mendapat anggukan dari pengasuhnya, ketiganya pun keluar dari ruangan itu.Ternyata ada Alex di depan ruang rawat inap si kembar.“Alex, aku titip anak-anak ya. Ada hal yang harus kami bicarakan dulu,” pamit Laura.“Pergilah,” sahut sang sahabat.Darah David mendidih, “ingat hanya titip, bukan ambil!” tegas David dengan suara tak bersahabat.“Sebentar lagi saya akan mengambil semua yang sudah anda buang.”Kedua
Terakhir Diperbarui : 2023-10-09 Baca selengkapnya