“Di–Dita benar mau memaafkan nenek?” Monica buru-buru masuk ke dalam ruang rawat inap Dita saat cucu tampannya memberitahu kalau Dita memaafkannya.Dita menggeleng sambil memberengut membuat sang nenek yang tak ingin Dita menangis lagi menjauhi ranjang pasien.“Bercyandaaaaaa,” guraunya berhasil membuat Monica mematung.“Ayo nek peluk Dita, nanti kalau konslet lagi dia batal maafkan nenek loh,” ujar Dika yang gemes melihat kelakuan sang nenek dan juga kakak kembarnya.Monica kembali menatap ke arah Dita, kali ini Dita tersenyum untuk pertama kalinya membuat hati Monica seketika menghangat.Wanita paruh baya itu langsung memeluk Dita sambil menangis haru.“Terima kasih ya sayang,” ucapnya.Dita mengangguk lalu pelukan keduanya terurai. “Tapi jangan sakiti Mama dan si kembar lagi ya,” pintanya serius.Monica menyentuh tangan sang cucu yang terbebas dari jarum infus lalu mengecupnya.“Pasti dong sayang, nenek tidak akan pernah menyakiti kalian. Nenek akan melindungi kalian,” sahutnya.
Esok harinya setelah berdebat panjang, akhirnya Laura dan kedua anaknya tinggal bersama Monica di rumah mewah David, dengan syarat David harus tinggal di apartemennya.Tentu saja David menyetujuinya.Saat ini mobil mewah David sudah terparkir di halaman depan, banyak pelayan menunggu kedatangan si kembar yang menjadi bintang di rumah itu.Jujur sang kepala pelayan tidak pernah menyangka akan bertemu lagi dengan Laura, bahkan kini Laura datang bersama kedua anaknya dalam situasi yang sudah berubah."Wow rumah Nenek Indah sekali," ucap Dita memuji.Bangunan bergaya klasik modern membuat rumah itu tampak sangat mewah dan megah. Si kembar tentu pasti akan sangat betah ada di sini."Ini akan Nenek berikan untuk Dika dan Dita," sahut Monica.Si kembar menggeleng, "kami sudah punya rumah Nek, di Desa," jawabnya kompak.Monica mengajak kedua cucunya berjalan ke dalam rumah, "kan cucu nenek ada dua, yang satu buat Dita, yang satu lagi untuk Dika." Si kembar mengangguk antusias."Wah mirip sek
"Terima kasih atas tawarannya Nyonya, tapi Tuan William menginginkan saya menjadi suami pengganti untuk putrinya," jawab Alex.Wanita itu tertawa penuh ejekan, "dan kamu pikir kamu akan bahagia? Kamu hanya akan menjadi budak wanita manja itu," ujarnya lagi.Alex tersenyum, sepertinya keluarga William tidak beres, bahkan seorang nyonya dengan tak tahu malunya merayu calon menantu di rumah ini.Yang Alex tahu, keluarga William ada keluarga yang kaya raya dan sangat dihormati, nyatanya anak semata wayang mereka sampai harus menikah muda.Wanita itu berjalan semakin mendekat ke arah Alex. Alex refleks berjalan mundur hingga tubuhnya terhimpit di dinding."Sebelum hari esok tiba, bila kamu menerima tawaranku, tolong hubungi aku ke nomor ini."Wanita itu menyerahkan kartu nama yang sudah disiapkan sebelumnya, sebab sejak tadi dia tertarik pada calon menantu tirinya ini."Aku menunggu teleponmu," ujarnya lagi, sebelum akhirnya benar-benar keluar dari dalam kamar Alex.****Alex tak menyangka
“Tidak, kita akan tetap ada di rumah,” ucap Laura tegas, membuat suasana pagi di rumah itu mendadak mendung.“Apa-apa tidak boleh kalau sama Mama,” ujar Dika.“Benar, kalau sama Papa, apapun jawabnya pasti boleh,” Dita menimpali.Keduanya tampak sangat menggemaskan saat membandingkan kedua orang tuanya.David mengulum senyum karena sudah berhasil mendapatkan hati si kembar, mungkin ikatan batin yang terjalin membuat ketiganya lebih cepat dekat.“Papa Alex lain lagi, kalau minta apa-apa jawabnya pasti, ‘tunggu ya Papa Alex tanya dulu sama Mama kalian.’ Sampai hafal kan kita,” gerutu Dika.Laura sangat gemas melihat keduanya berceloteh berusaha menilai sikap dirinya dan Alex yang mulai dibandingkan dengan David.“Berarti Papa juaranya,” sahut David, yang dibalas anggukan oleh si kembar. "Makanya kalian kalau minta apa-apa langsung sama Papa ya, jangan sama Mama apalagi Papa Alex, nanti jawabannya pasti tidak boleh," sambung David lagi mulai menjadi kompor.David seketika mendapat empat
“Kamu sudah dengan sengaja menghancurkan karier yang sudah lama dibangun oleh Linda?” Kini giliran wanita paruh baya yang datang bersama suaminya buka suara. Kehidupan mereka tak bisa lagi seperti dulu.Selama ini sang anak lah yang membuat hidupnya bergelimang harta, mereka tak peduli dengan isu yang berkembang diluar sana, yang penting hasil.Tapi sekarang akibat video itu tersebar mereka semua kena dampaknya.“Saya?" David membeo.“Tentu saja kamu dan Mama-mu!”David tertawa, “makanya kalau punya anak diajarin cara jaga nama baik? Jangan selalu berpikir kalau semua bisa dikendalikan, kalau sudah begini bingung mencari kambing hitam,” sindir David membuat kedua orang tua Linda memanas.“Kamu tak merasakan beratnya anakku membangun karir, sekarang kalian menghancurkannya tanpa perasaan,” ucapnya lagi dengan suara menahan kesal.David menggeleng sambil tersenyum. “Apa kalian lupa dia menjadi model karena siapa? Apa kalian lupa yang sudah dilakukannya selama ini? Atau mau saya ingatka
"Papaaaaaaa," teriak Dita dan Dika saat sore hari melihat sang papa datang dari kantor, di belakangnya ada Joe, Pak Hotman dan Ryan.David tadi mendengar Laura memarahi kedua anaknya, akibat mereka sibuk main air berkedok menyiram tanaman sang nenek."Cepat mandi, nggak malu apa jam segini masih jorok," omel Laura lagi.Keduanya menaruh selang di tempatnya, lalu berkata, "besok ulang tahun kami loh, Pak Hotman, Om Ryan dan Opa Joe harus datang ya," ucapnya sedikit memaksakan diri.Sang mama tampak mengambil sapu, membuat keduanya berlari menjauhi sang mama sebelum mendengar jawaban dari para orang dewasa. Dita dan Dika memilih masuk ke dalam rumahnya karena sang Mama terus saja mengomel yang katanya sang Mama takut kalau anak kembarnya malah sakit.Mereka pun bergegas menuju ke dalam kamarnya untuk segera membersihkan diri, sedangkan Laura mengajak yang lainnya untuk bersantai ruang keluarga sembari menunggu keduanya selesai mandi."Jadi besok kami dapat undangan lagi?" tanya Joe.Mo
“Ini apa-apaan ya Pak? Apa bapak tahu sedang bicara dengan siapa?” Pak Hotman sedikit emosi atas kedatangan polisi yang membawa surat penangkapan untuk Monica dan David.“Kami tahu Pak, tapi kami juga sedang menjalankan tugas, sebaiknya Tuan David dan Nyonya Monica ikut kami ke kantor dan nanti bisa dijelaskan di kantor polisi. Sekali lagi kami mohon maaf ini adalah bagian dari pekerjaan kami,” jawabnya sopan.David pun tak menyalahkan para petugas keamanan itu, dia tak pernah melakukan kesalahan yang melanggar hukum jadi dia tak takut sama sekali dengan tuduhan tak berdasar ini.David melihat ke arah Laura, “jaga anak-anak ya, kami pasti baik-baik saja dan akan segera kembali,” pesannya. Laura membalas dengan anggukan meskipun air matanya sudah menggenang dan sebentar lagi akan membasahi wajah cantiknya. Dia memang melihat raut wajah David yang tadinya sedikit tegang sekarang sudah tampak biasa, begitu juga dengan Monica yang tampak tegar.“Mari ikut kami Tuan, Nyonya,” ujar petug
Tepat pukul 01.50 dini hari, David dan Monica sudah tiba di rumahnya. ternyata semua pengasuh dan pelayan masih terjaga menunggu sang majikan.Sedangkan sejak tadi Laura dan kedua anaknya tak turun lagi ke lantai satu.“Kenapa kalian tidak tidur?” tanya Monica.“Kami mengkhawatirkan Tuan muda dan Nyonya,” ucap sang kepala pelayan mewakili yang lainnya.Monica tersenyum, dulu dirinya sangat Arogan setiap kali memerintah para pelayan, tapi sekarang justru mereka masih punya rasa khawatir terhadapnya.“Terima kasih ya Bi, dan yang lainnya. Sekarang kalian istirahatlah, kami baik-baik saja,” ucapnya.“Syukurlah Nyonya, semoga tidak akan ada lagi kejadian seperti ini,” kembali sang kepala pelayan mewakili yang lainnya.Tapi doa itu tentu saja rasanya tak mungkin terjadi, Edward dan Linda tidak mungkin tinggal diam karena David berhasil membuat Papanya Linda mendekam di balik jeruji besi.Monica yakin kedua orang itu pasti akan datang untuk membuat kekacauan dalam hidup Monica dan David. “