Herman membuka amplop coklat agak tebal itu. Matanya membulat saat membaca isi surat yang merupakan surat panggilan untuk sidang besok lusa dari pengadilan agama. Dia terperangah saat melihat surat panggilan itu. "Hm, kemarin sewaktu aku mengundang nya menghadiri acara akadku, sepertinya Dinda tidak datang. Sekarang yang datang justru surat panggilan dari pengadilan agama. Ah, ribet banget mending aku nggak usah datang. Toh, percuma saja datang. Lagipula aku sudah menikah lagi. Dan aku juga nggak mungkin mendapatkan hak harta gono-gini karena Dinda mempunyai foto ku dan Dita sebagai ancaman. Ah, sudahlah. Emang gue pikirin!' batin Herman. "Om, kenapa diam saja?! Ayo berangkat, Om. Nanti aku telat ke sekolah," ujar Rina polos. Herman menatap ke arah bocah perempuan yang duduk di boncengan nya. Seketika ingatan nya melintas pada Windi. Mendadak rindu menyerang hatinya yang terdalam. Herman menghela nafas panjang. Dia tidak keberatan Rina memanggil nya Om dan bukan papa, karena bag
Last Updated : 2023-10-17 Read more