Semua Bab Pembalasan Istri Sang CEO: Bab 31 - Bab 40

195 Bab

Aku mau menikah lagi

Tommy tiba di sebuah kafe yang cukup ramai. Menurut informasi dari anak buahnya, Silvy ada di kafe itu bersama beberapa teman arisannya. Melihat kedatangan Tommy, anak buahnya segera mendekat dan memberi kode dimana Silvy berada. Tommy mulai mendekati meja istrinya. Ia melihat Silvy seperti sedang melamun dan memikirkan sesuatu di tengah senda gurau para sahabatnya."Silvy, aku mau bicara." Tommy berdiri di hadapan istrinya.Sontak Silvy dan para wanita sosialita itu terkejut. Perbincangan dan canda ria itu langsung terhenti. Semuanya menatap Tommy dengan penuh tanya dan kebingungan."Mas, kenapa bisa kemari? Ada masalah apa?" tanya Silvy.Semua yang melihat wajah Tommy bisa merasakan emosi dan kemarahannya. Silvy menatapnya gemetar dan berdiri. Ia mencoba memegang lengan Tommy, namun pria itu mundur dan menghindar.Tommy mengeluarkan sebuah amplop dari dalam tasnya dan melemparkannya ke meja."Jelaskan apa ini!" teriak Tommy.Wajah Silvy pucat saat melihat amplop yang sangat ia kena
Baca selengkapnya

Perkelahian Alex dan Tommy

Sore itu Intan baru tiba di rumahnya. Ketika ia baru saja akan masuk ke rumah, Intan terkejut melihat mobil mewah berwarna hitam berhenti di halaman. Intan terkejut ketika melihat Alex turun dari mobil dan tersenyum padanya."Alex, kenapa datang kemari?" tanya Intan."Masa aku gak boleh datang ke rumah kekasihku sendiri? Aku sangat merindukan kamu, Caroline." Alex mendekat dan mencium kening Intan. Intan hanya bisa pasrah, namun ia berpikir dengan cepat. Jika Alex datang ke rumahnya dan melihat Darren, rahasianya sebagai Caroline mungkin akan terbongkar."Kita bicara di kafe saja." Intan menggandeng tangan Alex. Namun pria itu menghentikan langkahnya dan memegang lengan Intan. Ia menatap Intan dengan hangat dan tersenyum."Aku datang justru untuk bertemu dengan ibumu, Sayang. Aku ingin memperkenalkan diri dan menyatakan bahwa aku serius menjalin hubungan denganmu," katanya."Jangan!" Intan spontan menjawab.Alex terkejut, keningnya berkerut karena tidak menyangka Caroline, kekasihny
Baca selengkapnya

Pertemuan Caroline dan Silvy

Silvy terduduk lemas di tempat tidurnya. Sejak kehamilan palsunya terbongkar, sikap Tommy benar-benar berubah. Jangankan menyentuh Silvy dengan cinta dan kehangatan seperti biasanya, menegur pun Tommy enggan."Kenapa nasibku jadi seperti ini? Aku gak tahan hidup seperti ini," keluh Silvy.Tommy masuk ke kamar dan mengacuhkan Silvy. Tommy menuju ke lemari pakaiannya dan membuka pintu. Ia mengambil kaus berlengan pendek dan memakainya sambil membelakangi Silvy.Silvy bisa melihat dengan jelas wajah suaminya yang lesu. Awalnya Silvy berpikir kalau Tommy masih marah karena kebohongannya. Ia berusaha semampunya untuk merayu dan melunakkan hati Tommy. Dahulu cara itu selalu berhasil membuat Tommy luluh walaupun sedang kesal padanya.Silvy memeluk Tommy dari belakang dan bersandar di punggungnya."Mas, maafkan aku. Aku menyadari kesalahanku dan sangat menyesal karena telah berbohong padamu. Kita mulai semua dari awal lagi, ya. Kamu mau kan, Mas?"Namun tanpa diduga, Tommy melepaskan tangan S
Baca selengkapnya

Tommy mengusir Silvy

"Halo, Caroline, kamu pasti menghubungi aku karena menyesal, kan? Tenang saja, aku sudah memaafkan kamu. Kita bisa memulai semuanya kembali dari awal. Aku akan menceraikan istriku secepatnya. Sebaiknya kamu juga mulai menjauhi Alex dan memutuskan hubungan dengannya," kata Tommy dengan antusias saat menjawab panggilan telepon Silvy."Maaf, Tom, aku meneleponmu bukan karena itu. Tolong peringatkan istrimu untuk gak melakukan hal yang memalukan dan bodoh! Baru saja dia datang ke kantorku dan membuat keributan," tegas Intan.Tommy sangat terkejut mendengar cerita Intan. "Apa?! Silvy datang ke kantormu? Dari mana dia tahu tentang kamu?" "Aku gak peduli, Tom! Tolong ajari dia sopan santun dan bertindak seperti wanita berpendidikan. Dia mempermalukan aku di depan semua karyawan. Jangan libatkan aku dalam urusan rumah tangga kalian, karena aku dan kamu gak menjalin hubungan apapun!"""Maaf, Caroline, aku akan membuat Silvy menyesal karena sudah melakukan hal itu padamu," kata Tommy."Ingat,
Baca selengkapnya

Alex Mengetahui Status Intan

"Sayang, orang tuaku ingin bertemu dan berkenalan denganmu. Kapan kamu ada waktu?" tanya Alex sambil mengemudi mobilnya.Intan yang duduk di sampingnya terdiam, tetapi memang bukan pertama kalinya Alex menyatakan keinginannya untuk memperkenalkan Caroline pada orang tuanya. "Tapi aku..""Sayang, ini hanya perkenalan biasa. Papa dan mamaku ingin mengenal wanita yang dicintai oleh anaknya. Mereka ingin tahu, wanita seperti apa yang membuatku terpesona dan jatuh cinta," potong Alex.Intan menghela nafas panjang dan melirik Alex. Sejak pertengkaran Alex dan Tommy beberapa hari lalu, rasa bersalah Intan semakin besar.Awalnya Intan ingin memanfaatkan Alex dan membuat Tommy merasa sakit hati, namun ternyata Alex benar-benar tulus dan jatuh cinta padanya."Apa luka di wajahmu masih terasa sakit?" tanya Intan."Gak perlu cemas, Sayang. Ini cuma luka biasa dan sudah gak terasa sakit." Tommy meraba sudut bibirnya yang masih lebam.Intan memejamkan matanya, ia masih teringat bagaimana Alex den
Baca selengkapnya

Keributan di kantor Tommy

"Permisi, Pak, maaf di luar ada.." Sekretaris Tommy terlihat panik dan bingung. Ia masuk ke ruangan Tommy dengan buru-buru dan tidak bisa melanjutkan kata-katanya.Tommy yang sedang melihat layar laptopnya mengangkat wajahnya dan bertanya, "Ada apa?""Bu Silvy marah-marah dan merusak beberapa barang. Kami berusaha mencegahnya, tapi dia sangat marah dan menantang kami semua," jawab wanita itu."Apa?! Kenapa dia selalu membuat masalah? Kenapa dia membuat keributan di kantor ini? Dasar gak tahu malu! Bawa dia masuk ke ruanganku! Jangan sampai ada karyawan yang merekam ulahnya dan menyebarkan video, foto, atau berita apapun!" titah Tommy."Baik, Pak." Sekretaris itu keluar dari ruangan. Ia meminta Silvy masuk ke ruangan Tommy. Namun Silvy enggan menuruti perintah Tommy itu. Ia tersenyum mengejek dan menyobek beberapa dokumen di meja para karyawan."Jangan, Bu! Itu dokumen penting. Tolong jangan dirusak, Bu." Para karyawan berusaha mencegah kemarahan Silvy, tetapi dia semakin menggila."Cu
Baca selengkapnya

Silvy bunuh diri

"Silvy, hentikan! Jangan main-main kamu! Lepaskan pisau itu sekarang!" teriak Tommy.Silvy berbalik dan menyeringai, pisau tajam yang ia dapatkan dari pantry tetap ada dalam genggamannya."Jangan mendekat!" Silvy mengacungkan pisau pada petugas keamanan yang mencoba mendekat dan merebut pisau itu.Terpaksa petugas itu kembali mundur dan mengangkat kedua tangannya. Silvy kembali beralih menatap Tommy sambil mengacungkan pisau itu."Aku gak pernah main-main dengan ucapanku, Tommy! Kalau kamu menceraikan aku, aku akan bunuh diri di kantor ini. Aku yakin ini akan menjadi berita yang sangat besar dan menggemparkan. Kantor ini akan bangkrut dan kalian semua akan menanggung akibatnya.""Tom, cari cara untuk menghentikan dia!" bisik Carlo.Tommy berusaha tetap terlihat tenang, ia tahu kalau Silvy memang memanfaatkan keadaan ini untuk memaksa Tommy membatalkan niat untuk menceraikannya."Terserah kamu saja! Aku gak peduli apa yang akan kamu lakukan. Aku gak akan merubah niatku untuk bercerai d
Baca selengkapnya

Kemarahan Papa Silvy

Tommy mengangkat wajahnya, menatap pria bertubuh tinggi besar itu. Pria itu mendekat dan menjambak rambut Tommy. Keduanya berdiri dalam jarak yang dekat saat ini."Siapa kalian? Kenapa tiba-tiba memukuli saya? Apa yang kalian mau?" tanya Tommy sambil meringis kesakitan."Beraninya kamu memperlakukan putriku dengan buruk!" "Putri Anda? Siapa?" "Saya adalah papa kandung Silvy. Kamu selalu ada dalam pengawasan kami. Saya tahu semua perbuatanmu pada anak kandungku. Apa yang terjadi padanya saat ini adalah karena ulahmu. Saya akan membunuhmu dengan tanganku sendiri, kalau terjadi sesuatu yang buruk padanya," kata Papa Silvy."Papa kandung Silvy? Seingat saya Papa Silvy sudah lama menghilang. Saya hanya mengenal mama dan papa tirinya." Tommy meringis kesakitan sambil meraba perutnya.Tommy memang belum pernah bertemu dengan papa kandung Silvy. Papa dan Mama kandung Silvy telah bercerai jauh sebelum Tommy mengenal Silvy.Saat Tommy melamar atau menikahi Silvy, Tommy hanya bertemu dengan Ma
Baca selengkapnya

Darren bertanya tentang papa

Tanpa terasa, waktu berlalu begitu cepat. Darren sudah bertumbuh menjadi anak yang sehat, pintar, dan tampan. Intan ingin mendaftarkan Darren masuk sekolah."Sayang, besok Darren mulai sekolah. Mama sudah siapkan tas dan sepatu baru untuk Darren." Intan membelai lembut rambut putranya itu."Apa nanti Mama menemani Darren di sekolah?" tanya Darren."Mama antar Darren sampai masuk di kelas, nanti Mama tunggu di luar, ya. Darren belajar dan bermain sama teman-teman dan ibu guru," jawab Intan."Oke, Mama." Darren mengacungkan ibu jarinya dan tersenyum."Anak Mama pintar. Darren pasti senang karena bisa bermain dan mengenal banyak teman baru. Nanti setiap sore, Darren bisa cerita sama Mama dan nenek, apa saja yang Darren lakukan di sekolah." Intan memeluk Darren."Iya, Ma. Darren sudah gak sabar untuk masuk sekolah."Intan mencium pipi Darren dengan gemas. Ia sangat bersyukur memiliki buah hati yang cerdas dan sehat seperti Darren.Ada berjuta rasa saat Intan melihat Darren bertumbuh besar
Baca selengkapnya

Siapa Papa Silvy sebenarnya?

Kondisi kesehatan Silvy mulai membaik dan diijinkan pulang dari rumah sakit. Siang itu Tommy menjemput istrinya dan langsung membawanya pulang ke rumah.Silvy tersenyum dan menggandeng tangan Tommy ketika mereka tiba di halaman rumah. Ia merasa senang, karena sang suami tidak jadi menceraikan dirinya.Tommy mengantar Silvy ke kamarnya. "Aku harus ke rumah kakek sekarang. Kamu istirahat saja di rumah," kata Tommy."Ada apa lagi? Apa ada yang penting? Jangan pergi terlalu lama, Mas. Aku gak mau sendirian di rumah," kata Silvy dengan manja."Iya, kamu tenang saja. Ini hanya urusan pekerjaan. Jangan cemas, aku cuma sebentar." jawab Tommy.Walaupun berat hati, Silvy akhirnya melepas kepergian Tommy. Silvy selalu dihantui rasa cemas jika Tommy pergi sendirian di luar jam kerja. Ia takut suaminya akan menemui Velicia atau Caroline lagi.Tommy segera menuju ke rumah kakeknya. Ia sangat waspada dan berhati-hati di sepanjang perjalanan. Ia takut ada orang suruhan Papa Silvy yang mengikutinya ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
20
DMCA.com Protection Status