Beranda / Romansa / Daughter For Sale / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab Daughter For Sale: Bab 11 - Bab 20

53 Bab

Kehidupan Yang Baru

Riani masih memberontok dengan sekuat tenaga untuk keluar dari kungkungan tubuh orang yang ia benci itu. Kulit mulus Riani seakan membuat gairah Kenzo naik seketika. Ia yang belum pernah berciuman atau pun bercinta dengan seorang gadis seperti kehilangan akal sehatnya. Sebenarnya apa yang terjadi padanya? Kenzo seolah tidak bisa lagi membedakan antara dendam dan juga nafsu. "Kenzo, aku mohon!" Lirih Riani ketika Kenzo melepas pakaian gadis itu dengan tatapan berkabut."Tidak usah sok jual mahal. Aku akan membuktikan sendiri apa benar jika kamu masih suci!" Ucap Kenzo sebelum mencium kembali bibir Riani.Riani mati-matian terbebas dari ciuman yang menurutnya menjijikan itu. Ia begitu tidak menyangka bibirnya bisa bersentuhan dengan orang yang selalu menghina ayahnya sedemikian rupa."Aku memang sudah tidak suci, maka lepaskan aku!" Bohong Riani setengah memelas."Aku akan menilai sendiri. Bukankah aku sudah membayarmu?" Kenzo menyeringai sebelum ia menyatukan tubuhnya dan tubuh Riani.
Baca selengkapnya

Memasak Untuk Kenzo

Riani tengah berkutat dii dapur apartemen Kenzo. Apartemen pria itu memang sangatlah luas dan besar. Terdapat beberapa fasilitas yang ada di dalam apartemen. Kenzo memang sengaja membeli apartemen premium sebagai tempat hunian barunya. Kenzo memang baru pindah dari rumahnya selama tiga bulan ini. Pria itu sangat benci di atur oleh sang Mama dalam segala hal. Itulah yang melatar belakangi Kenzo membeli sebuah apartemen dengan suite yang begitu luas dan nyaman."Semoga aku tidak salah memasak," Riani bergumam ketika ia memutuskan untuk membuat ayam keremes dan sup bayam.Ketika selesai memandikan Kenzo, Riani memang langsung diberi tugas untuk memasak. Kenzo benar-benar memperlakukannya bak pembantu. Pikiran Riani kemudian menerawang jauh kepada ayahnya. Bagaimana kini kabar ayahnya? Apakah kondisi cinta pertamanya itu sudah membaik? Apakah Tuti menunggui ayahnya saat di rumah sakit? Riani begitu merindukan ayahnya. Saking sakitnya menahan rindu, mata Riani pun memanas. Ia menangis ters
Baca selengkapnya

Pertemuan

Kondisi Andi semakin hari semakin membaik walau ia kini hanya berbaring di atas kasur rumah sakit. Tuti dan Gita tidak pernah menunggui Andi di rumah sakit. Mereka sedang bersenang-senang menghamburkan uang dari Kenzo. Dokter yang melakukan visit ke ruangan Andi pun sangat iba melihat pria itu. Andi seperti seorang pria yang sebatang kara di dunia ini, tanpa ada yang menungguinya saat di rawat di rumah sakit. Bahkan untuk makan, Andi di suapi oleh perawat yang berjaga. Untuk urusan buang air kecil dan buang air besar, perawat memasangkan diapers lansia pada Andi."Riani!" Gumam Andi saat ia terbangun dari tidurnya. Air matanya menetes dari sudut matanya. Walau pun dirinya sakit gangguan jiwa, tapi Andi sangat ingat jika Riani adalah putri kesayangannya. Matanya semakin layu ketika melihat kursi tunggu di samping ranjangnya masih kosong juga."Bapak berharap kamu ada di sini. Kamu ke mana, Nak?" Isak Andi dengan suara yang memilukan.Andi terus menangis terisak seorang diri di ruangan
Baca selengkapnya

Memutuskan Perjanjian

Ardy dan Yogi sedang menghabiskan waktunya di apartemen milik Kenzo. Kedua pria itu adalah sahabat baik Kenzo sedari SMA. Walaupun berbeda keperibadian, nyatanya hubungan pertemanan mereka masih terajut baik hingga kini."Katanya elu beli si Riani? Mana dia engga ada di sini tuh!" Ardy celingukan mencari keberadaan teman SMA nya itu."Ya bener lah," Kenzo menyeruput Vanila Latte yang baru ia buat."Ya terus mana? Gue engga lihat tuh batang hidungnya!" Seloroh Ardy lagi tidak percaya."Tunggu-tunggu! Kalian ngomongin siapa sih?" Yogi yang baru pulang dari Yunani terheran-heran."Itu si Riani, teman SMA kita. Yang anaknya di Bapak ODGJ," Jawab Ardy sembari menyesap kopi yang ada di dalam gelasnya. Sesekali Ardy menghisap vape yang ia bawa dan meniupkan asapnya ke udara."Gue udah bilang, jangan ngerokok di depan gue!!" Kenzo berkata dengan marah. Ia memang tidak pernah suka berdekatan dengan seorang perokok. Biasanya Ardy tidak akan berani merokok di hadapan pria pemarah itu."What? Si
Baca selengkapnya

Kebenaran Yang Terungkap

Riani membawa ranselnya ke rumah sakit dan menemani kembali ayahnya di sana. Hati Riani sedikit resah, ia takut Kenzo melakukan hal yang buruk pada keluarganya. Riani menatap Andi yang sedang tertidur. Air matanya kembali menetes. Riani merasa sangat sedih karena ia tidak menemani sang ayah setelah operasi. Riani pun menghapus air matanya saat pintu kamar Andi dibuka oleh seseorang."Bu, tadi dokter sudah visit lagi. Hari ini Bapak Andi sudah boleh pulang ya?" Ucap seorang perawat sembari membawa kursi roda, obat dan juga surat kontrol agar Andi kembali memeriksakan dirinya seminggu kemudian."Boleh pulang?" Mata Riani berbinar. Setidaknya jika ia mengurus Andi di rumah, biaya yang dikeluarkan akan minim. Menunggu di rumah sakit seperti ini Riani harus membeli makanan dan minuman di luar."Iya. Bapak Andi boleh pulang hari ini. Saya lepas infusnya ya, Bu?" Perawat itu berucap dengan ramah. Riani mengangguk dan memeprhatikan perawat yang melepas infus dari tangan Andi. Andi yang sedang
Baca selengkapnya

Setitik Kenangan

"Sha, jangan tinggalin aku!!" Kenzo mengigau.Pria itu bermimpi tentang Shakila. Kenzo langsung terbangun dari tidurnya. Keringat terlihat membasahi piyama pria itu. Kenzo mengstabilkan nafasnya. Kemudian ia mengambil gelas berisi air mineral yang ada di atas nakas."Aku bermimpi Shakila lagi," Kenzo mengusap wajahnya kasar.Sekelebat ingatan tentang Shakilla kemudian melintas dalam memorinya."Sha, aku takut!!' Kenzo yang berusia sepuluh tahun gelagapan melihat jurang yang ada di bawah.Mereka memang tengah naik jembatan kaca yang ada di negara China. Di bawah jembatan itu adalah jurang yang sangat dalam. Shakilla dan Kenzo memang berteman dari kecil. Ibu Shakilla adalah sahabat dari ibu Kenzo. Shakilla maupun Kenzo sering kali bermain saat usia mereka kanak-kanak. Mereka pun sering berlibur ke luar negeri bersama."Zo, engga usah takut! Coba atur nafas kamu. Tarik dan lepaskan!" Shakilla memberi aba-aba."Baik," Kenzo menuruti perintah teman kecilnya itu."Bagaimana?" Tanya Shakill
Baca selengkapnya

Kepulangan Riani

Taksi online yang di tumpangi oleh Riani dan Andi sampai di depan gang menuju kontrakan kecil mereka. Ayah dan anak itu memang harus turun di depan gang karena mobil tidak akan masuk sampai halaman kontrakan. Perlu diketahui, gang itu terletak di sebelah sekolahan SMA yang merupakan sekolah Riani dan Kenzo di masa silam. Supir taksi segera membantu Riani dengan mengeluarkan kursi roda dari dalam bagasi. Supir taksi online itu juga membantu memangku Andi dari jok mobil ke kursi roda. Riani pun membayar ongkos plus memberi tip pada driver yang menurutnya sangat baik itu."Ini kebanyakan," supir taksi itu menatap ongkos yang dibayarkan oleh Riani."Sisanya tip dari saya, Pak. Terima kasih bantuannya," Riani tersenyum tulus."Sama-sama. Saya juga makasih ya? Semoga Bapaknya cepet sembuh," supir online itu dengan tulus mendoakan Andi."Iya, Pak," balas Riani dengan ramah.Supir taksi online pun pamit dan segera pergi untuk mengambil orderan dari penumpang yang lain. Riani kemudian mendoron
Baca selengkapnya

Pertemuan Yang Tidak Terduga

"Ibu gimana sih? Katanya si Riani engga bakal balik lagi ke rumah?" Omel Gita saat kini mereka sedang berjalan menuju pasar.Gita sendiri memang telah resign dari pekerjaannya dari super market. Ia mengira uang 800 juta yang dijanjikan Om Deni atau Kenzo akan segera mereka terima. "Mana Gita udah resign. Gimana sih, Bu?" Rengek Giga lagi."Ibu juga engga tahu Ta kenapa bisa jadi gini. Kenapa bisa tuh anak sialan balik lagi," Tuti mengusap wajahnya dengan kasar."Sekarang impian kita buat hidup senang musnah, Bu," Gita menghentak-hentakan kakinya ke tanah.Tuti semakin kalut saja. Dari mana kini ia bisa hidup? Uang yang ia terima dari Kenzo pun sudah habis digunakan untuk berbelanja, berfoya-foya, memanjakan Gita dan juga sebagian lainnya dipakai Tuti untuk bermain judi online.Di saat mereka tengah kebingungan, tiba-tiba ada mobil mewah keluaran terbaru yang berhenti tepat di hadapan mereka. Gita dan Tuti pun saling menyikut ketika melihat supir mobil antik itu turun."Ibu Tuti? Mari
Baca selengkapnya

Terusir

Ini sudah hari ketiga Tuti dan Gita melancarkan segala cara agar Riani dapat kembali ke apartemen milik Kenzo. Bahkan Tuti pun sampai pura-pura akan menenggak racun serangga jika Riani tidak kembali kepada Kenzo. Tapi semuanya nihil, Riani masih tak bergeming. Ia tidak akan pergi ke mana pun, karena Riani ingin terus bersama Andi. Selain itu, tidak ada yang bisa Riani percaya untuk menjaga Andi. Alasan yang paling kuat adalah Riani sudah menyelesaikan perjanjian dengan Kenzo. Riani tidak sudi harus menjadi penghangat ranjang dan juga pelayan untuk Kenzo lagi. "Gimana ini, Bu? Si Riani engga mau balik ke apartemen Tuan Kenzo," Gita berkata dengan khawatir."Tenang aja lah, Ta! Tuan Kenzo engga akan laporin ibu. Dia cuma gertak kita," Tuti berkata dengan enteng."Bu, bukan itu. Dia kan janji bakal kasih kita hadiah kalau si Riani balik lagi. Kalau si Riani engga balik, dari mana kita dapet duit, Bu? Skincare Gita mau abis. Emang ibu rela kulit Gita item, kusam, berjerawat gara-gara eng
Baca selengkapnya

Masuk Ke Dalam Lubang Yang Sama

"Bapak!!' Riani langsung berdiri dan dengan isak tangis berhambur melihat Andi yang terpental dari kursi rodanya. Ia berjongkok di hadapan Andi yang tampak memejamkan matanya.Supir angkot yang menabrak pun turun dari angkotnya untuk melihat keadaan Andi yang saat ini tergeletak di jalanan. Kursi roda yang Riani sewa pun tampak hancur karena benturan itu. Semua orang yang ada di sana segera datang ke arah Andi dan membantu dengan semampunya."Jangan tinggalin Riani!" Riani menangis histeris melihat Andi yang tidak sadarkan diri. Kenapa ujian bertubi-tubi datang padanya?"Bapak!!!" Gita ikut menangis melihat keadaan Andi yang begitu pilu. Tampak darah keluar dari kakinya yang baru saja di operasi. Tak hanya itu, kepala Andi pun mengeluarkan banyak darah."Ayo, Ta! Kita pergi dari sini!!" Tuti menarik tangan Gita menjauh dari sana."Lepasin, Bu!!" Gita berteriak."Ayo, Ta! Kamu mau ibu di penjara, hah? Kita pasti lebih repot abis kejadian ini!!" Tuti berbisik dengan geram kepada Gita. G
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status