Beranda / Romansa / Daughter For Sale / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Daughter For Sale: Bab 21 - Bab 30

53 Bab

Pembaruan Perjanjian

Kenzo tersenyum penuh kemenangan saat sekretarisnya mengatakan ada kerabat dirinya yang bernama Riani meminta izin untuk bertemu. Usaha Kenzo kini berhasil membawa Riani dengan sukarela padanya. Sebenarnya Kenzo sudah tahu apa yang terjadi pada Riani, karena ia menyuruh orang untuk memata-matai wanita itu."Sudah ku bilang, kamu tidak akan lepas dariku!" Kenzo tersenyum dengan percaya diri.Tak lama pintu ruangan Kenzo diketuk oleh sekretaris yang membawa Riani di sampingnya. Kenzo memasang wajah angkuhnya melihat wanita yang ia benci itu. Dirinya belum puas bermain-main, jadi jangan harap Riani bisa pergi darinya."Kamu boleh pergi!" Usir Kenzo kepada sekretarisnya."Dan kamu boleh masuk!" Kenzo berpura-pura melihat lihat dokumen yang ada di atas meja."Kenzo, maksudku Tuan," Riani duduk di hadapan Kenzo."Ada perlu apa kamu ke sini?" Kenzo menyenderkan tubuhnya di kursi kerja miliknya. Pria itu terlihat menggerak-gerakan kursi itu ke kiri dan ke kanan."A-aku membutuhkan bantuanmu,"
Baca selengkapnya

Riani Yang Baru

Setelah dari kantor Kenzo, Riani datang kembali ke rumah sakit untuk mengambil barang bawaannya. Perawat mengatakan jika operasi Andi sudah berhasil dan pria itu kini berada di ruang pemulihan. Riani berjalan ke luar dari area rumah sakit. Perutnya terus berbunyi karena sedari pagi belum ada apapun yang masuk ke dalam lambungnya. Riani kemudian berjalan ke arah mall yang berada dekat dengan rumah sakit. Riani tidak ingin meratapi dirinya. Ia mempunyai uang tiga puluh juta yang diberikan oleh Kenzo. Bersedih pun tidak ada gunanya, mungkin sudah nasib Riani menjadi tahanan pria yang ia benci dari SMA.Riani masuk ke dalam mall. Riani memesan makanan dan segera makan dengan lahap. Setelah itu, ia membeli dua buah ponsel untuk dirinya dan untuk Andi. Riani memang akan mengatakan jika dirinya bekerja di tempat jauh dan harus kost pada Andi jika pria itu sudah siuman. Setelah membeli ponsel, Riani membeli baju-baju untuk dirinya dan Andi. Riani akan membuang semua baju-baju dirinya dan Andi
Baca selengkapnya

Teruslah Menyangkal!

Pagi hari Riani menyiapkan sarapan untuk Kenzo. Wajah pria itu dingin dan datar. Seperti tidak pernah ada yang terjadi antara keduanya tadi malam. Padahal keduanya melewatkan malam yang sangat panas. Kenzo membuka ponselnya untuk membaca berita hari ini. Kenzo memang terbiasa membaca berita terbaru di pagi hari untuk menambah wawasannya. Riani menyajikan susu hangat di gelas Kenzo dengan berhati-hati. Wanita itu sesekali memandangi wajah Kenzo yang tengah asik dengan ponsel di tangannya. Riani amat malu dengan apa yang terjadi pada tadi malam. Terlebih ia membalas ci*uman Kenzo dengan penuh gairah. Kenzo seolah tahu Riani tengah menatap wajahnya."Jangan percaya diri dengan apa yang sudah kita lakukan! Kamu hanya sebatas pemuas nafsuku dan tidak lebih! Kamu tidak berarti apapun untukku. J*lang sepertimu tidak akan pernah mendapatkan posisi apapun di hatiku. Karena selamanya kehadiranmu tidak akan berarti apapun, " Kenzo berucap dengan pedas sembari menoleh ke arah Riani yang tengah m
Baca selengkapnya

Makanan Penutup

Kesibukan Riani saat siang hari adalah menjenguk Andi di rumah sakit. Riani bisa sedikit tenang karena Andi berada di ruangan perawatan yang sangat nyaman. Terlebih ada perawat yang siaga membantu segala keperluan Andi."Pak!" Riani berhambur memeluk sang ayah. Tangisnya pecah ketika memeluk tubuh yang kini terlihat ringkih itu."Dari mana aja, Ri?" Andi bertanya dengan wajah berkaca-kaca."Riani sekarang kerja, Pak. Kerjanya jauh dan ngekost. Makanya bisa jenguk Bapak siang hari aja," Riani tersenyum walau hatinya kini merutuki dirinya sendiri yang sekarang gemar berbohong."Kenapa engga kerja yang deket aja, Ri?" Andi berkata dengan lemah."Diterimanya yang jauh. Cari kerja susah, Pak. Rejeki engga boleh ditolak," Riani mendudukan dirinya di kursi empuk yang ada di sebelah ranjang Andi."Maafin Bapak ya? Cuma bisa nyusahin kamu!" Andi menangis. Merasa tidak berguna karena terus saja merepotkan sang putri."Engga. Riani engga merasa terbebani sama Bapak. Malah Riani senang," Riani te
Baca selengkapnya

Mengeluarkan Isi Hati

Sudah pukul sepuluh malam, tapi Kenzo belum juga pulang ke apartemen. Riani pun menunggu hingga pria itu menunjukan batang hidungnya. Tapi nihil, Kenzo tidak kunjung pulang ke apartemen mewah itu. Riani terlihat menguap beberapa kali, ia harus tetap terjaga. Riani takut Kenzo akan marah padanya jika ia tertidur lebih dulu. Karena lama menunggu, akhirnya Riani pun tertidur di sofa yang ada di ruang tengah.Pukul dua belas, Kenzo baru sampai ke rumah. Ia memang terlambat pulang karena bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang tak lain adalah Yogi dan Ardi. Saat Kenzo membuka pintu, pemandangan pertama yang ia lihat adalah Riani tertidur dengan pulas di atas sofa. Wanita itu terlihat meringkuk dengan nyaman. Kenzo melangkahkan kakinya mendekat ke arah sofa. Kemudian ia berjongkok menatap wajah Riani yang terlihat damai tatkala terlelap. Kenzo memperhatikan wajah Riani. Walau tanpa polesan make up, Riani memang terlihat begitu cantik.Puas mengamati wajah partner ranjangnya itu, Kenzo pun ber
Baca selengkapnya

Kesalahpahaman Yang Perlu Diluruskan

Kenzo membawa Riani ke villa pribadi miliknya. Villa itu adalah hadiah dari ayahnya saat Kenzo berumur 20 tahun. Mata Riani sangat takjub melihat keindahan pemandangan yang ada di sekitar villa. Villa itu terletak di dekat pantai benar-benar sangat menyatu dengan alam. Di villa juga sudah tersedia segala macam keperluan untuk Kenzo dan Riani."Indahnya!" Riani melihat hamparan lautan dari dalam kamar."Ada banyak waktu sebelum reuni besok. Kamu bisa berjalan-jalan!" Ucap Kenzo yang berdiri di samping Riani."Aku ingin bersepeda," jawab Riani dengan riang."Pergilah!" Ucap Kenzo seraya mendudukan tubuhnya."Aku ingin bersepeda bersamamu. Aku takut tersesat," Riani menarik tangan Kenzo."Hey, memangnya kamu siapa berhak mengajakku bersepeda?" Kenzo berpura-pura marah."Aku? Bukannya aku adalah pelayan sekaligus wanita simpananmu?" Riani menggaruk rambutnya."Maksudku, punya hak apa kamu mengajakku bersepeda?" Kenzo menunggu Riani memaksanya."Aku hanya takut tersesat. Tapi tunggu dulu! B
Baca selengkapnya

Diusir

Tuti dan Gita saat ini tinggal di rumah kakak Tuti yang ada di kawasan padat penduduk. Tuti memaksa tinggal bersama kakaknya karena dirinya dan Gita sudah tidak mempunyai sepeser pun uang."Ti, kapan sih kamu sama si Gita keluar dari rumahku?" Kakak Tuti yang bernama Leni berkata dengan jengkel. Kini mereka tengah duduk di kursi makan untuk sarapan. Terlihat hanya ada menu tempe goreng yang terhidang di meja makan."Aduh Len, kok kamu gitu sih sama adik sendiri?" Tuti mendelikan matanya tidak suka."Bukan gitu. Kamu sama Gita di sini tuh jadi beban Mas Zenal. Kamu tahu kan suamiku cuma kuli angkut di pasar. Beban kita udah berat, Ti. Di tambah ada kamu sama Gita di sini. Otomatis mas Zenal sekarang harus nafkahin kalian. Beban kita semakin berat," Leni mengeluarkan unek-uneknya. Apalagi Leni melihat sikap Gita dan Tuti yang bak ratu membuat hatinya semakin jengkel. Keduanya tidak pernah membantu Leni untuk membereskan rumah. Bahkan bekas makan dan minum Tuti dan Gita pun, Leni yang m
Baca selengkapnya

Reuni Part 1

Reuni SMA bergengsi yang akan Kenzo dan Riani hadiri diadakan di salah satu hotel bintang lima yang ada di Gianyar. Maklum saja, SMA tempat Kenzo dan Riani bersekolah adalah SMA yang terkenal mahal. Riani bisa masuk ke sana karena ia merupakan siswa yang berprestasi dari SMP nya berasal. Selain itu, Riani pun diberikan beasiswa di sekolah yang memang terkenal untuk kalangan kelas atas itu. Hampir semua lulusan dari sana pasti melanjutkan pendidikannya ke universitas. Hanya Riani yang tidak memiliki kesempatan mengecap pendidikan di universitas.Kenzo memberikan sebuah gaun cantik nan mahal keluaran dari brand ternama untuk Riani kenakan malam ini. Selain itu, Kenzo juga mendatangkan MUA, hair do yang terkenal dari pulau dewata. Kenzo melakukan itu karena ia tahu Riani tidak memiliki gaun pesta dan tidak pandai merias dirinya sendiri. Kenzo hanya berusaha untuk memenuhi segala kebutuhan wanita itu.Kenzo sendiri tampil sangat menawan dengan jas yang membalut tubuh atletisnya. Penampilan
Baca selengkapnya

Reuni Part II

Riani melangkahkan kakinya masuk ke dalam ballroom dengan tidak percaya diri. Apalagi drees barwarna ungu tanpa lengan begitu mengekspose bahunya yang mulus. Kaki jenjang dan putihnya pun terekspos karena panjang dress itu hanya sampai lutut. Hair do yang Kenzo sewa tampak menghias kepala wanita itu dengan headpiece dan mengcurly rambut panjang Riani. "Apa dia Riani? Si anak ODGJ?" Bisik-bisik orang yang ada di dalam ballroom melihat Riani melangkahkan kakinya masuk. Tangan Riani terlihat memegang tas kecil keluaran d*ior terbaru. Semua orang terbelalak melihat penampilan Riani yang amat cantik dan sempurna itu."Dia cantik sekali!""Gaunnya pasti mahal!""Itu bukankah tas keluaran di*or?""Rambutnya sangat indah.""Si upik abu jadi cinderella sekarang.""Tubuhnya sangat putih dan indah.""Roda kehidupan memang berputar ya?""Dari mana dia mendapatkan uang untuk barang-barang branded itu?""Pasti dia sukses sekarang!"Itulah ucapan teman-teman yang dilayangkan ketika melihat penampi
Baca selengkapnya

Reuni Part III

Kenzo melepaskan tautan tangannya di pinggang Shakilla begitu MC mengumumkan jika sesi dansa sudah berakhir. Shakilla terlihat enggan untuk melepaskan tangannya di leher pria jangkung itu. Ia seolah tidak rela harus berjauhan dengan Kenzo, apalagi saat ini mereka jadi pusat perhatian. Banyak yang menilai jika Shakilla dan Kenzo adalah pasangan yang sangat serasi. Mereka tampan dan cantik, juga berasal dari keluarga konglomerat."Ayo, Sha!" Kenzo membuyarkan tatapan Shakilla ke arahnya. Entah mengapa Kenzo menjadi agak kurang nyaman dengan bahasa tubuh Shakilla. Apalagi saat berdansa tadi wanita itu terus membusungkan dadanya agar menempel dengan dada Kenzo. Shakilla seakan berubah. Shakilla dulu yang sulit untuk ditaklukan terasa sangat mudah didapatkan saat ini."Oh iya ayo!" Pipi Shakilla bersemu merah. Kemudian wanita itu berjalan sembari menggenggam tangan Kenzo. Riani yang berjalan di belakang mereka hanya menatap nanar tautan kedua tangan itu.Rundown acara selanjutnya adalah m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status