Home / CEO / Istri Kecil Tuan Presdir / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Istri Kecil Tuan Presdir: Chapter 1 - Chapter 10

20 Chapters

Bab 1 - Gadis Yang Malang

“Alya ….” Suara teriakan yang sangat keras dari luar kamarnya, seketika membuyarkan lamunan seorang gadis cantik yang sedang duduk di atas tempat tidurnya. Gadis itu pun beringsut turun dari ranjang king size yang ia tempati, kemudian berjalan dengan santai menuju ke arah pintu kamar. “Om Pandu, Tante Ratih.” Alya memutar bola matanya setelah melihat paman dan bibinya.“Heh, anak manja! Ngapain aja kamu di kamar? Dari tadi ditungguin,” ucap seorang perempuan paruh baya dengan nada ketus, ia juga menatap Alya dengan sinis. “Nungguin aku? Mau ngapain, Tan? Ada keperluan apa memangnya? Sehingga Tante dan Om harus datang ke kamar aku seperti ini,” ujar Alya sambil melipat kedua tangannya di dada. Pandu berdecak kesal mendengar nada bicara Alya saat berbicara dengan istrinya. “Alya, kamu itu kalau bicara yang sopan, ya. Dia ini Tante kamu,” ujarnya. Laki-laki itu adalah adik kandung dari almarhumah ibunya Alya. “Aku akan bicara sopan sama seseorang yang bisa menghargai aku, Om. Sement
last updateLast Updated : 2023-09-10
Read more

Bab 2 - Dijebak

“Saya?” tunjuk orang itu pada dirinya sendiri. “Saya yang menyewa kamar ini, saya juga yang sudah membayar kamu. Sekarang saatnya kita menikmati malam panjang yang penuh gairah,” ucapnya sambil merentangkan kedua tangannya. “Nggak, ini nggak mungkin. Mona nggak mungkin melakukan ini sama aku, Anda pasti berbohong.” Alya menggelengkan kepala seraya memundurkan langkahnya. “Kenapa tidak mungkin? Buktinya, dia mengirimkan kamu ke sini,” ujar pria itu lagi. “Mona …,” ucap Alya dengan kedua tangan yang terkepal erat. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa sahabat yang selama ini sudah ia anggap seperti saudara, ternyata tega mengkhianatinya dengan cara seperti ini. Tidak cukup dengan paman dan bibinya yang berusaha menjualnya pada seorang mucikari beberapa waktu yang lalu, malam ini pun mereka kembali melakukan hal yang sama dengan menjodohkan dia dengan pria tua yang lebih pantas menjadi ayahnya. Sekarang ditambah lagi sahabat karibnya sendiri yang juga ingin menjerumuskan dirinya sepe
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

Bab 3 - Yudha?

Alya berteriak saat dia tak sengaja menabrak sebuah mobil di depannya, untung saja kendaraan roda empat itu sedang berhenti. Pemilik mobil itu pun tidak mengetahui apa yang terjadi, karena dia sedang berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon.Melihat Alya nyaris kecelakaan, sang manajer pun tak tinggal diam, segera berlari menyusul gadis itu. “Nona, Anda tidak apa-apa?” tanyanya. Pemuda itu terlihat sangat khawatir dengan keadaan Alya. “Saya baik-baik saja,” sahut Alya sambil mengatur tarikan napasnya. “Nona, saya bisa jelasin semuanya, ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Orang yang ada di dalam mobil itu adalah atasan saya, beliau adalah orang baik. Percaya sama saya,” ujar sang manajer dengan lembut. Alya bergeming di tempatnya, ia tidak ingin percaya begitu saja. Karena sudah beberapa kali dia dikhianati oleh orang-orang terdekatnya. Akan tetapi, mengingat waktu yang semakin larut dan dia tidak tahu harus pergi ke mana, maka dengan terpaksa Alya menuruti keinginan
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

Bab 4 - Menawarkan Bantuan

“Pak Bos, Nona Alya. Saya permisi ke kamar mandi dulu, ya. Soalnya saya belum cuci muka,” ujar Reno, ia juga sudah tidak tahan ingin segera buang air kecil. “Loh, Mas Reno tahu nama saya dari mana? Perasaan, saya belum sempat memperkenalkan diri dari semalam.” Alya cukup kaget saat mendengar Reno menyebut namanya. “Oh, iya. Soal itu, saya memang sudah tahu. Sudah ya, saya sudah nggak tahan ini.” Reno berbicara sambil mengernyit karena menahan rasa ingin buang air kecil. Alya masih penasaran dengan siapa sebenarnya orang-orang yang sudah menolongnya, apalagi melihat pria di hadapannya yang terus saja menggunakan penutup wajahnya. “Oh, ya. Siapa nama kamu?” tanya Yudha. Alya tersenyum kecut mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Yudha. “Saya tidak yakin kalau Anda belum mengetahui nama saya,” jawabnya. “Mas Reno selaku bawahan Anda saja sudah tahu siapa nama saya, rasanya sangat tidak mungkin jika Anda belum mengetahuinya.” Yudha mencebik bibirnya di dalam masker, ia lupa bahwa a
last updateLast Updated : 2023-09-18
Read more

Bab 5 - Ayo Kita Menikah!

“Kamu mau ke mana?” tanya Yudha. “Saya mau pergi, karena di sini bukan tempat saya. Terima kasih sudah mengizinkan saya menginap di sini semalam,” ucap Alya, gadis itu berbicara tanpa melihat ke arah lawan bicaranya. “Kamu yakin mau pergi dari sini? Kamu mau pergi ke mana? Apa kamu masih punya tempat untuk pulang? Oh, iya, Pak Pandu dan istrinya pasti sudah menunggu kedatanganmu. Silahkan kalau kamu mau kembali ke rumah itu lagi. Kita lihat saja nanti,” kata Yudha. Alya terdiam sejenak di tempatnya, tetapi ucapan Yudha tetap saja tidak merubah keputusannya untuk segera pergi dari tempat itu. Alya tidak mau menikah dengan pria asing yang baru saja dia kenal. Bahkan, ia tidak tahu seperti apa rupa pria itu karena wajahnya selalu ditutupi. “Anda tenang saja, saya sudah terbiasa menerima perlakuan buruk mereka.” Tanpa menunggu lama, Alya segera melanjutkan langkahnya menuju pintu, lalu keluar dari apartemen mewah itu. “Reno, sudah tahu ‘kan, apa yang harus kamu lakukan?” tanya Yudha
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

Bab 6 - Kamu Memang Unik

“Iya. Ayo, kita menikah!” Alya kembali mengulang ucapannya dengan posisi yang masih berlutut di hadapan pria asing yang baru dikenalnya. “Kamu bicara apa? Saya tidak salah dengar? Apa yang membuat kamu merubah keputusan begitu cepat? Beberapa waktu yang lalu kamu sendiri yang bilang kalau kamu tidak mau menikah dengan saya,” ujar Yudha seraya melipat kedua tangannya di dada. “Kamu juga bilang kalau saya lebih pantas menjadi ayahmu,” lanjutnya.Alya terdiam dengan kedua mata yang masih terpejam. Seakan menjilat ludah sendiri, ia merasa sangat malu mendengar apa yang dikatakan oleh Yudha. Namun, sekarang bukan saatnya memikirkan gengsi dan harga diri. Karena ada hal yang jauh lebih penting yang harus ia pikirkan.“Saya minta maaf soal ucapan saya yang tadi, tapi sekarang saya benar-benar serius. Saya butuh bantuan Anda,” ucap Alya seraya mendongak menatap pria bertubuh jangkung di hadapannya. Salah satu sudut bibir Yudha terangkat ke atas, pria itu mengulas senyum tipis mendengar uca
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Bab 7 - Memperkenalkan Calon Istri

“Halo! Saya Alya,” ucap Alya sambil membungkukkan badannya, ia langsung memperkenalkan diri pada seorang wanita yang datang menghampirinya. Yudha tersentuh melihat sikap sopan yang ditunjukkan oleh perempuan yang sebentar lagi akan menjadi istrinya, ia juga semakin kagum pada sosok gadis berusia 19 tahun itu. Wanita yang baru datang itu pun mengerutkan keningnya sembari memperhatikan penampilan Alya dari ujung kaki hingga kepala. “Kamu siapanya Yudha? Kok, kalian bisa bersama seperti ini? Dari mana kamu kenal dia?” tanyanya penuh selidik. “Itu ....” Belum sempat Alya menyelesaikan kalimatnya, Yudha sudah lebih dulu bersuara. “Kak Jen, cukup! Ini bukan urusan Kakak,” ujar Yudha yang langsung menyela ucapan wanita yang menginterogasi Alya. “Yudha, ini nggak salah? Kamu jalan sama perempuan? Mana anak kecil lagi,” kata wanita itu seraya menatap Alya dengan sinis. Kedua bola mata Alya langsung membulat sempurna ketika mendengar seseorang menyebut dirinya anak kecil. Namun, ia sama se
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Bab 8 - Dipandang Rendah

Ibu dan anak itu pun menoleh ke arah sumber suara. Yudha langsung tersenyum melihat sosok yang sudah beberapa hari ini tidak ia kunjungi. “Papa.” Yudha segera menghampiri sang ayah sambil merentangkan kedua tangannya, berusaha untuk memeluk ayahnya. Namun, langsung ditepis oleh Tuan Mahendra Kusuma. “Hei, Anak Muda. Kamu jangan coba-coba mengalihkan perhatian Papa. Apa yang barusan Papa dengar memang benar adanya, atau itu hanya trik kamu untuk menolak perjodohan?” tanya seorang pria lansia yang masih terlihat sehat dan bugar di usianya. “Pa, kali ini Yudha serius. Orangnya juga sudah ada di sini,” jawab Yudha sembari menoleh ke arah ruang tamu. Di sana tampak Reno bersama dengan seorang perempuan yang mengenakan dress selutut berwarna peach, yang membuat penampilan gadis itu semakin terlihat cantik dan anggun. “Tuan, Nyonya.” Reno membungkukkan badan di hadapan kedua orang tua atasannya. “Halo!” Alya ikut membungkukkan badan, menghormati pasangan suami istri yang terus memp
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Bab 9 - Status Baru

“Mama!” Yudha berteriak tatkala melihat ibunya terkulai lemas. Beruntung Tuan Mahendra dengan sigap menahan tubuh istrinya.Nyonya Indriana sampai jatuh pingsan setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Yudha. Menikah dalam waktu dua hari. Apa itu masuk akal? Pernikahan seperti apa yang ingin dijalani oleh seorang pewaris Kusuma Group dalam waktu yang sangat singkat seperti itu. “Astaga, Mama … baru dengar berita seperti itu saja Mama sudah pingsan,” ucap Tuan Mahendra sambil menggelengkan kepalanya. Sebenarnya Nyonya Indriana hanya berpura-pura pingsan karena ia ingin melihat reaksi Yudha. Beliau berharap putranya itu mau merubah keputusan dan membatalkan rencana pernikahannya dengan gadis muda yang lebih pantas menjadi putrinya. Namun, sayangnya niat dan tekad Yudha sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat. Hingga pada akhirnya yang bisa ia lakukan hanya memberi restu meskipun hatinya belum bisa menerima kehadiran Alya dalam keluarga Kusuma. Tuan Mahendra juga tidak ak
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

Bab 10 - Serangan Panik

“Kenapa nggak dijawab? Siapa yang telepon?” tanya Alya penasaran. “Bukan siapa-siapa. Ini hanya telepon dari orang yang nggak penting,” jawab Yudha sembari mematikan ponselnya, lalu memasukkan kembali benda pipih itu ke dalam saku jasnya. Alya mencebik bibir seraya mengedikkan kedua bahunya. Ia bukan orang bodoh yang akan percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan oleh Yudha. Jika memang tidak ada apa-apa kenapa ekspresi wajah pria itu terlihat sangat kaget begitu ia mendapat panggilan telepon dari seseorang. Namun, Alya tidak ingin ikut campur terlalu jauh dengan urusan laki-laki yang sudah resmi menjadi suaminya itu. Sesuai perjanjian yang telah mereka sepakati sebelum melangsungkan pernikahan, keduanya harus menghargai privasi masing-masing. Di dalam surat perjanjian itu tertulis: Setelah menikah mereka akan menjalani kehidupan layaknya sebagai pasangan suami istri pada umumnya. Namun, itu mereka lakukan hanya di depan keluarga Yudha. Mereka berdua memang tinggal satu atap dan
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status