Beranda / Romansa / My Sexy Sugar Mommy / Bab 411 - Bab 420

Semua Bab My Sexy Sugar Mommy: Bab 411 - Bab 420

424 Bab

Season 2 : Menyingkirkan Yang Lain

Jonathan urung pergi ke rumah sakit karena ingin menyelesaikan masalah dengan Carisa. Mereka kini berada di ruang kerja Jonathan ditemani seorang pengacara dan Andre.“Sesuai penawaran yang tadi aku berikan. Jika kamu mau uang, jual rumahmu kepadaku!” Jonathan kembali menegaskan apa yang tadi disepakati mereka, sebelum akhirnya memanggil pengacara.“Tentu, lebih baik aku menjual rumah itu,” ucap Carisa yang tak punya pilihan.“Jika kamu mau menghilang dari hidup Ive, serta berjanji tidak akan menganggunya lagi, aku akan memberimu uang lebih,” ucap Jonathan lagi berusaha menjauhkan Ive dari Carisa.Tanpa pikir panjang, Carisa mengiakan saja permintaan Jonathan. Baginya yang terpenting sekarang memiliki uang banyak untuk hidupnya.“Tentu, aku juga terima itu,” balas Carisa.Jonathan sudah menebak jika Carisa memang lebih mementingkan uang daripada keluarga. Dia pun memerintahkan pengacara untuk membacakan perjanjian jual beli dan perjanjian jika Carisa tidak akan mengganggu Ive lagi.“J
Baca selengkapnya

Season 2 : Obat Misterius

Emanuel mengeluarkan sebutir pil dari kantong jaketnya. Dia tahu Ive hamil dan merencanakan ini semua untuk membuat adik tirinya itu menderita.Emanuel kembali lagi ke kota itu setelah mendapat informasi dari Eric jika Damian adalah saudara Ive. Dari situ Emanuel akhirnya kembali mencari tahu soal kejadian yang menimpanya, hingga Ben memberinya informasi kalau kejadian di hotel adalah jebakan untuk Emanuel.Tentu saja hal itu membuat Emanuel marah karena merasa ditipu setelah dia menjual sahamnya ke Damian.“Kamu pikir bisa mempermainkanku. Sekarang rasakan balasannya!”Emanuel hendak memaksa Ive meminum obat yang dibawanya.Ive panik karena tidak ada yang datang menolongnya. Dia menutup mulutnya rapat agar obat itu tak masuk mulut, tapi Emanuel terus memaksanya.“Apa yang Anda lakukan? Tolong!” teriak perawat yang datang untuk mengecek Ive, tapi malah melihat Emanuel sedang menganiaya Ive.Emanuel terkejut melihat ada yang datang. Ive pun berusaha mendorong Emanuel agar menjauh darin
Baca selengkapnya

Season 2 : Mencari Pelaku Lain

“Iya, aku tidak bisa meninggalkannya sendirian. Dia sepertinya trauma berat, jika kondisinya sudah lebih baik, mungkin besok akan aku ajak pulang saja.” Alex sedang menghubungi Ayana. Dia duduk di samping ranjang dengan satu tangan digenggam Ive. Ive tidur dengan penuh ketakutan sampai tak mau melepas pegangan tangannya dari Alex. “Aku akan ke sana kalau kamu mau mengurus pria itu di kantor polisi. Aku juga geram melihat kelakuannya, sudah bagus menghilang saja, tapi balik lagi membawa masalah!” geram Ayana dari seberang panggilan karena tak habis pikir dengan perbuatan Emanuel. “Saat ini Ive sedang tidur, aku juga tidak bisa pergi tanpa izinnya. Tapi jika kamu mau datang ke sini lebih dulu, aku menghargainya,” ujar Alex. Alex tak tega melihat Ive ketakutan sampai menangis seperti tadi, sehingga dia pun tidak bisa pergi tanpa izin istrinya itu. “Baiklah, aku akan ke sana dulu. Siapa tahu Ive bisa lebih tenang dengan keberadaanku di sana,” ujar Ayana. “Iya, Ay. Terima kasih suda
Baca selengkapnya

Season 2 : Banyak Bukti

“Kami sudah menerima bukti-bukti yang diberikan pihak rumah sakit. Kini tinggal meminta keterangan dari korban,” ucap polisi. Alex pergi ke kantor polisi untuk mengurus tindak kejahatan yang dilakukan Emanuel. Dia tidak akan membiarkan pria itu kabur begitu saja setelah berani-beraninya ingin membunuh janin di rahim istrinya. “Apa saya bisa bicara dengan tersangka?” tanya Alex. “Tentu.” Polisi itu mempersilakan, lantas mengantar Alex ke ruang tunggu. Alex duduk di ruang tunggu, hingga beberapa saat kemudian, polisi datang bersama Emanuel yang terborgol kedua tangannya. Emanuel menatap benci ke Alex. Dia dendam karena Alex sudah membuatnya seperti sekarang. “Aku akan membuat perhitungan denganmu!” geram Emanuel. “Silakan, tapi sebelum kamu melakukannya, aku akan membunuhmu dulu!” gertak Alex dengan tatapan tajam. Emanuel tersenyum miring mendengar ucapan Alex, hingga dia pun menjawab. “Kamu tidak akan punya cukup bukti untuk membuatku dipenjara,” ujar Emanuel penuh percaya dir
Baca selengkapnya

Season 2 : Ditangkap Semua

“Apa? Emanuel ditangkap polisi?” Eric sangat terkejut mendapat informasi itu dari seseorang.“Kalian menghilang, pergi jauh! Jangan sampai kalian tertangkap lalu melibatkanku juga!” geram Eric memberi perintah ke orang yang menghubunginya.Setelah memberi perintah itu, Eric pun mengakhiri panggilan dengan beban pikiran karena takut tergeret masalah Emanuel.“Sialan! Dia yang bodoh tapi selalu mengataiku bodoh! Jangan sampai dia membuka mulut kalau aku terlibat,” gumam Eric sambil mencengkram erat ponselnya.“Tidak! Tidak bisa! Aku tidak ingin ikut masuk penjara karena ulahnya!”Eric pun bergegas berdiri, lantas keluar dari ruang kerjanya karena ingin bersembunyi.Eric pergi ke apartemennya, lantas mengemas beberapa barang. Dia ingin pergi ke luar negeri sementara waktu sampai kasus Emanuel ditutup.Eric memasukkan semuanya ke koper. Dia juga sudah memesan tiket pesawat ke luar negeri. Setelah dirasa semuanya siap, Eric pun buru-buru keluar dari unit apartemennya.Eric berjalan terburu
Baca selengkapnya

Season 2 : Semua Selesai

“Karena membantuku, kamu jadi ikut celaka,” ucap Ive penuh penyesalan begitu bertemu dengan Damian.Ive dan Damian sudah keluar dari rumah sakit, mereka kini berada di rumah Jonathan.Ive menatap perban yang terpasang di pelipis karena hantaman dari orang yang menyerang kakaknya itu.“Tidak apa, kamu jangan terlalu memikirkan ini,” balas Damian, “dulu aku tidak bisa melindungimu, jadi sekarang aku harus melindungimu, meski nyawaku taruhannya,” ucap Damian sambil memulas senyum manis di wajah.Tetap saja Ive merasa bersalah meski Damian berkata jika tak masalah terluka untuk melindunginya.“Bagaimana proses hukum Emanuel dan Eric?” tanya Damian sambil menatap Alex yang duduk di seberangnya.“Polisi sedang memprosesnya, kemungkinan berkas perkaranya akan segera naik ke kejaksaan mengingat bukti-bukti yang kita miliki sangat kuat. Nantinya baik aku, kamu, atau Ive tetap harus menghadiri sida
Baca selengkapnya

Season 2 : Rumah dari Jonathan

Ive dan Alex pergi bersama Jonathan untuk mengurus proses balik nama sertifikat rumah mendiang ayah Ive.Ive benar-benar masih seperti mimpi bisa memiliki rumah itu, meski sebenarnya dia merasa sangat berat jika diminta meninggalinya. Ada kenangan pahit dan manis yang bersamaan dirasakan tatkala menginjak rumah itu.“Kamu mau tinggal di sini?” tanya Alex sambil menatap Ive.Ive sedang diam, memandangi setiap sudut ruangan, dinding, juga langit-langit kamar itu. Mengingat ada tawa saat bersama ayah dan ibu yang merawatnya, tapi juga ada kepedihan ketika ditindas Carisa.“Entahlah, aku masih bingung. Selain kenangan manis bersama Mama, di rumah ini juga penuh kenangan menyakitkan,” jawab Ive sambil mengedarkan pandangan.Alex melihat bola mata Ive yang berkaca-kaca, hingga dia pun menautkan jemari mereka.“Tidak usah dipaksa jika tak ingin. Ini hadiah dari Papa, kita terima meski tak ditinggali,” ucap Alex a
Baca selengkapnya

Season 2 : Tidak Bisa Akur

“Ternyata benar, nabung.” Azlan langsung meledek Alex yang baru saja datang bergabung dengannya, Ayana, dan Ive. Ayana melirik Ive, lantas memberi isyarat untuk menyingkir daripada mendengarkan perdebatan Azlan dan Alex. Alex bingung mendengar ucapan Azlan, hingga dia melihat Ayana dan Ive yang pergi. “Apanya nabung? Kalau punya uang, ya pasti nabung,” balas Alex masih tak paham dengan maksud ucapan Azlan. “Pura-pura tidak paham. Pantas saja kamu ngebet mau nikah, bahkan berani mendahuluiku, ternyata sudah bikin Ive hamil dulu,” ledek Azlan sambil memicingkan mata. Alex sedang minum saat Azlan bicara, hingga dia tersedak karena terkejut mendengar ucapan Azlan, sampai-sampai air yang baru saja masuk ke kerongkongan langsung menyembur keluar. “Sikapmu saja ini sudah cukup membuktikan kalau ucapanku benar. Kamu sudah bikin Ive hamil dulu, lalu mendesak minta nikah biar ga ada yang curiga kalau Ive hamil,” ucap Azlan memperjelas maksudnya agar Alex tak mengelak. Alex mengusap permu
Baca selengkapnya

Season 2 : Gara-gara Mangga Muda

“Kita mau ke mana?” tanya Ive bingung karena Alex mengajaknya pergi keluar padahal baru saja sampai rumah.“Aku ingin mengajakmu tadi siang, tapi karena siang tadi pekerjaanku sangat banyak, jadi baru bisa sekarang. Aku tidak mau menundanya, jadi meski sore aku tetap ingin mengajakmu ke sana,” jawab Alex sambil menoleh Ive dengan senyum di wajah.Ive mengerutkan dahi mendengar jawaban Alex. Dia benar-benar penasaran ke mana suaminya itu akan mengajak pergi.Ive memperhatikan jalanan yang mereka lewati, hingga mobil yang ditumpangi masuk ke area perumahan yang sedang dibangun. Sudah ada beberapa rumah berdiri megah, tapi ada pula yang sedang dalam proses pembangunan.“Mau apa ke sini?” tanya Ive bingung. Dia pun memperhatikan sekitar.Alex menoleh Ive sekilas, lantas sedikit memperlambat laju mobilnya.“Melihat hadiah yang diberikan Ayana. Dia memberi kita hadiah, tapi aku belum sempat melihatnya langsung,” jawab Alex.Dahi Ive semakin berkerut halus mendengar jawaban Alex. Dia pun kem
Baca selengkapnya

Season 2 : Derita Calon Ayah

Alex begitu terkejut sampai mundur karena melihat siapa yang baru saja menepuk bahunya. Dia memegang dada karena terkejut melihat wanita tua sedang menatapnya.“Mau apa tengok-tengok rumah?” tanya wanita berumur 70 an tahun itu.“Maaf. Saya hanya ingin meminta mangga muda, kalau tidak boleh diminta ya saya beli,” kata Alex berusaha sopan ke wanita tua itu, apalagi sudah menjadi kebiasaan di negara itu jika harus sopan ke orang yang lebih tua.“Mangga muda?” Wanita tua itu mungkin keheranan karena Alex malah minta mangga muda.“Ah … ya. Istri saya sedang hamil. Dia katanya ingin makan mangga muda itu,” ujar Alex menjelaskan sambil menunjuk ke mobil lantas ke pohon mangga.“Oh … bilang dari tadi. Aku pikir mau maling atau sales menawari barang,” balas wanita tua itu dengan entengnya kemudian mengeluarkan kunci mobil dari saku baju yang dipakai.Alex terkejut karena dikira sales barang, tapi demi Ive dia harus menahan diri agar tidak tersinggung.Wanita tua itu membuka gerbang, lantas me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
383940414243
DMCA.com Protection Status