“Daddy, Mommy.” Joice menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan Mateo dan Miracle. Tentu Mateo dan Miracle membalas pelukan Joice. Malah Mateo dan Miracle lebih memilih fokus pada Joice ketimbang pada Marcel—putra mereka.“Sayang, kau semakin cantik.” Miracle mengurai pelukannya, meraih kedua bahu Joice, menatap menantunya itu.Joice tersenyum lembut. “Terima kasih, Mom. Kau juga semakin cantik.”Miracle mencubit pelan hidung Joice. “Mommy sudah semakin tua, Sayang.”“Tapi apa yang dikatakan Joice benar. Kau semakin cantik.” Mateo mengecup pipi Miracle.Senyuman di wajah Joice terlukis melihat kedekatan antara Mateo dan Miracle. Meskipun sudah tidak lagi muda, tapi Mateo dan Miracle sangatlah romantis. Bahkan mereka tidak segan mengumbar keromantisan mereka di depan umum. Miracle memukul pelan lengan kekar sang suami dengan pipi yang merona malu. Marcel memutar bola matanya malas melihat tingkah kedua orang tuanya seperti anak remaja yang tengah kasmaran.“Mom, Dad, ayo duduk,” ucap
Read more