Beranda / Romansa / Bittersweet Passion / Bab 30. Hamil Anak Kembar

Share

Bab 30. Hamil Anak Kembar

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-28 09:07:06

“Marcel, kau sudah pulang?” Joice tersenyum hangat melihat Marcel sudah pulang. Dia segera memeluk dan membenamkan wajahnya di dada bidang Marcel. Meskipun sudah seharian di luar rumah, tapi aroma parfume di tubuh Marcel tidaklah hilang.

“Kenapa kau belum tidur?” Marcel menatap dingin Joice. Dia membiarkan Joice memeluknya, tapi dia juga tidak membalas pelukan wanita itu.

Joice menekuk bibirnya. “Aku tidak bisa tidur, Marcel.”

“Ini sudah malam. Tidurlah,” tukas Marcel dingin dan datar.

“Iya, sebentar lagi aku akan tidur.” Joice masih menyandarkan kepalanya di dada bidang Marcel. Dia seperti enggan untuk menjauh dari Marcel. Hamil membuatnya selalu ingin berada di dekat Marcel.

Marcel terdiam sebentar membiarkan Joice memeluknya. “Minggu depan kita akan memeriksa kandunganmu.”

Joice mendongakkan kepalanya dari dalam pelukan Marcel. “Kenapa tidak bulan depan saja, Marcel?” tanyanya pelan.

“Ck! Terlalu lama!” jawab Marcel.

Joice tersenyum sambil membelai rahang Marcel. “Pasti kau tidak s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bittersweet Passion    Bab 31. Berbohong Demi Kebaikan

    Joice tidak henti melukiskan senyumannya membayangkan dirinya akan mengasuh dua anak kembar sekaligus. Tidak pernah Joice sangka kalau dirinya mengandung anak kembar. Sebuah kebahagiaan yang tidak lagi terkira. Joice seperti mendapatkan hadiah yang sebelumnya tidak pernah dia dapatkan.Sepanjang perjalanan pulang kembali dari rumah sakit, Joice terus melukiskan senyumannya. Jika Joice sejak tadi melukiskan senyuman—Marcel yang mengemudikan mobil dengan tatapan menyorot ke depan menyimpan sesuatu hal yang ada di dalam pikiran pria itu.“Marcel, menurutmu anak kita kembar laki-laki sepertimu dan Moses, atau kembar laki-laki dan perempuan?” ujar Joice bertanya dengan begitu riang.“Apa saja. Yang penting mereka sehat,” jawab Marcel dingin dan datar.Joice memeluk lengan Marcel dan menyandarkan kepalanya di lengan kekar pria itu. “Marcel, aku senang sekali memiliki anak kembar.” Marcel hanya diam di kala Joice bersandar di lengannya. Pria itu memang fokus mengemudikan mobil, namun sejak

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • Bittersweet Passion    Bab 32. Tabrakan Tak Disengaja

    Joice membaca pesan masuk yang dikirimkan ayahnya. Pesan yang tertuliskan alamat di mana dirinya dan Shawn harus bertemu. Ya, hari ini Joice harus menggantikan ayahnya untuk bertemu dengan Shawn. Akan tetapi, Joice berlasan bahwa hari ini dirinya bertemu dengan Hana—manager-nya.Untungnya, Hana mau untuk diajak kerja sama. Joice tak perlu repot membujuk Hana, karena manager-nya itu mau untuk diajak berbohong. Well, berbohong demi sebuah kebaikan bukanlah kesalahan sama sekali. Pagi itu, Joice sudah tampil cantik dengan balutan dress selutut warna hijau emerald. Rambut panjang wanita itu tergerai sempurna. Riasan tipis di wajahnya menyempurnakan penampilannya.Jika biasanya Joice selalu berpenampilan seksi, kali ini Joice memilih untuk tidak terlalu berpenampilan seksi. Joice memilih untuk menggunakan dress berbahan kaus yang nyaman.“Joice, sopir akan mengantarmu.” Marcel melangkah mendekat menghampiri Joice yang tengah memakai lipstick. “Tidak usah, Marcel. Aku menyetir sendiri s

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • Bittersweet Passion    Bab 33. Berusaha Menggoda

    Joice sedikit merasa tak enak di kala berada di dalam pelukan seorang pria. Dia berusaha untuk menghindar, namun posisi kakinya masih belum lurus. Jika pelukan itu sampai terlepas sudah pasti Joice akan tersungkur di lantai.Otak Joice langsung mengingat bahwa dirinya tengah mengandung. Tentu naluri keibuannya muncul. Yang dia pikirkan adalah memikirkan anak yang ada di kandungannya.Joice tidak mau sampai terjadi sesuatu hal buruk pada anaknya. Hal tersebut yang membuat Joice membiarkan ada pria asing memeluknya. Tak dipungkiri, jika tak dipeluk, maka sudah pasti Joice akan tersungkur jatuh ke lantai.“T-Tuan, maafkan aku.” Joice sedikit menunjukkan isyarat agar pria yang memeluknya itu membantunya untuk berdiri.Sesaat, pria itu menatap dalam Joice. Tatapan yang nampak memiliki arti. Dia bahkan tidak berkedip di kala melihat paras cantik Joice. Akan tetapi suara interupsi Shawn membuat pria itu segera membantu Joice untuk berdiri seperti posisi sebelumnya.“Joice, kau baik-baik saja

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • Bittersweet Passion    Bab 34. Menyumpal Mulut

    Joice duduk di ranjang sambil memakan ice cream cokelat yang baru saja diantar sang pelayan. Sejak tadi hati Joice merasa tidak nyaman. Entah hal apa yang membuatnya sampai merasa tidak nyaman.Joice baru saja kembali dari pertemuannya dengan Shawn. Pun wanita itu sempat mempelajari apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Namun, memang Joice tidak langsung mengerti. Dia masih membutuhkan waktu untuk mempelajari perusahaan keluarganya.Joice mengalihkan pandangannya ke jam dinding—waktu menunjukkan pukul lima sore. “Jam berapa Marcel pulang, ya? Apa dia akan pulang malam?” gumamnya pelan.Hati Joice merasa gelisah karena Marcel belum juga pulang. Akhirnya, Joice memutuskan untuk mengambil ponselnya yang ada di atas meja, dan menghubungi Marcel. Dia ingin tahu jam berapa Marcel pulang. Akan tetapi, saat Joice menghubungi Marcel, malah Marcel sama sekali tidak menjawab panggilan telepon dari Joice. Raut wajah Joice berubah menjadi kesal karena Marcel tidak menjawab telepon darinya. Pa

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • Bittersweet Passion    Bab 35. Sampai Kapan Kau Mencintaiku?

    Object pertama yang Joice lihat di kala membuka mata adalah Marcel. Senyuman di wajahnya terlukis melihat Marcel masih tertidur pulas. Dia dalam posisi tidur dalam pelukan Marcel. Sebuah moment yang sangat membahagiakan.Butuh kesabaran yang luar biasa untuk Joice bisa bersatu dengan Marcel. Begitu banyak badai yang membuat Joice tumbang, akan tetapi kenyataannya cinta Joice pada Marcel selalu lebih kuat dari apa pun. Terbukti sampai detik ini Joice mampu bertahan. Padahal dulu yang Joice dapatkan di kala mengejar Marcel hanyalah luka yang amat teramat dalam. Joice membawa tangannya menelusuri setiap inci wajah Marcel. Mulai dari alis tebal, hidung mancung, rahang tegas, dan jambang yang tercukur rapi. Segala hal di wajah Marcel benar-benar sempurna di mata Joice.Joice mengecupi rahang Marcel lembut. Pun dia menciumi dada bidang Marcel. Aroma parfume maskulin di tubuh Marcel sangat jantan dan memesona. Hanya mencium aroma parfume yang kerap dipakai Marcel saja mampu menyihir Joice.

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • Bittersweet Passion    Bab 36. Bertemu Kembali

    “Joice, aku akan pulang malam. Aku ada meeting di luar. Kau tidurlah dulu, jangan menungguku.” Ini kalimat pertama yang Marcel ucapkan pada Joice. Pria itu membenarkan dasi yang melingkar di lehernya. Pun dia memakai arloji bergegas ingin pergi.“Apa hari ini kau akan sangat sibuk?” Joice mendekat membenarkan dasi Marcel yang sedikit miring.“Ya, hari ini aku akan sangat sibuk,” jawab Marcel dingin dan datar.Joice mendesah panjang. “Bisakah kau pulang jangan terlalu malam? Aku sudah terbiasa tidur di pelukanmu, Marcel. Aku pasti tidak akan bisa tidur nyaman jika kau tidak ada di sampingku.” Nadanya pelan dan tersirat membujuk Marcel agar tidak pulang malam.“Aku tidak tahu, nanti aku akan menghubungimu jika aku bisa pulang cepat,” ucap Marcel dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi. “Aku berangkat. Jaga dirimu.”Joice mengecup bibir Marcel. “Hati-hati, Marcel. Jangan mengebut.”Marcel terdiam sebentar mendapatkan kecupan dari Joice. Detik selanjutnya, Marcel mengambil kunci mobilnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-29
  • Bittersweet Passion    Bab 37. Kedatangan William Geovan

    Marcel membubuhkan tanda tangan di dokumen yang baru saja diberikan oleh asistennya. Pria itu sudah membaca dengan teliti dokumen yang diberikan oleh sang asisten. Itu kenapa dia dengan mudah menanda tangani dokumen tersebut.“Hendy, apa jadwalku hari ini?” tanya Marcel seraya menyerahkan dokumen yang sudah dia tanda tangani ke hadapan Hendy.“Tuan, nanti siang jam 2 Anda memiliki meeting dengan salah satu client dari Singapore,” jawab Hendy mengingatkan.Marcel mengangguk samar dan melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu menunjukkan pukul sebelas siang. Dia masih memiliki waktu dua jam untuk bersantai sebelum bertemu dengan client-nya.“Pergilah. Jangan ganggu aku sampai waktu meeting tiba. Aku ingin istirahat,” ucap Marcel dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi. “Baik, Tuan. Saya permisi.” Hendy menundukkan kepalanya, hendak pamit undur diri, namun langkahnya terhenti di kala seorang sekretaris masuk ke dalam ruang kerja Marcel.“Tuan.” Sang sekretaris menund

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-29
  • Bittersweet Passion    Bab 38. Jamuan Makan Malam

    Gaun berwarna maroon membalut tubuh Joice begitu indah. Rambut panjang wanita itu diikat ke atas memperlihatkan leher jenjangnya. Make up tipis Joice menyempurnakan penampilannya malam ini. Joice wajib tampil cantik. Apalagi malam ini Joice akan bertemu dengan kakek dan nenek Marcel.“Joice, apa kau sudah siap?” Marcel melangkah menghampiri Joice.“Sudah, Marcel. Lihatlah gaun ini cocok untukku tidak?” ujar Joice begitu riang.Marcel terdiam melihat penampilan Joice malam itu begitu cantik. Joice memiliki kulit putih bersinar layaknya porselen. Sepasang iris mata cokelat gelap Marcel hanyut akan apa yang dia lihat. “Marcel? Gaun ini tidak cocok untukku, ya?” tanya Joice pelan. Pasalnya Marcel hanya diam tanpa mengatakan apa pun padanya. “Sangat cocok,” jawab Marcel begitu spontan.Seketika Joice melukiskan senyuman di wajahnya. “Sangat cocok? Itu artinya aku cantik?” ujarnya riang.Marcel menepis pikirannya. “Lumayan,” jawabnya dingin.Bibir Joice tertekuk. “Lumayan bagaimana, Marc

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-29

Bab terbaru

  • Bittersweet Passion    Bab 158. Ending Scene (TAMAT)

    Lombok, Indonesia. Menepuh perjalanan jauh dari London ke Lombok adalah hal yang tak pernah Joice sangka-sangka. Saat usia Janita dan Marvel dua tahun, Joice pernah diajak Marcel ke Bali dan Jakarta. Hanya saja dia belum pernah ke Lombok. Wanita cantik itu takjub, di kala Marcel membawanya benar-benar berkeliling pedesaan.Joice tak pernah mengira Marcel akan membawanya serta tiga anaknya berlibur ke Lombok. Liburan di benua Eropa dan Amerika adalah hal biasa untuk Joice bersama keluarga. Akan tetapi, liburan ke Asia benar-benar sangat menakjubkan!“Sayang, ini indah sekali. Terima kasih sudah membawaku ke sini.” Mata Joice berkaca-kaca menatap Marcel dengan haru.Marcel mengecup kening Joice. “Aku sudah yakin kau akan menyukai tempat ini.”Joice tersenyum lembut seraya menatap tiga anaknya yang sedang berlari-larian. “Waktu terasa sangatlah cepat. Dulu, aku selalu hidup berdua dengan Hana. Ke mana pun aku pergi, maka Hana akan ikut denganku. Tapi sekarang semua berubah di kala takdi

  • Bittersweet Passion    Bab 157. Extra Part X

    London, UK. Janji suci pernikahan yang terucap secara bergantian di bibir Landon dan Anya—wanita yang menikah dengan Landon—nampak membuat Joice sejak tadi tersenyum penuh haru bahagia. Sepasang iris mata Joice menunjukkan betapa dia bahagia. Kepingan memori teringat akan masa kecilnya bersama dengan sang adik, membuat Joice meneteskan air mata haru.Landon bertemu dengan Anya saat adiknya itu tengah berlibur ke Singapore. Singkat cerita, mereka hanya berawal berkencan biasa, namun ternyata berujung pada pernikahan. Tentunya perjalanan mereka tak selalu mulus. Ada kalanya naik turun. Tapi Joice selalu memberikan nasihat terbaik untuk adiknya, di kala adiknya mengalami masalah hubungan percintaan.Joice menetap tinggal di Milan, karena ikut dengan sang suami. Jarak tinggalnya dengan orang tua serta adiknya memang jauh, tapi Joice sering sekali mengunjungi London. Banyak keluarga yang tinggal di London, tentunya membuat Joice wajib mengunjungi kota indah itu.Selama proses upacara pern

  • Bittersweet Passion    Bab 156. Extra Part IX

    *Dua minggu lagi hari pernikahanku. Kau pasti akan ke London, kan? Jangan bilang kau sibuk. Aku tidak akan lagi menganggapmu, jika kau sampai tidak datang di hari pernikahanku.* Pesan singkat dari Landon membuat Joice mengulumkan senyumannya. Wanita berparas cantik itu terlihat gemas akan pesan yang dia baca ini. Well, Joice tak akan mungkin hari pernikahan adiknya yang akan diadakan dua minggu lagi.Singkat cerita, beberapa bulan lalu Landon mendatangi Milan, memperkenalkan seseorang wanita cantik yang merupakan calon istri adiknya itu. Joice tentu saja bahagia mendengar kabar Landon akan segera menikah.Sudah sejak lama Joice meminta Landon untuk segera menikah. Karena bagaimanapun, Joice tahu bahwa kedua orang tuanya menginginkan Landon memiliki keluarga seperti dirinya dan Marcel. Doa Joice selama ini terjawab. Adiknya akhirnya dipertemukan dengan takdirnya.“Kenapa kau senyum-senyum seperti itu, Sayang?” Marcel mendekat, menghampiri sang istri. Joice mengalihkan pandangannya,

  • Bittersweet Passion    Bab 155. Extra Part VIII

    “Mommy, Daddy, kami pulang.”Marvel, Janita, dan si bungsu—Maxime—menghamburkan tubuh mereka pada kedua orang tua mereka. Pun tentu Joice dan Marcel membalas pelukan tiga anak mereka dengan lembut dan penuh kasih sayang.Kemarin, kedua orang tua Marcel sudah kembali ke Milan. Namun, mereka tidak langsung mengembalikan Maxime. Yang mereka lakukan malah menjemput Marvel dan Janita untuk berjalan-jalan. Weekend terakhir, tak ingin diasia-siakan oleh kedua orang tua Marcel itu.Sekarang Marvel, Janita, dan Maxime dipulangkan, karena Marvel dan Janita akan masuk sekolah. Maxime juga dipulangkan, karena pastinya Marcel dan Joice sangatlah merindukan putra bungsu mereka.“Sayang Mommy. Ah, kalian baru pulang jalan-jalan. Pasti kalian happy.” Joice menciumi ketiga anaknya itu. Bergantian dengan Marcel yang kini menciumi tiga anaknya. “Mommy kami senang sekali diajak jalan-jalan Grandpa Mateo dan Grandma Miracle,” ucap Janita dengan riang gembira.Joice tersenyum mendengar apa yang dikatakan

  • Bittersweet Passion    Bab 154. Extra Part VII

    Joice turun dari mobil, dan melangkah terburu-buru masuk ke dalam mansion menuju kamar. Tentu saja, Marcel segera menyusul Joice yang sudah lebih dulu masuk ke dalam kamar mereka. Sejak di mana bertemu dengan Poppy—Joice memang terlihat masih marah. Padahal seharusnya Joice sudah tidak lagi marah padanya.“Joice, kau masih mendiamiku setelah aku memberikan penjelasan padamu?” Marcel masuk ke dalam kamar, mendekat pada Joice.“Aku ingin istirahat, Marcel. Tolong kau keluar.” Joice tetap bersikap dingin, dan acuh, meminta Marcel untuk keluar. Dia masih enggan untuk bicara dengan suaminya. Sekalipun, tadi dia sudah bertemu dengan Poppy—tetap saja dia masih kesal dan marah.Marcel berusaha bersabar menghadapi sang istri yang cemburu buta. Dia menarik tangan Joice—membuat tubuh istrinya itu masuk ke dalam dekapannya. Tampak Joice berontak di kala Marcel memeluknya dengan erat.“Marcel, lepaskan aku! Lepas!” Joice mendorong dada bidang Marcel.“Jika kau berontak, maka aku akan benar-benar b

  • Bittersweet Passion    Bab 153. Extra Part VI

    Mobil sport milik Marcel terhenti di sebuah restoran ternama di Milan. Detik itu juga raut wajah Joice berubah menunjukkan jelas kebingungannya. Dia sedang marah, tapi kenapa malah diajak ke restoran? Apa-apaan ini? Sungguh! Joice menjadi semakin kesal pada Marcel.“Marcel, kau kenapa mengajakku ke sini?” seru Joice kesal pada Marcel.“Kita akan bertemu dengan seseorang.” Marcel membuka seat belt-nya, turun dari mobil—dan membukakan pintu mobil untuk istri tercintanya itu.“Bertemu siapa?!” Joice enggan untuk bertemu siapa pun. Dalam kondisi raut wajah yang sedang marah, menunjukkan jelas rasa tak suka jika harus bertemu dengan orang. Entah siapa yang ingin ditunjukkan oleh suaminya itu. Marcel menunduk, membuka seat belt sang istri. “Kau akan tahu, jika kau sudah turun.” Lalu, pria itu menarik tangan istrinya—memaksa untuk turun dari mobil. Joice mendesah kasar ketika tangannya ditarik sang suami masuk ke dalam restoran. Dia tidak memiliki pilihan lain untuk mengikuti suaminya it

  • Bittersweet Passion    Bab 152. Extra Part V

    “Mom, kenapa kau tidur di kamarku? Nanti Daddy kesepian. Kasihan Daddy, Mom. Daddy bilang padaku, dia tidak akan bisa tidur nyenyak, jika tanpa Mommy.” Janita menatap Joice yang tidur di kamarnya. Biasanya ibunya itu akan menemaninya tidur, jika dia tengah sakit. Tapi dia sehat dan baik-baik saja. Itu yang membuat gadis kecil itu bingung.Joice memeluk Janita dan mengecupi pipi bulat putrinya itu. “Mommy sangat merindukanmu. Itu kenapa Mommy tidur denganmu. Memangnya kau tidak suka tidur bersama Mommy?”Janita tersenyum lembut dan manis. “Tentu saja aku suka, Mommy. Aku suka tidur bersama Mommy. Tapi, aku kasihan pada Daddy tidur sendiri. Nanti Daddy kesepian. Bagaimana kalau Daddy diajak tidur bersama kita saja?” Gadis kecil itu memberikan ide luar biasa.“Tidak!” tolak Joice tegas, dengan raut wajah jengkel.“Kenapa tidak, Mommy? Kasihan Daddy tidur sendiri.” Raut wajah Janita muram.“Daddy tidak tidur sendiri. Malam ini Daddy tidur bersama Marvel, Little Girl.” Marcel melangkah men

  • Bittersweet Passion    Bab 151. Extra Part IV

    Weekend tiba. Marvel dan Janita bersorak riang gembira. Dua anak kembar itu libur. Mereka sekarang asik berkutat pada dengan iPad mereka masing-masing. Mereka tenang tak memiliki gangguan. Pasalnya Maxime masih bersama dengan kakek dan nenek mereka. Jika Maxime ada di rumah, sudah pasti adiknya itu akan mengganggu dengan membuat kekacauan. Marvel asik bermain game mobil balap. Janita asik bermain game barbie. Akan tetapi tentu Janita bermain game sambil mengemil cake yang dibuatkan pelayan. Gadis kecil itu memang terkenal sangat menyukai cake manis.“Marvel, Janita. Kalian mendapatkan video call Grandpa Dean dan Grandma Brianna. Ayo jawab telepon kakek kalian dulu.” Joice menghampiri dua anak kembarnya yang tengah asik bermain dengan iPad.“Yes, Mommy.” Marvel dan Janita menjawab dengan patuh. Mereka langsung berlari menghampiri pengasuh mereka—yang tengah memegang ponsel. Dua bocah itu bahagia mendengar kakek dan nenek mereka video call.Joice tersenyum sambil menggeleng-gelengkan k

  • Bittersweet Passion    Bab 150. Extra Part III

    Janita tersenyum-senyum seraya melangkah masuk ke dalam rumah. Gadis kecil cantik itu baru saja pulang sekolah—dengan wajah yang riang gembira. Sayangnya tidak dengan Marvel yang pulang dalam keadaan menekuk bibirnya.“Mommy, aku dan Kak Marvel sudah pulang.” Janita berseru dengan suara cempreng dan nyaring—membuat Marvel harus menutup kedua telinganya.“Anak-anak Mommy sudah pulang.” Joice tersenyum menyambut dua anak kembarnya yang sudah pulang. “Ayo ganti pakaian kalian dulu. Cuci tangan bersih, lalu kita makan siang bersama.”Janita dan Marvel sama-sama mengangguk patuh. Mereka menuju ke kamar mereka masing-masing bersamaan dengan para pengasuh mereka. Tepat di kala Janita dan Marvel sudah masuk ke dalam kamar—Joice bersenandung sambil menyiapkan makanan lezat yang sudah dia siapkan untuk dua anak kembarnya. Joice telah mengurangi pekerjaannya yang bergelut di dunia model. Bukan berhenti, tapi hanya mengurangi porsi pekerjaan. Bisa dikatakan fokus utama Joice adalah mengurus suam

DMCA.com Protection Status