Home / Pendekar / Giok Naga Sang Kultivator Dewa / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Giok Naga Sang Kultivator Dewa: Chapter 71 - Chapter 80

110 Chapters

Bayi Monster Naga Bumi

Gu Lang teringat dengan penjelasan yang pernah Gu Lang asli baca, tentang berbagai tubuh suci yang ditakuti oleh banyak orang, tapi juga menjadi incaran banyak pihak karena dianggap sebagai sebuah ancaman.Di sebuah tempat yang sangat jauh dari tempat Gu Lang berada..."Sang phoenix suci sudah muncul." Seorang pria paruh baya tampak mwnyunggingkan senyum manis diwajahnya, "Cari snag Phoenix suci, sebelum mereka lebih dulu menemukannya!" titahnya dengan bersemangat, pada para bawahannya.Bagimana tidak... sudah beratus-ratus tahun lamanya sang phoenix suci tak kunjung bangkit, bahkam setelah segala usaha yang mereka lakukan. Padahal keturunan keluarganya beberapa generasi sudah cukup banyak, tapi tak ada satupun dari mereka yang merupakan wadah bagi phoenix suci.Tapi kini tiba-tiba saja aura sang phoenix suci muncul, tapi ditempat yang sangat jauh daru tempat mereka."Maaf ketua, tapi siapa yang menjadi wadah bagi sang Phoenix suci? Bukankah ketua tak memiliki anak selain kesepuluh tua
Read more

Kalajengking Hitam?

Tangan Gu Lang terkepal erat, giginya bergemertak menahan amarah. "Kalajengking hitam? Mungkinkah ini hanya sebuah kebetulan?" gumamnya lirih. Bong Quan menggeleng pelan, "Tidak. Dia bilang monster kalajengking hitam itu dikendalikan oleh seseorang," ucapnya, "Sekarang, apa yang akan kita lakukan sekarang?" "Apa yang akan kita lakukan?" Gu Lang berpikir sejenak. Dia tau, kemampuannya saat ini masih jauh dari kata cukup untuk berhadapan langsung dengan orang-orang itu. Jangankan dirinya, bahkan monster sekuat naga bumi saja sampai sekarat dibuatnya. Meski monster naga bumi itu di serang saat ia dalam kondisi terluka, dia tetaplah monster naga bumi dengan kekuatan yang jauh berada di atasnya. Jadi musuh yang akan dia hadapai, pastilah lebih kuat darinya. "Meningkatkan kekuatan secepat mungkin!" "Meningkatkan kekuatan dengan cepat? Kau membuatnya terdengar sangat mudah," ujar Bing Yan yang mengira Gu Lang tengah membercandainya. Gu Lang menatap ke arah induk naga bumi dan
Read more

Ujian Array

Air dingin menghantam wajahnya, membuatnya kesulitan bernapas. Tak behenti sampai di situ, tiba-tiba saja seekor makhluk berbisa muncul dari lumpur di dasar sungai. Dia menyemburkan racun dan mencoba menyerangnya. Gu Lang menggunakan jurus Pukulan 9 Matahari, mengerahkan energi dari seluruh tubuhnya ke dalam satu pukulan kuat yang menembus lumpur dan membuat makhluk-makhluk itu terlempar ke samping. Dengan refleks tajam, ia menghindari racun yang menyembur, dan memanfaatkan teknik Langkah Awan untuk bergerak lincah di bawah air. Meski sedikit sulit menggunakan langkah awan di air, namun itu masih berguna. Setiap gerakan yang diambilnya menghindari serangan makhluk tersebut dan memastikan posisinya tetap aman. Akhirnya, Gu Lang menemukan cincin yang hilang dan berenang kembali ke permukaan. Namun wanita itu telah menghilang dalam kabut hitam. Belum sempat Gu Lang selesai dengan kebingungannya, suara yang sangat ia kenal pun terdengar, “Ujian pertama selesai.” Seolah tak meng
Read more

Ruang Array

Gu Lang melancarkan serangan yang sangat kuat dan cepat untuk membelah makhluk tersebut menjadi fragmen-fragmen kecil. Setelah itu, ia menggunakan Pukulan 9 Matahari untuk menghancurkan bagian-bagian dari makhluk yang masih bergerak. Makhluk itu berusaha melawan dengan energi gelapnya, menciptakan gelombang serangan yang kuat. Gu Lang bergerak lincah dengan Langkah Awan, menghindari serangan-serangan mematikan dan tetap fokus pada tujuan akhirnya—mengalahkan makhluk tersebut. Setelah pertarungan yang sangat melelahkan, Gu Lang berhasil menghancurkan makhluk itu sepenuhnya, dan ruangan menjadi tenang. Dengan keberhasilan mengalahkan makhluk terakhir, altar di tengah ruangan terbuka, mengungkapkan sebuah kotak yang bersinar dengan kekuatan mistis. Gu Lang mendekati kotak itu dengan hati-hati dan menggunakan kunci yang telah didapatkannya untuk membukanya. Begitu kotak terbuka, sebuah cahaya terang menyinari ruangan, dan Gu Lang merasakan energi yang kuat mengalir ke dalam dirinya.
Read more

Kuas Usang Ini?!

Gu Lang duduk di depan altar, membuka buku besar dengan hati-hati. Halaman-halaman buku itu berisi tulisan-tulisan kuno dan diagram-diagram rumit yang membuatnya terpesona sekaligus tertekan. Setiap simbol dan notasi tampak seperti teka-teki yang menunggu untuk dipecahkan. “Bagaimana cara aku memulai?” gumam Gu Lang dengan suara penuh keputusasaan. Ia memandang halaman pertama, yang dipenuhi dengan skrip yang tampak seperti huruf-huruf yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. “Mungkin ini adalah kunci untuk memahami teknik yang lebih dalam… tapi, apa artinya semua ini?” Dengan penuh tekad, Gu Lang mulai mempelajari simbol-simbol di halaman pertama. Ia mencatat setiap pola, mencoba mencari hubungan antara simbol-simbol tersebut. Setiap kali ia merasa dekat untuk memahami satu elemen, ia menghadapi hambatan baru—terjemahan yang membingungkan atau diagram yang tidak sesuai dengan harapannya. Jam demi jam berlalu dengan intensitas yang mendalam. Ruangan menjadi semakin gelap dengan mat
Read more

Lembah Neraka

Dengan array tingkat 1 yang berhasil dibuat, Gu Lang merasa keyakinannya kembali pulih. Ia memandang array yang bersinar dengan penuh rasa bangga dan antusiasme. Setiap simbol di dalam array memancarkan energi yang lembut namun kuat, dan Gu Lang bisa merasakan kekuatan mistis yang terakumulasi di dalamnya. "Sekarang, mari kita coba!" Gu Lang memutuskan untuk menguji kekuatan array yang baru saja ia buat. Dengan penuh konsentrasi, ia menempatkan energi ke dalam array menggunakan teknik yang telah dipelajarinya. Ia mengarahkan kuas usangnya dengan gerakan hati-hati, menyalurkan energi ke setiap simbol yang ada. Seiring dengan aliran energi yang mengisi array, ruangan di sekitar Gu Lang mulai bergetar dengan lembut. Cahaya dari array semakin intens, dan suara berdesir yang berasal dari energi yang aktif mengisi udara. Gu Lang memperhatikan dengan penuh perhatian saat array mulai memancarkan gelombang energi yang terarah, mengarahkan energi ke titik-titik yang telah ditentukan. “Ku
Read more

Sebebarnya, benda apa ini?

Gu Lang dan Bing Yan melanjutkan perjalanan mereka dari terowongan beracun dengan langkah yang lebih berhati-hati. Suasana di sekitar mereka semakin gelap dan mencekam, dan medan yang mereka lewati menjadi semakin sulit. Setelah beberapa jam berjalan, mereka tiba di sebuah lembah yang curam, di mana sebuah jembatan tua yang tampak hampir runtuh membentang di atas jurang yang dalam. Jembatan itu terbuat dari papan-papan kayu yang telah usang dan retak, dengan beberapa bagian yang tampaknya hampir tidak menempel pada penyanggaannya. Gu Lang dan Bing Yan berdiri di tepi jembatan, menilai situasi dengan hati-hati. “Jembatan ini tampaknya sangat tidak aman,” kata Bing Yan sembari memandang jembatan tua di hadapannya itu dengan ragu. “Bagaimana kita bisa melewati ini?” Gu Lang memeriksa jembatan dengan seksama. “Kita harus hati-hati. Jembatan ini mungkin rapuh, tapi kita harus mencoba untuk melintasinya. Aku akan memperkuatnya sementara kau melewatinya lebih dulu.” Saat Gu Lang me
Read more

Kota Shura

Setelah melewati reruntuhan batu, Gu Lang dan Bing Yan melanjutkan perjalanan mereka melalui hutan yang semakin rapat. Malam semakin larut, dan suasana semakin suram. Mereka akhirnya sampai di depan sebuah kuil kuno yang tersembunyi di balik tirai hutan lebat. Kuil itu tampak sangat tua dan tertutup lumut, dengan patung-patung dewa yang tampaknya menatap dengan tatapan dingin dari pintunya yang tertutup rapat. “Ini tampaknya tempat yang sangat tua dan misterius,” kata Bing Yan, mengamati kuil dengan penuh rasa ingin tahu. “Apa yang kita cari di sini?” “Entah,” jawab Gu Lang sambil memandang kuil. “Tapi kita harus memeriksa lebih jauh. Ada sesuatu yang penting di dalam kuil ini.” Saat mereka melangkah masuk ke dalam kuil, suasana di dalamnya terasa sangat gelap dan lembap. Ruangan dalam kuil dipenuhi dengan patung-patung dan simbol-simbol kuno, sementara dindingnya dipenuhi dengan tulisan-tulisan misterius. Gu Lang dan Bing Yan baru saja mulai mengeksplorasi ketika mereka mend
Read more

Liu Chen

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Gu Lang serta Bing Yan bersiap untuk menghadiri perekrutan murid baru yang diadakan oleh Sekte Kalajengking Hitam. Kota yang sibuk ini menjadi lebih ramai dengan kedatangan para calon murid yang ingin bergabung dengan sekte. Suasana di sekitar tempat perekrutan dipenuhi dengan antusiasme dan harapan. Gu Lang dan Bing Yan, kini mengenakan pakaian yang tampak sederhana namun bergaya, berbaur dengan kerumunan calon murid yang berkumpul di luar markas Sekte Kalajengking Hitam. Mereka berusaha menjaga profil rendah dan tidak menarik perhatian. Gu Lang berbisik pada Bing Yan, "Jaga penampilanmu dan jangan menarik perhatian. Kita harus membuat kesan yang baik dalam ujian nanti." Bing Yan mengangguk, "Aku mengerti. Kita harus fokus pada setiap tahap ujian." Di hari perekrutan, calon murid dihadapkan pada ujian awal yang dirancang untuk menguji keterampilan dan potensi mereka. Ujian ini terdiri dari beberapa tahap, mulai dari tes fisik, mental, hin
Read more

Pertandingan Antar Sekte

Dengan semua ketegangan yang terjadi di Sekte Kalajengking Hitam, Gu Lang merasa perlu untuk memperdalam pengetahuannya tentang keberadaan ayahnya, Gu Xing Yan, yang hilang. Menyadari pentingnya pencarian ini, Gu Lang tahu bahwa dia harus bergerak dengan sangat hati-hati untuk menghindari perhatian yang tidak diinginkan. Di perpustakaan sekte, Gu Lang menggunakan teknik penyamaran untuk menghindari perhatian. Dia meneliti gulungan dan teks kuno, berusaha menemukan petunjuk tentang ayahnya. Namun, pencariannya tampak sia-sia—tidak ada informasi tentang Gu Xing Yan di dalam arsip sekte. Dokumentasi sejarah sekte tidak mencatat apa pun tentang Gu Xing Yan atau peranannya dalam insiden yang melibatkan sekte. Dengan frustrasi, Gu Lang memutuskan untuk mencari informasi lebih lanjut di tempat lain. Malam berikutnya, Gu Lang menyelinap ke ruang bawah tanah markas sekte, tempat di mana dia menemukan pintu tersembunyi yang mengarah ke sebuah ruangan rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Gu
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status