Semua Bab Giok Naga Sang Kultivator Dewa: Bab 61 - Bab 70

110 Bab

Namaku, Gu Lang!

Awan cerah yang tadi masih menaungi langit kediaman keluarga Yin, kini dalam sekejap berubah menjadi awan hitam pekat yang terlihat begitu mengerikan.Kilatan petir yang mulai menyambar dan mulai berkumpul membentuk ribuan aura pedang kecil di atas langit sana, seolah siap melenyapkan segala sesuatu yang ada diatas tanah itu.Ribuan pedang di atas langit itu diselimuti dengan aura hitam yang seolah menggambarkan kematian, yang siap menjemput semua orang yang berada di atas arena.Semua orang termasuk para tetua begitu terkejut melihatnya, namun mereka tak punya waktu untuk mengagumi kekuatan Gu Lang, karena saat ini nyawa mereka sedang terancam."Cepat gabungkan kekuatan kita! Kita buat formasi benteng suci!" seru tetua pertama."Tapi tetua kedua tidak ada, formasinya tidak akan sempurna." Ujar tetua ketiga sambil mengikuti instruksi tetua pertama."Setidaknya kita bisa menahan serangan itu, atau kita akan mati!" balasnya lagi dengan murka, karena itu satu-satunya cara yang dapat mere
Baca selengkapnya

Meledakkan Diri

"Bagaimana bisa, Gu Lang jadi sekuat ini sekarang?" Dan masih banyak lagi pertanyaan yang para penonton ucapkan, setelah mereka melihat siapa dirinya.Sama halnya seperti para anggota keluarganya yang tidak menyangka jika orang yang sudah membuat mereka takjub adalah si tuan muda sampah,Yin Gang pun terkejut mengetahui jika ternyata pendekar topeng emas itu adakah Gu Lang.Kini dia tak perlu lagi menanyakan tujuan Gu Lang datang ke kediamannya, karena dia sudah tau pasti jika tujuan Gu Lang adalah untuk membalaskan dendam atas kehancuran keluarganya."Jadi itu kau, tuan muda sampah keluarga Gu?" tanya Yin Gang yang sengaja ingin membuat Gu Lang marah dan menyerangnya dengan membabi buta, karena dengan begitu Gu Lang akan menciptakan banyak cela dalam jurus-jurusnya.Yin Gang berpikir jika dia akan punya banyak kesempatan untuk memanfaatkan emosi Gu Lang, untuk dapat melihat kelemahan Gu Lang dan mengalahkannya.Tapi sayangnya, respon Gu Lang sama sekali tidak terduga. Dia hanya diam di
Baca selengkapnya

Lebih Baik Gu Lang Mati!?

Sesaat kemudian, tangan dan tubuhnya mulai membesar dan terus membesar dengan tangan yang masih menahan Gu Lang dengan aura spiritual, hingga membuat Gu Lang kesulitan saat berusaha membebaskan diri dari Yin Gang.Duar!!Sebuah ledakan besar yang begitu dahsyat pun tercipta, bersamaan dengan darah, daging dan tulang yang bertebaran, memercik ke segala arah. Yin Gang, kepala keluarga Yin akhirnya mati dengan cara bunuh diri demi bisa membunuh Gu Lang dan mempertahankan harga dirinya.Semua orang tertegun melihat dua orang yang tadinya berduel di atas arena yang sudah hancur itu, kini sudah tidak ada lagi. Mereka tau pasti jika keduanya sudah mati, tak terkecuali Bong Quan yang juga terkejut melihatnya."Apa... kepala keluarga mati begitu saja? Lalu bagaimana nasib kita?""Apa tuan muda Gu Lang juga mati bersama kepala keluarga?""Tentu saja. Kau pikir Gu Lang masih bisa selamat dari ledakan sebesar itu? Kalian lihat sendiri bukan, bahkan tubuh kepala keluarga saja sudah berubah menjadi
Baca selengkapnya

Heh! Sampah?!

Gu Lang sangat terkejut saat mendengar ucapan Luo Luo yang dia pikir menyuruhnya untuk mati saja karena terlalu lemah. "Bukan begitu maksud saya, tuan. Maksud saya, identitas anda.yang mati, bukan anda." Gu Lang tak jadi melontarkan kata-kata kekesalan yang tadinya sempat menumpuk diujung lidahnya saat dia salah mengartikan ucapan Luo Luo, yang sebenarnya memang terdengar begitu ambigu."Aku masih belum paham." Gu Lang menatap Luo Luo yang sedang berbaring di atas ranjang, karena luka yang cukup parah pada jiwanya, sehingga dia butuh menyerap sisa jiwa yang ditinggalkan oleh tuan tua di kamar itu, yang hanya bisa diserap olehnya."Orang misterius di balik pembantaian keluarga anda sepertinya bertujuan untuk memancing anda datang ke sarang mereka, tuan. Karena itulah mereka meninggalkan surat yang mengatakan jika ayah tuan ada di tangan mereka, tanpa adanya petunjuk lain. Bahkan saya juga yakin, orang itu tau kalau tuan akan mampu menghabisi orang-orang dari lima keluarga besar dan men
Baca selengkapnya

Buku Jurus Kelas Atas!

Bong Quan yang kesal mendengar orang-orang itu membicarakan Gu Lang pun menggebrak meja dihadapannya dengan kasar, dan membuat pandangan semua orang yang ada di sana, beralih ke arah mereka. Dan tentu saja hal itu membuat Gu Lang membuang nafas kasar, karena niat hati ingin mencari informasi dan menyembunyikan jati diri, justru dirusak oleh Bing Quan yang impulsif.Dengan cepat, Gu Lang menutup mulut Bong Quan, sebelum pemuda itu mulai mengeluarkan kata-kata mutiara dari mulutnya untuk para penggunjing itu.Gu Lang membawa Bong Quan berdiri dan menunduk kearah orang-orang itu seolah meminta maaf atas kelakuan Bong Quan, meskipun ssbenarnya itu hanyalah sebuah alibi untuknya agar orang-orang tak melihat wajahnya dan mengenali dirinya sebagai Gu Lang."Maafkan dia, dia sedang mabuk." Tanpa banyak kata lagi, Gu Lang segera menghampiri seorang pelayan dan memintanya untuk mengantarkan mereka berdua ke kamar yang sudah mereka pesan, dan membawa makanan pesanan mereka ke dalam kamar saja k
Baca selengkapnya

Jurus Ilusi

Bong Quan beralih menatap Gu Lang yang tampak biasa saja, bahkan tengah asik menikmati makanannya, seolah benda yang dia berikan padanya itu bukanlah sebuah barang berharga."Buku," sahut Gu Lang yang sebenarnya merupakan candaan, tapi bagi Bong Quan, itu justru terdengar sangat menyebalkan.Bong Quan menatap Gu Lang sesaat, kemudian memutar jengah bola matanya dan berkata, "Aku juga tau kalau ini buku. Anak kecil pun tidak ada yang akan mengatakan kalau benda ini adalah roti! Tapi yang maksudku... buku ini untuk apa?" tanya Bong Quan kesal, karena Gu Lang yang awalnya dia pikir sangatlah kaku dan dingin, tapi ternyata juga bisa membuatnya kesal karena lelucon tidak lucunya."Tentu saja untuk dibaca dan dipelajari, memangnya untuk apa lagi? Kalau kau tak mau, kembalikan padaku." Gu Lang berdiri hendak mengambil kembali buku jurus itu dari tangan Bong Quan, tapi Bong Quan bereaksi lebih cepat dan menyembunyikan buku itu di dalam jubahnya sehingga Gu Lang urung mengambil kembali buku i
Baca selengkapnya

Siapa?

Bong Quan yang baru saja terbangun dari tidurnya, begitu terkejut saat melihat kondisi Gu Lang.Mata Gu Lang hanya menyisakan bagian putihnya saja, dengan semua urat-urat di tubuhnya yang tampak menonjol dan seperti hampir meledak karena tak kuat menampung kekuatan besar itu.Gu Lang masih terus berteriak kerasa, karena rasa sakit tak terhingga yang dia rasakan dalam proses pembukaan gerbang pertamanya. Bahkan teriakannya itu membuat heboh semua pengunjung dan para pelayan di penginapan itu, juga para penduduk yang melihat pancaran aura hitam legam yang mengerikan, mencuat tinggi seolah berusaha meruntuhkan langit."Apa itu pertanda kelahiran benda pusaka? S-sangat mengerikan!"Beberapa warga tampak berkumpul di luar penginapan itu sambil berbisik-bisik dan menunjuk ke arah atap penginapan, dimana aura Gu Lang yang terpancar terlihat oleh mereka. "Bukan. Itu bukan pertanda kelahiran benda pusaka, tapi..." Para penduduk itu mengalihkan pandangan mereka pada seorang pria dengan jenggot
Baca selengkapnya

Hao Feng!

Gu Lang sedikit cemas, karena dia bisa merasakan jika aura dari orang yang tengah mengikutinya itu sangatlah kuat.Bahkan setelah beberapa menit perjalanan, orang itu masih terus mengikuti mereka tanpa berniat menghentikan mereka padahal dia bisa saja melakukan hal itu, mengingat kekuatannya yang berada di atas Gu Lang."Sepertinya orang ini tidak bermaksud buruk. Lebih baik aku berhenti dan bertanya apa tujuannya mengikutiku sedari tadi." Pikir Gu Lang yang sesaat kemudian segera menarik tali kekang kudanya dan membuat kuda perang itu meringkik dengan kaki terangkat dan kemudain berhenti."Ada apa? Kenapa berhenti?" tanya Bong Quan yang heran kenapa Gu Lang tiba-tiba saja berhenti tanpa aba-aba, hingga membuatnya hampir saja menabrak dan mencium bokong kuda yang Gu Lang tunggangi, jika saja Pang tidak berhenti tepat pada waktunya.Namun Gu Lang justru mengangkat tangannya ke arah Bong Quan, sebagai pertanda untuknya agar diam dan tidak banyak bertanya karena ada hal yang lebih pentin
Baca selengkapnya

Jebakan!

Bong Quan pun mengangguk patuh kemudian duduk bersila dan membaca buku pemberian Gu Lang, sambil menunggu Gu Lang selesai dengan urusannya.Gu Lang melesat secepat kilat menggunakan langkah awan, membuat kedua penjaga gerbang itu kebingungan karena merasakan adanya hembusan angin namun hanya sekelebat saja, tapi mereka juga tak melihat adanya sesuatu yang mencurigakan sehingga mereka pun memilih untuk tidak memperdulikannya.Di dalam kediaman Xiao San..."Kak, apa Gu Lang benar-benar akan kembali dengan selamat?" tanya Bingyan pada Mu Yue.Sejak kepergian Gu Lang, mereka memang tinggal di tempat Xiao San, bersama dengan tetua Agung untuk menjaga Xiao San seperti permintaan Gu Lang sebelum dia pergi."Tenanglah. Bocah itu sangat kuat, jauh lebih kuat dari yang kita duga. Jadi kau tak perlu mencemaskannya, Bingyan." Mu Yue mengelus pelan puncak kepala sang adik untuk menenangkannya, meskipun dia tak tau kenapa adiknya yang biasanya cuek dan tak pernah perduli pada orang-orang disekitarn
Baca selengkapnya

Phoenix Suci

"Ssst..." Gu Lang menunjuk ke arah jendela, dimana dia merasakan adanya aura beberapa orang yang tadi mereka temui di lantai bawah.Mereka bertiga pun saling melempar pandang, kemudian mengangguk bersamaan dan berpura-pura pingsan demi mengelabuhi orang-orang itu.Dan benar saja, beberapa saat kemudian beberapa orang yang tadinya berada di atas atap, kini tengah mengintip ke dalam ruangan demi memastikan kondisi ketiga target mereka di dalam sana.satu dari tiga orang-orang itu pun memberikan kode, dan mereka semua segera menerobos masuk ke dalam kamar.Pemimpin komplotan itu tertawa senang, "Sudah lama sekali kita tak mendapatkan mangsa empuk seperti ini. Cepat ambil semua barang berharga mereka. Jangan lupakan cincin penyimpanan tuan muda bodoh itu juga, pasti isinya adalah benda-benda berharga.""Baik!"Saat salah seorang dari mereka baru saja mendekat dan menyentuh jari Gu Lang, dimana cincin penyimpanan itu tersemat, justru tiba-tiba terjatuh ke lantai dengan keras."Hey, kau kena
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status