Home / CEO / Office Girl Kesayangan CEO Tampan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Office Girl Kesayangan CEO Tampan: Chapter 31 - Chapter 40

157 Chapters

Bab 31. Cerita selanjutnya

“Hari ini aku benar-benar lelah.” Ezra menyandarkan punggungnya dengan kaki yang naikan pada meja. “Itu sudah menjadi resiko, Ezra.”“Ya, aku tahu. Dan aku melakukannya ini semua untukmu.” Pria itu menoleh ke arah Poppy yang langsung mengangkat satu alisnya.“Maksudmu apa? Aku bahkan tidak memintamu melakukan ini semua.” Segera Ezra menegakkan tubuhnya. Ia menatap Poppy serius. “Aku tidak tahu harus ber bersyukur atau bersedih karena kau mencampakkanku, Poppy.” Poppy semakin heran. “Maksudmu?” “Saat itu aku pikir kau memilih pria perebut itu karena lebih kaya dariku. Makanya aku bekerja sangat keras untuk bisa mencapai kesuksesan ini. Aku … ingin menunjukan padamu kalau aku bisa lebih kaya dari pria perebut itu. Sehingga kau akan menyesal karena sudah mencampakkanku.” Pria itu terkekeh kecil–menertawakan diri sendiri karena sudah berpikir terlalu jauh. Karena pada kenyataannya, Poppy memiliki alasan yang kuat.Mengetahui kenyataannya ini cukup membuat Poppy kaget. “Aku tidak m
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more

Bab 32. Ezra keceplosan

“Jadi karena tidak memiliki penerus, kau diperintahkan untuk memegang perusahaan yang hampir bangkrut?” Ezra mengangguk. “Ya, dan berkat kau … aku berhasil membuat perusahaan menjadi sebesar sekarang.”Tanpa sadar Poppy mengelus ujung kepala Ezra. “Kerja yang bagus, Ezra.”Ezra yang terenyuh, kemudian menatap Poppy haru. “Kau bangga padaku?” Poppy mengangguk. “Tentu saja! Kau sudah bekerja keras.”Semakin senang saja pria itu!“Kau juga sudah melakukan yang terbaik, Poppy. Saat itu … apa kau tidak berat meninggalkanku?”“Tentu saja! Aku bimbang saat itu. Hanya saja … kesehatan ibu menjadi prioritasku. Meski pada akhirnya ibu tetap pergi meninggalkanku.” Raut wajah Poppy berubah sendu. “Tidak apa, ibu pasti bangga padamu.” Ezra menarik Poppy ke pelukannya. “Aku juga bangga padamu. Meski … pada akhirnya harus kecewa karena kau malah jatuh cinta kepada pria perebut itu!” “Bagaimana tidak, dia … pria yang baik.”Pelukan langsung dilepas. Ezra menatap Poppy tajam.“Kau … apa tidak ma
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more

Bab 33. Tuan pemaksa

"Coba jelaskan, Ezra! Kenapa hanya diam saja?"Poppy melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap Ezra yang membuang muka dengan tajam."Ezra!" Wanita itu kembali menegur karena Ezra tidak kunjung menjawab pertanyaannya.Habis sudah kesabaran Poppy. Ia memilih pergi begitu saja."Poppy, kau mau ke mana?" Ezra segera menyusul dan menahan Poppy. "Lepaskan aku, Ezra!" Dengan kasar Poppy menepis tangan Ezra. Sayangnya Ezra terlalu kuat menahan. Sehingga usaha Poppy hanya sia-sia.Pria itu menggeleng. "Tidak, aku tidak akan melepaskanmu! Aku bahkan kesulitan mendapatkanmu. Untuk apa aku menyia-nyiakan kesempatan?""Kau bahkan sudah menyia-nyiakan kesempatan itu, Ezra!" balas Poppy sambil menatap mantan kekasihnya dengan sengit."Poppy ...." "Katakan yang sejujurnya, Ezra, jika malam itu ... kita tidak melakukan apapun." Karena terdesak dengan sikap Poppy yang keras, akhirnya pria itu membenarkan. "Kau benar, pada malam itu ... tidak ada yang terjadi di antara kita."Tentu saja Po
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more

Bab 34. Kau berdarah!

Perlahan Poppy membuka matanya. Wanita itu terhenyak saat menyadari jika dirinya sedang berada di tempat asing. "Aku di mana?" Ia memegang kepalanya yang terasa sakit. Mencoba mengingat apa yang terjadi, tetapi yang ia ingat hanya saat menunggu Ezra yang sedang membeli minum. Hingga tiba-tiba seorang pria masuk ke ruangan yang terasa pengap. Pria itu menyerangai saat melihat Poppy yang sudah sadarkan diri. "Ternyata kau sudah bangun," ujar si penculik membuat Poppy ketakutan. "Siapa kau sebenarnya?" Poppy beringsut saat si penculik mendekati. "Aku? Aku hanya pria yang mendapatkan amanat untuk menculikmu." Seringai itu begitu mengerikan. Dalam keadaan begini, hanya Ezra yang Poppy harapkan untuk datang. "Siapa yang menyuruhmu?" "Rahasia! Kau tidak perlu mengetahuinya." Semakin penasaran saja Poppy, tetapi untuk saat ini ia hanya ingin terbebas. "Berapa orang itu membayarmu?" tanyanya ragu. Si penculi tampak minat dengan pertanyaan Poppy. "Harga yang sangat mahal! Kau tidak
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more

Bab 35. Diputuskan

Ezra langsung membawa Poppy ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan, pria yang arogan itu menangis. Membuat Poppy heran. "Ezra, berhentilah menangis."Lihatlah, bukankah seharusnya Ezra yang menenangkan? Lantas, kenapa jadi sebaliknya seperti ini? Bukan hanya Poppy yang heran, tetapi Kevin yang diperintahkan mengendarai mobil pun heran. Sementara si penculik sudah diserahkan kepada pihak yang berwajib. "Tidak, ini pasti sangat sakit." "Ya, aku memang sakit. Tapi ini semakin sakit karena mendengarmu menangis, Ezra!" "Benarkah?""Tentu saja! Jadi berhentilah menangis." Kelakukan Ezra benar-benar di luar nalar. Pria itu sangat berlebihan!"Ini sulit, tapi aku akan mencoba." Ezra mencoba mengendalikan diri, tetapi sulit. Air mata itu terus saja keluar. Sungguh, ini benar-benar memalukan! Beruntungnya hanya ada Poppy dan Kevin yang melihat kelakuan Ezra. Andai yang lain ... bagaimana tanggapannya? Tiba di rumah sakit Poppy langsung ditangani. Tanpa meninggalkan sejengkal pun, Ezra t
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more

Bab 36. Menimbang cicit

"Kau harus makan yang banyak, Poppy." Dengan telaten Ezra menyuapi Poppy. "Aku bisa makan sendiri, Ezra.""Tidak, tanganmu sedang terluka. Kau tidak diizinkan untuk melakukan apapun tanpa aku."Wanita itu mengembuskan napas kasar. Sikap Ezra yang posesif sedikitnya membuat ia kurang nyaman. "Setelah ini aku harus ke kantor polisi, kau tunggulah dengan sabar." "Ya, aku akan menunggunya dengan sabar.""Aku tahu kau berat berjauhan dariku, tapi mau bagaimana lagi? Jika tidak begini, masalah tidak akan cepat terselelsaikan." Lihatlah bagaimana Ezra begitu pintar memutar balikan fakta!Poppy menatap Ezra dengan jengah. "Bukankah harusnya itu kau katakan pada dirimu sendiri, Ezra?" "Apa maksudmu?" Ezra bersikap seolah-seolah dirinya itu bodoh. "Ck! Aku tahu, sebenarnya kau yang tidak ingin jauh dariku 'kan?" Sial! Apa raut wajahnya begitu jujur? Ezra meringis pelan lalu berkata, "Ya, aku tidak bisa mengelak. Bagaimanapun kita baru saja jadian, jadi aku ingin selalu berada dekat de
last updateLast Updated : 2023-10-12
Read more

Bab 37. Masa depan

Pada akhirnya Ezra berhasil membuat Si penculik buka suara berkat ancamannya. Pria itu menyeringai."Ck! Wanita sialan itu. Sepertinya memang sudah bosan untuk hidup," ujar Ezra geram.Si penculik menelan ludahnya kasar. Ia langsung menciut saat menatap mata tajam Ezra.Sepertinya ia menyesali perbuatannya. "Seperti yang Anda janjikan, Anda tidak akan menganggu keluarga saya." "Kau tenang saja! Aku bukan pria yang akan mengingkari janji."Ya, Ezra memang berjanji tidak akan melakukan apa-apa kepada si penculik. Namun, bukan berarti ia akan diam saja kepada si pelaku 'kan? "Terima kasih," ucap Si penculik menunduk hormat.Tidak menyahut, Ezra bangkit kemudian menemui Kevin yang menunggunya di luar. "Aku serahkan padamu," ucapnya yang bisa langsung dipahami."Baik, Pak. Kami akan memberikan hukuman paling berat kepadanya." "Hemm." Ezra memilih kembali ke kantor, tanpa mendengarkan teriakan si penculik yang tiba-tiba minta tolong. Salah siapa sudah mengusiknya? "Bagaimana?" tanya E
last updateLast Updated : 2023-10-12
Read more

Bab 38. Kesayangan

"Tentu saja masa depan kita! Aku sudah tidak sabar untuk menikah dan mendapatkan anak darimu." Renyah sekali Ezra mengatakannya, tanpa menyadari raut wajah Poppy yang tidak nyaman karenanya. "Poppy, kau ingin punya anak berapa? Satu atau dua? Atau bahkan kembar tiga sekaligus!" Mata Poppy melebar mendengarnya. "Apa yang kau katakan! Mana bisa dapat kembar kalau kita saja tidak memiliki faktor genetiknya." "Tentu saja aku memilikinya!"Wanita itu tanpak bingung. "Maksudmu?" "Sebenarnya Nenek itu memiliki kembaran!"Tentu saja Poppy terkejut. "Kau tidak mengarang sebuah cerita 'kan?" Ezra mendengus. "Kau pikir aku ini apa? Tentu saja yang kutakan itu benar!" "Kalau begitu, di mana kembaran Nenek?" "Beliau sudah meninggal."Poppy manggut-manggut saja. "Namanya Belina, beliau memiliki satu anak yang sekarang tinggal di luar negeri." "Sudah berkeluarga?" "Belum. Usianya bahkan tidak jauh berbeda denganku.""Oh." Wanita itu memilih untuk tidak terlalu banyak bertanya karena aka
last updateLast Updated : 2023-10-13
Read more

Bab 39. Psikopat

Seharian di apartemen Ezra terus menempel pada Poppy. Sehingga ketika akan berangkat bekerja, pria itu menjadi pemalas. "Apa kita diam saja di apartemen?" "Tidak, kau harus bekerja! Jangan memberikan contoh yang tidak baik bagi karyawanmu. Lagi pula kau memiliki tanggung jawab." "Aku bisa menyerahkanya kepada Kevin. Rasanya begitu berat, aku hanya ingin terus berduaan bersamamu." Ezra benar-benar berlebihan! Poppy memutar bola matanya. "Di kantor pun kita masih bisa berdua, Ezra." "Itu berbeda, mereka akan menganggu kita. Aku jadi tidak bebas," ujar Ezra memberi alasan. "Memang apa yang akan kau lakukan padaku? Aku tidak ingin melakukan apapun, Ezra!" Wanita itu membuang muka, karena sudah berpikir yang tidak-tidak. Tentu saja Ezra ketar-ketir. "Bukan begitu, aku tidak akan melakukan apapu padamu. Hanya sekedar ciuman bukankah itu wajar?" "Tidak, aku harap kau tidak melakukannya lagi." "Tapi---" "Kalau kau masih melakukannya, lebih baik kita putus!" Skakmat! Poppy memiliki
last updateLast Updated : 2023-10-14
Read more

Bab 40. Bukan prestasi

"Jangan harap hukuman tadi sudah cukup, Sayang. Aku masih belum puas menghukummu." ujar Ezra sambil merangkul Poppy.Tentu saja pamandangan itu membuat para karyawan yang melihatnya iri. Meski dari mereka ada juga yang merasa kagum karena Poppy si office girl ... berhasil membuat Ezra bertekuk lutut."Seharusnya aku dulu melamar untuk jadi Office girl saja! Mungkin sekarang aku yang ada di posisi, Poppy.""Kau yang benar saja! Aku rasa Pak Ezra tetap tidak akan mau padamu.""Bagaimana bisa kau mengatakan itu? Aku bahkan lebih cantik dari Poppy!" Ya, beberapa percakapan dari para karyawan menggelitik indera pendengaran Ezra maupun Poppy. Pria itu menoleh ke arah Poppy kemudian tersenyum lebar. "Kenapa kau senyum-senyum?" tanya Poppy heran."Ck! Kau dengar bukan percakapan mereka? Kau jadi sangat populer karena aku," ujar Ezra dengan bangganya. Poppy membalas tatapan Ezra dengan jenuh. "Tidak ada yang perlu dibanggakan, terkenal karena dekat denganmu. Itu bukan sebuah prestasi!" "
last updateLast Updated : 2023-10-14
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status