Share

Bab 38. Kesayangan

Penulis: Faiz bellzz
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tentu saja masa depan kita! Aku sudah tidak sabar untuk menikah dan mendapatkan anak darimu."

Renyah sekali Ezra mengatakannya, tanpa menyadari raut wajah Poppy yang tidak nyaman karenanya.

"Poppy, kau ingin punya anak berapa? Satu atau dua? Atau bahkan kembar tiga sekaligus!"

Mata Poppy melebar mendengarnya. "Apa yang kau katakan! Mana bisa dapat kembar kalau kita saja tidak memiliki faktor genetiknya."

"Tentu saja aku memilikinya!"

Wanita itu tanpak bingung. "Maksudmu?"

"Sebenarnya Nenek itu memiliki kembaran!"

Tentu saja Poppy terkejut. "Kau tidak mengarang sebuah cerita 'kan?"

Ezra mendengus. "Kau pikir aku ini apa? Tentu saja yang kutakan itu benar!"

"Kalau begitu, di mana kembaran Nenek?"

"Beliau sudah meninggal."

Poppy manggut-manggut saja.

"Namanya Belina, beliau memiliki satu anak yang sekarang tinggal di luar negeri."

"Sudah berkeluarga?"

"Belum. Usianya bahkan tidak jauh berbeda denganku."

"Oh." Wanita itu memilih untuk tidak terlalu banyak bertanya karena aka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 39. Psikopat

    Seharian di apartemen Ezra terus menempel pada Poppy. Sehingga ketika akan berangkat bekerja, pria itu menjadi pemalas. "Apa kita diam saja di apartemen?" "Tidak, kau harus bekerja! Jangan memberikan contoh yang tidak baik bagi karyawanmu. Lagi pula kau memiliki tanggung jawab." "Aku bisa menyerahkanya kepada Kevin. Rasanya begitu berat, aku hanya ingin terus berduaan bersamamu." Ezra benar-benar berlebihan! Poppy memutar bola matanya. "Di kantor pun kita masih bisa berdua, Ezra." "Itu berbeda, mereka akan menganggu kita. Aku jadi tidak bebas," ujar Ezra memberi alasan. "Memang apa yang akan kau lakukan padaku? Aku tidak ingin melakukan apapun, Ezra!" Wanita itu membuang muka, karena sudah berpikir yang tidak-tidak. Tentu saja Ezra ketar-ketir. "Bukan begitu, aku tidak akan melakukan apapu padamu. Hanya sekedar ciuman bukankah itu wajar?" "Tidak, aku harap kau tidak melakukannya lagi." "Tapi---" "Kalau kau masih melakukannya, lebih baik kita putus!" Skakmat! Poppy memiliki

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 40. Bukan prestasi

    "Jangan harap hukuman tadi sudah cukup, Sayang. Aku masih belum puas menghukummu." ujar Ezra sambil merangkul Poppy.Tentu saja pamandangan itu membuat para karyawan yang melihatnya iri. Meski dari mereka ada juga yang merasa kagum karena Poppy si office girl ... berhasil membuat Ezra bertekuk lutut."Seharusnya aku dulu melamar untuk jadi Office girl saja! Mungkin sekarang aku yang ada di posisi, Poppy.""Kau yang benar saja! Aku rasa Pak Ezra tetap tidak akan mau padamu.""Bagaimana bisa kau mengatakan itu? Aku bahkan lebih cantik dari Poppy!" Ya, beberapa percakapan dari para karyawan menggelitik indera pendengaran Ezra maupun Poppy. Pria itu menoleh ke arah Poppy kemudian tersenyum lebar. "Kenapa kau senyum-senyum?" tanya Poppy heran."Ck! Kau dengar bukan percakapan mereka? Kau jadi sangat populer karena aku," ujar Ezra dengan bangganya. Poppy membalas tatapan Ezra dengan jenuh. "Tidak ada yang perlu dibanggakan, terkenal karena dekat denganmu. Itu bukan sebuah prestasi!" "

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 41. Adikku bangun!

    "Sayang, berhentilah bergerak!" Ezra nampak gelisah membuat Poppy heran."Aku pegal, Ezra. Biarkan aku duduk di kursi saja." Pria itu langsung melarang. "Tidak, tidak akan kubiarkan. Sudah kubilang kalau hukuman belum selesai."Poppy mendesah lirih kemudian kembali bergerak-gerak, membuat Ezra menggeram."Poppy, kau membangunkan adikku."Kening Poppy langsung mengkerut. "Kau juga memiliki adik, Ezra?""Tentu saja!""Dia ada di mana? Apa ada di sini, sehingga aku bisa membangunkannya?" Dengan pelan Ezra mengangguk. "Ya, dia ada di sini. Dia selalu mengikutiku ke mana pun berada." Poppy semakin bingung, hingga menatap Ezra penuh tanya. "Maksudmu bagaimana? Aku bahkan tidak pernah melihatnya.""Tentu saja kau tidak akan melihatnya. Karena sekarang bukan waktunya!" "Lalu kapan waktunya? Aku jadi penasaran dengan adikmu. Tapi sebelum itu, dia selalu mengikuti bagaimana? Padahal aku selalu ada bersamamu, tapi tidak pernah melihatnya."Raut wajah Ezra yang gelisah jadi merah. Pria itu m

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 42. Kejar-kejaran

    "Sayang," panggil Ezra begitu masuk ke dalam ruangan pribadinya. Pria itu nampak tersenyum tipis begitu melihat Poppy yang ketiduran. "Padahal hanya sebentar, kenapa sampai ketiduran begini?" Ezra duduk di sisi ranjang kemudian membenahi anak rambut Poppy yang menghalangi wajah. Setelahnya ia menatap lekat wajah sang kekasih. "Cantik," gumamnya. "Ini seperti mimpi bagiku, Poppy." "Mimpi apa yang kau maksud?" Tiba-tiba saja Poppy membuka mata kemudian bertanya dengan suara serak. Tentu saja hal itu cukup membuat Ezra kaget. "Kau pura-pura tidur, hemm?" Ezra memincingkan mata, membuat Poppy langsung menggeleng. Masih dengan posisi yang tiduran, Poppy berkata, "Siapa yang berpura-pura? Aku memang tidur betulan. Hanya saja usapanmu membuatku terganggu." "Hemm, begitukah?" "Iya." Poppy bangkit kemudian duduk bersandar. "Kau belum menjawab pertanyaanku, Ezra." "Yang mana?" tanya Ezra pura-pura tidak tahu. Melihatnya membuat Poppy memutar bola mata. "Jangan berpura-pura!" Ezra te

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 43. Putus

    Hap! Dengan cepat Ezra menangkap Poppy. “Kau kena!” serunya kesenangan.Pria itu tertawa lebar, membuat para karyawan yang melihat dibuat takjub. Pasalnya jangankan untuk tertawa lebar seperti itu, untuk tersenyum saja terlalu mahal!“Woaah, sebenarnya apa yang membuat Pak Ezra menyukai Poppy?” “Lihatlah, Poppy berhasil membuat Pak Ezra tertawa lepas.” Banyak komentar yang membuat Poppy tidak nyaman. Terlebih dengan ia yang menjadi tontonan. Sungguh, andai Poppy membawa cangkul … ia akan menggali lubangnya sendiri untuk bersembunyi! “Ezra, lepaskan.” Poppy mencoba melepaskan lengan kekar Ezra yang mendekapnya dari belakang, tetapi Ezra tidak mengizinkan.“Tidak, nanti kau kabur lagi.” “Tapi … aku malu. Lihatlah, kita jadi tontonan banyak orang!” Pria itu masih kukuh tidak ingin melepaskan. “Aku akan terus memelukmu seperti ini sampai kau berjanji tidak akan pergi dariku.”Poppy mendongak dengan kepala yang meneleng agar bisa melihat wajah Ezra dengan jelas. “Ezra ….” Tatapan w

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 44. Bagai bunglon!

    Tok ... tok ... tok ....Percakapan Ezra dan Belinda terhenti. Keduanya menoleh ke arah sumber suara, di mana Poppy berdiri sambil membawa nampan. Wanita itu tersenyum, mencoba untuk bersikap biasa. Meski hatinya berkecamuk. Segera Poppy menghampiri kemudian menaruh kopi di atas meja. "Nenek," sapanya ramah. Belinda langsung berdiri kemudian memeluk Poppy. "Nenek senang kita bertemu lagi, Poppy." Dengan hati yang menghangat Poppy membalas pelukan Belinda. "Aku juga, Nek." Setelahnya mereka mengurai pelukan. "Kalau begitu aku permisi dulu, Nek." Belinda menautkan kedua alisnya. "Kenapa buru-buru sekali? Nenek masih merindukanmu." Merasa rikuh atas kejadian tadi, Poppy menoleh ke arah Ezra. Seolah paham dengan apa maksud lirikan Poppy, Ezra mengangguk. "Kau di sinilah temani Nenek. Aku harus mengurus sesuatu," ujarnya. Senyum mengembang di wajah Belinda yang sudah keriput. "Dengar bukan, kau bisa tinggal di sini." "Iya, Nek." Akhirnya Poppy menemani Belinda berbincang, sedang

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 45. Tiba-tiba amnesia?

    Selama perjalanan pulang, Ezra sama sekali tidak mengajak Poppy bicara. Tidak … bukan selama perjalanan, tetapi sejak di kantor pria itu membisu! Tentu saja Poppy merasa rikuh. Ia tidak menyukai situasi seperti ini karena sudah terbiasa dengan Ezra yang banyak bicara.Ya … jika bisa memilih, Poppy lebih menyukai Ezra yang menyuruhnya ini dan itu. Meski sangat melelahkan, tetapi itu lebih baik daripada Ezra yang memusuhinya. “Em … Ezra.” Poppy memberanikan diri.Ezra lantas melirik Poppy sekilas kemudian kembali melihat ke depan.Mendapati respon yang seperti itu membuat Poppy urung dan memilih membuang muka. Hingga tiba-tiba Ezra menegur yang membuat Poppy kembali melihat ke arah pria itu.“Jangan setengah-setengah. Kau membuatku penasaran!” Menelan ludah kasar, keberanian yang ada tadi pagi entah pergi ke mana. “Ayo bicara!” cetus Ezra kembali. Setelah diam beberapa saat untuk mengumpulkan keberanian, Poppy pun berkata, “Stok di kulkas habis. Jika kau tidak keberatan … tolong

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 46. Menjeratmu

    “Aku tahu kau sedang memikirkan pria perebut itu!” Ya, tuduhan Ezra tidak sepenuhnya salah. Karena pada kenyataannya, Poppy memang memikirkan Keenan. Lebih tepatnya memikirkan sikap Keenan yang berubah.Sebenarnya, ada apa? “Kau diam, artinya benar!” Ezra mendengus sebal kemudian dengan sengaja menginjak pedal gas dalam.Sontak Poppy langsung menoleh dengan tangan yang refleks berpegangan pada sabuk pengaman. “Ezra, pelan-pelan!” Tidak menyahut, Ezra semakin mempercepat laju mobilnya membuat wajah Poppy pias. “Ezra, kau ingin membunuhku?” Poppy memekik histeris. Masih tidak menyahut membuat Poppy ketar-ketir. Meski hidup terasa berat, tetapi ia belum ingin mati! Pada akhirnya Poppy yang frustasi karena sikap Ezra pun hanya bisa menangis sambil berdoa.“Tuhan, aku tidak ingin mati tragis.” Meski lirih, tetapi pendengaran Ezra yang tajam membuatnya bisa mendengar dengan jelas. Perlahan Ezra memperlambat laju mobilnya. Hingga akhirnya benar-benar berhenti karena mereka sudah s

Bab terbaru

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   S2.Tamat

    Tidak bisa memutuskan begitu saja, Sesil diam. Sehingga Keenan kembali menocba meyakinkan. "Sesil, aku benar-benar lajang." "Meski begitu, kita bahkan tidak saling mengenal.""Kita bisa belajar mengenal satu sama lain lebih dulu jika begitu." "Lantas jika aku tidak merasa cocok denganmu, bagaimana?" tanya Sesil menatap Keenan dengan tajam."Kita tetap harus menikah."Tentu saja keputusan Keenan membuat Sesil mendengus sebal. "Jika keputusannya sama, untuk apa melakukan pendekatan?"Keenan terkekeh kecil dengan tangan yang mengusap ujung kepada Alice. "Karena aku yakin kau akan merasa cocok denganku." Begitu percaya dirinya Keenan mengatakan itu, sehingga membuat Sesil lagi-lagi mendengus. "Kau terlalu percaya diri!" cetus Sesil."Kau akan merasakannya jika sudah menjalani." "Sayangnya aku tidak mau," ujar Sesil masih teguh dengan pendirian. Mendensah pelan, Keenan menatap Sesil dengan serius. "Sesil, pertimbangkan baik-baik. Ini demi Alice. Lagipula ... apa yang mampu membiay

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   S2

    Kali ini Sesil yang mengerutkan kening. Apa maksudnya Keenan mengatakannya bodoh? "Dari pada bingung, lebih baik kau ikut denganku!" ujar Keenan lantas mengajak Sesil untuk kembali ke restoran tempat ia berkumpul dengan teman-temannya.Tentu dengan tidak semerta-merta Sesil mau ikut. Wanita itu menggeleng lalu berkata, "Untuk apa aku ikut denganmu? Aku bahkan tidak memiliki kepentingan hingga harus mendengarkan penjelasanmu!" Mengusap wajahnya dengan kasar. Tentu Keenan sadar jika ini tidak akan mudah. Terlebih ia dan Sesil yang bahkan hanya berhungan ketika malam itu saja. "Tentu saja kita memiliki kepentingan! Apa kau tidak lihat Alice merindukanku? Merindukan papa kandungannya!" Menggeleng dengan cepat, Sesil menyangkal itu semua. "Tidak, Alice tidak merindukanmu." "Benarkah?" Keenan lantas menoleh ke arah Alice yang sekarang berada dalam gendongannya. "Alice, apa kau tidak merindukan papa?" Tentu Alice yang masih polos tidak mengerti jik mamanya tengah menghindari pria ya

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   S2

    Sesil dan Alice langsung menoleh ketika mendengar nama mereka dipanggil. Keduanya tampak terkejut ketika mengetahui yang memanggil mereka adalah Keenan. Hanya saja mereka memiliki reaksi yang berbeda. Jika Sesil langsung pucat. Sangat bertolak berlakang dengan Alice yang sangat bahagia. Gadis kecil itu bahkan langsung memanggil Keenan sambil melambaikan tangan. "Papa!" Keenan membalas lambaian tangan Alice kemudian berjalan mendekat. Membuat Sesil yang menyadari itu lekas pergi dari sana.Sesil berbalik sambil menarik Alice sedikit kasar karena takut akan kehadiran Keenan yang semakin mendekat. "Alice, ayo kita pergi!""Tidak! Aku ingin bertemu Papa." Alice menahan sekuat tenaga, tetapi tenaganya sangat jauh dari sang mama. Alhasil Alice terseret yang membuat Keenan yang melihat itu tidak terima. Keenan berlari, mempercepat langkahnya untuk mengejar Sesil. Sehingga kakinya yang panjang berhasil menyusul. "Tunggu!" seru Keenan seraya menghadang jalan Sesil sambil merentangkan kedu

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   S2

    Tiba di rumah, Sesil langsung memasukkan semua pakaiannya ke koper. Wanita itu tidak bisa diam saja karena takut jika Keenan akan merebut Alice darinya.Tidak, Sesil tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi! Ia yang mengandung dan melahirkannya. Sesil juga yang merawatnya sampai sekarang. Jadi yang berhak atas Alice adalah dirinya. "Mama, kita mau ke mana?" tanya Alice ketika Sesil selesai mengemasi pakaiannya, dan mengajak Alice untuk pergi. "Kita ke rumah nenek, Alice. Kau tau, Nenek sudah merindukan kita!" Dengan cepat Alice menggeleng. "Tidak! Aku akan tetap tinggal di sini," cetusnya."Alice---" "Papa sudah berjanji akan pulang, jadi aku akan menunggunya!" Sesil mendesah frustasi. Lagi-lagi anaknya itu bersikap keras kepala dalam keadaan genting seperti ini. Sehingga membuat Sesil semakin terpojok. "Kita bisa beritahu papa, biarkan papa menyusul nanti. Hemm?" Sekuat tenaga Sesil menahan dirinya untuk tidak marah kepada Alice. Karena bagaimanapun Alice tidaklah salah.

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   S2. Bab 3. Tes DNA

    "Mohon maaf sebelumnya, tapi bisakah Anda tidak mengaku-ngaku sebagai papa dari anak saya?" Sesil menatap Keenan dengan tajam.Sementara Keenan tampak lebih tenang dari sebelum-sebelumnya. Banyak pelajaran yang pria itu ambil dari kejadian beberapa tahun terakhir. Sehingga ia bersikap lebih tenang. "Maafkan saya jika memang perbuatan saya tadi membuatmu tidak nyaman. Saya hanya ingin menyenangkan Alice," ucap Keenan begitu tenang.Sesil mendesah pelan lalu berkata, "Tetapi perbuatan Anda akan membuat Alice menjadi ketergantungan. Alice anak yang kadang keras kepala, jadi saya khawatir jika nanti Alice akan benar-benar menganggap Anda sebagai papanya." "Jika memang demikian ... saya tidak keberatan," ujar Keenan lagi-lagi membuat Sesil merasa pening. Seharusnya Keenan melakukan penolakan. Terlebih bagaimana jika istri dari pria itu salah paham andai melihat Alice yang memanggilnya dengan sebutan papa? Oh, ayolah! Sesil tidak tahu saja jika Keenan sudah menduda selama lima tahun ini

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   S2. Bab 2. Papa!

    "Pak Keenan," tegur Gigi ketika melihat Keenan yang malah melamun. Sontak hal itu membuat Keenan terperanjat. Sehingga cangkir yang dipegangnya terjatuh. Prang! Pecahan kaca itu berserakan, membuat Keenan refleks menghindar. Pria itu mendesah sambil menunduk, menatap pecahan kaca tersebut dengan datar. “Dokter, tidak apa-apa?” tanya Gigi panik.“Hemm. Tolong panggilkan petugas kebersihan,” ujar Keenan sambil berlalu. Setelahnya Keenan mengembuskan napasnya dengan kasar. Entah kenapa senyum Alice terus menari-nari dalam pikirannya. Hingga dadanya berdebar-debar, seolah merasakan kerinduan yang mendalam. Padahal ia baru sekali bertemu dengan anak gadis itu! Sementara di tempat lain, lebih tepatnya di rumah Sesil. Wanita itu menghempaskan tubuhnya di sofa, lalu memejamkan mata. Pertemuannya dengan Keenan jelas membuat Sesil terganggu. Wanita itu bahkan menjadi teringat dengan malam panas bersama Keenan.“Mama,” panggilan dari Alice lantas menyadarkan Sesil. Buru-buru ia menggele

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   S2. Bab 2

    Tanpa pikir panjang Alice langsung mengangguk dengan cepat. Gadis kecil itu tampak tidak sabar ingin segera memakan cokelat yang diberikan Keenan. Karenanya ia langsung membuka bungkusnya kemudian membuang sembarangan.Tentu saja hal itu membuat Keenan yang selalu ingin bersih dan rapih melebarkan mata saat melihatnya. Namun, dengan segera ia mengubah raut wajahnya karena yang dihadapannya ini adalah seorang anak kecil."Hei, gadi kecil! Kau harus membiasakan diri untuk tidak membuang sampah sembarangan." Meringis kecil, Alice yang menyadari kesalahannya hanya mampu berkata, "Maaf, Doktel! Alice lupa."Keenan tersenyum kecil lalu mengangguk saja. Hingga Sesil yang sejak tadi melihat interaksi keduanya pun segera mengajak Alice pulang."Alice, kita pulang.""Tapi Alice masih betah di sini. Doktelnya baik, Mom!"Mendesah pelan, Sesil kebingungan harus membujuk Alice bagaimana. "Sayang, Dokternya mau kerja. Jangan diganggu," ujarnya masih berusaha membujuk.Namun, gadis kecil itu tidak

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 149. Berjanjilah

    Keenan melebarkan matanya saat melihatmu wanita yang ada di depannya. Wanita yang sama dengan malam yang pernah ia lewati dulu. Iya, Keenan masih ingat betul pada sosok Sesil yang menghabiskan malam bersamanya saat ia mabuk waktu itu. Begitu juga dengan Sesil, wanita itu masih hafal dengan wajah dan .... "Huwaaaa ... Dokternya jahat," tangis Alice menyadarkan Sesil maupun Keenan dari rasa terkejut mereka.Sesil lantas menarik Alice agar menjauh dari Keenan. "Sudah, Alice. Jangan menangis," ujarnya mencoba menenangkan anaknya.Namun, tangis anak bernama Alice itu tidak berhenti dan cenderung lebih keras. Membuat Sesil kebingungan harus melalukan apa. Hingga tiba-tiba .... "Hei anak girl, menangislah yang puas." Keenan mendekat dengan posisi yang masih berjongkok--mensejajarkan diri dengan tubuh Alice yang kecil.Tentu saja Sesil melebarkan mata mendengar ucapan Keenan. Padahal dirinya sedang kesulitan untuk menghentikan tangis Alice yang tidak kunjung berhenti dan mengganggu sekitar

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Kisah Keenan dan Sesil

    Sudah lima tahun berlalu dari Keenan meninggalkan hiruk-pikuk kota tempat asalnya tinggal. Mengabdi pada salah satu rumah sakit yang berada di desa pinggir kota membuat Keenan mulai menata hidupnya yang berantakan karena kesalahannya di masa lalu.Meski begitu, Keenan masih belum bisa sepenuhnya melupakan cinta pertama sekaligus mantan kekasihnya--Poppy yang ia dengar sudah memiliki seorang anak.Karenanya Keenan selalu menyibukan diri dengan bekerja meski itu di hari liburnya. Seperti sekarang ini, pria itu baru saja tiba di rumah sakit yang membuat para pekerja di sana menyapa."Dokter Keenan, kau kembali bekerja. Padahal ini hari liburmu. Apa kau tidak ingin menikmati hari libur dengan bersantai di rumah saja?" Keenan tersenyum mendengarnya lantas menjawab, "Tidak ada yang spesial di hari libur. Saya lebih menyukai tinggal di sini.""Dokter, kau memang idaman! Tidak hanya tampan dan jenius, tapi kau juga rajin. Beruntung sekali yang akan menjadi istrimu nanti." Sontak Keenan t

DMCA.com Protection Status