Semua Bab Mencari Selingkuhan Suamiku: Bab 91 - Bab 100

299 Bab

Bab 91 Penampilan yang Sempurna

Ketika mengantar Adele pulang, Giana membeli berbagai macam sayuran dan bunga segar untukku. Dia berusaha untuk menyanjungku, tapi aku tidak terharu. Apalagi semua barang-barang ini dibeli dengan menggunakan uangku.Aku tidak asal bicara, 80% klien yang didapatkan Aurous Construction adalah hasil jerih payahku.Aku tebak, tampaknya malam ini mereka ingin mengadakan pesta di sini.Begitu pulang, Adele berlari ke kamarnya dan terus bergumam, "Aku kangen Nenek."Aku tahu anakku sedang berusaha untuk menghiburku. Giana sibuk sejak tadi, pada siang hari Jack datang ke rumahku. Sejak kejadian kemarin, citra mertua di dalam benakku sudah hancur.Hari ini Harry pulang lebih awal daripada biasanya. Semua anggota Keluarga Sinjaya berkumpul di rumahku, kecuali Jasmine.Saat makan, Harry terus berusaha menyanjungku. Dia mengatakan ingin mengadakan pesta peringatan pernikahan pada hari jumat malam. Dia telah memesan aula Fortune.Aku tidak memedulikannya mereka yang berlagak antusias memperingati h
Baca selengkapnya

Bab 92 Tak Sungkan Menjual Nama Baik Istri

Di saat Harry selesai berpidato, aku melihat sebuah sosok gagah, tinggi, dan tampan yang berdiri di tengah kerumunan. Entah kenapa tiba-tiba jantungku berdegup kencang, rasanya aku ingin bersembunyi. Aku tidak ingin dia melihatku di situasi seperti ini.Harry juga melihat kedatangan Taufan. Harry bergegas merangkul dan mengajakku untuk menyapa Taufan.Sebenarnya Harry mengadakan pesta ini demi menyelamatkan proyek bersama Bright Celestial. Walaupun bukan Pak Marvin yang datang, aku yakin Harry lebih mengharapkan kedatangan Taufan.Harry dan Taufan berjabat tangan. Harry bersikap antusias, sementara Taufan tetap terlihat elegan seperti biasanya. Taufan datang bersama bawahannya. Bawahannya menyerahkan hadiah yang telah disiapkan, tetapi aku tidak mendengar Taufan memberikan ucapan selamat. Sikap Taufan yang acuh justru membuatku merasa lebih nyaman.Taufan adalah pria yang hebat, aku tidak dapat menyembunyikan apa pun darinya. Sejujurnya sandiwara ini membuatku merasa agak canggung.Di
Baca selengkapnya

Bab 93 Sebuah Kunci Kamar

Aku ditarik masuk ke dalam ruang tersebut, lalu disusul dengan suara pintu yang ditutup. Seketika, aku pun mencium aroma parfum yang familier.Aku mengangkat kepala, sebuah sosok yang tampan berdiri di depanku. "Tunjukkan lukamu.""Kamu ngapain? Nanti ada yang curiga." Aku agak jengkel."Tunjukkan lukamu," katanya dengan arogan, dia sama sekali tidak memedulikan ucapanku.Aku terpaksa menyeka poni untuk menunjukkan lukaku. Dia mengerutkan alis saat melihat luka di dahiku, tatapannya terlihat sangat mengerikan. Sebelumnya aku tidak pernah melihatnya bersikap seperti ini.Aku langsung menurunkan poni dan menutup kembali lukaku. Aku agak gugup. "Aku baik-baik saja."Dia tersenyum sinis. "Kamu mati rasa? Luka sebesar itu tidak sakit? Kamu masokis?"Aku mengangkat kepala dan memelototinya. Namun perhatiannya membuat perasaanku tergelitik, air mata yang menggenangi mata membuat penglihatanku terasa buram.Taufan mengernyit saat melihat aku yang berusaha tegar. "Kenapa tidak meneleponku?"Aku
Baca selengkapnya

Bab 94 Tamu Tak Diundang

Aku mengatur kembali suasana hatiku, lalu merapikan diri dan kembali ke aula.Aku bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan menyapa para tamu serta klien perusahaan. Para klien perusahaan sangat menghargaiku, aku pun berterima kasih kepada mereka. Bagaimanapun mereka adalah orang-orang yang menyokong ekonomi keluargaku, terutama Keluarga Sinjaya.Anggota Keluarga Sinjaya terlihat bangga, terutama Jack. Dia memperkenalkan Jasmine kepada para tamu undangan.Ternyata Jasmine berpenampilan sopan untuk menutupi kasus yang sedang dihadapinya beberapa akhir-akhir ini. Kehidupan pribadinya yang berantakan terkuak ke media, jadi dia berpakaian dan bersikap ramah untuk menutupi gosip yang beredar belakangan ini. Namun sejak keluar dari ruangan bersama Taufan, aku sama sekali tidak melihat keberadaan Jasmine.Adele berada di dalam pelukan neneknya. Banyak orang yang menyukai Adele, dia cantik seperti seorang peri kecil.Hatiku luluh setiap melihat putriku. Seandainya dia bahagia terus seperti sek
Baca selengkapnya

Bab 95 Disaksikan Semua Orang

Kamar tersebut diwarnai teriakan, caci maki, dan suara jepretan kamera.Lampu kamera berdekap-kedip, orang-orang masih berkumpul di dalam kamar tersebut.Aku sangat panik, aku mengangkat rokku dan menerobos masuk ke dalam kamar itu. Terlihat sepasang pria dan wanita yang duduk di tempat tidur tanpa mengenakan busana. Sang wanita tampak meringkuk dan membenamkan kepalanya di belakang punggung sang pria.Wanita itu tidak berhenti berteriak, sementara sang pria berusaha melindungi sang wanita sambil menunjuk ke arah kerumunan yang tidak berhenti mengambil foto. "Keluar! Pergi kalian semua ...."Hana berdiri di samping tempat tidur, ekspresinya terlihat puas dan arogan. Hana menarik dan menginjak selimut kasur sehingga pria dan wanita yang terciduk tidak memiliki apa pun untuk menutupi diri mereka. Di samping Hana, terdapat dua orang yang juga menginjak tumpukan pakaian pria dan wanita tersebut.Aku mematung melihat pemandangan di hadapanku. Pria yang dilabrak ini adalah Harry, suami yang
Baca selengkapnya

Bab 96 Bukan Kebetulan

Taufan mematung di tempat, dia tidak menyangka reaksiku sekuat ini.Fanny bergegas menggendong Adele yang menangis ketakutan, lalu melirik sekilas ke arah Taufan dan menarikku pergi.Sesampainya di rumah Fanny, aku masih gemetar membayangkan pemandangan menjijikkan yang kusaksikan tadi. Aku belum makan apa-apa sejak tadi, tetapi gejolak lambung memaksaku muntah. Karena perut kosong, aku memuntahkan cairan empedu berwarna hijau yang sangat pahit.Adele berdiri di sampingku, sepasang matanya yang bulat tampak berkaca-kaca. Dia khawatir dan takut melihat kondisiku. "Mama, ayo cari Papa."Aku memeluk Adele sambil berusaha menenangkannya. "Ada Mama di sini. Mama akan selalu berada di sampingmu."Aku tidak sanggup memberi tahu Adele. Mulai sekarang, Adele akan kehilangan sosok seorang ayah selamanya.Setelah menenangkan diri, aku menghubungi Haikal untuk menanyakan beberapa hal. Aku juga meminta Fanny mencari beberapa orang untuk membantuku melakukan beberapa hal.Sekarang hanya Fanny satu-s
Baca selengkapnya

Bab 97 Berlutut Meminta Maaf

Perabotan dan furnitur di rumah ini sangat lengkap. Harry dan Jasmine menghabiskan banyak usaha untuk membangun "sarang cinta" ini, sayangnya mereka tidak akan menyangka aku sampai mendahului mereka.Mulai sekarang, rumah ini adalah tempatku memulai kehidupan baru. Aku tersenyum pahit, anggap saja rumah ini benar adalah hadiah besar yang diberikan Harry kepadaku. Namun bukan hadiah peringatan hari pernikahan, tetapi bukti perceraian.Ketika aku memberi tahu Adele bahwa ini adalah rumah barunya, dia sangat senang dan berlari mengelilingi rumah ini. Anak kecil belum dapat memahami penderitaan orang dewasa.Sesaat setelah Adele tidur, Harry datang untuk menemuiku. Meskipun berpakaian rapi, wajah Harry memar dan bengkak. Tampaknya dia dipukuli cukup keras.Harry berlari masuk tanpa memedulikan keberadaan Fanny. Harry berlutut di hadapanku untuk kedua kalinya, pria ini benar-benar tidak tahu malu.Aku melirik Harry dengan tatapan menghina. "Pulanglah, aku nggak mau dengar apa pun.""Sayang
Baca selengkapnya

Bab 98 Berita Utama

Semua terjadi seperti dugaanku, skandal perselingkuhan Harry menyebar dalam waktu singkat. Seluruh masyarakat sedang membicarakan skandal Keluarga Sinjaya yang memalukan.Aku mengagumi para media yang membuat judul berita. Siapa pun pasti tertarik untuk membaca berita yang ditayangkan.Aku selaku tokoh utama wanita di dalam pesta tidak bisa melarikan diri dari sorotan publik. Meskipun aku adalah korban, fotoku juga terpampang di dalam berita. Wajahku tampak masam, skandal ini sangat amat memalukan!Berbagai macam foto disematkan di dalam artikel berita. Di sisi kiri terlihat kami yang menyapa para tamu sambil tersenyum, sedangkan di sisi lain terlihat Harry dan Jasmine yang duduk telanjang di atas tempat tidur. Reputasi Keluarga Sinjaya tidak bisa diselamatkan lagi.Untungnya sekarang aku menempati rumah Goldland Villa. Aku yakin, para reporter pasti sedang menyerbu Keluarga Sinjaya dan mencari keberadaanku.Tadinya Harry masih berusaha membujukku, tetapi tiba-tiba Jack menelepon dan m
Baca selengkapnya

Bab 99 Menemui Musuh

Aku agak ragu sebelum menghubungi Hana. Namun tidak disangka, dia langsung menyetujui ajakanku untuk bertemu.Ketika aku tiba di lokasi, Hana telah menungguku di sana.Kesan yang diberikan Hana hari ini menghancurkan semua persepsiku sebelumnya. Hana adalah wanita yang santai, cerdas, dan berani."Aku nggak nyangka kamu bakal mengajakku ketemu. Terlepas apa pun tujuanmu, aku minta maaf atas semua yang terjadi," kata Hana secara terbuka.Aku tersenyum, tidak ada yang perlu kututupi. "Bohong kalau aku bilang nggak apa-apa, tapi aku juga nggak bisa menyalahkanmu. Aku nggak tahu bagaimana menghadapi permintaan maafmu yang sangat tiba-tiba."Dia tersenyum tak berdaya, aku melihat sedikit penyesalan di matanya. "Sekali lagi maafkan aku."Kemudian dia tersenyum canggung dan lanjut berkata, "Aku nggak mau membohongi diri sendiri, sebelumnya aku tulus mencintai Harry. Tidak bisa disangkal, dia punya kemampuan untuk membuat wanita bertekuk lutut, aku salah satu korbannya. Aku cuma nggak nyangka
Baca selengkapnya

Bab 100 Serangan Masal

Aku melayangkan tatapan dingin, aku sungguh mengagumi ketangguhan hati Jasmine.Aku bergumam di dalam hati, Jasmine benar-benar tidak tahu malu. Dia masih berani berhadapan denganku dan mengatakan ingin memberi tahu kabar baik?"Katakan saja, aku sudah terbisa menghadapi kejutan dari kalian. Selama nggak punya malu, apa yang nggak sanggup kamu lakukan?" Aku balas menyindirnya."Nggak perlu sok galak, kamu juga bertanggung jawab atas semua yang terjadi. Jangan berlagak jadi korban." Jack membentakku secara tiba-tiba.Aku tertegun menatap Jack, aku tidak menyangka Jack ikut menyerangku. Aku tidak tahu bagaimana merespons ucapan Jack.Di saat bersamaan Harry baru pulang ke rumah. Dia melihatku memeluk Adele sambil mematung di tempat. Sesaat melihat ekspresi anggota Keluarga Sinjaya, Harry berusaha membujukku. "Ayo, kita pulang.""Kak, kamu mau pulang ke mana? Aku belum memberi tahu Kak Maya kabar baik." Jasmine menatap Harry dengan ekspresi sinis. "Kamu masih mau mengajak dia pulang? Baga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
30
DMCA.com Protection Status