Home / Pernikahan / MELAYANI TEMAN SUAMI / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of MELAYANI TEMAN SUAMI: Chapter 11 - Chapter 20

35 Chapters

BAB 11

"Sebentar!" Nisa buru-buru membilas piring saat seseorang menekan bel apartemennya secara berulang tak sabaran. Mencuci tangan lalu pergi membuka pintu. "Astagfirullah, Nila!" ujarnya panik. Melihat wajah perempuan itu babak belur di balik kain penutup kepala yang disampirkan asal. "Mbak, Nisa, tolong saya ...," Pelan dan bergetar Nila katakan. Nisa segera merangkul bahunya membawa masuk. Namun, baru beberapa langkah tubuh Nila ambruk jatuh telungkup."Ya, Allah!" Tubuh lemah itu sekarang ada di bed pasien. Tetes demi tetes cairan mengalir dari kantung infusan melalui selang, tersambung dengan tangannya. Nisa menunggui. Mungkinkah semua luka ini oleh suaminya? Jika benar, tega sekali. Tidak bisa dibiarkan. Nila harus menjauhi lelaki toxic seperti itu. Beruntung dia masih bisa menyelamatkan diri. Nisa membayangkan tidak mudah baginya pergi dalam kondisi tidak baik-baik saja. Dia melihat hijab fasmina yang tadi dipakainya asal. Nila menutupi wajah dan leher dengan kain itu sampai di
last updateLast Updated : 2023-10-14
Read more

BAB 12

"Ambil semua. Ambil!" Ibra melemparkan surat-surat penting yang dibutuhkan Nila ke hadapan Mada. "Ini juga, silahkan lo ambil!" Dia juga melemparkan beberapa gepok uangnya. Mereka ada dalam rumah. Mada berhasil membawanya ke sana berikut koper yang sudah diangkut. Ibra membuka wadah besar itu dan menyerahkan apa yang selama ini dia pertahankan. "Asal, biarin gue pergi!" "Lo gi-la." Mada hanya melihat sekilas apa yang barusan dilemparkannya yang kini berserak di bawah. Tertuju pada kamar yang membuka terdapat ibu Ibra. "Ibu lo ma-ti dan lo mau pergi?" Lelaki itu sudah memberitahu ibunya meninggal dan Mada sudah melihat. "Gue gak peduli. Gue akan mengurusnya sendiri!" "Urus Ibu lo di sini." "Jangan ngatur gue. Kalau lo mau Nila, silahkan ambil. Gue gak akan mempersulit lo lagi. Jadi biarkan gue bebas!" Ibra tidak mempedulikannya lagi. Menutup koper lalu beralih ke kamar ibunya. Hendak mengangkut tubuhnya ke dalam mobil. "Ibu lo pantas diurusi dengan layak di sini. Gue gak akan nge
last updateLast Updated : 2023-10-16
Read more

BAB 13

"Aku memaafkanmu, Mas. Tapi aku tidak bisa mencabut laporan." Ucapan tersebut keluar dari bibir Nila merespon permohonan suaminya. "Aku mohon, La ... Aku mohon." Ibra masih mengiba di bawahnya. Mada tidak suka melihat hal itu, meminta pihak tertentu menjauhkannya. Lelaki itu dibangunkan petugas hendak dikembalikan ke sel tahanan. "Sudah, Pak Ibra. Ayo, ikut kami." Ibra tidak menuruti kembali mendekati Nila, memeluknya erat. Semua dibuat terkejut karna ulahnya, termasuk Mada tampak kepanasan. "Mas, lepas.""Untuk terakhir, Nila. Bagaimanapun kamu masih istriku. Aku masih berhak menyentuhmu." Perempuan itu melirik Mada yang sangat cemburu. Di sisi lain dia merasakan iba terhadap Ibra. Mengapa saat sudah terpojok seperti ini baru bisa luluh? Bisa lembut? Dan penuh penyesalan. Jika saja dia mampu mengontrol emosi, tidak pelit, tidak kasar, ini semua tidak akan terjadi. Saat ini dia pasti menjadi istri setia, patuh terhadapnya. Lelaki ini hampir membuatnya m4ti dan sudah menyiksa berkal
last updateLast Updated : 2023-10-17
Read more

BAB 14

"Papa bicara apa?" Mada tidak suka mendengarnya. Dia tahu Nila yang gerogi dan gugup, menjadi bertambah tidak percaya diri karena ucapannya dan terlihat sedih. "Benar kan apa yang Papa katakan? Dia perempuan yang tidak punya harga diri." "Nila perempuan baik-baik dan terhormat," balas Mada membelanya. "Perempuan baik-baik tidak akan selingkuh dari suaminya. Apapun kesalahan suami. Sedangkan dia berhianat dan mengobral tubuhnya. Mana ada terhormat kalau sudah begitu?" Irwan terus memojokkan Nila. "Yang ada rendahan," tambahnya berbicara menekan sembari menatapnya hina. "Nila tidak seburuk yang Papa kira. Nila memang salah, tapi itu juga karna saya, Pa. Saya yang sudah menggodanya. Nila tidak mengobral tubuhnya ke banyak pria. Dia melakukan itu hanya terhadap saya." "Dan dia bisa mengulanginya di kemudian hari setelah bersamamu, Mada." "Tidak. Semua tergantung suaminya. Papa tahu apa yang dilakukan suaminya sebelumnya bukan? Nila hampir mati sering mendapat kekerasan dan tidak di
last updateLast Updated : 2023-10-18
Read more

BAB 15

Di basement Selin berjalan tergesa ke mobilnya. "Maafkan anak tante, Selin." Widya mengejar. Mencegah gadis itu masuk. Selin mencoba tersenyum meski hati diliputi amarah. "Gak apa-apa tante." "Nanti tante akan bujuk Mada lagi.""Terimakasih tante, Selin pulang dulu." Widya melepas kepergiannya dengan perasaan bersalah karna telah menyakiti gadis itu dengan sikap Mada. "Ayo, kita pulang juga, Ma." Irwan sudah ada di sisinya."Pa, kasihan Selin. Dia bahkan tidak sempat mengobrol dengan Mada, anak itu langsung pergi membawa serta Nila." Tidak mau lama berdebat, Mada memutuskan ke luar apartemen lagi, meninggalkan mereka semua. "Mada tidak mau, Ma." "Kita harus mencobanya lagi, Pa. Kapan lagi kita bisa mendapat calon mantu gadis cantik dan berasal dari keluarga terhormat seperti Selin? Dia sangat cocok untuk Mada." "Terserah Mama saja." Widya tersenyum Irwan memasrahkan semua. Lelaki itu mendekati mobil miliknya memasuki kursi kemudi, "Ayo naik.""Baik, Pa." Irwan menjalankan pelan k
last updateLast Updated : 2023-10-19
Read more

BAB 16

Mada lega bisa meresmikan hubungannya bersama Nila. Dua orang itu saling pandang seraya tersenyum. Nila meraih tangannya mencium takzim sebagai suami. Dan Mada membalas mengecup kening penuh cinta kasih. Keduanya menoleh bersamaan saat pintu dibuka. Irwan dan Widya datang terlambat. Di saat status mereka sudah berubah menjadi sepasang suami istri yang sah. "Mau apa Papa ke sini? Nila sudah resmi menjadi istri saya." Tangan perempuan itu digenggam Mada seolah berkata tidak akan bisa dipisahkan. "Kami menikah atas persetujuan Mama." Cepat Irwan melirik bed pasien dan membelalak. "Ka-kamu sudah sadar, Ayu?" tergagap menanyakannya dan rasa tak percaya. Dingin Rahayu menatapnya. "Jangan mengatur anakku, Irwan." Bicara pelan namun tegas. "Kamu tidak tahu siapa dia, Ayu. Dia bukan perempuan baik-baik." Irwan menunjuk Nila, menghakiminya lagi tanpa peduli sedang di mana. Dan tanpa peduli orang lain melihat. "Betul. Nila itu seorang janda yang dicerai suaminya karna berselingkuh dan jual
last updateLast Updated : 2023-10-21
Read more

BAB 17

Nila membuka mata tepat saat jam dinding menunjukkan pukul lima pagi. Melirik ke samping, tersenyum menatap lelaki tampan yang masih tampak pulas. Menyentuh pipinya, mengecup lembut dan lama, lalu menjauh sambil menahan senyum untuk tidak semakin mengembang lebar saking senangnya dia. Bisa tidur bersama dengan status sudah menjadi suami tanpa hawatir dosa lagi. Lebih dari itu, Mada adalah sosok pangeran gagah penyelamat hidupnya dari kekejaman orang lain. Nila hendak beranjak, tapi sekali lagi melihatnya. Sebelum benar-benar pergi dia memutuskan memeluk. Hangat terasa saat tubuh tanpa pakaian itu menempel. Kemudian menjauh lagi untuk membersihkan diri. Terkejut saat tangannya ditarik hingga tidak jadi berdiri. Jatuh duduk kembali. Menoleh pada Mada yang sudah membuka mata. "Mas?" "Mau ke mana?" tanyanya dengan suara serak has bangun tidur. "Mandi. Solat." "Nanti dulu. Sini baring lagi." Mada menepuk bantal di sisinya. "Enggak, Mas." Nila hendak beranjak tapi Mada menahannya lagi
last updateLast Updated : 2023-10-22
Read more

BAB 18

"Memangnya Mama Mas setuju kalau ngadain resepsi pernikahan kita?" Dalam perjalanan Nila menanyakan hal tersebut. Masih ragu, bagaimana kalau Rahayu melarang? Dan jadi buruk sangka lagi, takut ibu mertua malu. Mada tersenyum dan menoleh. "Justru ini keinginan Mama juga." "Benar, Mas?""Ya, Sayang. Sebelum sama kamu aku bicarain ini lebih dulu dengan Mama." Mada ingat malam sebelum tidur, Rahayu mengobrol dengannya. Ingin mengetahui lebih banyak tentang Nila. Bagaimana awal mula bisa dekat, sampai menjalin hubungan di belakang suaminya. Mada menceritakan semua alasan dan tindakkan yang telah diperbuat, mulai memberi perhatian dan uang, sampai ... mencari-cari waktu mengajak berhubungan badan. "Anak Mama nakal." Dia sedikit menunduk menggaruk pelipis dan tersenyum tak enak saat mamanya mengatakan itu. Dia pun malu untuk menceritakan karna merupakan aib. Tapi, Rahayu memaksa, ingin tahu detail. "Namanya hilaf, Ma." "Hilaf kok berkali-kali. Itu bukan hilaf tapi nagih." Mada tertaw
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

BAB 19

"Pa, gimana? Mada malah akan merayakan resepsi pernikahannya. Mama menyayangkan sekali, kenapa dia harus dengan perempuan janda itu." Widya mengeluhkan lagi perihal putra tirinya tersebut. Masih tidak bisa menerima keputusan pemuda dewasa itu. "Anak itu, mentang-mentang memiliki warisan dari ibunya, jadi belagu." Irwan sama sangat menyayangkan. Bagaimana pun Mada anak kebanggaan baginya, wajar dia menginginkan nanti dapat pasangan lebih baik. Namun, baik versi dirinya dan Mada berbeda. Sangat bersebrangan. "Pa, kasihan Selin. Dia menginginkan Mada." Irwan duduk bingung menanggapi. Pernikahan Mada dan Nila sudah terjadi bahkan hendak dilaksanakan pesta, apa yang harus diperbuatnya lagi kalau sudah begini? Widya ikut mendaratkan tubuh di sisinya. "Pa, pokoknya Selin juga harus bisa menjadi istri Mada." "Mana bisa, Ma? Mada dan istrinya sudah menikah kantor, mau diapakan mereka?" "Buat Nila pisah, Pa." Pelan Widya katakan namun sangat berambisi untuk keduanya berpisah. "Tidak meng
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

BAB 20

Lelaki itu terus berjalan mendekat. Melihat Nila tampak ketakutan, Mada menggenggam erat tangannya. Kemudian menatap tajam Ibra yang telah berani datang dan kini sudah berada di hadapan. "Apa kabar?" Alih-alih mengucapkan selamat dia menanyai mantan istrinya. Mada merasa seperti mimpi melihat dia melenggang bebas. Sungguh kejutan luar biasa di hari bahagianya. "Kalau ditanya itu dijawab." Selin masih di dekatnya meminta Nila menanggapi ucapan Ibra. Tapi perempuan itu tetap bungkam. Ibra maju lebih dekat. "Aku bukan monster, gak usah setakut itu," ucapnya seraya tersenyum tetap mentapnya lurus. Sejak datang tak henti tertuju padanya. Nila melihat lagi sekilas dan kembali menunduk. Ibra mungkin di mata orang lain tampak ramah, tapi ... yang terlihat Nila senyumnya merupakan seringaian dingin. Pun di penglihatan Mada. Sama. Kini Ibra teralih padanya. "Pebinor yang sukses." "Pergi dari sini." Tekan Mada mengusir. "Jangan membuat kekacawan." "Santai. Gue datang memang untuk melihat. S
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status