Home / Romansa / Terjebak Hasrat Sang Konglomerat / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Terjebak Hasrat Sang Konglomerat : Chapter 151 - Chapter 160

192 Chapters

151. Kamu Hamil Anak Mark?

"Kerja bagus, aku akan melihat videonya. Tetap selidiki dimana Nayla berada dan temukan dia segera," ucap Mark."Ya Tuan, Tuan video CCTV itu sebagian di hapus dan saya masih membenarkannya. Tadi ini saya minta dari tim hacker Anda dan saya masih bersama dia.""Baiklah! Aku akan melihat video ini di ponselku dan nanti aku akan mencari tahu juga." Mark menutup ponselnya.Mark mengawasi video CCTV Nayla yang sebabian besar di hapus anak buah Stuart lalu dikembalikan anak buahya. Mark terlihat panik karena di potongan video CCTV itu Nayla di culik bersama pamannya."Apa yang harus aku lakukan? Paman takutnya akan membunuh Nayla. Aku harus segera menemukan dia." kata Mark dia mengusap kasar wajahnya karena takut Nayla akan di bunuh pamannya."Tuan, saya yakin Stuart tidak akan membiarkan Nayla mari konyol di tangan Anda karena Nona Nayla itu kelemahan Anda," sahut David."Kamu benar, aku harap Nayla baik-baik saja. Kota harus segera merencanakan rencana baru lagi. Aku harus menemukan Nayl
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

152. Tujuh Bulan Kemudian

"David, aku akan ke rumah sakit karena akan aku pastikan kalau itu bukanlah Nayla. Aku yakin dia masih hidup dan wanita di rumah sakit itu pasti bajunya saja yang mirip." Mark segera pergi ke rumah sakit di Jakarta Barat sesuai yang anak buahnya informasikan.Mark masuk mobil melajukan mobilnya dengan sangat cepat sehingga beberapa menit kemudian sampai. Untungnya jalan raya waktu itu tidak macet. Dia segera menuju anak buahnya yang berada di rumah sakit itu."Dimana wanita yang meninggal dunia yang kamu bilang tadi? Katanya bajunya mirip Nayla, apa itu dia?" Mark datang dengan suara yang kecapekan karena dia berlari saat masuk rumah sakit."Tuan, dokter sedang memeriksa mayat itu. Sepertinya hanya Anda yang bisa bicara dengan dokter" jawab anak buahnya."Sudah jam 12 malam saat ini dan aku tidak sadar juga. Untungnya malam hari tidak macet." Mark lalu dia pergi menemui dokter.Mark bertanya pada Dokter mengenai kenapa wanita itu wajah dan rambutnya hancur."Dokter siapa wanita ini? Ke
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

153. Melahirkan Bayi Perempuan

Nayla hanya terdiam saat Paman Mark masuk ke kamarnya menemui Stuart. Dia tidak mau melihat paman Mark yang wajahnya begitu menyeramkan."Stuart, jangan diam saja! Jawab pertanyaanku. Kamu kenapa peduli dengan wanita Mark." Paman Mark agak emosi karena Stuart diam saja."Tuan Benjamin, Anda tenang saja. Saat ini belum waktunya kita menyerang dia. Dia saja belum tahu posisi kita meskipun aku membawa Nayla pulang pergi Prancis-Indonesia, dia tidak bisa menemukan kita," jawab Stuart dengan santainya."Aku akan melenyapkan dia karena dia sudah menyiksaku." Paman Mark mengepalkan tangannya dan raut wajahnya berubah menyeramkan karena dia menahan amarahnya."Kenapa kamu peduli dengan wanita Mark? Apa dia mati? Kalau dia mati itu lebih memuaskan?" Paman Mark bertanya soal keadaan Nayla karena pingsan."Dia tidak salah! Aku hanya jadikan dia sebagai umpan. Aku tidak akan membunuh wanita karena bagiku hanya Mark yang harus mati. Anda lihat sendiri dia sehat karena aku akan buat Mark menderita j
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

154. Berhasil Melacak

Pria misterius itu ternyata paman Mark (Benjamin). Mark sangat terkejut hingga dia tidak menjawab Pamannya di telpon.Apa kabar keponakanku? Apa hidupmu bahagia sekarang?" Paman Mark menanyakan keadaan Mark melalui ponselnya. "Kenapa Paman meneleponku? Apa Paman mau aku hukum lagi?""Aku yang akan melenyapkan kamu Mark. Aku tidak akan biarkan kamu hidup bahagia. Wanita yang kamu cintai ada di tanganku. Aku akan menyiksanya sampai dia mati." Paman Mark langsung menutup telponnya."Paman, kamu kemana? Jangan macam-macam dengan Nayla. Sialan! David, Paman bersama Nayla. Apa yang harus kita lakukan?" Mark panik dan dia harus segera mencari keberadaan Nayla."Saya tadi sudah melacak nomor yang tidak dikenal itu. Paman Anda lokasinya masih di Indonesia?" kata Mark."Jadi kamu berhasil melacaknya tadi? David dimana lokasi mereka?" tanya Mark."Sebentar Tuan, sepertinya paman Anda telah mencabut Sim Card dari ponselnya. Ini butuh waktu lama tapi lokasinya masih di Indonesia," jawab Stuart."M
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

155. Menyerang Paman Dan Stuart

"Bukannya kamu sedang memata-matai rumah Paman dan mencari tahu lokasi Paman?" tanya Mark."Tuan, saya kembali dan berhasil menemukan fakta jika Stuart terlihat ke rumah sakit dekat Jakarta. Lalu paman Anda masuk ke rumah ini dan aku yakin ini rumah markas mereka yang baru," jawab pria yang masuk ke ruangan kerja Mark dan pria itu ternyata mata-mata yang di kirim Mark untuk menyelidiki keberadaan pamannya."Ya Tuhan, ini kabar bagus. Semua anak buah sudah bersiap besok malam kita akan menyerang Paman dan Stuart. Kita yang bodoh David 7 bulan ini mereka masih di Indonesia tapi kita mencarinya kemanapun tapi tidak ditemukan.""Tuan, aku yakin ini tidak sesederhana yang Tuan pikirkan. Kita harus menyelidiki lebih lanjut dan takutnya ini hanya jebakan mereka," sahut David."David, aku yakin ini bukan jebakan. Mata-mata kita masih menyelidiki mereka." Mark sudah mengepalkan tangannya karena dia merasa begitu sangat ingin segera membunuh Stuart dan pamannya.David di utus untuk segera memban
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

156. Aku Menyerah

"Selamatkan aku Mark dan bayi kita. Ini anak kamu Mark jadi tolong aku," Nayla berlari menuju arah Mark sambil mengendong putrinya yang masih bayi."Nayla, ikutlah pengawalku. Aku akan mengalahkan Paman dan Stuart." Mark menyuruh Nayla ke luar dari kediaman Stuart karena dia tidak mau Nayla dalam keadaan bahaya lagi.Nayla sudah ada di dalam mobil dan di selamatkan anak buah Mark. Mark masih membereskan anak Paman dan Stuart yang masih berada di kediamannya."Sebutkan dengan cara apa kalian harus mati? kalian berdua membuat hidupku sengsara sampai aku harus merubah wajahku?" Mark menodongkan pistol ke kepala Stuart dan pamannya karena mereka sudah di borgo tangannya dan kakinya di ikat."Aku menyerah, Mark. Jangan bunuh aku, ampunilah aku. Aku masih sayang nyawaku," kata Pamannya."Stuart, bagaimana dengan kamu? Apa kamu menyerah?" "Aku menyerang sekarang juga. Bunuu aku saja sekarang karena aku tidak mau kamu menyiksanya," jawab Stuart."Rasakan tamparan ku ini, aku tidak mau kamu ma
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

157. Hukuman Untuk Stuart

"Stuart, apa kamu takut singa?" tanya Mark."Tidak! Aku tidak takut singa. Aku hanya tidak suka dengan hewan itu karena berisik dan buas." Stuart menutupi rasa takutnya tapi kaki dan tangannya bergetar."Bagiamana jika malam ini kamu tidur dengan singa ini? Dia hanya memakan daging sapi dan ayam bukan daging manusia?" Mark tertawa melihat Stuart kaki dan tangannya bergetar ketakutan."Sialan kamu Mark! Kurang ajar! Bunuh saja aku mati di tangan lebih berharga daripada aku mati ketakutan karena singa." Stuart berteriak dan singa itu mulai lepas kendali.Singa itu mencakar Stuart dan Mark menyuruh anak buahnya yang menjadi pawang untuk menjinakkannya."Sakit! Tubuhku di cakar oleh singa ini. Mark kamu kurang ajar," teriak Stuart."Kamu jangan berlari karena singa itu akan menganggap kamu mangsanya. Aku senang membuat penjara yang sangat luas untuk kamu dan singa itu berkelahi," kata Mark."Kalian kendalian singa itu dan cepat buat dia menurut. Hukuman untuk Stuart hari ini sudah cukup."
last updateLast Updated : 2024-01-21
Read more

158. Paman Rasakan Pembalasanku

"Aku sudah menghukumnya dan di akan tetap hidup walaupun kaki ya hilang satu," kata Mark."Mark sangat mengerikan tapi aku puas karena dia pantas menerima ini semua." Nayla takut dia menutup matanya lalu memeluk Mark."Ayo ke atas dan jangan ada di ruangan bawah tanah ini lagi. Kamu sudah menghukum Stuart dan sekarang giliranku menghukum Pamanku." Mark mengajak Nayla kembali ke mandiinnya dan dia tidak memperbolehkan Nayla lagi ke ruangan bawah tanah di lain waktu.Mark setelah menghukum Stuart, dia mengunjungi penjara Pamannya Benjamin. Benjamin saat itu ketakutan dia melihat Mark yang sorot matanya tajam seperti ingin membunuh seseorang."Paman, apa kabar? Apa kamu ingat wajahku?" Mark masuk ke dalam penjara Pamannya."Mark apa mau kamu? Apa kamu mau membunuhku saat ini juga?" Benjamin Paman Mark mulai ketakutan."Paman Rasakan Pembalasanku ini. Aku tidak akan membunuh kamu tapi aku akan..." Mark mengeluarkan pistolnya dan dia mengarahkan pistol itu ke kepala pamannya."Apa kamu mau
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

159. Nayla Aku Rindu

"Coba kamu katakan sekali lagi, Paman meninggal? Itu tidak mungkin." Mark bangun dari tempat tidurnya lalu dia menuju penjara bawah tanah tempat Pamannya di kurung."Ya Tuan, Anda harus segera melihatnya," jawab Dokter."Baiklah! Ayo cepat dan kamu jalannya yang cepat Dokter." Mark menarik tangan Dokter pribadinya itu agar jalannya lebih cepat.Mark sudah sampai di tempat pamannya di kurung. Dia memeriksa denyut nadi pamannya memang tidak ada. Mark mencoba memegang tubuh Pamannya."Paman bangun! Kalau kamu tidak bangun aku akan melemparkan kamu ke kadang singa." Mark berteriak sangat dekat di telinga pamannya."Apa? Jangan bunuh aku Mark." seketika pamannya hidup kembali dan dia mendengar Mark mengancamnya akan melemparkannya ke kadang singa."Ya Tuhan, keajaiban ini. Paman Anda tadi denyut nadinya tidak ada dan wajahnya pucat seperti mayat tapi tidak hidup lagi. Mungkin tadi dia koma atau sedang terjadi apa-apa, syukurlah dia masih hidup." Dokter bingung karena baru kali ini melihat k
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

160 Putri Kecil Yang Lucu

"Paman lepaskan mereka, kenapa kamu bisa ke luar dan menyusup ke depan kamarku?" Mark panik karena Sandra itu keempat anaknya."Mark, bagaimana ini? Mark selamat keempat anakku." Nayla pingsan karena dia ketakutan anaknya di ancam."Papa... tolong! Aku takut sama orang ini." ketiga putranya menangis dan bayi Nayla yang di gendong pengaruh itu juga menangis."Dialah kalian! Kalau tetap berisik aku akan membuat kalian bungkam dan mengirim kalian ke kakek nenek kalian di surga." Paman Mark mengancam ketiga putranya dan bayi Mark yang kecil saat itu juga menangis.David dan beberapa orang kesana karena mendengar suara keributan. Paman Mark mengarahkan pistol milik anak buah Mark yang dia rampas tadi ke kening anak sulung Mark. Sebelum mengarahkan dua tembakan mengarah ke kaki dan tangan Pamannya sehingga dia jatuh ke lantai."Nak, akhirnya aku menyelamatkan kalian. Penjarakan Paman ruangan yang tanpa lampu dan ingat rahasiakan apapun yang terjadi ini dari orang luar rumah," kata Mark pada
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status