Semua Bab Jerat Gairah Mafia Kejam: Bab 21 - Bab 30

41 Bab

Bab 21. Tertembus Peluru Musuh

"Tuan, awas!!!" teriak seseorang mendorong tubuh Astin dengan sangat kuat.Astin terkejut bukan main ketika tubuhnya terdorong dengan kuat, bahkan sampai terjatuh. Untung kuda-kudanya kuat sehingga refleks melindungi diri cepat. Astin langsung menopang tubuhnya menggunakan tangan dan lututnya. Menyadari ada yang tidak beres, Astin langsung menoleh pada pria yang telah mendorongnya."Romeo!" serunya tercengang.Bukan hanya Astin saja yang terkejut, Marlin dan Marlo juga tidak kalah terkejut. Dengan cepat Marlo menguasai keterkejutannya. Pria itu langsung mengarahkan ujung pistol dan menarik pelatuk ke arah bayangan hitam di depan mereka. Timah panas melesat dengan cepat membidik seorang pria yang kembali siap melepaskan timah panas ke arah Astin.Astin dan yang lainnya sangat jarang menggunakan pistol untuk menghadapi musuh, terkecuali kondisi mereka sangat terdesak. Mereka lebih senang menggunakan pedang untuk membasmi musuh. Menurutnya, senjata itu lebih aman dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-07
Baca selengkapnya

Bab 22. Rencana Sang Tante

"Astin, cepat ikut aku!""Tante, ada apa?" tanya Astin pura-pura tidak mengerti maksud Yoselin memintanya pulang.Kedatangan Astin di rumah besar dengan dinding dan pintu pagar yang menjulang tinggi dan juga kokoh langsung disambut hangat dan senang oleh seorang wanita cantik berambut pirang. Seperti akan memberikan kejutan yang membahagiakan, wanita itu langsung menyusupkan tangan rampingnya pada lengan Astin dan membawanya masuk ke dalam rumah."Tante." Astin bersungut-sungut."Kali ini kamu tidak boleh membantah lagi. Aku sudah memberimu waktu cukup lama," ucap wanita itu sedikit memberi wajah dan nada galak."Aku bukan ingin membantah, tapi-""Tapi, apa?" Sekali lagi Yoselin memberi tatapan lebih galak. "Tujuanmu, bisa kamu lakukan sembari jalan," sambung Yoselin.Astin menghirup napas panjang, lalu mengeluarkan secara perlahan. Dia tidak akan pernah bisa marah pada wanita yang telah menjaga dan membesarkannya. Bagaimanapun Yoselin adalah satu-satuny
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-08
Baca selengkapnya

Bab 23. Harus Diperiksa

"Karely, apa kau baik-baik saja?" tanyanya cemas sembari mendekap wajah Karely.Melihat putrinya datang tergopoh-gopoh dengan napas terengah, Teresa malah terkejut dan khawatir. Wanita itu langsung meletakkan mangkuk yang dia bawa di atas meja, lalu bergegas mengambil air minum, mendekati Karely dan memintanya minum."Ma?" Karely mengernyitkan kedua ujung alis dengan mata sedikit menyipit.Yang memintanya segera pulang adalah ibunya. Namun, yang bertanya dan menunjukkan wajah khawatir juga ibunya."Ma, ada hal penting apa?" sambung Karely setelah melihat ibunya sedikit tenang.Akhirnya Teresa tersenyum."Ini!" Teresa menyodorkan sebuah rantang bekal pada Karely.Karely dengan ragu dan heran menerima rantang itu, tapi matanya masih menatap lekat Teresa."Ma, ini apa?" tanyanya masih tidak mengalihkan pandang."Tolong antar ini ke rumah Astin!" ucap Teresa.Karely tercengang dan kaget. Tiba-tiba jantungnya berdebar. Mamanya menyuruhnya pulang cepat-cepat, dia pikir ada hal penting yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-10
Baca selengkapnya

Bab 24. Dikira Sindikat Ilegal

"Karely, kenapa? Ayo masuk!" ajak Yoselin."Nyonya, sebaiknya saya tidak masuk," tolak Karely.Karely terlihat gugup dan was--was. Dia juga sangat kaget.Bagimana tidak?Di dalam ruangan yang baru saja dibuka oleh pria yang sejak tadi berjaga di depan pintu, ruangan di mana wanita itu mengajaknya masuk, ada beberapa wanita sedang duduk di sana. Dilihat sekilas dari cara berpakaian dan menampilkan sepertinya mereka bukan orang-orang biasa. Satu sama lain saling menonjolkan kecantikan dan keindahan tubuh mereka, seolah mereka ingin mencari perhatian.Yoselin tersenyum, lalu berjalan mendekati Karely."Apa yang kamu pikirkan?" tanyanya dengan suara lembut.Karely menarik perhatiannya, lalu mengalihkan pada Yoselin.Apa yang dipikirkan Karely?Jelas saja dia berpikir bila rumah besar dengan penjagaan ketat dan pagar tembok yang tinggi kokoh itu merupakan markas pelatihan para wanita kupu-kupu malam atau mereka merupakan sindikat perdagangan wanita, atau bisa jadi mereka adalah penyalur TK
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-12
Baca selengkapnya

Bab 25. Seleksi Alami

Setelah beberapa jam mereka menunggu di dalam ruangan."Tuan, berapa lama lagi kami harus menunggu? Apa tuan Astin belum juga datang?" tanya seorang wanita berseru kepada pria yang berdiri di depan mereka untuk berjaga.Pria berkacamata hitam itu menoleh ke arahnya."Tunggu saja!" jawabnya tanpa mengubah posisi siap dan tegap tubuhnya."Sudah tiga jam kami menunggu. Berapa lama lagi seleksinya dimulai?" Yang lain menimpali."Kalau kamu tidak mau menunggu, maka pergi saja!" jawab pria lainnya dengan suara tegas."Huh!"Bukan hanya satu, dua atau tiga wanita saja yang mulai mendengus kesal, bosan dan jenuh menunggu. Suara mereka pun kembali terdengar berisik bersahutan seperti kumpulan serangga. Mereka mengeluh satu sama lain, ada juga yang mulai hilang kesabarannya."Aku rasa kita hanya dipermainkan saja oleh orang kaya." Salah satu wanita bangkit dari duduknya dengan wajah kesal. Dia merasa Astin dan keluarganya telah mempermainkan mereka dengan membiarkan mereka menunggu lama tanpa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-13
Baca selengkapnya

Bab 26. Pria Impoten

"Halo. Perkenalkan namaku Nancy. Aku adalah dokter pribadi keluarga tuan Astin," ucap Nancy memperkenalkan diri.Setelah kepergian pria kekar yang berurusan dengan Karely, seorang wanita cantik berjalan memasuki ruangan. Nancy datang karena Astin yang meminta. Tugasnya adalah melakukan seleksi terhadap wanita-wanita yang tersisa.Semua wanita yang tersisa langsung mengarahkan pandang pada Nancy. Wajahnya yang cantik dengan senyum manis telah mencuri perhatian mereka, termasuk Karely. Apalagi saat masuk, pandangan pertama Nancy adalah ke arah Karely."Aku akan memulai seleksinya," sambung Nancy. Nancy kembali mengedarkan mata membagi pada setiap wanita, termasuk Karely."Sebagai dokter pribadi keluarga tuan Astin, jelas aku mengetahui semua tentang kesehatan tuan Astin," sambungnya lagi.Nancy mulai berjalan meninggalkan mejanya dan mendekati mereka.“Apa yang kalian cari dari sebuah pernikahan?” tanyanya. Pandangan matanya tertuju pada wanita pertama yang duduk di bagian depan.“Keb
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-15
Baca selengkapnya

Bab 27. Sandiwara Astin

“Kenapa kamu masih di sini?” tanyanya pada Karely. "Kenapa tidak ikut kabur seperti mereka?" “Kabur? Kenapa aku harus kabur?" Awalnya memang tidak ada niat mengikuti seleksi itu dan akan membiarkan wanita lain yang terpilih. Bahkan dalam kepalanya telah tersusun rapi beberapa rencana untuk membuat Astin tidak akan pernah memilihnya menjadi istri. Namun, setelah mengetahui kebenaran tentang kesehatan Astin, niat itu tiba-tiba berubah.Bagi wanita lain kelemahan Astin ini adalah hal yang memalukan dan merugikan, tapi tidak untuknya. Kondisi Astin yang seperti ini malah dianggap sebagai kondisi yang menguntungkan baginya.“Apa kamu tidak dengar apa yang aku ceritakan tadi? Apa memang kamu tidak tau impoten itu apa?”Nancy tidak menyangka Karely akan tetap bertahan meski mengetahui kondisi kesehatan reproduksi Astin yang buruk. Padahal dia berharap Karely pun pergi meninggalkan ruangan sepert wanita lainnya. Sempat melintas dalam benaknya kalau Karely sudah jatuh c
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-16
Baca selengkapnya

Bab 28. Saling Bekerjasama

"Aku mau menjadi istrimu." Jawaban ini yang ingin Astin dengar dari mulut gadis yang berdiri di hadapannya dengan mata bening menatapnya lekat. Karena dengan begitu, dia tidak perlu lagi repot-repot mencari cara lain untuk mendekati Karely hingga tujuannya terwujud, mendapatkan perlindungan dari wanita yang berkecimpung dalam lembaga kepolisian negara."Karely?" Rupanya Astin tidak sabar ingin segera mendengar jawaban Karely. Sayangnya, gadis itu tidak segera memberinya jawaban. Sebaliknya, Karely malah membiarkannya menunggu dengan cemas.Bola mata bening Karely bergerak-gerak menjelajahi manik mata milik Astin. Ada keraguan, bimbang dan juga kekhawatiran dalam sorot matanya. Sesaat kemudian manik mata itu bergerak dan beralih melihat ke arah pria yang berdiri di samping Astin, Marlin."Kalau boleh jujur, sebenarnya aku sama sekali tidak berminat mengikuti hal bodoh seperti ini," ucap Karely kembali membagi pandangnya pada Astin dan Marlin.Mendengar jawaban Karely, tiba-tiba ada r
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-23
Baca selengkapnya

Bab 29. Sebagai Umpan

"Pria sialan!" umpat Karely tiba-tiba sembari masuk ke dalam mobil dan duduk dengan wajah kesal."Kamu memakiku?" Pria yang duduk di sebelahnya kaget mendengar umpatan Karely."Bukan kamu," sahut Karely jutek."Lalu?""Astin," jawab Karely masih tidak menghilangkan wajah kesal.Setelah selesai melakukan negosiasi dengan Astin tentang pernikahan mereka, Karely keluar dari rumah besar itu dan menghubungi Diego. Dia masih menyimpan rasa kesal karena telah dijebak oleh mamanya dan ternyata Astin benar-benar bukan orang miskin atau sederhana, dia pria kaya raya."Astin?" Diego hanya melihatnya sekilas lalu kembali fokus pada jalan"Ya.""Apa pria itu membuat masalah denganmu? Bukankah kamu hanya mengantar makanan untuknya?" Apa dia tidak menyukai masakan mamamu? Atau ... dia mengusirmu?"Diego menanggapi setengah bercanda sembari mulai mengendarai mobilnya meninggalkan rumah besar milik Astin."Kamu tau, Diego? Mama menyuruh aku datang ke rumah pria itu bukan karena memintaku mengantar maka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-27
Baca selengkapnya

Bab 30. Membawanya Pergi Bersama

"Bagaimana?" Yoselin datang tiba-tiba mengejutkan Astin dan Marlin."Menurutmu?" Astin malah balik bertanya sembari merilekskan duduknya. Dia juga memberi isyarat pada Marlin untuk meninggalkan ruangan dan memberi waktu mereka berdua.Yoselin tersenyum. Ekor matanya melihat ke arah Marlin yang berjalan meninggalkan mereka."Aku lihat wanita itu cocok denganmu.""Kamu sudah menyelidiki gadis itu sebelumnya, untuk apa lagi mengadakan acara seperti ini?" Lagi-lagi Yoselin tersenyum."Kalau tidak, sampai kapan kamu akan bergerak? Sampai gadis itu diambil orang terlebih dahulu?"Astin bangkit dari duduknya, lalu berjalan menjauh menuju tepi ruang. Dengan kedua tangan bersembunyi pada saku celana, tubuhnya yang tegap altetis menghadap dunia luar.Untuk sesaat Astin memaku pandangnya, hingga akhirnya kembali memutar tubuh menghadap Yoselin."Gadis itu memang target, tapi aku tidak menyangka kamu dengan cepat bertindak."Lagi-lagi Yoselin tertawa. Wanita cantik itu pun berdiri dan berjalan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status