Semua Bab Jerat Gairah Mafia Kejam: Bab 11 - Bab 20

41 Bab

Bab 11. Mendapat Pelukan Erat

"Pakaian ini?" Astin mengangkat salah satu kaos yang diberikan Karely padanya, membentangkan untuk memperhatikan. Ukuran, model dan kualitas bukanlah merupakan kaos yang biasa atau murah. Bisa dikatakan kaos bermerek yang memiliki harga tinggi. Astin bukan tidak tau pakaian bermerek karena dia pun menggunakan pakaian bermerek juga.Sedangkan Karely, dia masih terdiam dengan tatapan menunggu apa yang akan dikatakan Astin tentang pakaian itu. Sungguh, dalam hati ada rasa tidak ikhlas memberikan pakaian itu pada pria lain, termasuk Astin. Rasanya sebuah luka kembali mengangga dalam hati. Sebuah kenangan kembali terkuak dan melintas dalam kepalanya."Bila kamu keberatan, aku tidak akan memakainya," ucap Astin kembali melipat pakaian yang tadi dia bentangkan, lalu membalas tatapan Karely. "Ini terlalu mahal untukku," sambungnya.Salah satu sudut bibir Karely berkedut dan tertarik."Harganya tidak bisa dibandingkan dengan pakaianmu," sahut Karely mencebik.Dia bukan wanita bodoh yang tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-27
Baca selengkapnya

Bab 12. Kamu Menyukainya?

"Nancy, apa dia baik-baik saja?" Nancy menoleh melihat lekat Astin dengan tatapa penuh tanya."Siapa dia? Kenapa kamu sangat khawatir seperti ini?" "Katakan saja, bagaimana keadaannya!"Setelah melihat Karely pingsan, Astin segera membawanya ke dalam kamar dan membaringkan di tempat tidur. Dia juga telah berusaha membangunkan dengan cara memberi minyak kayu putih pada ujung hidung Karely dan juga memijitnya, tapi Karely tidak juga bangun. Hal ini membuatnya khawatir sehingga memanggil Nancy untuk datang dan memeriksanya.Nancy berdiri setelah memeriksa kondisi Karely, lalu mendekati Astin. Namun Astin menjauhinya dan berjalan mendekati tempat tidur, lalu duduk memperhatikan wajah Karely. Hal ini membuat Nancy membeku."Astin."Astin menoleh dan melihatnya. Tanpa mengatakan apa pun dan tanpa bertanya, tatapan Nancy meminta penjelasan darinya tentang siapa Karely dan apa hubungan mereka."Apa dia wanita yang pernah kalian bicarakan?" "Ya," jawab Astin singkat.Nancy menarik napas dala
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-28
Baca selengkapnya

Bab 13. Suara Isak Tangis

"Aku bisa makan sendiri," ucap Karely hendak merebut sendok dan mangkuk dari tangan Astin.Namun, Astin tidak membiarkan hal itu dilakukan oleh Karely. Dengan gerakan cepat pria itu menarik mangkuk menghindari tangan Karely. Dia juga memenggang pergelangan tangan Karely."Lihat tanganmu!" ucapnya. "Kamu tidak mau bubur ini tumpah dan mengotori tempat tidur, bukan?" sambung Astin.Karely terdiam. Seperti yang perintahkan Astin, dia pun sedikit menunduk untuk memperhatikan tangannya sendiri. Alasan Astin masuk akal. Tangannya gemetar dan mungkin bila dipaksakan memegang mangkuk bubur, maka mangkuk itu akan tumpah. Bukan hanya mengotori tempat tidur saja, pasti akan mengotori pakaiannya juga.Karely pikir tangannya gemetar karena mimpi buruk yang baru saja dialami. Mimpi itu seperti nyata. Sebuah tragedi yang tidak pernah diinginkan, tapi nyatanya terjadi dalam hidupnya. Wajah Karely kembali terlihat murung. Kabut hitam menyelimutinya."Patuhlah!" ucap Astin, lalu kembali menyodorkan send
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-29
Baca selengkapnya

Bab 14. Pria Mendominasi

"Astin."Langkah Astin terhenti, padahal setelah beberapa saat menunggu dan berpikir tentang kepeduliannya terhadap suara tangis yang dia dengar dari kamar Karely, dia berniat untuk meninggalkan kamar Karely dan tidak ingin peduli lagi."Ada apa?" tanya Karely berdiri di ambang pintu melihat Astin.Ada apa?Astin bergumam dalam hati mengulang pertanyaan Karely. Menurutnya, yang seharusnya bertanya seperti itu dirinya, bukan wanita yang saat ini berdiri menatapnya.Astin merasa ada yang aneh dalam diri dan wajah Karely. Kalau suara tangis itu benar-benar milik Karely, seharusnya saat ini mata Karely menunjukkan bila dia habis menangis. Sayangnya, semua itu tidak dia temukan dalam wajah Karely. Wajah wanita itu tampak segar dan biasa saja, tidak ada sisa kesedihan."Aku lapar, tapi aku lihat tidak ada makanan." Akhirnya Astin mencari jawaban klasik.Karely semakin dalam menatap Astin. Dia lupa kalau sore ini mamanya belum juga kembali, itu artinya tidak ada
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-30
Baca selengkapnya

Bab 15. Malam Bersama Pria Lain

"Marlin jemput aku sekarang!" Setelah kepergian Karely, Astin langsung menghubungi Marlin dan meminta tangan kanannya itu menjemputnya. Menurutnya ini adalah kesempatan untuk mencari tau ke mana Karely pergi malam-malam begini.Selama menunggu hatinya gelisah. Dia khawatir kehilangan jejak Karely karena jarak antara rumah Karely dengan markas lumayan jauh sehingga Marlin membutuhkan waktu untuk sampai."Tuan," sapa Marlin membuka pintu mobil.Astin terkejut, tapi juga bernapas sedikit lega karena ternyata dugaannya salah. Marlin datang lebih cepat dari yang dia perkirakan."Cepat?" tanyanya setelah duduk nyaman di dalam mobil."Aku khawatir padamu," jawab Marlin.Tanpa penjelasan lebih rinci, Astin sudah mengerti arti jawaban tangan kanannya itu. Selama dia tinggal di rumah Karely, Marlin tetap berada di sekitar rumah itu untuk tetap melindunginya."Kamu tidak perlu melakukan hal itu. Aku baik-baik saja," ucap Astin meyakinkan Marlin tentang kondisin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-01
Baca selengkapnya

Bab 16. Guling Bernyawa

"Aku sangat merindukanmu."Tiba-tiba seluruh rambut-rambut halus pada tubuhnya meremang dan berdiri. Aliran darah yang tenang berdesir ke seluruh tubuh dengan deras, sedangkan detak jantung yang awalnya berirama normal melonjak menjadi sebuah degub yang sangat cepat hingga menimbulkan debaran menghantam dinding dada.Astin yang baru saja berhasil memejamkan mata memasuki alam mimpi, tiba-tiba tersentak dan terbangun oleh pelukan hangat juga suara halus penuh kerinduan yang mendayu di samping telinga. Meski baru mengenal dan berinteraksi beberapa waktu, nalurinya dapat dengan jelas menebak siapa orang yang memeluknya, yang memiliki suara mendalam, yang hampir membuatnya shock."Karely," panggilnya lirih setelah mampu menekan rasa terkejut dalam diri.Meski tidak pernah merasakan sentuhan seorang wanita dan tidak pernah memiliki pemikiran untuk berdekatan dengan seorang wanita, mendapat pelukan tiba-tiba dari belakang membuat jiwa Astin meronta merasakan sebuah gejolak yang tidak pernah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-02
Baca selengkapnya

Bab 17. Tidak Untuk Jatuh Cinta

"Apa yang kalian bicarakan?""Tuan?"Astin berjalan dengan langkah panjang memasuki ruang rapat para anggota Giustizia. Kedatangannya jelas saja membuat semua orang yang ada di dalam ruangan itu terkejut, termasuk Marlin dan Marlo. Mereka tidak menduga bila Astin akan datang tanpa memberitahu."Marlin, ada apa?" tanyanya lagi setelah duduk pada singgasana kebesarannya sebagai ketua.Matanya dingin, namun tajam meminta penjelasan atas kehadiran mereka di ruangan itu tanpa memberitahunya. Bisa dikatakan mereka telah lancang mengadakan pertemuan tanpa persetujuan darinya."Tuan, bagaimana kondisi Anda?""Marlin, jangan mengalihkan topik! Aku tanya apa yang kalian bicarakan di sini tanpa sepengetahuanku?" Astin menegakkan punggung dengan kedua tangan di atas meja. Matanya semakin tajam melihat Marlin. Dia tidak suka ada basa-basi terselip dalam pembicaraannya. Apalagi saat mereka berada di ruang rapat.Kini Astin mengedarkan pandang menjelejah satu per s
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-03
Baca selengkapnya

Bab 18. Dia Wanitaku

"Kau cemburu pada siapa, Nancy?" Tiba-tiba suara Astin memgejutkan dan dia telah berdiri di belakang mereka.Nancy dan Marlin lantas menoleh untuk melihat. Hanya saja reaksi dan ekspresi wajah mereka berbeda. Wajah cantik Nancy tampak memerah karena malu dan juga gugup."Astin, kamu sudah bangun?"Nancy bangkit dari duduknya menyambut kedatangan Astin."Ya."Astin berjalan mendekati mereka, lalu duduk di depan mereka. Matanya masih menatap Nancy dengan sorot menyelidik atas apa yang dia dengar. Hal ini jelas saja membuat Nancy semakin salah tingkah dan gugup. Dokter cantik itu akhirnya kembali duduk."Tidak ingin menjelaskan?" Suara dan mata Astin menuntut."Apa yang harus dijelaskan?" elak Nancy. "Jangan dengarkan bualan Marlin!" sambungnya memasang wajah kesal menatap Marlin."Apa butuh bantuan kami untuk mendapatkan laki-laki yang kamu sukai?" Lagi-lagi Astin masih menatapnya dengan tatapan yang sama. Kali ini dia malah menawarkan bantuan. Dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-04
Baca selengkapnya

Bab 19. Pergi dan Kembali

"Masalah Karely, kamu jangan khawatir!" sahut Teresa memberikan senyum meyakinkan."Tapi, Tante?""Sebentar!" Teresa mengangkat tangan menahan perkataan Astin. Ponsel di atas meja berdering. "Karely," ucapnya lirih setelah melihat siapa yang menghubunginya.Astin dengan patuh terdiam memberi waktu Teresa berbicara dengan Karely."Kamu dengar, bukan?" ucap Teresa setelah kembali meletakkan ponselnya. "Dia terlalu gila kerja hingga lupa kalau punya mama," sambungnya memasang wajah menyesalkan kebiasaan Karely."Memangnya Karely kerja di mana, Tante?" Astin pikir ini kesempatan baik untuk mengetahui pekerjaan Karely yang sebenarnya.Teresa tidak langsung menjawap pertanyaan Astin, melainkan mengangkat wajah, menatapnya lekat dan terdiam. Bola matanya sedikit bergerak-gerak menjelajah manik mata hitam Astin seolah wanita itu sedang memikirkan sesuatu. Tampak juga dalam sorot mata ada keraguan, namun semua itu ditepis menggunakan senyum mencairkan suasana yang ham
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-05
Baca selengkapnya

Bab 20. Berhasil Menangkap

"Fokuslah, Tuan! Jangan sampai konsentrasimu terpecah dan membahayakan dirimu sendiri." Astin mengangguk setuju. Ini memang salahnya. Dia lupa mematikan ponsel saat mereka beroperasi. Hal ini jelas saja menyalahi aturan karena akan mengganggu kosentrasi mereka."Sekarang kita bergerak!" perintahnya sembari memberi kode pada yang lain untuk maju.Dengan sekali hentakan, ketiganya langsung melesat dan menyelinap di antara rombongan pria kekar yang tengah melakukan negosiasi. Sesuai dengan rencana awal, Marlo menyerang pria yang ditunjukkan oleh Astin, sedangkan Astin dan Marlin berusaha menculik dia pria yang diyakini adalah bos mereka."Keparat! Siapa mereka?" teriak salah satu bos dari dua kubu yang saat menyadari ada yang mengepung dan menyerang mereka."Giustizia!" sahut yang lainnya.Terang saja mereka kalang kabut dan langsung menghalau serangan anggota yang datang secara tiba-tiba. Mereka tidak menyangka kalau akan mendapatkan serangan dari geng mafia y
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status