Home / Romansa / Jerat Gairah Mafia Kejam / Bab 20. Berhasil Menangkap

Share

Bab 20. Berhasil Menangkap

Author: Soesan
last update Last Updated: 2023-10-06 09:14:37

"Fokuslah, Tuan! Jangan sampai konsentrasimu terpecah dan membahayakan dirimu sendiri."

Astin mengangguk setuju. Ini memang salahnya. Dia lupa mematikan ponsel saat mereka beroperasi. Hal ini jelas saja menyalahi aturan karena akan mengganggu kosentrasi mereka.

"Sekarang kita bergerak!" perintahnya sembari memberi kode pada yang lain untuk maju.

Dengan sekali hentakan, ketiganya langsung melesat dan menyelinap di antara rombongan pria kekar yang tengah melakukan negosiasi. Sesuai dengan rencana awal, Marlo menyerang pria yang ditunjukkan oleh Astin, sedangkan Astin dan Marlin berusaha menculik dia pria yang diyakini adalah bos mereka.

"Keparat! Siapa mereka?" teriak salah satu bos dari dua kubu yang saat menyadari ada yang mengepung dan menyerang mereka.

"Giustizia!" sahut yang lainnya.

Terang saja mereka kalang kabut dan langsung menghalau serangan anggota yang datang secara tiba-tiba. Mereka tidak menyangka kalau akan mendapatkan serangan dari geng mafia y
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jerat Gairah Mafia Kejam   Bab 21. Tertembus Peluru Musuh

    "Tuan, awas!!!" teriak seseorang mendorong tubuh Astin dengan sangat kuat.Astin terkejut bukan main ketika tubuhnya terdorong dengan kuat, bahkan sampai terjatuh. Untung kuda-kudanya kuat sehingga refleks melindungi diri cepat. Astin langsung menopang tubuhnya menggunakan tangan dan lututnya. Menyadari ada yang tidak beres, Astin langsung menoleh pada pria yang telah mendorongnya."Romeo!" serunya tercengang.Bukan hanya Astin saja yang terkejut, Marlin dan Marlo juga tidak kalah terkejut. Dengan cepat Marlo menguasai keterkejutannya. Pria itu langsung mengarahkan ujung pistol dan menarik pelatuk ke arah bayangan hitam di depan mereka. Timah panas melesat dengan cepat membidik seorang pria yang kembali siap melepaskan timah panas ke arah Astin.Astin dan yang lainnya sangat jarang menggunakan pistol untuk menghadapi musuh, terkecuali kondisi mereka sangat terdesak. Mereka lebih senang menggunakan pedang untuk membasmi musuh. Menurutnya, senjata itu lebih aman dari

    Last Updated : 2023-10-07
  • Jerat Gairah Mafia Kejam   Bab 22. Rencana Sang Tante

    "Astin, cepat ikut aku!""Tante, ada apa?" tanya Astin pura-pura tidak mengerti maksud Yoselin memintanya pulang.Kedatangan Astin di rumah besar dengan dinding dan pintu pagar yang menjulang tinggi dan juga kokoh langsung disambut hangat dan senang oleh seorang wanita cantik berambut pirang. Seperti akan memberikan kejutan yang membahagiakan, wanita itu langsung menyusupkan tangan rampingnya pada lengan Astin dan membawanya masuk ke dalam rumah."Tante." Astin bersungut-sungut."Kali ini kamu tidak boleh membantah lagi. Aku sudah memberimu waktu cukup lama," ucap wanita itu sedikit memberi wajah dan nada galak."Aku bukan ingin membantah, tapi-""Tapi, apa?" Sekali lagi Yoselin memberi tatapan lebih galak. "Tujuanmu, bisa kamu lakukan sembari jalan," sambung Yoselin.Astin menghirup napas panjang, lalu mengeluarkan secara perlahan. Dia tidak akan pernah bisa marah pada wanita yang telah menjaga dan membesarkannya. Bagaimanapun Yoselin adalah satu-satuny

    Last Updated : 2023-10-08
  • Jerat Gairah Mafia Kejam   Bab 23. Harus Diperiksa

    "Karely, apa kau baik-baik saja?" tanyanya cemas sembari mendekap wajah Karely.Melihat putrinya datang tergopoh-gopoh dengan napas terengah, Teresa malah terkejut dan khawatir. Wanita itu langsung meletakkan mangkuk yang dia bawa di atas meja, lalu bergegas mengambil air minum, mendekati Karely dan memintanya minum."Ma?" Karely mengernyitkan kedua ujung alis dengan mata sedikit menyipit.Yang memintanya segera pulang adalah ibunya. Namun, yang bertanya dan menunjukkan wajah khawatir juga ibunya."Ma, ada hal penting apa?" sambung Karely setelah melihat ibunya sedikit tenang.Akhirnya Teresa tersenyum."Ini!" Teresa menyodorkan sebuah rantang bekal pada Karely.Karely dengan ragu dan heran menerima rantang itu, tapi matanya masih menatap lekat Teresa."Ma, ini apa?" tanyanya masih tidak mengalihkan pandang."Tolong antar ini ke rumah Astin!" ucap Teresa.Karely tercengang dan kaget. Tiba-tiba jantungnya berdebar. Mamanya menyuruhnya pulang cepat-cepat, dia pikir ada hal penting yang

    Last Updated : 2023-10-10
  • Jerat Gairah Mafia Kejam   Bab 24. Dikira Sindikat Ilegal

    "Karely, kenapa? Ayo masuk!" ajak Yoselin."Nyonya, sebaiknya saya tidak masuk," tolak Karely.Karely terlihat gugup dan was--was. Dia juga sangat kaget.Bagimana tidak?Di dalam ruangan yang baru saja dibuka oleh pria yang sejak tadi berjaga di depan pintu, ruangan di mana wanita itu mengajaknya masuk, ada beberapa wanita sedang duduk di sana. Dilihat sekilas dari cara berpakaian dan menampilkan sepertinya mereka bukan orang-orang biasa. Satu sama lain saling menonjolkan kecantikan dan keindahan tubuh mereka, seolah mereka ingin mencari perhatian.Yoselin tersenyum, lalu berjalan mendekati Karely."Apa yang kamu pikirkan?" tanyanya dengan suara lembut.Karely menarik perhatiannya, lalu mengalihkan pada Yoselin.Apa yang dipikirkan Karely?Jelas saja dia berpikir bila rumah besar dengan penjagaan ketat dan pagar tembok yang tinggi kokoh itu merupakan markas pelatihan para wanita kupu-kupu malam atau mereka merupakan sindikat perdagangan wanita, atau bisa jadi mereka adalah penyalur TK

    Last Updated : 2023-10-12
  • Jerat Gairah Mafia Kejam   Bab 25. Seleksi Alami

    Setelah beberapa jam mereka menunggu di dalam ruangan."Tuan, berapa lama lagi kami harus menunggu? Apa tuan Astin belum juga datang?" tanya seorang wanita berseru kepada pria yang berdiri di depan mereka untuk berjaga.Pria berkacamata hitam itu menoleh ke arahnya."Tunggu saja!" jawabnya tanpa mengubah posisi siap dan tegap tubuhnya."Sudah tiga jam kami menunggu. Berapa lama lagi seleksinya dimulai?" Yang lain menimpali."Kalau kamu tidak mau menunggu, maka pergi saja!" jawab pria lainnya dengan suara tegas."Huh!"Bukan hanya satu, dua atau tiga wanita saja yang mulai mendengus kesal, bosan dan jenuh menunggu. Suara mereka pun kembali terdengar berisik bersahutan seperti kumpulan serangga. Mereka mengeluh satu sama lain, ada juga yang mulai hilang kesabarannya."Aku rasa kita hanya dipermainkan saja oleh orang kaya." Salah satu wanita bangkit dari duduknya dengan wajah kesal. Dia merasa Astin dan keluarganya telah mempermainkan mereka dengan membiarkan mereka menunggu lama tanpa

    Last Updated : 2023-10-13
  • Jerat Gairah Mafia Kejam   Bab 26. Pria Impoten

    "Halo. Perkenalkan namaku Nancy. Aku adalah dokter pribadi keluarga tuan Astin," ucap Nancy memperkenalkan diri.Setelah kepergian pria kekar yang berurusan dengan Karely, seorang wanita cantik berjalan memasuki ruangan. Nancy datang karena Astin yang meminta. Tugasnya adalah melakukan seleksi terhadap wanita-wanita yang tersisa.Semua wanita yang tersisa langsung mengarahkan pandang pada Nancy. Wajahnya yang cantik dengan senyum manis telah mencuri perhatian mereka, termasuk Karely. Apalagi saat masuk, pandangan pertama Nancy adalah ke arah Karely."Aku akan memulai seleksinya," sambung Nancy. Nancy kembali mengedarkan mata membagi pada setiap wanita, termasuk Karely."Sebagai dokter pribadi keluarga tuan Astin, jelas aku mengetahui semua tentang kesehatan tuan Astin," sambungnya lagi.Nancy mulai berjalan meninggalkan mejanya dan mendekati mereka.“Apa yang kalian cari dari sebuah pernikahan?” tanyanya. Pandangan matanya tertuju pada wanita pertama yang duduk di bagian depan.“Keb

    Last Updated : 2023-10-15
  • Jerat Gairah Mafia Kejam   Bab 27. Sandiwara Astin

    “Kenapa kamu masih di sini?” tanyanya pada Karely. "Kenapa tidak ikut kabur seperti mereka?" “Kabur? Kenapa aku harus kabur?" Awalnya memang tidak ada niat mengikuti seleksi itu dan akan membiarkan wanita lain yang terpilih. Bahkan dalam kepalanya telah tersusun rapi beberapa rencana untuk membuat Astin tidak akan pernah memilihnya menjadi istri. Namun, setelah mengetahui kebenaran tentang kesehatan Astin, niat itu tiba-tiba berubah.Bagi wanita lain kelemahan Astin ini adalah hal yang memalukan dan merugikan, tapi tidak untuknya. Kondisi Astin yang seperti ini malah dianggap sebagai kondisi yang menguntungkan baginya.“Apa kamu tidak dengar apa yang aku ceritakan tadi? Apa memang kamu tidak tau impoten itu apa?”Nancy tidak menyangka Karely akan tetap bertahan meski mengetahui kondisi kesehatan reproduksi Astin yang buruk. Padahal dia berharap Karely pun pergi meninggalkan ruangan sepert wanita lainnya. Sempat melintas dalam benaknya kalau Karely sudah jatuh c

    Last Updated : 2023-10-16
  • Jerat Gairah Mafia Kejam   Bab 28. Saling Bekerjasama

    "Aku mau menjadi istrimu." Jawaban ini yang ingin Astin dengar dari mulut gadis yang berdiri di hadapannya dengan mata bening menatapnya lekat. Karena dengan begitu, dia tidak perlu lagi repot-repot mencari cara lain untuk mendekati Karely hingga tujuannya terwujud, mendapatkan perlindungan dari wanita yang berkecimpung dalam lembaga kepolisian negara."Karely?" Rupanya Astin tidak sabar ingin segera mendengar jawaban Karely. Sayangnya, gadis itu tidak segera memberinya jawaban. Sebaliknya, Karely malah membiarkannya menunggu dengan cemas.Bola mata bening Karely bergerak-gerak menjelajahi manik mata milik Astin. Ada keraguan, bimbang dan juga kekhawatiran dalam sorot matanya. Sesaat kemudian manik mata itu bergerak dan beralih melihat ke arah pria yang berdiri di samping Astin, Marlin."Kalau boleh jujur, sebenarnya aku sama sekali tidak berminat mengikuti hal bodoh seperti ini," ucap Karely kembali membagi pandangnya pada Astin dan Marlin.Mendengar jawaban Karely, tiba-tiba ada r

    Last Updated : 2023-10-23

Latest chapter

  • Jerat Gairah Mafia Kejam   Bab 41. Sudah Memutuskan

    “Marlin, kita cari tempat makan sebelum pulang,” ucap Astin ketika mereka telah berada di dalam mobil.“Bolehkah aku memintamu langsung mengantar aku pulang saja? Aku sangat lelah,” ucap Karely.Karely sebenarnya buka wanita lemah. Bahkan saat dia harus lembur bekerja dan tidak tidur semalaman saja, dia masih bisa terlihat segar dan kuat. Kali ini, melakukan sesi foto prewedding ternyata membuatnya merasa lelah dan tidak bertenaga. Mungkin bukan karena kehabisan tenaga, melainkan pikiran dan hatinya yang lelah. Bukan juga karena Astin. Ada hal lain yang tidak bisa diungkapkan lewat kata-kata dan pada siapa pun juga. Perlahan Astin memutar leher menoleh dan memperhatikan Karely dengan seksama. Melihat wajah lelah dan redup Karely, dia pun merasa iba dan kasihan. Ada rasa bersalah juga karena telah mmebuat Karely harus mengulang foto berkali-kali karena dia.“Aku akan mengantarmu pulang, tapi kita makan dulu sebelum pulang,” jawab Astin.Karely membalas tatapan Astin.“Aku rasa tidak p

  • Jerat Gairah Mafia Kejam   Bab 40. Foto Prewedding

    "Tuan, letakkan tangan Anda pada pinggang nona Karely!" minta fotograper pada Astin.Beberapa kali fotograper meminta Astin bergaya natural, namun terlihat lebih mesra. Sayangnya, setiap kali diarahkan, Astin terlihat sangat kaku dan canggung. Bahkan tampak enggan melakukannya. Alhasil, dia pun harus menuntun tangan Astin dan meletakkan pada tubuh Karely sesuai dengan gaya yang diinginkan agar terlihat lebih mesra sebagai pasangan kekasih."Begini?" tanya Astin.Astin tampak sangat gugup dan canggung. Ini kali pertama dia sangat dekat dengan seorang wanita. Astin tidak pernah memegang pinggang wanita, apalagi bersikap mesra seperti sekarang ini. Jelas saja hal ini membuat dadanya berdebar hebat dan jantungnya berdegub sangat cepat. Bahkan tubuh Astin sampai gemetar."Lebih dekat lagi!" mintanya lagi saat Astin mulai memegang pinggang ramping Karely.Astin sedikit melangkah maju mendekatkan diri pada Karely sesuai dengan perintah fotograper. Seiring langkahnya mendekat, saat itu juga d

  • Jerat Gairah Mafia Kejam   Bab 39. Wanita Tercantik

    "Karely?" Astin kaget melihat Karely masih belum mengenakan pakaian pengantinnya.Karely sendiri juga kaget melihat pintu terbuka dan tiba-tiba Astin telah berdiri melihatnya, sedangkan dia sendiri baru mau beranjak dari duduk setelah bersedih karena mengingat kenangan bersama Ben, tunangannya."Karely, ada apa? Apa gaunnya tidak kamu sukai?" Astin melihat ada yang aneh dari Karely. Meski dia belum mengenalnya secara penuh, namun wajah murung Karely tidak bisa menipunya. Dia pikir karena Karely tidak menyukai model gaun yang dipilih oleh Yoselin."Oh, tidak. Aku menyukainya."Cepat-cepat Karely menampik pemikiran Astin. Dia juga segera berjalan mendekati salah satu gaun yang akan dia coba.Astin mengernyitkan kedua ujung alis, tidak mudah percaya mendengar jawaban Karely. Bagi mata Astin yang sudah terbiasa membaca hal kecil dari gestur tubuh musuh dan juga aura wajah, cara Karely menghindar sangat mudah terbaca."Aku hanya bingung, gaun mana yang harus

  • Jerat Gairah Mafia Kejam   Bab 38. Bukan Karena Cemburu

    "Kenapa kamu tidak membiarkan aku menghajar pria brengsek itu?" Astin menatap tajam Karely.Karely semakin bingung. Dia tidak mengerti apa yang dikatakan Astin."Kamu mengenalnya?" Karely tidak bisa menahan untuk tidak bertanya. Dia ingin tau alasan Astin tiba-tiba memukul Deo, bahkan ingin menghajarnya. Tidak mungkin alasannya adalah cemburu karena dia tau dengan jelas Astin tidak mungkin memiliki perasaan padanya. Meskipun mereka akan menikah, apa yang dilakukan Astin tidak masuk akal.Astin membalas tatapan Karely. Cukup lama pandangan mereka saling beradu hingga akhirnya Astin menyugar wajahnya sendiri menggunakan kedua tangan sembari menghela napas panjang."Maafkan aku," ucapnya lirih, lalu berjalan dan duduk dengan kepala menunduk meredam emosi.Astin mulai bisa menguasai dirinya. Dia sendiri tidak tau kenapa tiba-tiba merasa marah melihat seorang pria tiba-tiba ingin memeluk Karely. Mungkin bila wajah dan ekspresi Karely biasa saja atau senang saat p

  • Jerat Gairah Mafia Kejam   Bab 37. Naik Pitam

    “Masuklah terlebih dahulu! Aku ada urusan sebentar, nanti aku akan menyusulmu," ucap Karely saat Astin mengajaknya keluar dari mobil.Astin terdiam menatapnya lekat dan menghentikan gerakan tubuhnya yang siap untuk keluar."Ingat! Kita ini calon suami-istri, jadi bersikaplah sedikit romantis dan manis padaku! Aku tidak mau orang tau kalau kita hanya sandiwara. Pernikahan kita pernikahan sungguhan, meski kontrak," balas Astin tidak suka mendengar perkataan Karely.Karely tertawa kecil mendengar perkataan Astin yang memintanya bersikap romantis dan manis."Ada yang lucu?" tanya Astin.Tawa Karely semakin terlihat jelas."Kamu yang lucu," jawabnya, lalu menghentikan tawa."Aku?" Astin menampakkan wajah binggung."Ya, kamu yang lucu. Sangat lucu!"Astin semakin bingung. Bahkan sesaat kemudian menunjukkan wajah sedikit kesal."Kamu menyuruh aku bersikap romantis dan manis? Bukankah dari kemarin kamu sendiri yang bersikap datar dan cuek padaku? Kena

  • Jerat Gairah Mafia Kejam   Bab 36. Tidak Pantas Dibahas

    “Tante, nanti kalau Tante tidak ikut dengan kami, terus aku harus bertanya pada siapa untuk mengetahui apakah gaun pengantin itu cocok untukku atau tidak?"“Ada Astin. Dia bisa memberi penilaian. Dia juga yang akan memberimu pujian.” Yoselin melemparkan pandang pada Astin.“Aku tidak yakin dengan seleranya, Tante,” ucapnya memberi lirikan remeh pada Astin.Tatapan Karely disambut dengan tatapan menyepelekan dan tajam oleh Astin."Kalau begitu, kamu tidak perlu bertanya padaku. Asal kamu tidak sedang tidur, bukankah seleramu lebih bagus, Nona?" sahut Astin menatap kesal atas sikap Karely yang meremehkan seleranya. "Kecuali bila kamu dalam keadaan tidur, aku tidak yakin," sambungnya memberikan sindiran. Bahkan terhias senyum tipis pada bibir Astin.Karely langsung terdiam. Sindiran yang diberikan Astin mengingatkan tentang kejadian semalam. Semalam kalau bukan karena Astin meninggalkannya untuk menjawab panggilan telepon dan membiarkan sendirian di ruangan sepi itu, tidak mungkin Karel

  • Jerat Gairah Mafia Kejam   Bab 35. Cepat atau Lambat Akan Terjadi

    "Astin!" Karely menatap lekat Astin dengan tatapan kesal, namun berharap Astin bisa merayu dan berbicara pada Yoselin tentang hal ini."Tante atur saja!" ucap Astin mengabaikan Karely. Kembali pria itu bersikap tenang, bahkan sama sekali tidak melakukan bantahan atau protes."Baiklah. Kalau begitu aku dan Evan akan mengatur semuanya," balas Yoselin tersenyum senang. Dan kali ini benar-benar meninggalkan Astin berdua dengan Karely."Astin!" Karely mengepalkan tinju geram.Karely geram dan bergidik membayangkan rencana bulan madu yang Yoselin katakan. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan mereka lakukan saat bulan madu. Bahkan tidak pernah terbesit dalam pikirannya untuk melakukan hubungan intim dengan pria yang tidak dia cintai, apalagi mereka hanya menikah kontrak saja."Astin, kenapa kamu diam saja? Kenapa kamu?" Karely benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Astin. "Atau jangan-jangan kamu?" Lagi-lagi Karely tidak menyelesaikan perkataannya kar

  • Jerat Gairah Mafia Kejam   Bab 34. Rencana Pernikahan

    "Nona Karely, nyonya Yoselin telah menunggu Anda untuk makan malam."Suara panggilan dan ketukan pintu membuat lamunan Karely buyar.Setelah terpuruk beberapa saat dalam kenangan bersama Ben dan papanya, akhirnya Karely bangkit dari tempat tidur dan merapikan diri, bersiap menemui Yoselin.Alangkah terkejutnya Karely saat berjalan mendekati ruang makan, ternyata di sana bukan hanya ada Yoselin saja, melainkan ada Astin.Astin baru sampai di mension beberapa menit lalu. Sebenarnya dia tidak ada rencana untuk datang ke tempat itu, tapi karena desakan Yoselin, mau tidak mau dia datang juga. Sebenarnya malam ini ada sebuah penggerebekan transaksi barang terlarang yang harus dia pimpin."Karely, cantik sekali!" puji Yoselin kagum melihat penampilan Karely.Karely berdiri beku. Bola matanya bergerak ke arah pria yang duduk dengan diam dan tenang, namun memiliki mata tajam nan dingin yang digunakan untuk menatapnya lekat. Bahkan bisa dikatakan tidak berkedip. Tiba-t

  • Jerat Gairah Mafia Kejam   Bab 33. Harus Terbiasa

    "Tante, itu makam siapa?"Yoselin mengarahkan pandang mengikuti arah tangan Karely. Bibirnya yang merah menyunggingkan sedikit senyum, lalu kembali melihat Karely."Makam itu masih kosong," jawab Yoselin."Oh ...." Bibir Karely membulat dengan anggukan kecil.Meski tidak paham, namun dia tidak akan memaksa Yoselin untuk menjelaskan. Karely menjaga sikap untuk tidak terlalu terlihat ingin tau dan ikut campur.Yoselin kembali meraih tangan Karely."Karely, suatu saat bila aku dan Astin meninggal nanti, kelak makam itu tepat istirahat kami yang terakhir," ucap Yoselin sembari membawa Karely berjalan meninggalkan makam.Karely dibuat terkejut mendengar perkataan Yoselin. Matanya membola menatap wanita di sampingnya.Melihat keterkejutan Karely, Yoselin hanya tersenyum."Bukankah setiap manusia akan meninggal?" sambung Yoselin. "Aku dan Astin tidak memiliki keluarga lain lagi selain mereka, maka selama kami masih hidup, tidak ada salahnya kami mempers

DMCA.com Protection Status