Morgan sedikit terkejut mendengar suara yang begitu mendesak itu. Meskipun ia mencoba tenang, ada kerisauan yang samar muncul di wajahnya. Suara di ujung telepon itu terdengar mengejutkan, bahkan seolah-olah memberikan ultimatum, membuat perutnya mual sejenak. Namun, ia berusaha mengendalikan dirinya.Dengan santai, ia menggigit sandwich lagi, menikmati rasa gurih yang masih tersisa di mulutnya. "Kakek ngagetin aja," gumamnya pelan, lebih untuk menenangkan diri sendiri. Dalam kepalanya, perhitungan mulai berputar—mengingat betapa rumitnya situasi ini, dengan uang yang belum bisa ia kembalikan.Namun, meskipun telepon itu terkesan mendesak, Morgan tidak menunjukkan kegelisahan yang signifikan. Ia hanya terus menikmati sandwichnya dengan tenang, meski hatinya sedikit berdebar. "Iya-iya, pasti dikembalikan kok. Sabar kek sabar," ia menjawab lagi, kali ini dengan suara lebih santai. Seolah berbicara dengan seseorang yang hanya mengingatkan, bukan seseorang yang mengancam.Ia menarik napas
Last Updated : 2025-01-25 Read more