Jillian membekap mulutnya dengan tangan agar suara isak tangis tidak sampai terdengar ke luar bilik toilet kampus di mana ia berada, bersembunyi entah dari apa yang pasti saat ini ia merasa ketakutan. Bagi Jillian, Kenzo bukan lagi seorang Prince Charming melainkan monster yang menyeramkan karena ambisinya. Tapi jauh, sangat jauh di lubuk hati yang terdalam—Jillian masih mencintai Kenzo, sulit membenci pria itu. Berkali-kali Jillian memukul kepala agar otaknya berfungsi dengan benar karena kata cerai yang berulang kali ia ucapkan kepada Yudha hanya di mulut saja. Demi Tuhan, Jillian tidak tahu bagaimana nanti hidupnya bila tanpa Kenzo. Dan kenapa Jillian menjadi seemosional ini? Air matanya tidak berhenti mengalir semenjak tiba di kampus. Satu jam lamanya Jillian bersembunyi di toilet, ia baru keluar ketika kelas akan di mulai. Jilli
Read more