“Fiiiir, kok lama?” panggil Kaivan dari atas ranjang. Pria itu hanya memakai celana boxer saja menunggu Zhafira yang sedang mengganti pakaiannya dengan Lingery. Akhirnya, setelah Kaivan membujuk selama beberapa hari—Zhafira mau juga menggunakan salah satu Lingery hadiah pernikahan mereka. “Bentar Mas, Fira malu.” Terdengar balasan dari dalam walk in closet. Kaivan tersenyum simpul, istrinya benar-benar polos. Dari segi wajah, body dan sifat—Zhafira merupakan paket lengkap yang termasuk kriteria yang diinginkan banyak pria. Bagi Kaivan, tidak ada kekurangan dalam diri Zhafira dan ia tidak pernah menyesali keputusannya menikahi Zhafira hanya dalam waktu singkat. Semakin hari, Kaivan semakin mencintai Zhafira. “Yang, ayo donk ... cuma ada Mas doank, masa malu.” Kaivan membujuk lagi. Setelah itu terdengar suara langkah kaki perlahan keluar dari walk in closet. Zhafira
Baca selengkapnya