Home / Romansa / Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Saya Tiba-tiba Menjadi Ibu Anak CEO: Chapter 121 - Chapter 130

660 Chapters

Bab 121 Ayo, Bersulang!

"Omong-omong, kenapa Laura tidak datang?" tanya Lily kepada Steven.Belum sempat Steven menjawab, Doni berkata dari samping, "Kapan kamu lihat Steven dan Laura makan di sini?""Lalu, untuk apa dia menikahi Laura?" tanya Lily tidak senang."Kamu tanya saja dia sendiri," kata Doni sambil mengangkat bahunya.Yang mengartikan bahwa Doni sendiri juga tidak tahu.Steven tersenyum acuh tak acuh sembari berkata, "Pernikahan politik, paham tidak?""Semua pria itu memang anjing!" kata Lily dengan nada menghina.Karena hubungan dengan kakak sepupunya, Lily juga memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang ini.Namun, dalam pernikahan antara Laura dan Steven, Lily lebih memihak Laura. Doni mengoreksi perkataan Lily dengan berkata, "Apa yang kamu bilang itu tidak benar. Kami bertiga tidak seperti itu. Meskipun Samuel punya seorang anak, beberapa tahun ini dia selalu menjaga dirinya dan tidak pernah melakukan hal yang tidak-tidak. Apalagi Jimmy, pacar saja dia bahkan tidak punya, kurang menjaga
Read more

Bab 122 Pergi Karaoke

Barusan Lily dan Doni minum terlalu banyak, jadi sekarang perut Lily terasa sedikit tidak nyaman.Kalau terus minum seperti ini lagi, dia harus melakukan siaran langsung."Kamu tidak apa-apa, 'kan? Cintia menyodorkan segelas air putih kepada Lily, kemudian lanjut berkata, "Jangan minum terlalu cepat, tidak baik untuk perutmu.""Terima kasih!" kata Lily sambil mengambil air putih itu. Dia merasa terharu, kemudian dia pun berkata dengan sungguh-sungguh, "Cintia, aku benar-benar sangat menyukaimu."Hati Cintia sedikit tergerak."Kamu kenal Laura, 'kan?" tanya Lily."Iya, aku kenal. Waktu itu aku pernah makan bareng dengannya."Lily lanjut berkata, "Dia adalah sahabatku, tidak ada yang lain lagi. Tapi sekarang, aku ingin mengumumkan bahwa aku punya satu sahabat lagi."Cintia menggigit bibirnya dengan lembut.Dia sedikit … kehilangan kata-kata.Sebenarnya, Cintia bisa merasakan kasih sayang Lily pada dirinya.Ketulusan hati Lily ini membuat suasana hati Cintia menjadi campur aduk.Kemudian
Read more

Bab 123 Apa Salahku?

Melodi merdu pun mengalun.Suara Cintia terdengar lembut dan merdu, dia bernyanyi dengan penuh penghayatan.Pada awalnya, semua orang masih berjuang untuk minum. Namun, pada saat ini, ketika mereka mendengar Cintia bernyanyi, mereka semua berhenti karena dikejutkan oleh suara nyanyian Cintia. Lily mengusap telinganya sembari berkata, "Sayang sekali kalau tidak menjadi penyanyi. Nyanyiannya lebih bagus dariku.""Bukannya kamu seorang pemain film?" tanya Doni."Memangnya aku tidak boleh mengembangkan diri di berbagai bidang?"Kemudian, Doni bertanya kepada Samuel, "Cintia menyanyikan lagu ini dengan sangat bagus, tapi liriknya … mengungkapkan apa?"Samuel menatap Doni lekat-lekat."Apa sih yang kamu pikirkan?! Kan hanya sebuah lagu. Apa kamu pikir kakakku ini adalah orang ketiga?" Lily tidak bisa berkata-kata."…"Doni buru-buru mengklarifikasi, "Aku tidak mengatakan apa-apa, ya."Sebuah lagu pun selesai dinyanyikan. Semua orang memberikan tepuk tangan kepada Cintia.Cintia bernyanyi d
Read more

Bab 124 Kamu Mau Mundur Demi Dia?

Namun sekarang, Samuel benar-benar tidak tahu di mana letak kesalahannya!"Kamu dan Lily sedang menjalin hubungan, 'kan?" kata Cintia secara langsung.Kalau tidak mengatakannya dengan jelas, Cintia akan terus kepikiran. Sebelumnya, dia tidak ingin mengatakan bahwa orang dewasa sebetulnya tidak perlu saling menyulitkan satu sama lain karena mereka bukan musuh.Namun, setelah beberapa kali penolakan yang tidak berhasil, Cintia memutuskan untuk angkat bicara.Mata Samuel bergerak sedikit.Tampak ada keterkejutan di matanya.Mungkin karena masih terkejut.Dia masih terdiam.Cintia berkata lagi, "Aku pernah berhubungan dengan Lily, dia adalah gadis yang baik. Meskipun orangnya agak keras kepala, dia memiliki hati yang sangat baik dan sederhana. Aku tidak tahu bagaimana hubungan kalian berdua, mungkin hanya sebatas kenal saja, bukan yang terlalu mendalam. Tapi aku rasa Lily pantas diperlakukan dengan lebih baik. Kalau kamu ingin berkeluarga dan mencarikan ibu yang baik untuk Erikson, aku ra
Read more

Bab 125 Salah Paham

Kakak?!Tubuh Cintia gemetaran.Pada saat ini, dia masih berada di pelukan Samuel. Jadi, tentu saja Samuel bisa merasakan perubahan dalam pergerakan tubuhnya!Samuel memerintah Lily lagi, "Kemarilah!"Lily berjalan mendekat dengan gemetar dan ketakutan.Pada saat ini, wajahnya memerah karena banyak minum, tubuhnya juga sedikit tidak stabil. Ekspresi ketakutan di wajahnya seperti ekspresi seorang anak kecil yang ketakutan karena melakukan kesalahan. Lily berkata, "Kak, aku benar-benar tidak bermaksud memergokimu bermesraan dengan Cintia. Aku cuma ingin buang air kecil."Setelah melontarkan kalimat itu, dia masih merasa begitu gelisah.Pada awalnya, Cintia menolak sikap intimitas Samuel.Namun saat ini, karena merasa sangat canggung, dia membenamkan kepalanya ke dada Samuel. Dia malu bertemu dengan siapa pun. Tentu saja Samuel juga tahu betapa malunya Cintia, tetapi dia tetap tidak melepaskannya.Dia terus bertanya kepada Lily, "Kakekku kamu panggil apa?""Kak, kamu jangan menakutiku."
Read more

Bab 126 Kesalahpahaman yang Terpecahkan!

"Aku penasaran kenapa kamu bisa mengira aku pacaran dengan Lily?" Samuel menatap Cintia dengan serius seperti sudah melakukan kesalahan.Suasana hati Samuel sedang bagus.Cintia menggigit bibirnya.Jika dia bilang dirinya dikhianati oleh Rein waktu itu, Samuel pasti makin tidak akan membiarkannya pergi."Tapi, aku lebih penasaran kenapa Nona Cintia bisa dengan entengnya menganggap ketika aku dan Lily pacaran, aku akan membiarkan kalian berdua muncul di tempat yang sama. Sebenarnya, di dalam benak Nona Cintia, seberapa tidak bertanggung jawabnya aku dalam menyikapi sebuah hubungan, baru bisa sampai ke titik ini?!" tanya Samuel satu demi satu kata.Cintia tidak bisa berkata-kata.Jika dilihat dari ketenangan dan kecerdasannya selama ini, Cintia pasti memiliki keraguan. Namun, entah kenapa, dia bisa memastikan hubungan antara Samuel dan Lily. Sekarang, setelah semuanya dipastikan kembali, dia merasa dirinya sangat bodoh.Apakah dia terinfeksi oleh kebodohan Rein?!Atau ….Detak jantung Ci
Read more

Bab 127 Tuan Steven!

Cintia dan Samuel kembali ke ruang pribadi.Begitu Samuel kembali, lagi-lagi dia diseret oleh Doni dan yang lainnya untuk minum.Agar Samuel tidak khawatir karena berpikir bahwa Cintia akan merasa tidak nyawan, Cintia pun memilih lagu yang akan dinyanyikannya.Di ruang pribadi itu, mereka minum dan Cintia bernyanyi.Malam makin larut.Lily minum terlalu banyak, dia berbaring di atas tubuh Cintia, kemudian dengan mabuk bertanya, "Barusan apa yang dilakukan kakakku padamu?""Tidak apa-apa," ujar Cintia sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat."Tidak apa-apa?" kata Lily sambil mengernyit menatap Cintia. Tentu saja dia tidak percaya, kemudian dia lanjut berkata lagi, "Kenapa aku merasa semenjak kalian keluar tadi, suasana hati kakakku jadi jauh lebih baik? Tadi, dia tidak mau minum, sekarang dia bahkan berinisiatif untuk minum. Kamu benar-benar tidak melakukan apa-apa padanya?"Melihat Lily yang menatapnya, membuat Cintia merasa sedikit bersalah."Aku mengerti." Ekspresi Lily sangat ra
Read more

Bab 128 Bersin

Mungkin Jimmy sudah pergi dari tadi.Lily mengambil tas yang diletakkannya di atas sofa dan bersiap untuk pergi."Uek!"Tampaknya, di dalam kamar mandi ruang pribadi terdengar suara orang muntah. Lily ragu-ragu sebentar, tetapi kemudian masuk ke dalam.Begitu pintu dibuka, dia melihat Jimmy sedang berjongkok dan muntah-muntah di kloset.Lily mengerucutkan bibirnya.Padahal Jimmy tidak sanggup minum banyak, tetapi malam ini dia sangat proaktif.Bukankah besok masih masih harus syuting?Untungnya Lily pintar. Dia tahu Jimmy pasti akan minum banyak malam ini, jadi besok dia mengambil cuti.Jimmy muntah-muntah sampai keluar cairan berwarna kuning.Dia benar-benar tidak mengerti kenapa banyak sekali orang yang suka minum alkohol.Dia pasti akan menolak untuk minum, kecuali karena terpaksa.Jimmy perlahan-lahan bangkit dari tanah.Mungkin karena berjongkok terlalu lama, makanya kakinya jadi kebas. Baru berdiri, tubuhnya langsung terjatuh ke samping dan hampir terjatuh ke lantai.Sesosok ora
Read more

Bab 129 Pulanglah!

Akhirnya mereka sampai di Vila Purnomo.Setelah keluar dari mobil, Jimmy langsung berlari ke tikungan dan terus muntah.Lily berdiri di belakangnya, dia melihat Jimmy muntah sampai tidak bisa berdiri tegak.Bukankah tadi di mobil masih baik-baik saja? Kenapa sekarang bisa muntah separah ini?"Mau tidak telepon dokter keluarga untuk datang ….""Hacihh!" Belum sempat Lily mendekat, Jimmy bersin lagi.Dia bersin dan muntah pada saat bersamaan.Sungguh menyedihkan.Lily mundur selangkah sambil berkata, "Aku akan membantumu menelepon dokter."Selesai berbicara, dia pun masuk ke Vila Purnomo.Jimmy kemudian dipapah oleh dokter keluarga kembali ke kamarnya. Dia benar-benar tidak bertenaga.Setelah mandi, Lily keluar dan melihat bahwa kamar Jimmy masih terbuka dengan lampu yang menyala.Dia ragu-ragu sejenak, tetapi akhirnya berjalan masuk.Dokter sedang menginfusnya. Jimmy sedang berbaring di tempat tidur, wajahnya tampak sangat pucat.Ini tidak seperti mabuk, ini seperti sakit parah.Saat i
Read more

Bab 130 Sudah Tua, Bukan Berarti Bebas Melakukan Kesalahan!

Cintia berbalik, lalu memasukkan sandi.Pintu pun terbuka.Dia berjalan masuk. Namun, pria yang berjanji untuk pergi itu malah terpaku di depan pintu."Sudah larut malam, cepatlah pulang," pinta Cintia. "Oke!" kata Samuel dengan santainya.Namun, dia tetap tidak bergerak sedikit pun.Cintia menggertakkan giginya, lalu berbalik untuk menutup pintu.Setelah menutup pintu, dia melihtat ke arah pintu masuk melalui video. Ternyata Samuel masih berdiri di sana.Cintia tidak bisa berkata-kata.Dia tiba-tiba membuka pintu lagi, lalu berkata, "Bukannya kamu bilang mau pergi?""Tiba-tiba aku teringat sesuatu," kata Samuel."…""Kamu belum memberiku hadiah ulang tahun."Cintia mengerucutkan bibirnya.Dia pikir mereka akan berpisah malam ini, jadi untuk apa memberinya hadiah lagi? Buang-buang waktu saja."Pakai ungkapan juga tidak apa-apa," kata Samuel dengan ekspresi serius, seperti sedang mengisyaratkan sesuatu.Cintia merasa bahwa jika malam dirinya tidak bisa memuaskan Samuel, Samuel tidak ak
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
66
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status