Melihat ini, Samuel mengambil beberapa lembar tisu untuk menyeka air mata Grace. Sambil menyeka, dia membujuk dan berkata, "Kenapa kamu menangis lagi, sayangku yang cengeng?"Mata Grace memerah. "Siapa yang menangis? Aku kelilipan angin."Samuel melihat lingkungan di dalam ruangan. "Oke, oke, kamu kelilipan angin. Tapi sayang, bisakah kamu menghabiskan mi asam pedas yang kumasak?"Grace menangis dan tersenyum sambil menggigit bibirnya. "Ya."Setelah selesai makan, mereka menonton TV di lantai bawah. Selama beberapa waktu ini, tidak ada yang berinisiatif untuk berbicara. Sampai sekitar jam sepuluh malam, Grace hendak bangun dan naik ke atas, dia berpikir sejenak, lalu berkata pada Samuel, "Samuel ….""Ya?""Tidak peduli betapa sulit hal yang akan aku hadapi, aku akan tetap bersamamu." Grace sepertinya hanya mengatakan hal yang sangat biasa, tetapi juga terdengar seperti sedang bersumpah.Samuel memandang Grace dengan lembut, tetapi kata-kata ini meyakinkannya dan langsung membuatnya mer
Read more