Home / Romansa / Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan: Chapter 221 - Chapter 230

298 Chapters

Bab 221 - Perjalanan yang Terhambat

Wanita itu… sedang menuju kemari?Mau apa lagi dia? Kaisar tahu ia harus segera melakukan sesuatu sebelum semuanya terlambat. Jadi, dengan sangat hati-hati, Kaisar turun dari ranjang, dan langsung memakai kembali pakaiannya. Sebelum ia pergi dari kamar mereka, Kaisar menatap Embun yang terlelap. Ia mendekatkan dirinya, dan mencium kening istrinya itu. Dalam hatinya ia berjanji kalau ia akan memastikan segalanya terkendali. Dan tak akan ada ruang bagi Aletta untuk menghancurkan pernikahan mereka. Lalu, dengan langkah pelan, ia keluar dari kamar. Kaisar mencari nomor seseorang di ponselnya. “Temui saya di belakang gedung B. Siapkan juga semua orang.”Dengan terburu-buru, Kaisar masuk ke dalam mobilnya dan dengan gegas ia menuju ke sana. Ketika Kaisar tiba, beberapa orang yang ia panggil sudah berada di sana dalam posisi siap. “Ada masalah apa, Pak Kaisar?” Kia langsung bertanya pada Kaisar yang terlihat cukup gusar. “Aletta sedang menuju kemari.” Kaisar melihat pesan yang dikiri
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more

Bab 222 - Percobaan Untuk Melarikan Diri

Aletta mengerjapkan sepasang matanya. ‘Dion mencoba untuk kabur?’“Jangan bicara padaku sebelum kau selesaikan masalahmu.”Aletta panik, dan langsung buru-buru berujar, “T-tunggu sebentar, Dom.”Sudah sampai sejauh ini, Aletta tak mau kalau sampai ia harus kembali mulai dari nol lagi. Tidak ada kalimat apapun lagi yang keluar dari seberang telepon, seolah-olah memang menunggu Aletta bicara. “B-begini…” Aletta tidak pernah merasakan ketakutan yang begitu besar ketika berhadapan dengan orang lain. Bahkan dengan Lidya maupun Kaisar. Namun dengan pria itu, rasanya sangat berbeda. Mendengar suaranya saja mampu membuat wanita itu gemetaran. “Aku hanya ingin bilang, kalau semuanya akan kuselesaikan. Tapi setelah semuanya selesai, kau akan menepati janjimu, kan?”Kembali, terdengar jeda yang panjang sebelum pria di seberang telepon itu berkata dengan nada yang dingin. “Jangan bercanda denganku, Aletta.”Aletta mencengkeram ponselnya. “Aku tidak sedang bercanda, Dom.” Ia kemudian menambahk
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more

Bab 223 - Informasi Terbaru

"Nic, bisakah kamu menemaniku hari ini?" Nicholas yang sudah beberapa hari ini terus berkutat di ruangannya, mengabaikan semua panggilan telepon yang masuk. Nicholas juga menyuruh sekretarisnya untuk membatalkan semua janji pertemuannya dengan siapapun. Pria muda itu sudah berjanji pada pamannya kalau ia akan mengusut masalah ini sampai tuntas. Dan ia tak ingin diganggu oleh siapapun. Namun, Nicholas memang sudah menyetel dering ponsel yang berbeda-beda untuk Surya, Kaisar, dan juga... Friska. Entah sejak kapan, ia mulai benar-benar memasukkan Friska ke dalam daftar orang-orang penting untuknya. Dan ketika Friska menelepon, Nicholas yang sedang berada di mode serius itu langsung tahu. "Menemanimu kemana?" Suara Friska terdengar sedikit resah, dan agak mendesaknya. "Begini, Nic. Keluargaku akan mengadakan makan malam, dalam rangka syukuran atas kelahiran Nina. Anak dari salah satu sepupuku." "Karena ini syukuran yang cukup besar, semua anggota Nugraha akan datang ke ruma
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

Bab 224 - Penyamaran yang Sempurna

Setelah sekian lama tampil seperti pewaris bertanggung jawab yang pontang-panting membantu sang paman dan menjadi calon menantu idaman untuk orang tua Friska, malam ini Nicholas mengubah penampilannya.Tanpa jas dan ekspresi seriusnya, mungkin Nicholas hanya akan dianggap sebagai anak muda kaya raya yang hobi menghamburkan uang.Dan memang itulah tujuannya agar ia bisa menyelinap masuk ke dalam casino milik Dominic Romero."Aksesnya terbuka, tapi terbatas, Tuan Muda. Tidak sembarang orang bisa masuk," lapor asistennya saat itu. "Dan, saya rasa terlalu berbahaya.""Aku tahu." Nicholas menanggapi. "Jika dia tahu aku dari keluarga Rahardja, mungkin aku tidak akan mendapatkan apa yang kumau di sana."Asistennya diam sejenak. "Bagaimana kalau saya--""Tidak. Aku harus melihatnya secara langsung," sela Nicholas. Keputusannya sudah bulat. "Siapa tahu jika aku beruntung, aku bisa bertemu dengan pria itu, kan?"Sang asisten tampak setengah cemas setengah jengkel."Memang Anda bisa berjudi?" ta
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

Bab 225 - Jackpot!

"Sampaikan terima kasihku pada beliau.”Berusaha untuk menenangkan jantungnya yang berdebar karena adrenalin, Nicholas tersenyum dan berkata dengan sopan pada pelayan di sampingnya."Tentu, Tuan."Ia sebenarnya ingin bergabung dengan Dominic, tapi itu akan membuatnya terburu-buru dan terlalu kentara. Jadi lebih baik Nic bermain dengan tenang.Karena merasa sudah mendapatkan perhatian dari si pemilik tempat ini, Nicholas memutuskan untuk berhenti bermain dan berinteraksi dengan para tamu.Tentunya hal ini lebih mudah, karena mereka tadi sudah menonton sederet kemenangannya.Sekalipun sedang bersosialisasi, Nicholas tidak mengendurkan kewaspadaan maupun pengawasannya pada Dominic, sekaligus berpikir bagaimana ia bisa mendekati pria itu.Yah, sayang sekali ia tidak diundang ke mejanya, kan?Namun, kesempatan itu datang dalam bentuk lain."Bagaimana rasanya mencuri perhatian seluruh kasino dalam semalam, hm?"Nicholas menoleh ke arah seorang pria yang tiba-tiba duduk di sampingnya. Ia men
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

Bab 226 - Apa yang Terjadi?

"Mobil yang dikendarai Aletta putar balik, Pak."Kaisar mengangguk lega setelah mendengar laporan Kia. Tanpa kentara, ia menghela napas pelan. Tampaknya mereka tidak harus menjalankan rencana cadangan, yang kemungkinan juga bisa membuat Embun curiga."Kerja bagus." Kaisar berucap kemudian. "Sudah menjadi tugas kami, Pak," balas Kia, pimpinan operasi saat ini.Kaisar diam sejenak, berpikir sembari memandang Embun yang masih terlelap."Lalu, Kia. Suruh beberapa orang untuk membuntuti mobil Aletta. Pastikan komunikasi tidak terputus," titah Kaisar kemudian. "Saya mau tahu ke mana tujuannya.""Laksanakan, Pak."Kaisar memutuskan komunikasi setelahnya dan kembali fokus pada Embun. Pria itu berbaring di sisi Embun dan mengelus rambut wanita itu pelan, sebelum kemudian wanita itu bergerak dalam tidurnya dan masuk ke dalam dekapan Kaisar.Suami Embun tersebut tersenyum lembut dan menciumi rambut sang istri, sembari mengelus punggungnya pelan. Siapa yang menyangka kalau Kaisar akan jatuh be
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

Bab 227 - Membaca Situasi

"Belum puas kalian menyiksaku, hah?!"Setelah dipukuli selama berjam-jam, dan mengalami beberapa siksaan yang menyakitkan, tubuh Dion rasanya sudah tak kuat lagi. Sekalipun ia selalu menjaga pola hidupnya, namun disiksa seperti ini adalah hal yang benar-benar baru untuknya. Dan sebenarnya, Dion sangat takut pada kematian. Tapi diperlakukan seperti ini membuatnya merasa jika kematian lebih baik untuknya. “Kenapa kalian tidak membunuhku saja sekalian?” Dion tersengal-sengal. Sepasang matanya sudah memburam, ia benar-benar letih sekali. “Bukankah dengan begitu kalian akan lebih puas?”Kalimat Dion membuat suara sorak sorai berhenti. Calvin kemudian menyuruh semua orang mundur. Ia berjalan mendekati pria itu yang sudah bersimbah darah, dan lebam akibat pukulan. Calvin mencengkram rahang Dion, dengan tangannya yang tak terluka. “Kau tidak boleh sampai mati, Dion.” Ia tertawa kecil. “Karena kau tak lagi berharga jika sampai mati.”“Semuanya, tinggalkan kami berdua.” Calvin kemudian bert
last updateLast Updated : 2024-07-18
Read more

Bab 228 - Menyakiti Semua Orang

“Dasar nggak becus!”Henri Pradana melemparkan gelasnya ke dinding. Ia menjadi sangat marah ketika mendengar belum adanya perkembangan dari menghilangnya putra semata wayangnya. “M-maafkan kami, pak…” Vito–salah seorang bawahan yang paling Henri percayai–menunduk, gemetar ketakutan. “Saya tidak peduli berapapun biayanya. Cepat temukan putra saya!”Vito yang masih memegang setumpuk dokumen, kemudian menaruhnya di atas meja. Ia berkata, “Masalahnya, petunjuk kami berhenti di sini, pak.” Ia menunjuk sebuah foto dari sebuah van hitam. Ia kemudian menambahkan, “Kami hanya berhasil menemukan jika mereka berganti mobil beberapa kali, sebelum benar-benar menghilang tanpa jejak.”Henri menatap foto tersebut. “Lalu? Apa yang kalian temukan dari van ini?”“Van tersebut terdaftar atas nama Nakka Putra. Manajer Operasional dari Romero Entertainment.”Henri terhenyak kaget. “Romero Entertainment?” Ia kemudian mengernyitkan keningnya, “Kalian yakin Nakka ini karyawan di Romero ?”Vito mengangguk.
last updateLast Updated : 2024-07-18
Read more

Bab 229 - Sebuah Operasi Rahasia

“Wow… Sepertinya malam ini kalian harus kalah lagi.” Nicholas tersenyum lebar, menatap ke arah beberapa orang yang sedang serius menatap pria muda itu. Satu-satunya orang yang belum mengeluarkan kartunya sama sekali. “Straight Flush!”Nicholas membanting kartunya ke atas meja. Senyuman lebar yang terlihat meremehkan lawan-lawannya terlihat di wajah itu. “Damn it!” Michael, pria yang sudah kalah tiga kali berturut-turut, memukul meja dengan keras. Ia menunjuk Nicholas dengan marah. “Kau curang, kan?!”Nicholas mengangkat bahunya. Tak peduli dengan tuduhan itu. Sekalipun ia tak berlaku curang, ia juga malas melakukan konfirmasi apapun. Michael bangkit dari kursinya, dan berjalan cepat ke arah Nicholas. Ia hendak melayangkan tinjunya ke wajah pria itu. Sampai kemudian…Brak!Tinju Michael melayang di udara. Ia menoleh secara perlahan ke arah suara itu. Dan mendapati Xander yang telah menendang salah satu kursi yang ada di sana. “Berani kau memukulnya, kakimu akan kupatahkan sekarang
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

Bab 230 - Tolong Rahasiakan Dari Kaisar

"Ibu Embun harus banyak istirahat dan tidak boleh kecapekan. Jangan lupa manajemen stresnya, tidak boleh banyak pikiran."Kaisar mendengarkan ucapan dokter dengan saksama. Ekspresinya serius, tapi tersirat ada kelegaan di sana. Pria itu mengelus tangan Embun pelan."Terima kasih, Dokter," ucap Kaisar."Terima kasih, Dok," imbuh Embun sembari tersenyum pada sang dokter. Si dokter mengangguk. Wanita itu menatap Embun selama beberapa saat sebelum beralih ke Kaisar."Semangat menjaga istrinya, Pak," ucap dokter tersebut. "Selain kurang istirahat, makanan juga berpengaruh pada asupan gizi. Jadi mohon perhatikan itu juga ya. Karena pingsannya Ibu Embun kali ini akibat kelelahan dan stres, akarnya bisa bermula dari gaya hidup juga."Kaisar kembali mengangguk dan berbincang sebentar dengan dokter sementara Embun mengamati keduanya.Wajah wanita itu sudah tidak terlalu pucat, tapi tubuhnya masih terasa lemas. Ia tengah berbaring di salah satu tempat tidur UGD, di sebuah rumah sakit kecil pal
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
30
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status