All Chapters of Gairah Panas Tuan Arion: Chapter 101 - Chapter 110
257 Chapters
Bab 101 | Traumatis Emily
Reynard keluar dari ruangan kantor Max, dengan langkah tergesa-gesa, hatinya berdebar-debar. Bahkan ia tidak sempat berpamitan kepada Pak Roni—asistent Max.Pintu lift terbuka di depannya, dan tanpa ragu, ia melangkah masuk. Lift mulai bergerak ke bawah dengan gerakan halus, namun pandangan Reynard terus sibuk memandangi layar ponselnya yang gemetar di genggamannya.Matanya terus memperhatikan layar ponselnya yang terus menunjukkan panggilan tak terjawab kepada Eleanor.Sudah beberapa kali ia mencoba menghubungi Eleanor kembali, tapi wanita cantik itu tidak kunjung menjawab panggilan teleponnya.Ting!Lift akhirnya tiba di lantai dasar. Pintu terbuka dengan lambat, dan Reynard keluar dengan langkah cepat. Ia melewati lobi kantor yang ramai dengan kegaduhan karyawan yang tengah beraktifitas.Pemandangan itu hanyalah latar belakang samar dalam benak Reynard, yang fokusnya terpecah oleh kegelisahan mencari tahu keberadaan Eleanor.Dia merasa bersalah karena menutupi hal ini dari Eleanor
Read more
Bab 102 | Hadiah Untuk Emily
Pesawat pribadi yang mereka tumpangi, membawa Arion dan Emily, akhirnya mendarat dengan mulus di Bandara Internasional Berlin-Tegel. Arion, pria tampan dengan hazel biru safir dengan senyum penuh kehangatan, merangkul Emily, memandu istrinya dengan hati-hati keluar dari pesawat.Emily tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pramugari yang dengan ramah melayani mereka selama perjalanan. Udara dingin Berlin menyambut mereka begitu mereka melangkah keluar dari pesawat.Arion merapatkan jaket yang di kenakan Emily, dan merangkul erat istrinya itu.Sebuah mobil Rolls-Royce hitam elegan sudah menunggu tepat di landasan pacu. Arion dan Emily, berdua mengenakan pakaian santai, masing-masing dengan kacamata hitam, berjalan dengan elegan menuju mobil tersebut. Sementara itu, Erik, asisten kepercayaan Arion, dengan cermat mendorong troli berisi barang bawaan mereka.Ketika mereka tiba di mobil, Erik dengan sigap membuka pintu, memberi hormat dan mempersilakan Arion dan Emily masuk. Setelah meng
Read more
Bab 103 | Perasaan Eleanor
“Kamu yakin ingin pergi?” tanya Reynard mengabaikan pertanyaan Eleanor.“Iya Rey…” jawab Eleanor singkat.Reynard memejamkan matanya, ia menghela napas. Dengan lembut ia menarik tangan Eleanor.Eleanor mengerutkan keningnya, “Mau kemana?” ke apartmenku.Dan di saat mereka tiba di Loby, terlihat Felix sedang mondar mandir. “Haahh… Kalian sudah bertemu?”Reynard mengangguk pelan sebagai jawabn dan melewati Felix begitu saja, pikirannya benar-benar kacau saat ini.“Hey ada apa?” tanya Felix penasaran.“Lebih baik kau pergi temua Kak Cecil.” Sahut Reynard meninggalkan Felix yang kebingungan. Membuat pria itu melongo.Reynard membawa masuk Eleanor ke dalam lift. Wanita cantik itu hanya diam. Dan hal itu membuat Reynard semakin frustasi, Eleanor yang ia kenal tidak pernah berhenti mengomel, sekarang diam tak mengeluarkan sepatah kata pun.Ting!Pintu lift terbuka.Reynard yang tidak melepaskan tangan Eleanor menariknya dengan lembut, berjalan menuju unit apartmentnya.“Kamu tadi dari dalam?
Read more
Bab 104 | Ungkapan Hati
“Aku tidak euhmp….” Reynard melumat bibir Eleanor begitu intens, menahan kepala belakang wanita cantik itu. “Percaya padaku, Lea. Aku serius denganmu…” Ucapnya lirih begitu melepaskan ciumannya. Reynard menyandarkan keningnya di pundak Eleanor. Suara napas mereka terdengar begitu berat akibat ciuman intens yang baru saja terjadi. “Don’t go please…” gumamnya lagi. Eleanor tersenyum mendengar ucapan Reynard, yah… dia hanya ingin mendengarnya langsung kesungguhan hati Reynard. Sebagaimana layaknya seorang wanita. Mereka hanya butuh sebuah pengakuan untuk menjadi pegangan mereka kedepannya. Begitu juga dengan Eleanor, apalagi dia sendiri tahu bagaimana pria yang ia cintai ini sejak dulu mencintai Emily, sahabatnya itu. Tapi seperti itulah cinta, penuh misteri yang kadang tidak membutuhkan logika. Wanita cantik itu memeluk dan mengusap kepala belakang Reynard dengan lembut “Terima kasih, Rey.” Ucapnya pelan. “Dan aku tidak pernah mengatakan kamu pria berengsek, jadi jangan berkata
Read more
Bab 105 | Apa Aku Bercanda?
Pria tampan itu menyisipkan anak rambut Eleanor ke belakang telinganya, Reynard terdiam beberapa saat dan berkata, “Eleanor, maukah kamu menjadi kekasihku?” Eleanor tersipu dan tersenyum lembut, “Tentu saja, Rey.” Reynard menekan kepala belakang Eleanor , membuat wajah mereka tak berjarak. Reynard kembali melumat bibir kekasihnya itu dengan lembut. Di sesapnya bibir bawah Eleanor, dan wanita cantik itu membalasnya dengan melumat bibir atas Reynard. Mereka berciuman dan saling melumat cukup lama. Suara decapan dan desahan kecil terdengar semakin menuntut, Reynar melepaskan lumatannya dan berkata. “Apa ada cara mencegahmu pergi, sayang?” Eleanor menaikkan tangannya dan membersihkan sudut bibir Reynard, “Hmm, sepertinya tidak bisa karena kalau Ayah sudah menyuruhku pergi, artinya aku harus pergi.” “Ok, ini juga akan menjadi ajang pembuktianku ke Uncle dan Ayah bahwa aku serius denganmu.” Ujar Reynard tegas. “Ududuhhh… Yang lagi serius nih…” Eleanor menggoda kekasih itu. “Sayanggg…
Read more
Bab 106 | Terasa Nyata
Jam dua siang, Emily terbangun dari tidurnya. Setelah keliling rumah tadi, ia dan Arion memilih istirahat sejenak, dan akhirnya mereka tertidur pulas.Dan saat ia membuka mata, ia tidak melihat Arion di sampingnya. “Yon?” panggilnya. Tapi taka da sahutan dari suaminya itu.Ia bangun dan menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya, matanya mulai meneliti ruangan yang terasa asing baginya.Matanya menyipit, rasa takut mulai menyeruak ke dalam dirinya, “Sayang!!” Emily kembali memanggil Arion.“Yon?? Kamu dimana? Jawab aku!”Emily bersandar di headboard ranjang, dan terus memanggil nama suaminya itu. Dan saat ia hendak turun dari ranjang terdengar pintu terbuka, dan hal itu membuat Emily bernapas lega, “Kamu dari mana say—”Kedua bola mata Emily membelalak, nafas terasa berhenti melihat sosok yang baru saja masuk ke dalam kamar dan melangkah semakin dekat dengannya, “Ra… Raul! Ba… bagaimana bisa kamu disini!”“Hai Emily sayang, kamu sudah bangun?”“Pergi! Pergi! Di mana Arion? Di mana suam
Read more
Bab 107 | Menyerah Padaku
Kurang lebih sudah satu jam Cecilia berada di dalam ruangan Ayahnya—Kenan. “Apa masih ada yang kamu perlukan, sayang?” tanya Kenan lembut kepada putrinya itu.Cecilia berdehem, “Apa Ayah yakin Lea pergi denganku? Lalu bagaimana si Rey?”Kenan menangangguk pelan, “Iya sayang, Ayah dan Ibumu ingin adik laki-lakimu itu bertanggung jawab dan kami ingin melihat keseriusannya.”“Apa Cecilia tahu untuk apa dia dikirim?”“Tidak, uncle Max mu hanya mengatakan jika Lea harus membuka salah satu cabang di sana, dan kamu yang akan mendampinginya. Jadi Ayah minta bantuanmu, hmm?” tanya Kenan dengan lembut.“Baiklah kalau itu keinginan Ayah.” Ucap Cecilia, dia melihat jam tangannya, “Pasti dia sudah pulang ‘kan? Tidak mungkin dia menunggu karena aku sudah terlalu lama di sini.” Batinnya.“Ada apa, Cil?” tanya Kenan yang melihat putrinya itu gelisah. Kenan yang merawat Cecilia sejak berusia dua tahun sangat mengenal putri kesayangannya itu.Ia menyayangi Cecilia layaknya anak kandungnya sendiri. Bahk
Read more
Bab 108 |
“Jadi?” tanya Felix yang melihat Cecilia masih berdiam diri.“Uhm, baiklah, aku ingin pergi ke sebuah toko minuman. Aku sempat melihatnya di insta, dan membuatku penasaran ingin mencoba begitu tiba di Berlin.”Felix tersenyum, “Katakan di mana?”Cecilia mengatakan nama Brand Coffe Shop tersebut dan arah jualannya, “Tapi sepertinya dis ana sangat ramai, aku tidak tahan kalau harus menunggu lama," ucap Cecilia dengan nada polos, “Apa gak usah, Fel.”“Hmm, aku sudah tahu yang kamu maksud, dan tidak perlu khawatir. Biar aku yang turun, kamu tunggu saja di mobil.” Ujar Felix dan melajukan kendaraannya.Setelah menempuh perjalanan yang cukup padat karena bersamaan dengan waktu jam sibuk, kurang lebih tiga puluh menit akhirnya mereka tiba di Coffee Shop yang Cecilia maksudkan. “Apa ini?” tanya Felix dan adiangguki oleh Cecilia.“Iya,”“Kamu mau yang mana? Kirim nama minumannya ke pesan chat biar gak salah.”Cecilia tersenyum canggung, “Ah itu, aku gak tahu Fel. Sorry.”“Ya sudah tunggu di s
Read more
Bab 109 | Pria Lain Yang Lebih Dewasa
Cecilia melangkah lebih dulu menghampiri pria yang ada di depan sana, Felix mengikuti langkah Cecilia.“Felix, kenalkan ini temanku, namanya Michael.”“Dan Michael, kenalkan teman adikku, Felix.”Michael mengulurkan tangannya kepada Felix, meskipun dada Felix saat ini rasanya ingin meledak mendengar cara Cecilia memperkenalkan dirinya, ia berusaha menahan diri. “Dari mana Cecilia mengenal pria dewasa seperti ini? Tidak mungkin pria ini teman kuliah Cecilia ‘kan?” pikiran Felix berkecamuk."Apa seperti ini selera Cecil?" Ia menerima uluran tangan pria yang bernama Michael itu.“Oh ini teman adik kamu,” seru Michael kepada Cecilia dengan santai usai berjabat tangan dengan Felix.“Hem,” jawab Cecilia singkat.“Ayo kita ke Restaurant Hello, aku sudah reservasi di atas.” Seru Michael yang ingin menarik tangan Cecilia namun dengan cepat Felix mengambil tangan Cecilia terlebih dahulu. Membuat Cecilia melihat ke arah Felix, “Sayangnya aku sudah memesan tempat lebih dulu.” Ucapnya tegas tid
Read more
Bab 110 | Bangkrut?
“Amsterdam?” gumam ulang Felix mendengar ucapan Cecilia.“Iya, kami harus mengurus proyek baru milik Ayah.” Jawab Cecilia.“Apa ini yang membuat Reynard panik tadi siang?” batin Felix.Ia tidak dapat lagi mengatakan apa-apa untuk saat ini. Ia hanya mengangguk pelan, tanda ia mengerti.Felix ikut mendengarkan penjelasan Michael kepada Cecilia mengenai apa saja yang akan mereka lakukan begitu tiba di Amsterdam.Sedangkan Arion dan Emily saat ini tengah dalam perjalanan menuju mansion utama—Austin Harold. Arion berhasil membujuk Emily agar ikut terapi psikis untuknya, karena kejadian tadi bisa saja menjadi lebih buruk dan berbahaya bagi kesehatan janinnya.Arion sendiri ingin berbicara hal penting kepada Austin tentang keadaan keluarga Raul dan Tasha.“Semua akan baik-baik saja sayang, aku janji akan selalu mendampingimu saat terapi.” Ucap Arion lembut sembari mengecup punggung tangan istrinya itu.Emily mengangguk dan tersenyum, “Terimakasih sayang.”Ia tertunduk lemah, “Maaf sudah men
Read more
PREV
1
...
910111213
...
26
DMCA.com Protection Status