“Amsterdam?” gumam ulang Felix mendengar ucapan Cecilia.“Iya, kami harus mengurus proyek baru milik Ayah.” Jawab Cecilia.“Apa ini yang membuat Reynard panik tadi siang?” batin Felix.Ia tidak dapat lagi mengatakan apa-apa untuk saat ini. Ia hanya mengangguk pelan, tanda ia mengerti.Felix ikut mendengarkan penjelasan Michael kepada Cecilia mengenai apa saja yang akan mereka lakukan begitu tiba di Amsterdam.Sedangkan Arion dan Emily saat ini tengah dalam perjalanan menuju mansion utama—Austin Harold. Arion berhasil membujuk Emily agar ikut terapi psikis untuknya, karena kejadian tadi bisa saja menjadi lebih buruk dan berbahaya bagi kesehatan janinnya.Arion sendiri ingin berbicara hal penting kepada Austin tentang keadaan keluarga Raul dan Tasha.“Semua akan baik-baik saja sayang, aku janji akan selalu mendampingimu saat terapi.” Ucap Arion lembut sembari mengecup punggung tangan istrinya itu.Emily mengangguk dan tersenyum, “Terimakasih sayang.”Ia tertunduk lemah, “Maaf sudah men
Selesai berbicara dan menghabiskan waktu bersama Bella dan Austin, Arion membawa istrinya dengan hati-hati menuju paviliun. Di perjalanan Arion yang merangkul istrinya, melihat istrinya itu terus mengulas senyum tipis, tangannya naik ke atas dan mengusap pipi Emily, “Ada apa sayang?” tanyanya lembut. Emily menoleh dan memeluk pinggang Arion dengan manja, “Aku tidak sangka Bosku yang yang selama ini aku datangi di paviliunnya menjadi suamiku.” Arion terkekeh dan memeluk balik istrinya itu, menangkup wajah cantik Emily dengan penuh cinta. “Maaf sudah membuatmu kesulitan saat itu, hmm.” Emily menggeleng pelan, “Hmmm,” Cup! Arion mengecup kening Emily, “Karena itu, aku akan menebusnya seumur hidupku dengan mencintaimu sayang.” Emily terkekeh pelan, “Aku juga hanya mencintaimu seumur hidupku!” “Yak… sayang!” Pekik Emily saat kedua kakinya sudah melayang keatas, Arion sudah menggendongnya ala bridal. Emily melingkarkan tangannya dan menciumi bibir suaminya, “Love you so much, Yon
“Berhasil? Apa yang berhasil?” tanya Arion bingung. “Coba suap dan makan lagi, sayang.” Pinta Emily semangat. Melihat sang istri menjadi semangat seperti itu, tentu saja Arion langsung kembali menyuapi dirinya, meskipun ia bingung kenapa dia tadi tiba-tiba merasa mual parah seperti tadi, dan mual itu hilang saat Emily menciumnya. Arion kembali memasukkan satu sendok suapan besar ke mulutnya, ia kembali mengerutkan wajahnya karena menahan rasa mual. Emily kembali menciumi suaminya dan memasukkan lidahnya, ia kembali memindahkan setengah makanan dari mulut suaminya ke mulutnya. Dengan mulut penuh ia berkata, “Coba kunyah sayang.” Lalu ia juga ikut mengunyah makanan yang ada dimulutnya. Arion mengikuti kata Emily, ia perlahan mengunyah dan rasa aneh yang tadi membuatnya mual tiba-tiba hilang. “Rasa mualnya hilang ‘kan sayang?” tanya Emily semringah melihat wajah Arion. Arion mengangguk pelan, “Kamu juga?” “Hu’um. Nih aku makan.” Ujarnya setelah menelan makanan yang ada di mulutny
“Rey?” gumam Eleanor menatap sayu manik Reynard yang menatap penuh gelora.Reynard meraih dagu Eleanor dan berkata pelan, “Aku sudah berusaha menahannya sejak pagi. Tapi rasanya sungguh berat, Lea.”Deg deg degDegup jantung Eleanor berdegup begitu cepat. Tatapan mata saling terkunci, Reynard menaikkan dagu Eleanor dan memberikan kecupan lembut berkali-kali.Dengan lembut, Reynard meraih wajah Eleanor dan menariknya lebih dekat. Bibir mereka bertemu dalam kehangatan yang membuat detak jantung keduanya semakin cepat.Eleanor merasakan getaran yang mengalir melalui tubuhnya saat Reynard melumat bibirnya dengan penuh gairah. Kelembutan dan kehangatan cinta mereka tercermin dalam setiap sentuhan. Mereka saling memeluk erat, seolah tak ingin melepaskan satu sama lain.Saat ciuman mereka semakin dalam, Reynard meraih pinggang Eleanor dan menariknya lebih dekat. Mereka terhanyut dalam keintiman yang mendalam, seolah dunia di sekitar mereka lenyap begitu saja. Setiap sentuhan, setiap hembusan
Keesokan paginya…Arion dan Emily tengah bersiap-siap untuk pergi ke Rumah Sakit milik Harold Grup. Mereka sudah membuat janji dengan salah satu dokter spesialis psikiater untuk Emily.Namun sebelum itu, mereka berdua melakukan sarapan yang sangat mendebarkan. Akibat mendapatkan solusi mengatasi morning sick, membuat mereka harus makan sambil berciuman.Itulah sebabnya pelayan mengantarkan makanan untuk mereka pagi-pagi, dan saat ini kedua pasutri ini sedang saling berciuman sambil makan dengan lahap."Oh my, Emily sayang, metode ini benar-benar menguji birahiku sayang!" gumam Arion sambil menciumi istrinya tanpa makanan di dalam mulut. Ia benar-benar melumat bibir istrinya itu dengan intens.Emily tersenyum, membalas ciuman suaminya. "Jadi bagaimana sayang? Kamu mau berhenti?" tanya Emily menggoda suaminya."Tentu saja tidak. Ayo lanjutkan sayang," ujar Arion yang kini memangku istrinya.Setelah menghabiskan sarapan mereka, Arion benar-benar tidak dapat menahan diri, pria berhazel sa
“Yah sayang… Hmm? Lagi pula kamu gak bisa makan ‘kan kalau gak ada aku? Aku juga gak bisa makan kalau kamu gak ada.”“Aku bisa luangkan waktu untuk makan siang di rumah ssayang.” Jawab Arion masih mencoba bernegosiasi.Emily menghela napas pelan, “Tapi ‘kan kamu gak tahu kalau aku tiba-tiba ingin makan?” Wanita cantik itu mengelus perutnya, “Hey baby, sepertinya kita berdua akan kesepian di rumah.”Arion tersenyum melihat tingkah menggemaskan istrinya itu, ia menyerah, tapi ia mengajukan satu syarat. “Boleh tapi harus ada izin dari dokter? Bagaimana?”“Euhm…” Emily tersenyum dan mengangguk setuju, “Ok sayang! Lagi pula untuk ladenin kamu ‘itu -itu’ juga beberapa ronde aku kuat apalagi cuma temanin kamu kerja.” Ucap Emily menahan tawanya.Arion menaikkan kedua alisnya mendengar penuturan yang benar-benar mengandung racun dari Emily, “Siapa yang bilang kamu hanya sekedar menemani?” lontar Arion sambil memainkan kedua alisnya naik turun.“Tidak semudah itu sayang,” kekeh Arion.Emily men
“Balas aku, dan buktikan jika memang aku bukanlah apa-apa bagimu, Cecil.” Ucap Felix tepat di depan bibir Cecilia, kemudian dengan lembut ia meraup bibir Cecilia.Ia melumat bibir atas dan bibir bawah Cecilia, menekan kepala belakang Cecilia. Membuat wanita cantik itu perlahan membuka mulutnya, membalas lumatan yang layangkan oleh Felix.Cecilia menutup matanya, ia dapt merasakan jantungnya berdegup begitu cepat, adrenalinnya meningkat, membuat tubuhnya terasa aneh. Tangannya yang tadinya meremas pakaian Felix kini merenggangkan berubah menjadi sentuhan lembut.Hal itu membuat Felix tersenyum. Ia memasukkan lidahnya kedalam mulut Eleanor dan tidak seperti tadi, Eleanor kini membiarkan pria itu bermain di dalam mulutnya sesuka hati, bahkan lidah mereka kini saling bertaut dan menari begitu intim.Beberapa menit mereka saling bercumbu, kepala mereka bergerak kiri dan kanan untuk mengambil oksigen. Hingga Felix melepaskan bibir ranum Cecilia yang terlihat sedikit membengkak karena ulahny
Bab 96 –Cecilia tersenyum sinis dan lirih, “Lalu bagaimana jika ternyata aku juga sudah rusak? Lebih tepatnya aku sudah tidak virgin lagi?”Felix menoleh sesaat dan menyunggingkan senyuman, “Aku bukan pria kolot yang mempermasalahkan hal itu. Yang aku inginkan itu kamu, bukan wanita lain.”“Lalu bagaimana kalau ada seorang wanita yang mengatakan dirinya virgin dan menyukaimu? Ingin memberikan dirinya kepadamu?”“Tidak ada yang berubah Cecilia, yang aku inginkan itu kamu. Bahkan jika ada sepuluh wanita seperti yang kamu katakan, aku akan tetap memilihmu.” Jawab Felix dengan mantap.Cecilia mengangkat kedua bahunya.“Aku mengatakan semua ini agar kamu tahu, dan aku tidak ingin menutupi apapun darimu. Aku tidak mau jika suatu saat ada seseorang yang datang dan mengatakan hal yang bukan-bukan tentangku. Aku ingin kamu mendengarnya dariku, dan begitu juga tentangmu. Aku tidak peduli apa yang orang katakan tentangmu. Karena yang aku percayai cuma kamu.” Ucap Felix dengan pandangan lurus ke