Bab 96 –Cecilia tersenyum sinis dan lirih, “Lalu bagaimana jika ternyata aku juga sudah rusak? Lebih tepatnya aku sudah tidak virgin lagi?”Felix menoleh sesaat dan menyunggingkan senyuman, “Aku bukan pria kolot yang mempermasalahkan hal itu. Yang aku inginkan itu kamu, bukan wanita lain.”“Lalu bagaimana kalau ada seorang wanita yang mengatakan dirinya virgin dan menyukaimu? Ingin memberikan dirinya kepadamu?”“Tidak ada yang berubah Cecilia, yang aku inginkan itu kamu. Bahkan jika ada sepuluh wanita seperti yang kamu katakan, aku akan tetap memilihmu.” Jawab Felix dengan mantap.Cecilia mengangkat kedua bahunya.“Aku mengatakan semua ini agar kamu tahu, dan aku tidak ingin menutupi apapun darimu. Aku tidak mau jika suatu saat ada seseorang yang datang dan mengatakan hal yang bukan-bukan tentangku. Aku ingin kamu mendengarnya dariku, dan begitu juga tentangmu. Aku tidak peduli apa yang orang katakan tentangmu. Karena yang aku percayai cuma kamu.” Ucap Felix dengan pandangan lurus ke
“Katakan apa syaratnya, Cecilia.” Ulang Felix bertanya kepada Cecilia.“Uhm, aku ingin merahasiakan hubungan kita dari siapapun.”“Why? Apa karena aku?”Cecilia menggelengkan kepalanya pelan, “Bukan itu.”“Lalu?”Dengan pipi merona, Cecilia berkata pelan, “Aku hanya sedikit gugup dan malu.”“Malu karena pacaran denganku?” tanya Felix yang dengan sengaja menggoda Cecilia.“Bukaaann itu, Felix! Hah… Pokoknya susah dijelaskan!”Felix tersenyum dan mencubit gemas hidung mancung Cecilia, “Aku hanya bercanda… Dan lakukan apa yang menurutmu baik, hmm?”“Terimakasih, Felix.”Cup! Felix mengecup kening Cecilia cukup lama dan menatap wanita cantik itu, “Apa kita pergi sekarang?” tanyanya saat mendapatkan pesan singkat dari Reynard.Reynard mengirimkan lokasi di mana mereka bertemu, restaurant yang dekat dengan bandara.Cecilia mengangguk setuju, Felix pun mulai melajukan kendaraannya dengan hati-hati.Di sepanjang perjalanan, Felix berkali-kali mengecup punggung tangan Cecilia, membuat wanita c
“Ya…?” Cecilia benar-benar bingung dengan pertanyaan kedua adik perempuannya itu.“Ituloh kak, bibir kakak bengkak banget!”seru Eleanor sambil mengeluarkan cermin kecil dari dalam tasnya, “lihat deh kak…”Cecilia mengambil cermin kecil tersebut, duduk di kursi kosong dan melihat pantulan wajahnya. Felix mengambil tempat tepat di sisi Cecilia.Bola mata indah Cecilia membulat saat melihat bibirnya yang menebal, ia menggigit bibir bawahnya. Wajahnya merona merah. “Oh my! Ini benr-benar buruk! Apa dia melakukannya sampai seperti ini?” batin Cecilia yang saat ini ingin sekali mencubit kekasihnya itu. “Heem…” Cecilia berdehem, “sepertinya tadi ada serangga di restaurantnya, di sana banyak bunga.”“Serangga? Banyak bunga? Kakak di Restaurant mana?” tanya Emily.“He’em. Gak tahu apa namanya, nih si Felix yang ajak.” Jawabnya sambil melihat ke arah Felix.“Ah iya, mungkin serangga.” Sahut Felix membenarkan, ia menahan senyumannya yang melihat wajah Cecilia yang berusaha tenang. Jujur dia pri
“Felix, kalau Arion dan Emily curiga bagaimana?”“Hmm, tidak mungkin, sayang.”“Lalu kamu mau bawa aku ke toilet yang mana?” tanya Cecilia bingung karena mereka sudah melewati toilet umum.Felix kemudian berbelok ke sebuah koridor, dan memberikan pembayaran di seorang receptionist, kemudian pria itu membawa Cecilia masuk ke sebuah ruangan yang tertulis “Rest Room”. “Felix…?” gumam Cecilia pelan saat melihat sofa besar dan empuk ada di dalam kabin yang tertutup.Felix meletakkan koper Cecilia, dan menarik wanita cantik itu.“Euhmm… Fel…” Cecilia menutup matanya mendapatkan ciuman yang begitu intens oleh Felix.“Aku ingin menghabiskan waktu denganmu sayang, sebelum kamu berangkat.” Gumam felix di sela ciumannya.Ia kembali melumat bibir Cecilia dengan intens, sambil menuntun wanita cantik itu ke arah sofa kulit berwarna coklat.Mendudukkannya di atas pangkuannya, tangan kanannya merengkuh pinggang Cecilia, sedangkan tangan kirinya menahan kepala belakang kekasihnya itu.“Euhmm… Felix…”
Setelah satu jam lebih di pesawat sambil membicarakan pekerjaan, Michael yang sebagai ketua dalam proyek ini menjelaskan apa saja yang perlu Eleanor dan Cecilia kerjakan.Dimana dalam pembukaan cabang baru di Amsterdam ini, mereka akan mulai pengawasan dalam pembangunan gedung baru dan perekrutan karyawan.Michael memberikan Eleanor tugas untuk berada di bagian administrasi sedangkan dirinya dan Cecilia yang akan berada di lapangan karena mereka sudah lama menetap di Amsterdam jadi lebih mengetahui seluk beluk kota tersebut.Eleanor setuju dan menerima deskjob yang diberikan Michael.Tidak lama kemudian pesawat mereka sudah mendarat di landasan dengan mulus."Kunci kamar apartment kamu nanti akan aku berikan begitu kita sampai di sana, Eleanor." ujar Michael."Kenapa gak satu unit sama aku aja, Lea?" tanya Cecilia kepada Eleanor."Gak apa-apa kak, karena aku kalau tidur cukup nakal. Nanti Kak Cecilia kesulitan." Eleanor beralasan.Cecilia tertawa mendengarnya.“Ya sudah, biar kamu jug
Beberapa menit sebelumnya di kediaman Arion dan Emily…Ponsel Arion berdering saat ia baru saja selesai mandi bersama sang istri. Ia menaikkan satu alisnya melihat nama sahabatnya, “Rey?”“Ada apa sayang?” tanya Emily sambil merangkul suaminya dari samping dengan manja.“Hem? Ini si Reynard nelpon.”“Ya udah diangkat aja dulu.” Ucap Emily dan mengecup pipi suaminya. Kemudian ia berjalan menuju walk in closet untuk mengambil pakaian rumahan untuk dirinya dan sang suami.Arion menjawab panggilan telepon dari Reynard, “Ya?”“Bos! Aku ada urusan mendadak, siapa tahu kau mencariku mungkin besok pagi aku langsung ke kantor.”Arion terkekeh, “Iya, pergi sana susul Lea!”“Eh… Bukan itu Yon.” Kilah Reynard cepat.“Ck! Iya atau aku kasih pekerjaan dadakan?”“Ahhh iya! Janji besok aku akan langsung ke kantor sebelum meeting.” Sahut Reynard cepat sebelum Bos sekaligus sahabatnya itu berubah pikiran.“Yo, santai saja. Besok aku juga mau ke Dokter sebelum ke kantor untuk cek luka jahit dan kandunga
Di saat Emily tertidur. Arion turun dari tempat tidur perlahan-lahan. Ia merasa hangat saat melihat istri tercinta, masih terlelap dalam tidurnya. Dengan lembut, Arion memberikan selimut tambahan untuk menjaga Emily tetap hangat. Senyum tipis terukir di wajahnya ketika melihat betapa damainya istri tercinta saat tertidur.Setelah memastikan Emily nyaman, Arion melangkah masuk ke ruang kerjanya. Ruangan itu didominasi oleh warna abu-abu, coklat kayu, dan sentuhan putih yang memberikan kesan elegan dan tenang. Di pojok ruangan, terdapat rak buku penuh dengan berbagai judul yang telah lama menjadi teman setianya. Arion menyukai suasana ruangan yang tenang dan rapi, hal ini membantunya untuk fokus dalam bekerja.Arion duduk di kursi kerjanya yang nyaman, kemudian membuka laptopnya. Dengan lincahnya jari-jarinya mengetik di keyboard, Arion mulai menyelesaikan tugas-tugasnya yang beberapa hari ini tertunda, serta melihat projek Triple P yang akan ia lanjutkan. Di sebelah kanan laptop, terda
Dan beberapa jam kemudian, tibalah Felix dan Reynard di Bandar Udara Schiphol, Amsterdam. Kedua pria tampan itu masuk ke dalam mobil marcedes bens yang sudah menunggu mereka.“Tuan Felix dan Tuan Reynard, di mana koper anda berdua?” tanya sang driver kepada kedua pria tampan itu.“Tidak ada.” Jawab Felix dan Reynard kompak. Dan hal itu membuat driver hanya menggaruk kepala, dan memeprsilakan Reynard dan Felix masuk ke dalam mobil.“Ke mana Tuan?”“Grand Goldie Apartment.” Jawab Reynard dan Felix bersama-sama.“Baik Tuan.”“Ck! Apa kau sudah menyadap ponsel Kak Cecil?”Plak!“Apa kau pikir aku segila itu!”“Tentu saja tidak! Karena kau jauh lebih gila!” sahut Reynard enteng.“Sialan!”Reynard tertawa dan memasang raut wajah seriusnya, “By the way, jangan bilang kau dan Kak Cecil sekarang pacaran? Atau masih cinta bertepuk sebelah tangan?” tanya Reynard menahan tawanya saat mengajukan pertanyaan.Felix tersenyum lebar dan membusungkan dadanya dengan sombong, “Panggil aku sekarang dengan