“Katakan apa syaratnya, Cecilia.” Ulang Felix bertanya kepada Cecilia.“Uhm, aku ingin merahasiakan hubungan kita dari siapapun.”“Why? Apa karena aku?”Cecilia menggelengkan kepalanya pelan, “Bukan itu.”“Lalu?”Dengan pipi merona, Cecilia berkata pelan, “Aku hanya sedikit gugup dan malu.”“Malu karena pacaran denganku?” tanya Felix yang dengan sengaja menggoda Cecilia.“Bukaaann itu, Felix! Hah… Pokoknya susah dijelaskan!”Felix tersenyum dan mencubit gemas hidung mancung Cecilia, “Aku hanya bercanda… Dan lakukan apa yang menurutmu baik, hmm?”“Terimakasih, Felix.”Cup! Felix mengecup kening Cecilia cukup lama dan menatap wanita cantik itu, “Apa kita pergi sekarang?” tanyanya saat mendapatkan pesan singkat dari Reynard.Reynard mengirimkan lokasi di mana mereka bertemu, restaurant yang dekat dengan bandara.Cecilia mengangguk setuju, Felix pun mulai melajukan kendaraannya dengan hati-hati.Di sepanjang perjalanan, Felix berkali-kali mengecup punggung tangan Cecilia, membuat wanita c
“Ya…?” Cecilia benar-benar bingung dengan pertanyaan kedua adik perempuannya itu.“Ituloh kak, bibir kakak bengkak banget!”seru Eleanor sambil mengeluarkan cermin kecil dari dalam tasnya, “lihat deh kak…”Cecilia mengambil cermin kecil tersebut, duduk di kursi kosong dan melihat pantulan wajahnya. Felix mengambil tempat tepat di sisi Cecilia.Bola mata indah Cecilia membulat saat melihat bibirnya yang menebal, ia menggigit bibir bawahnya. Wajahnya merona merah. “Oh my! Ini benr-benar buruk! Apa dia melakukannya sampai seperti ini?” batin Cecilia yang saat ini ingin sekali mencubit kekasihnya itu. “Heem…” Cecilia berdehem, “sepertinya tadi ada serangga di restaurantnya, di sana banyak bunga.”“Serangga? Banyak bunga? Kakak di Restaurant mana?” tanya Emily.“He’em. Gak tahu apa namanya, nih si Felix yang ajak.” Jawabnya sambil melihat ke arah Felix.“Ah iya, mungkin serangga.” Sahut Felix membenarkan, ia menahan senyumannya yang melihat wajah Cecilia yang berusaha tenang. Jujur dia pri
“Felix, kalau Arion dan Emily curiga bagaimana?”“Hmm, tidak mungkin, sayang.”“Lalu kamu mau bawa aku ke toilet yang mana?” tanya Cecilia bingung karena mereka sudah melewati toilet umum.Felix kemudian berbelok ke sebuah koridor, dan memberikan pembayaran di seorang receptionist, kemudian pria itu membawa Cecilia masuk ke sebuah ruangan yang tertulis “Rest Room”. “Felix…?” gumam Cecilia pelan saat melihat sofa besar dan empuk ada di dalam kabin yang tertutup.Felix meletakkan koper Cecilia, dan menarik wanita cantik itu.“Euhmm… Fel…” Cecilia menutup matanya mendapatkan ciuman yang begitu intens oleh Felix.“Aku ingin menghabiskan waktu denganmu sayang, sebelum kamu berangkat.” Gumam felix di sela ciumannya.Ia kembali melumat bibir Cecilia dengan intens, sambil menuntun wanita cantik itu ke arah sofa kulit berwarna coklat.Mendudukkannya di atas pangkuannya, tangan kanannya merengkuh pinggang Cecilia, sedangkan tangan kirinya menahan kepala belakang kekasihnya itu.“Euhmm… Felix…”
Setelah satu jam lebih di pesawat sambil membicarakan pekerjaan, Michael yang sebagai ketua dalam proyek ini menjelaskan apa saja yang perlu Eleanor dan Cecilia kerjakan.Dimana dalam pembukaan cabang baru di Amsterdam ini, mereka akan mulai pengawasan dalam pembangunan gedung baru dan perekrutan karyawan.Michael memberikan Eleanor tugas untuk berada di bagian administrasi sedangkan dirinya dan Cecilia yang akan berada di lapangan karena mereka sudah lama menetap di Amsterdam jadi lebih mengetahui seluk beluk kota tersebut.Eleanor setuju dan menerima deskjob yang diberikan Michael.Tidak lama kemudian pesawat mereka sudah mendarat di landasan dengan mulus."Kunci kamar apartment kamu nanti akan aku berikan begitu kita sampai di sana, Eleanor." ujar Michael."Kenapa gak satu unit sama aku aja, Lea?" tanya Cecilia kepada Eleanor."Gak apa-apa kak, karena aku kalau tidur cukup nakal. Nanti Kak Cecilia kesulitan." Eleanor beralasan.Cecilia tertawa mendengarnya.“Ya sudah, biar kamu jug
Beberapa menit sebelumnya di kediaman Arion dan Emily…Ponsel Arion berdering saat ia baru saja selesai mandi bersama sang istri. Ia menaikkan satu alisnya melihat nama sahabatnya, “Rey?”“Ada apa sayang?” tanya Emily sambil merangkul suaminya dari samping dengan manja.“Hem? Ini si Reynard nelpon.”“Ya udah diangkat aja dulu.” Ucap Emily dan mengecup pipi suaminya. Kemudian ia berjalan menuju walk in closet untuk mengambil pakaian rumahan untuk dirinya dan sang suami.Arion menjawab panggilan telepon dari Reynard, “Ya?”“Bos! Aku ada urusan mendadak, siapa tahu kau mencariku mungkin besok pagi aku langsung ke kantor.”Arion terkekeh, “Iya, pergi sana susul Lea!”“Eh… Bukan itu Yon.” Kilah Reynard cepat.“Ck! Iya atau aku kasih pekerjaan dadakan?”“Ahhh iya! Janji besok aku akan langsung ke kantor sebelum meeting.” Sahut Reynard cepat sebelum Bos sekaligus sahabatnya itu berubah pikiran.“Yo, santai saja. Besok aku juga mau ke Dokter sebelum ke kantor untuk cek luka jahit dan kandunga
Di saat Emily tertidur. Arion turun dari tempat tidur perlahan-lahan. Ia merasa hangat saat melihat istri tercinta, masih terlelap dalam tidurnya. Dengan lembut, Arion memberikan selimut tambahan untuk menjaga Emily tetap hangat. Senyum tipis terukir di wajahnya ketika melihat betapa damainya istri tercinta saat tertidur.Setelah memastikan Emily nyaman, Arion melangkah masuk ke ruang kerjanya. Ruangan itu didominasi oleh warna abu-abu, coklat kayu, dan sentuhan putih yang memberikan kesan elegan dan tenang. Di pojok ruangan, terdapat rak buku penuh dengan berbagai judul yang telah lama menjadi teman setianya. Arion menyukai suasana ruangan yang tenang dan rapi, hal ini membantunya untuk fokus dalam bekerja.Arion duduk di kursi kerjanya yang nyaman, kemudian membuka laptopnya. Dengan lincahnya jari-jarinya mengetik di keyboard, Arion mulai menyelesaikan tugas-tugasnya yang beberapa hari ini tertunda, serta melihat projek Triple P yang akan ia lanjutkan. Di sebelah kanan laptop, terda
Dan beberapa jam kemudian, tibalah Felix dan Reynard di Bandar Udara Schiphol, Amsterdam. Kedua pria tampan itu masuk ke dalam mobil marcedes bens yang sudah menunggu mereka.“Tuan Felix dan Tuan Reynard, di mana koper anda berdua?” tanya sang driver kepada kedua pria tampan itu.“Tidak ada.” Jawab Felix dan Reynard kompak. Dan hal itu membuat driver hanya menggaruk kepala, dan memeprsilakan Reynard dan Felix masuk ke dalam mobil.“Ke mana Tuan?”“Grand Goldie Apartment.” Jawab Reynard dan Felix bersama-sama.“Baik Tuan.”“Ck! Apa kau sudah menyadap ponsel Kak Cecil?”Plak!“Apa kau pikir aku segila itu!”“Tentu saja tidak! Karena kau jauh lebih gila!” sahut Reynard enteng.“Sialan!”Reynard tertawa dan memasang raut wajah seriusnya, “By the way, jangan bilang kau dan Kak Cecil sekarang pacaran? Atau masih cinta bertepuk sebelah tangan?” tanya Reynard menahan tawanya saat mengajukan pertanyaan.Felix tersenyum lebar dan membusungkan dadanya dengan sombong, “Panggil aku sekarang dengan
“Felix?” Cecilia membuka pintu unit apartmentnya dan betapa terkejutnya ia melihat prianya itu tengah berdiri dan bersandar di dinding.Felix merubah ekspresi wajahnya secepat kilat dan tersenyum lebar, “Sialan kau Rey!” umpatnya dalam hati karena bunga mawar yang harusnya ia berikan kepada Cecilia malah di ambil oleh Reynard.“Hai sayang.” Sapa Felix dengan senyuman manisnya dan berjalan dua langkah hingga sampai didepan Cecilia dengan ekspresi terkejut.“Bagaimana bisa kamu ada di sini? Ah tunggu! Ayo masuk!” Cecilia segera menarik Felix masuk karena takut jika Eleanor keluar dari kamarnya. Wanita cantik itu segera menutup pintu unitnya dan menghela napas.“Kamu, bagaimana bisa—” Cecilia terdiam saat Felix memeluknya dengan lembut dan berbisik dengan mesra. “I miss you.”Cecilia tersenyum, ia tidak lagi bertanya dan membalas pelukan kekasihnya itu.Felix menghirup aroma bunga dari tubuh Cecilia, “Kamu sudah mandi?” pria tampan itu merenggangkan pelukannya dan menatap wajah cantik Ce
Di pagi yang cerah di taman mansion mereka, Emily berdiri mengawasi dua buah hatinya, Asher dan Aria, yang tengah berlari-lari dengan riang. Suara tawa mereka membahana di udara yang masih terasa dingin."Asher, Aria, hati-hati sayang!" seru Emily dengan nada lembut, memastikan mereka tetap aman.Di balik jendela, Arion memperhatikan pemandangan itu sambil tersenyum. Ia baru saja selesai membuat secangkir coklat hangat, tak ingin istrinya kedinginan, ia mengambil cardigan, kemudian ia berjalan menuju Emily, yang masih terpaku melihat kedua anak mereka bermain.Dengan penuh kehangatan, Arion meletakkan cardigan di pundak Emily dan memeluknya lembut dari belakang dengan satu tangannya. "Di luar masih dingin, sayang," bisiknya sambil menyodorkan segelas coklat hangat yang baru saja ia buat.Emily tersenyum manis, menerima coklat hangat itu, “Thank you, sayang.”Kehangatan tidak hanya datang dari minuman di tangannya, tetapi juga dari pelukan suaminya yang selalu penuh kasih.Arion kemudi
Bab 258Malam ini, hotel bintang lima milik Harold Grup terlihat sangat ramai. Di depan pintu masuk, mobil-mobil mewah berjejer rapi, memberikan kesan glamor dan elegan. Pengamanan tingkat tinggi juga diperlihatkan oleh kehadiran banyak pria berkemeja hitam di sekeliling hotel, memastikan semua tamu merasa aman dan nyaman. Tidak sembarang orang bisa keluar masuk hotel malam ini, karena ada sebuah acara istimewa yang diselenggarakan di salah satu ballroom mewahnya.Di ballroom yang luas dan penuh dekorasi ceria itu, tiga pasangan suami istri berkumpul untuk merayakan momen yang telah mereka nantikan. Anak-anak mereka, yang semuanya lahir di hari yang sama setahun yang lalu, akan merayakan ulang tahun pertama mereka bersama. Balon berwarna-warni dan hiasan berbentuk bintang dan bulan menghiasi setiap sudut ruangan, sementara lampu-lampu gantung kristal memberikan kesan mewah yang tak terlupakan. Di tengah hiruk-pikuk tawa dan senyum, ketiga pasangan ini, Arion dan Emily, Reynard dan Ele
Bab 257Emily tertawa mendengar cerita Eleanor dan Cecilia, ia tidak menyangka ada kejadian lucu seperti itu.Tentu saja cerita bagian ranjang baik Cecilia maupun Eleanor skip, karena mereka terlalu malu untuk cerita terang-terangan di depan suami mereka.“Lalu bagaimana denganmu, Em?”“Ah, kalau aku tahu saat Check up terakhir kali itu,” ujar Emily dengan senyum merekahnya.Eleanor dan Cecilia memeluk Emily, “Kami sangat bahagia mendengarnya, Em.”Emily dengan mata berkaca-kaca mengangguk, “Aku juga turut bahagia buat Kak Cecil dan kamu Lea.”“Ck pantas saja baumu seperti perempun, Fel!” celutuk Reynard melihat ke arah Felix.“Sial!”Suara tawa menghiasi ruangan.“Eh tapi Kak Cecil tidak masalah dengan parfum nya Rey atau Arion kan?” tanya Eleanor cepat.Cecilia mengerutkan keningnya, “Uhm sedari tadi tidak ada masalah sih, bahkan gak ada perasaan mual.”“Sa-sayang? Jangan bilang hanya aku?”Cecilia mengangguk mantap, “Sepertinya sayang…”“Mau coba bro?” ujar Arion kepada Felix.Felix
Bab 256Berbeda pula dengan cerita lucu Cecilia dan Felix, sehari sebelum keberangkatan ke Jerman, Cecilia dan Felix yang baru pulang dari kantor.Tetiba kepala Cecilia terasa pusing dan ia mual saat mencium berjalan di sisi Felix, “Sayang, kenapa bau kamu sangat aneh.”Felix mengerutkan keningnya, ia mengangkat kedua tangannya bergantian, mencium aroma tubuh di bagian lipatan lengannya, bahkan ia mencium jasnya.“My smells good, lova.” Protes Felix yang memang merasa aroma tubuhnya tidak ada yang aneh.Ia menarik lembut tangan Cecilia agar mencium aroma tubuhnya, “No, serius itu gak enak banget.” Tolak Cecilia yang menjauh dari Felix.“Oh my Cecil!” Ia segera memutar arah tujuannya.“Mau kemana sayang?” tanya Cecilia begitu melihat suaminya memutar jalur.“Kamu yang bantu pilihkan parfum, dan aku akan pakai parfum yang kamu pilih sayang,” ujar Felix mengalah, mengganti parfum kesukaannya selama dua tahun ini.Apalah parfum jika ia tak bisa memeluk istrinya bukan?Cecilia tersenyum da
Bab 255Sontak ke empatnya menoleh dan menatap Arion dan Emily, “Aku juga bakal jadi Ayah Bro!!!” seru Reynard dan Felix bersamaan.“What....???”Bukan hanya Arion dan Emily yang terkejut, bahkan Reynard dan Eleanor pun terkejut, begitu juga Felix dan Cecilia.Ketiga pasangan pengantin baru ini saling melihat satu sama lain, dan akhirnya tertawa bersama-sama, “What’s going on Bro!” seru Reynard tak percaya. Merasa takjub dengan kabar luar biasa ini.“Oh my!” Emily, Cecilia dan Eleanor saling menatap, kedua tangan mereka saling mengulur, seolah mereka saling berpegangan tangan dari jauh.Bagaimana bisa mereka bisa hamil secara bersamaan seperti ini?“Kapan kamu tahu kalau kamu mengandung, Em?” tanya Eleanor kepada sahabatnya itu.“Tiga hari lalu, kalau kamu, Lea? Kak Cecil juga kapan tahu kalau kak Cecil hamil?” Emily bertanya dengan mata berbinar-binar.“Dua hari yang lalu, Em...” jawab Eleanor yang lalu menceritakan kejadian lucu saat ia mengetahui dirinya hamil.“Kalau aku kemarin,
Bab 254Di mansion milik Arion dan Emily terlihat meja panjang yang sudah di penuhi dengan hidangan yang mengugah selera, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama hingga pencuci mulut.Hari ini beberapa koki terkenal Arion panggil untuk menyajikan hidangan hari ini, hal itu pun karena sang istri keras kepala ingin ikut terjun langsung ke dapur. Mau tidak mau Emily mendengar apa kata Arion, dia hanya menjadi mandor dan bertugas untuk mencicipi makanan yang akan di hidangkan.Bersyukur morning sick seperti kehamilan pertamanya tidak muncul sama sekali atau belum? Entahlah. Tapi selama beberapa hari ini, Emily tidak merasakan mual sama sekali.Tentu saja, Arion dengan keras melarang Emily untuk mengerjakan hal yang melelahkan, “Lihat sayang, semua beres ‘kan?” uajr Arion puas melihat seluruh hidangan yang tersaji.“Iyah... Terima kasih sayang.” Emily memeluk sang suami dengan perasaan bahagia. Arion sendiri mengecup puncak kepala Emily.“No problem, sayang.”Drrzzz DrzzzPonsel Emily
Tiga hari pun berlalu, saat ini Felix dan Cecilia sudah berada di private jet, tepatnya di private room, kedua pasangan suami istri ini sedang berbagi peluh di atas langit.“Oh Fel... Geli sayang...” desis Cecilia saat Felix memainkan klit nya dan meremas kedua payudaranya.Erangan Cecilia membuatnya semakin bersemangat, pria tampan itu berhenti menyesap area intim Cecilia dan kembali berlutut, menghujam liang kewanitaan Cecilia.“Ah! Fel!” Cecilia kembali menjerit dan mendesah kuat saat Felix berpacu dengan dengan cepat. Menghujam inti tubuhnya dengan dalam dan kuat. Wanita cantik melengkungkan pinggangnya.Felix kembali melepaskan penyatuan mereka, kemudian kembali menyesap inti tubuh Cecilia yang basah dengan cairan cinta mereka.“Euhm, Ngh... Fel... Sayang...” Cecilia meremas rambut lebat Felix dan menaikkan bokongnya, bukannya berhenti, felix memasukkan lidahnya jauh kedalam dan memainkan liang kewanitaan sang istri, bergerak keluar masuk, dan jarinya memainkan klit Cecilia.“Sa-s
Bab 252Malamnya di Jerman, pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu mendatangi mansion utama keluarga Harold.“Hai sayang, kamu terlihat makin cantik,” Bella menyambut putri menantunya dengan begitu antusias.Emily tersenyum dan membalas pelukan hangat mama mertuanya yang begitu menyayanginya, “Thank you mom, mommy juga selalu cantik!”Austin pun menyambut putri menantunya itu dengan pelukan ringan, mengusap puncak kepala Emily penuh sayang.Arion memeluk sang mommy dengan wajah berbinar-binar, “Sepertinya wajahmu menyilaukan mata mommy, Yon!” goda Bella kepada sang putra.“Hmm, benar love, lihat putraku ini! Semenjak masuk dia terus tersenyum lebar!”Emily tertawa kecil dan memeluk suaminya dari samping, “Bagaimana yank?”Arion mengusap punggung sang istri lalu melihat kedua orang tuanya, “Ayo mom, dad kita ke dalam, ada sesuatu yang ingin Arion dan Emily katakan.”“Hahh... Kamu buat mommy penasaran!”“Ayo sayang,” Austin merangkul sang istri dan berjalan masuk, di susul Ario
Felix dan Cecilia membersihkan sisa percintaan mereka, dengan lembut Felix membersihkan area intim sang istri dan membantu Cecilia mengenakan pakaian, “Aku bisa sendiri sayang.”Cecilia mengecup pipi Felix penuh cinta, perasaan gundah gulana dan kesepiannya kini lenyap, ia memang masih terlalu gengsi untuk melontarkan apa yang ada di dalam hatinya, tapi melihat Felix yang seperti ini, membuat dirinya merasa bersalah.“Setelah ini kita sama-sama cari penggantimu, hmm?” ujar Felix sembari memasang kancing terakhir di kemeja Cecilia.“Iya sayang.”Sepuluh menit Cecilia merapikan kembali make up nya, ia memoles cusion dan lip cream di bibirnya yang ranum, warna glossy yang membuat efek bibir nya terlihat semakin seksi.Sedangkan Felix sendiri sudah rapi sedari tadi, ia saat ini duduk dengan santai di sofa sambil membaca kembali curiculum vitae para pelamar.Pria tampan itu tersenyum menyambut Cecilia yang datang dengan secangkir cappucinno hangat di tangannya, “”Thank you, lova.”“You’re