Semua Bab Jodoh satu RT: Bab 21 - Bab 30

45 Bab

Romeo berulah lagi

Pulang dari Bali, Romeo dan Serena hanya bisa saling menatap saat melihat dari kejauhan Melvin sudah berdiri di lobi bandara hendak menjemput Serena. Rombongan keluarga sudah pulang ke rumah masing-masing. Hanya tinggal Serena dan Romeo yang belakangan karena mereka makan siang dulu tadi di bandara. “Oke. Here we go,” lirih Romeo. Serena menoleh ke arah suaminya. “Gue balik sendiri aja. Kunci rumah kita pegang satu-satu, kan?” Romeo berjalan pelan sambil menyeret koper di sisi kanan Serena. “Iya.” Serena menjawab pelan. “Bye.” Romeo berjalan cepat meninggalkan Serena, ia segera menuju tempat memesan taksi. Ia juga butuh istirahat sebentar karena harus bersiap berangkat kerja beberapa jam lagi. Serena menatap kepergian Romeo sebentar sebelum beralih menatap Melvin yang sudah berdiri seraya tersenyum ke arahnya. “Aku pikir kamu nggak jadi jemput, Mas?” Serena bercipika cipiki dengan kekasihnya itu. “Jadi. Aku hubungi kamu dari tadi, tapi kayaknya HP kamu mati, ya.” Melvin mengambil
Baca selengkapnya

Pemuas Nafsu

Hidup Romeo mendadak kembali kacau. Kuliah tetap ia jalankan tapi tidak bekerja. Temannya, si pemilik mini market membebaskan Romeo terserah kapan mau kembali bekerja. Pulang kuliah rumah terasa sepi, Serena sudah satu minggu pergi. Keluarga tak ada yang curiga sama sekali karena semua tampak normal. Romeo memutuskan kembali ke club malam, tak ada tujuan lain untuk mengisi kekosongan waktu. Pukul sembilan ia bergegas ke lokasi menggunakan taksi. Sampai di sana ia sudah disambut dengan teman-teman baru dari lingkungan malam juga perempuan yang ternyata bekerja sebagai DJ di sana. Romeo tersenyum, ia merangkul wanita berpakaian seksi itu berjalan ke arah toilet. Isi kepala Romeo eror lagi, ia tak peduli apapun selain melepaskan dengan cara yang liar. Romeo mencumbu wanita itu dengan cepat. Bahkan ia membawa semakin dalam ke arah ruangan penyimpanan yang penuh barang. “Romeo, hei,” sapa manja wanita itu. Romeo melepaskan kaosnya, pun wanita itu yang sudah setengah telanjang. Dengan c
Baca selengkapnya

Nasehat papa

”Batalkan perceraian kamu,” tegas papa. Ia dan Romeo duduk berdua di kedai kopi, bicara berdua antar laki-laki juga ayah dan anak.“Tapi, Pa—““Nggak ada tapi-tapian, Romeo. Papa nggak mau Mamamu syok karena hal ini. Bertahan dengan pernikahan kalian. Papa nggak pernah meminta hal berat ke kamu, bukan? Tolong turuti hal ini. Tinggalkan perempuan malam itu. Papa juga akan bicara dengan Serena nanti di rumah kalian setelah dari sini.”Romeo mendesah, “Tapi Serena pergi, Pa.”“Papa akan minta Serena pulang detik ini juga.” Papa mengeluarkan ponsel dari saku celana kerja, ia segera menghubungi Serena yang segera mengiyakan.“Pa, Meo nggak mungkin bisa bertahan lebih lama. Serena juga udah pacaran sama Melvin, dirut perusahaan tempat Serena kerja. Papa nggak bisa nahan kami lebih lama.” Romeo terus membujuk.“Biar Papa yang urus. Papa minta kamu tetap bertahan. Apa susahnya, sih!” Emosi papa mulai tersulut. Romeo tak bergeming, bisa semakin kusut permasalahan jika ia tak menurut.“Meo, den
Baca selengkapnya

Tetap Pisah

Romeo bangun tidur, ia mendengar suara dari arah dapur. Segera ia beranjak lalu berjalan keluar kamar. Serena sedang menyiapkan sarapan, tapi tidak untuknya, hanya untuk Serena sendiri.Memilih kembali masuk ke dalam kamar, Romeo merebahkan diri di atas ranjang. Ia menunggu Serena pergi bekerja lebih dulu. Toh, Romeo juga tidak ada kegiatan apapun. Kuliah berantakan, bekerja juga berhenti.Serena sudah siap berangkat, ia segera menyambar kunci mobil tak lupa tumbler berisi kopi miliknya.Mendengar suara pintu kembali terkunci otomatis, Romeo keluar kamar. Meja makan juga dapur sudah rapi dan bersih. Gilirannya membuat sarapan sendiri. Di kulkas hanya ada sereal dan susu, bahan makanan lain tidak ada.Mau tak mau Romeo makan. Ia tidak diberikan uang saku dari papanya yang juga mengancam jika minta uang ke mama Lita akan tau akibatnya.Di kantor, Serena bicara empat mata dengan bosnya. CEO wanita itu terkejut dengan kejujuran Serena. Ia juga marah tapi bingung mau memberikan peringatan
Baca selengkapnya

Kembali normal

"AAAA!!!” teriak Serena dengan napas terengah. Ia duduk di atas ranjang, lalu memeriksa tubuhnya. Pakaian masih lengkap, juga tak ada Romeo di kamar itu. Ketukan pintu membuat Serena kaget, ia berjalan cepat lantas membuka pintu.Romeo berdiri dengan wajah heran. “Kenapa lo!” tegurnya tengil. “Teriak kenceng banget kayak abis diperkosa!” lanjutnya. Serena mendorong mundur Romeo.“Mimpi buruk. Burukkkk banget!” Ia meraih gelas dari rak lalu menuangkan air putih dari dispenser. Ia tenggak air hingga tanda di gelas kemudian meletakkan di bak cuci lalu kembali berjalan ke arah kamar.“Mimpi buruk? Mimpi basah kali, lo! Keringetan gitu. AC kamar emang mati? Perasaan enggak!” ketus Romeo lagi.Serena berdecak kesal, ia berhenti berjalan saat melihat Romeo berpakaian rapi. Dengan melirik sinis, gantian Serena bersedekap saat bicara dengan Romeo. “Mau kemana, lo!” Serena melirik jam dinding juga, masih jam enam pagi.“Kerja. Emang lo doang yang udah dapet kerjaan baru. Gue juga, lah!” Romeo m
Baca selengkapnya

The hot guy

“Akhirnya pulang juga,” tukas Serena seraya menghempaskan tubuh di sofa ruang TV. Ia bersandar santai.Romeo hanya tersenyum tipis, ia merapikan buah-buahan ke dalam kulkas. Serena memejamkan mata, ia terkejut saat Romeo ikut duduk disampingnya.“Mau apa, lo?!” Serena menggeser tubuhnya menjauh dari Romeo.“Mau elo,” bisik Romeo mencondongkan tubuhnya ke arah Serena yang mendorong wajah Romeo dengan telapak tangan.“Ngarep!” Serena semakin menjauh posisi duduknya. Romeo hanya tertawa puas melihat Serena panik saat ia dekati.Keduanya kembali terdiam, menatap layar TV. Akan tetapi hal itu tidak lama karena Serena kembali tampak uring-uringan.“Meo,” panggilnya pelan.“Apa?” Romeo duduk memangku bantal sofa.“Permintaan nyokap gue gimana itu? Lo udah pikirin solusinya? Kita nggak mungkin buat … buat ….”“Gue tau, kok. Kita masih terus sandiwara. Yaudah lah, Ser, tinggal kasih alasan terus aja. Apa susahnya. Bilang aja emang belum di kasih atau belum rejeki. Selesai.” Romeo sesantai itu,
Baca selengkapnya

Sleepover

Jodoh satu RT by Rianievy_______________"A good time with a good team!" sorak Moza saat ia meresmikan tim keseluruhan yang akan membantu melaksanakan jalannya acara pagelaran busa dua pekan mendatang.Pesta perayaan kecil-kecilan diadakan di kantornya. Serena sudah menyiapkan makanan juga minuman dari jasa catering ternama.Namun, Serena merasa lemas. Sejak pagi ia belum mendapatkan asupan kafein. Jam tangan yang melingkar dipergelangannya menunjukkan angka delapan malam. Seharian sibuk membuatnya lupa minum kopi."Moza, aku ke minimarket depan ya, aku butuh kopi panas," bisik Serena. Moza mengangguk, ia tersenyum lantas mengajak suaminya yang juga hadir di sana menikmati acara.Serena memijat leher belakangnya, ia lelah. Berjalan pelan menyeberang menuju minimarket, seketika membuatnya mengalihkan pandangan sejenak guna memindai sekitar.Jumat malam, Jakarta, seperti hadiah kecil bagi para pekerja untuk menyambut akhir pekan.Hampir semua kafe, bistro, restoran, dipenuhi karyawan
Baca selengkapnya

Kotak rahasia Romeo

Jodoh satu RT by Rianievy___________Serena melihat tangan Romeo memeluk pinggangnya. Perlahan Serena menyingkirkan karena ia mau ke kamar mandi. Sabtu pagi ia berencana fokus melanjutkan pekerjaannya dari rumah terkait acara pagelaran busana beberapa waktu lagi.Romeo kembali menarik pinggang Serena, menyembunyikan wajah dipunggung istrinya juga."Meo! Gue mau ke kamar mandi. Lagian ngapain pake peluk-peluk, sih!" pukul Serena kesal ke lengan suaminya.Hanya gumaman yang keluar dari suara Romeo. Serena tetap memaksa. "Jangan cari kesempatan, ya! Lepas!" Serena menyingkirkan tangan Romeo lagi."Serena, Romeo ...!" Suara mama Lita terdengar memanggil. Serena melompat dari ranjang, sedangkan Romeo terpaksa membuka matanya cepat."Meo, bangun, buruan. Itu Mama manggil," cicit Serena langsung menuju ke meja rias tapi mendadak bingung. Ia mau mama Lita tak curiga jika anak mantunya tidak bermesraan malam-malam.Dengan kesal ia ke kamar mandi. Setelah seleai buang air kecil dan sikat gigi
Baca selengkapnya

Mulai hapal

Hai, selamat membaca ya!Romeo malu sendiri setelah ketahuan jika ia punya kotak rahasia yang akhirnya Serena tau. Bukan Romeo kalau tidak bisa menyembunyikan rasa malunya dengan tingkah jail yang bikin Serena masih suka kesal juga emosi sampai marah-marah. "Meo bangun! Lo kerja jam berapa!" teriak Serena saat jam enam pagi Romeo masih bergelung selimut. Sudah lima hari mereka tidur satu kamar, tidak kebablasan padahal Romeo ingin sekali menerkam istrinya tapi ia hempaskan pikiran itu. "Hmmm!" jawab Romeo dengan malas. "HP lo bunyi tuh, Veronica telepon!" teriak Serena lagi yang sedang mencatok rambut panjangnya sambil duduk di depan meja rias. Dengan cepat Romeo menyibak selimut, lalu lompat menyambar ponsel di atas meja rias Serena. "Giliran Veronica lo langsung bangun! Masih kebayang-bayang toh, gimana rasanya di--""Gue takut dia hamil. Puas lo, Tan!" Lagi-lagi Romeo jika isengnya kumat memanggil Serena, Tante. "Emang bakal hamil? Yakin tuh, kalau pun hamil itu anak lo? Hati-
Baca selengkapnya

Pay day

Pagi-pagi sekali Serena terkejut saat melihat kulkas kosong, ia mengusap keningnya. Masih dengan penampilan bangun tisur—rambut tergulung asal—iya bingung hendak sarapan apa.Lemari penyimpanan bahan makanan instan juga tak ada makanan yang bisa dimasak. Ia lantas berjalan kembali ke dalam kamar. Romeo masih tidur. Dengan perlahan ia mendekati Romeo.“Meo, bangun,” panggil Serena. Romeo masih terpejam. “Meo, bangun. Gue laper, makanan habis,” sambungnya lagi.Jam masih diangka lima pagi. Serena tak yakin di lantas dasar apartemen, yang biasa banyak menjajaki penjual makanan sudah buka.“Meo, bangun, ya ampun. Gue laper,” cicitnya lagi. Romeo bergeliat, ia duduk perlahan. Kedua matanya masih tampak berat untuk terbuka.“Laperrr,” keluh Serena yang tubuhnya terasa lemas pagi itu.“Hh? Kenapa?” serak Romeo.“Gue laper, nggak ada bahan makanan. Kulkas kosong, mie instan juga nggak ada. Kosong!” tegasnya. Romeo tak banyak cakap, ia segera turun dari ranjang menuju kamar mandi. Serena duduk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status