Semua Bab Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir: Bab 31 - Bab 40

125 Bab

Bab 31. Melepas Kepenatan

Aira duduk di kursi belakang mobil bersama Fika, sementara Santi dan Nita berada di depan dengan Nita yang menyetir. Aira merasa agak canggung dengan ajakan teman-temannya ke kelab malam. Meski sebenarnya, dulu ia sering pergi ke kelab malam bersama mereka, tetapi sekarang ia tidak ingin masuk lagi ke tempat seperti itu. Namun, Fika, Santi, dan Nita terus saja membujuknya dengan semangat."Kalian tahu, aku tidak ingin ke tempat itu lagi. Kenapa kita harus pergi ke sana?" ujar Aira, mencoba memberi pengertian.Fika tersenyum sambil meletakkan tangannya di pundak Aira. "Aira, ini hanya kesempatan langka untuk kita bersenang-senang. Sudah lama kita tidak berkumpul seperti ini. Ayo, lihat sisi positifnya!"Nita yang tengah berkendara, ikut campur dalam pembicaraan, "Benar, Aira. Ini momen untuk melepaskan kepenatan sejenak dan menikmati malam bersama-sama."Santi juga berkata, "Kamu kan tahu kita pasti bakal punya waktu yang luar biasa di sana. Ayo, jangan bikin malam ini terlewat begitu s
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-27
Baca selengkapnya

Bab 32. Pendirian Steven

Ketika Aira akan mengambil segelas air minumnya di atas meja, matanya melihat ke arah sosok seseorang yang ia kenal. Ia membulatkan sempurna kedua bola matanya, ketika melihat Steven dengan wajah datar sedang berjalan ke arahnya.Steven mengetahui bahwa Aira sedang berada di kelab dari status yang diunggah oleh Santi. Steven merasa kesal kepada Aira karena berada di tempat yang seperti itu. Akhirnya, ia memutuskan untuk menuju ke tempat Aira dan teman-temannya berada. Setelah sampai di sana, ia melihat Aira dan teman-temannya sedang bersenang-senang. Tepat berada di hadapan teman-temannya Aira, mereka semua terdiam ketika melihat Steven yang ada di sana. Sejak dulu, mereka sering menghina Steven karena dia dianggap orang yang tak mampu."Steven, apa yang kamu cari di sini?" tanya Nita dengan nada tinggi, mencoba menunjukkan superioritas.Steven mengatupkan rahangnya, mencoba mengendalikan emosinya. "Aku di sini untuk menjemput Aira."Andre yang berdiri di samping Aira tersenyum sinis.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-28
Baca selengkapnya

Bab 33. Membutuhkan waktu

"Ah, lihat saja, dia bahkan tidak berani menolak. Kamu memang seperti yang selalu kukira, Steven," ejek Andre dengan nada sinis.Steven memandang gelas vodka di tangannya, merasa dilema. Di satu sisi, dia tidak ingin memberikan kepuasan kepada Andre, tapi di sisi lain, tekanan dari lingkungannya membuatnya cenderung untuk menuruti. Akhirnya, tanpa sepatah kata pun, Steven meminum vodka tersebut.Tawa Andre menggelegar di seluruh ruangan. Ia merasa puas melihat Steven terjebak dalam permainannya. Andre kemudian menuangkan vodka lagi ke dalam gelas Steven berkali-kali, seakan ingin menegaskan supremasinya."Ayo, Steven, minumlah. Biarkan kejantananku menginspirasi dirimu yang lemah ini," goda Andre dengan penuh keangkuhan.Steven merasa cegukan seketika setelah menelan vodka beberapa kali. Aira semakin merasa khawatir melihat perubahan dalam perilaku Steven yang semula tegar dan kini terlihat rapuh.Beberapa teman mereka yang lain ikut terbawa suasana dan memberikan tepuk tangan setuju.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-29
Baca selengkapnya

Bab 34. Pertanyaan Aira

"Diam, Steven." Aira memohon dengan suara lemah. "Tolong, berhenti sejenak. Aku membutuhkan waktu untuk memikirkan ini.""Tidak, Aira, aku tidak akan memberikanmu waktu lagi," ucap Steven dengan nada mengambang."Steven, kamu sedang mabuk, tolong jangan seperti ini!"Aira merasakan tekanan dari Steven yang semakin meningkat, dia mencoba menenangkan diri. "Steven, tolong dengarkan aku," desisnya dengan suara gemetar.Namun, mata Steven terlihat kosong, tanpa respons apa pun. Aira mencoba dengan sekuat tenaga untuk menghentikan ulah Steven. Dalam keputusasaannya, Aira mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Steven, tetapi percobaannya sia-sia. Dia merasa tak berdaya di bawah kekuatan yang tidak wajar ini."Sudahlah, Steven! Ini tidak benar. Kita bisa bicara," seru Aira dengan harapan bahwa kata-katanya dapat meraih sisa-sisa kesadaran Steven.Namun, suasana semakin tegang, dan Aira berharap ada bantuan atau pemahaman yang bisa mengubah arah kejadian ini.Aira mencoba untuk menghentikan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-30
Baca selengkapnya

Bab 35. Berselingkuh?

"Steven," lirih Aira."Iya," jawab Steven yang masih fokus untuk mengambil barang-barang tersebut."Kenapa tanda lahir di punggungmu sama dengan tanda lahir Michael?"Deg!Perkataan Aira membuatnya diam seribu bahasa. Steven merasakan seolah dunia berhenti sejenak. Dia mematung, tidak tahu apa yang sebaiknya dikatakan. "Benarkah, aku tidak tahu bila tanda lahirku sama dengan Michael. Mungkin hanya kebetulan saja," Steven berkata, sambil membawa sabun cair dan barang lain di tangannya."Apa mungkin di dunia ini ada yang memiliki tanda lahir yang sama?" tanya Aira kembali.Steven meletakan apa yang ia bawa di samping Aira. "Itu bisa saja terjadi, sudahlah, tidak perlu memikirkan tentang itu, lebih baik sekarang kamu selesaikan mandi dulu."Steven akan melangkah pergi, namun tangan Aira menahan tangannya. Steven lalu berbalik badan menghadap Aira, ia mencondongkan tubuhnya ke arah Aira, kedua tangannya berpegangan pada tempat duduk Aira."Ada apa? Apa kamu ingin aku memandikanmu?" Steven
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-02
Baca selengkapnya

Bab 36. Langsung Sikat

Tubuh Dian menegang ketika wanita di seberang telepon mengucapkan kata-kata itu. 'Sayang? Apakah suamiku berselingkuh dengan wanita lain?' Pikiran itu berkecamuk dalam pikiran Dian saat ia berusaha memahami maksud di balik panggilan tersebut. Keinginannya untuk percaya pada suaminya berbenturan dengan rasa curiga yang tak terelakkan.Dengan hati yang berdebar, Dian memutuskan untuk mengakhiri panggilan tersebut tanpa memberikan penjelasan apa pun kepada wanita itu. Ia merasa panik dan cemas, tak tahu harus berbuat apa selanjutnya. Rasa percaya pada suaminya mulai goyah oleh tanda-tanda yang tidak menguntungkan.Namun, Dian mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri dan memfokuskan pikirannya. Ia mengambil catatan untuk mencatat nomor penelepon tersebut. Ia merasa perlu mengumpulkan bukti dan mencari kebenaran sebelum menuduh suaminya. Ia tidak ingin membiarkan rasa curiganya merusak hubungan mereka sebelum fakta-fakta yang sebenarnya terungkap.Dengan tangan yang gemetar, Dian mencatat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-03
Baca selengkapnya

Bab 37. Cemburu?

Steven baru saja pulang setelah berdiskusi dengan Aryo tentang usaha apa yang akan mereka jalani. Saat ia memasuki kontrakannya, ia memperhatikan lampu masih dalam keadaan mati, membuatnya menyimpulkan bahwa Aira belum pulang ke kontrakan mereka. Dengan cepat, ia mengambil kunci cadangan dari dalam tasnya dan setelah itu memutar anak kunci. Pintu terbuka tanpa bunyi.Segera setelah masuk, Steven meraba-raba untuk menemukan saklar lampu, dan saat ia menemukannya dan menyalakannya, cahaya lampu memenuhi ruangan. Kini kontrakan terang benderang. Lelaki tampan itu langsung menuju dapur untuk mengambil air dari dispenser. Aira belum pulang dan keadaannya membuat Steven sedikit khawatir.Setelah meneguk segelas air yang menyegarkan tenggorokannya, ia meletakan gelasnya di meja dan melirik jam dinding. Jarum pendeknya menunjukkan pukul sembilan malam. Aira masih belum juga pulang. Sedikit cemas, Steven memutuskan untuk menghubungi Aira dan mencari tahu keadaannya. Ketika ia hendak mengambil p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-04
Baca selengkapnya

Bab 38. Aku Ingin Kita Berpisah

Tidur Aira terusik oleh sinar matahari, memaksanya mengucek kedua bola matanya. Aira segera duduk dan mengacak rambutnya dengan gerakan cepat."Hoam ..." Dia menutup mulutnya, masih setengah terbangun oleh rasa ngantuk yang belum sepenuhnya hilang. Gadis cantik itu buru-buru turun dari tempat tidur dan melangkah menuju jendela, membuka tirai untuk menyambut udara pagi yang segar.Setelah jendela terbuka, udara pagi yang berhembus ke wajahnya memberikan kesejukan tersendiri. Meskipun demikian, hari ini Aira masih merasa kesal dan malas untuk meninggalkan kamar. Kehadiran Steven membuatnya bimbang; apakah harus keluar atau tidak. Perutnya pun sudah memberikan isyarat lapar, dan keinginan untuk mencuci muka serta menggosok gigi semakin terasa.Setelah sejenak berpikir, Aira memutuskan untuk keluar dari kamar. Saat berdiri di depan pintu, ia memutar handle, namun terkejut ketika pintu sudah terbuka. Di sana, Steven berdiri dengan senyum cerah."Selamat pagi, cantikku," sapa Steven.Aira me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-05
Baca selengkapnya

Bab 39. Lelaki yang Tak Diharapkan

"Aku ingin kita berpisah, Mas!" ucap Dian dengan suara gemetar, wajahnya penuh dengan kesedihan."Apa yang kamu katakan?" Dimas menatap istrinya dengan heran, tidak percaya bahwa kata-kata tersebut keluar dari mulut Dian."Aku bilang, aku ingin kita berpisah!" ucap Dian dengan nada getir, mencoba mengungkapkan keputusannya dengan tegas.Dimas menggeleng, mencoba menolak kenyataan yang terasa begitu pahit. "Tidak, aku tidak akan menceraikanmu."Dian menghapus air matanya dengan kasar, dan menatap suaminya dengan nyalang. "Kenapa? Bukankah sekarang kamu sudah memiliki wanita lain? Aku tidak mau kamu menduakan cintaku. Aku tidak mau hidup seperti ini.""Iya, aku memang berselingkuh. Aku tahu aku salah, tapi kamu harus tahu, selama ini aku terpaksa menikahimu. Aku terpaksa menerima perjodohan kita," kata Dimas dengan suara penuh penyesalan.Dian terpaku, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Sudah cukup sulit baginya menerima kenyataan bahwa suaminya berselingkuh, dan sekarang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-06
Baca selengkapnya

Bab 40. Seperti Anak Kecil

Steven mengepalkan kedua tangannya, emosi membara di dalam dirinya setelah mendengar perkataan Andre. Percikan api kemarahan sudah terlihat jelas di kedua bola matanya.Bugh!Steven mendaratkan pukulannya ke wajah Andre, membuat tubuh Andre tertoleh ke samping, darah segar mengalir di sudut bibir Andre. Andre menghapus darah tersebut dengan kasar, lalu menatap Steven kembali dengan tatapan emosi yang sudah meluap-luap. Kemudian, dia membalas pukulan Steven.Bugh!"Kurang ajar, seharusnya waktu itu aku membunuhmu saja!" umpat Andre kesal.Steven kembali membalas pukulan Andre.Bugh!"Dengar, lelaki tidak tahu malu! Aku peringatkan sekali lagi, sekarang dan sampai kapan pun Aira adalah milikku. Kamu maupun Michael sudah tidak ada harapan lagi untuk memiliki Aira. Kamu dengar itu!" desis Steven sambil menarik kerah Andre.Kemudian, ia menghempaskan tubuh Andre begitu saja. Andre merosot beberapa langkah sebelum akhirnya bangkit kembali dengan pandangan marah yang menyala di matanya."Dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status