Share

Bab 37. Cemburu?

Penulis: Vanilla_Nilla
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-04 19:31:11
Steven baru saja pulang setelah berdiskusi dengan Aryo tentang usaha apa yang akan mereka jalani. Saat ia memasuki kontrakannya, ia memperhatikan lampu masih dalam keadaan mati, membuatnya menyimpulkan bahwa Aira belum pulang ke kontrakan mereka. Dengan cepat, ia mengambil kunci cadangan dari dalam tasnya dan setelah itu memutar anak kunci. Pintu terbuka tanpa bunyi.

Segera setelah masuk, Steven meraba-raba untuk menemukan saklar lampu, dan saat ia menemukannya dan menyalakannya, cahaya lampu memenuhi ruangan. Kini kontrakan terang benderang. Lelaki tampan itu langsung menuju dapur untuk mengambil air dari dispenser. Aira belum pulang dan keadaannya membuat Steven sedikit khawatir.

Setelah meneguk segelas air yang menyegarkan tenggorokannya, ia meletakan gelasnya di meja dan melirik jam dinding. Jarum pendeknya menunjukkan pukul sembilan malam. Aira masih belum juga pulang. Sedikit cemas, Steven memutuskan untuk menghubungi Aira dan mencari tahu keadaannya. Ketika ia hendak mengambil p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 38. Aku Ingin Kita Berpisah

    Tidur Aira terusik oleh sinar matahari, memaksanya mengucek kedua bola matanya. Aira segera duduk dan mengacak rambutnya dengan gerakan cepat."Hoam ..." Dia menutup mulutnya, masih setengah terbangun oleh rasa ngantuk yang belum sepenuhnya hilang. Gadis cantik itu buru-buru turun dari tempat tidur dan melangkah menuju jendela, membuka tirai untuk menyambut udara pagi yang segar.Setelah jendela terbuka, udara pagi yang berhembus ke wajahnya memberikan kesejukan tersendiri. Meskipun demikian, hari ini Aira masih merasa kesal dan malas untuk meninggalkan kamar. Kehadiran Steven membuatnya bimbang; apakah harus keluar atau tidak. Perutnya pun sudah memberikan isyarat lapar, dan keinginan untuk mencuci muka serta menggosok gigi semakin terasa.Setelah sejenak berpikir, Aira memutuskan untuk keluar dari kamar. Saat berdiri di depan pintu, ia memutar handle, namun terkejut ketika pintu sudah terbuka. Di sana, Steven berdiri dengan senyum cerah."Selamat pagi, cantikku," sapa Steven.Aira me

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 39. Lelaki yang Tak Diharapkan

    "Aku ingin kita berpisah, Mas!" ucap Dian dengan suara gemetar, wajahnya penuh dengan kesedihan."Apa yang kamu katakan?" Dimas menatap istrinya dengan heran, tidak percaya bahwa kata-kata tersebut keluar dari mulut Dian."Aku bilang, aku ingin kita berpisah!" ucap Dian dengan nada getir, mencoba mengungkapkan keputusannya dengan tegas.Dimas menggeleng, mencoba menolak kenyataan yang terasa begitu pahit. "Tidak, aku tidak akan menceraikanmu."Dian menghapus air matanya dengan kasar, dan menatap suaminya dengan nyalang. "Kenapa? Bukankah sekarang kamu sudah memiliki wanita lain? Aku tidak mau kamu menduakan cintaku. Aku tidak mau hidup seperti ini.""Iya, aku memang berselingkuh. Aku tahu aku salah, tapi kamu harus tahu, selama ini aku terpaksa menikahimu. Aku terpaksa menerima perjodohan kita," kata Dimas dengan suara penuh penyesalan.Dian terpaku, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Sudah cukup sulit baginya menerima kenyataan bahwa suaminya berselingkuh, dan sekarang

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 40. Seperti Anak Kecil

    Steven mengepalkan kedua tangannya, emosi membara di dalam dirinya setelah mendengar perkataan Andre. Percikan api kemarahan sudah terlihat jelas di kedua bola matanya.Bugh!Steven mendaratkan pukulannya ke wajah Andre, membuat tubuh Andre tertoleh ke samping, darah segar mengalir di sudut bibir Andre. Andre menghapus darah tersebut dengan kasar, lalu menatap Steven kembali dengan tatapan emosi yang sudah meluap-luap. Kemudian, dia membalas pukulan Steven.Bugh!"Kurang ajar, seharusnya waktu itu aku membunuhmu saja!" umpat Andre kesal.Steven kembali membalas pukulan Andre.Bugh!"Dengar, lelaki tidak tahu malu! Aku peringatkan sekali lagi, sekarang dan sampai kapan pun Aira adalah milikku. Kamu maupun Michael sudah tidak ada harapan lagi untuk memiliki Aira. Kamu dengar itu!" desis Steven sambil menarik kerah Andre.Kemudian, ia menghempaskan tubuh Andre begitu saja. Andre merosot beberapa langkah sebelum akhirnya bangkit kembali dengan pandangan marah yang menyala di matanya."Dia

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 41. Begitu Antusias

    Seorang wanita paruh baya melangkah dengan anggun memasuki gedung perusahaannya. Ia mengenakan blazer hitam, sepatu high heels berwarna senada, dan rok serasi yang memberikan kesan profesional. Rambut panjangnya terurai, namun ia mengikat sebagian ke belakang. Meskipun berusia 47 tahun, kecantikannya tetap bersinar dan tak pernah pudar.Wanita yang bernama Emily, pemilik agensi model ternama di ibukota. Aura positifnya terasa sejak langkah pertamanya masuk ke dalam gedung. Ia dikenal sebagai perekrut model terbaik, selalu memilih yang terbaik dari yang terbaik.Tuk! Tuk! Tuk!Suara sepatu high heels memecah hening ruangan. Beberapa karyawan yang melihat kedatangannya langsung tertunduk, memberikan hormat pada atasan mereka. Emily melangkah dengan tegas menuju ruang kerjanya. Namun, di tengah perjalanan, tatapannya tertangkap pada seorang wanita yang tersenyum manis ke arahnya."Rita, kamu sudah kembali?" tanya Emily.Rita, asisten setia Emily, menjawab sambil mengangguk, "Sudah, Bu. S

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 42. Berat Sebelah

    Aira menoleh ke arah papanya, lalu menghampiri Anwar, memeluknya, dan berkata, "Pa, Steven kan suami Aira. Masa dia gak boleh ikut ke sini."Anwar mengelus rambut putrinya. "Sayang, maafkan papa, ya, selama ini … papa selalu kasar kepadamu," katanya.Aira melepaskan pelukannya dan menatap papanya. "Iya, Pa, Aira sudah memaafkan Papa. Aira juga salah karena sudah membuat Papa marah terus."Dian keluar dari dapur bersama anaknya, Zein, yang masih berumur 5 tahun sambil membawa beberapa toples di tangannya, lalu menaruhnya di atas meja, ia begitu bahagia ketika melihat adiknya, Aira yang sudah datang."Zein …" teriak Aira begitu antusias ketika melihat anak kecil itu berlari ke arahnya."Tante Aira …" Setelah berada di dekat Aira, Zein memeluknya begitu erat.Aira mengelus rambut Zein beberapa saat, lalu melepaskan pelukannya dan melihat anak yang menggemaskan di depannya. "Setelah berada di luar negeri, kamu tambah putih aja, Zein," kata Aira sambil mengelus pipi Zein."Iya, sekarang Zei

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 43. Perjodohan

    Pupil mata Aira membulat sempurna. "Apa? Andre?" Aira tak menyangka bahwa ayahnya, Anwar, akan menyuruhnya untuk fitting baju ulang tahun bersama Andre, lelaki yang selama ini selalu bertengkar dan berkelahi dengan suaminya, Steven.Anwar mengangguk. "Iya, Aira."Aira masih tercengang dengan perkataan ayahnya. "Tapi, Pa, kenapa harus Andre?"Anwar memberikan senyuman kecil. "Kamu tahu sendiri, Aira, kami berdua sudah berjanji dengan pemilik butik untuk sesi fitting besok. Dan Steven punya pekerjaan di toko percetakan. Jadi, Andre mungkin bisa menggantikannya.""T-tapi, Pa …"Anwar menghentikan perkataan Aira dengan mengangkat tangannya. "Sudahlah, Aira. Papa tidak mau debat."Anwar melihat ke arah Steven, lalu berkata, "Steven, kamu tidak masalah kan bila Aira besok pergi bersama Andre?" Steven, meskipun tidak setuju dengan perkataan mertuanya, Anwar, tentang Aira yang akan pergi bersama Andre, tahu bahwa Anwar pasti akan marah kepadanya jika ia tidak mengizinkan Aira pergi bersama An

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 44. Keegoisan Anwar

    "Apa?"Dian yang mendengar itu dari ambang pintu merasa kaget, ketika ayahnya, Anwar, berkata bahwa Aira akan dijodohkan dengan Andre. Dian langsung masuk ke dalam kamar orang tuanya, matanya memandang tajam ke arah ayahnya yang masih duduk di tepi ranjang."Pa, apa yang Papa bicarakan? Aira sudah menikah dengan Steven. Kenapa Papa ingin menjodohkan Aira dengan Andre?"Dian merasakan ketakutan dan kebingungan melanda pikirannya tersebut. Tatapannya melihat lekat ke arah Anwar, ayahnya.Anwar dan Sari langsung berdiri dari duduk mereka, menatap ke arah pintu di mana Dian berjalan mendekat. Dengan senyum tenang, Anwar mencoba menjelaskan keputusannya."Sayang, papa tahu Aira sudah menikah dengan Steven. Tapi, ada alasan tertentu yang membuat papa memutuskan untuk menjodohkannya dengan Andre," kata Anwar dengan penuh pertimbangan.Dian menggelengkan kepala, ia tidak bisa menerima keputusan tersebut. "Pa, ini tidak adil. Aira sudah menikah dengan Steven. Mengapa Papa bisa membuat keputusan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 45. Serigala Berbulu Domba

    Aira menoleh ke arah Andre dengan ekspresi heran. "Apa maksudmu?"Andre tersenyum smirk memasang ekspresi yang membuat Aira bingung. "Nanti juga kamu akan tahu sendiri."Aira memutar bola matanya dengan rasa malas yang mencuat. Dengan tangan dilipat di atas dada, dia memandangi pemandangan dari jendela mobil. Langit di atas tampak mendung, awan hitam mulai menutupinya, memberi pertanda bahwa hujan mungkin akan segera turun.Wanita yang menguncir rambutnya kebelakang itu merasa tidak tenang, terutama saat tadi malam. Ia sama sekali tak bisa tidur. Berbagai pikiran menghantuinya, membuatnya sulit untuk menenangkan pikirannya. Meskipun Steven sudah berusaha membuatnya nyaman dengan memberikan perhatian, namun kekhawatiran itu masih melekat pada pikiran Aira.Mobil melaju melalui jalan yang semakin ramai dengan lalu lintas. Aira merenung, mencoba menggantikan kegelisahan dalam hatinya dengan pemandangan di sekitarnya. Ia hanya bisa berharap bahwa semuanya akan baik-baik saja.Andre menoleh

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15

Bab terbaru

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 125. Tamat

    Beberapa bulan telah berlalu sejak pernikahan Michael dan Fika. Kini, Fika duduk di sofa ruang tamu, menunggu dengan gelisah kedatangan Michael dari kantor. Setiap kali mendengar suara mobil memasuki garasi, hatinya berdegup kencang. Namun, setelah beberapa saat, ketegangan itu berganti menjadi kekhawatiran saat Michael tak kunjung pulang.Fika menyalakan telepon genggamnya, mengecek pesan dari Michael, tetapi tak ada kabar. Waktu terus berlalu, membuat kecemasannya semakin dalam. Selama dua minggu terakhir, dia merasa jantungnya seperti akan copot dari dadanya. Sesuatu yang tak biasa terjadi pada tubuhnya, dan dia mulai curiga akan kehamilan.Fika bergegas menuju kamar mandi, mengambil tespek dari laci. Dengan gemetar, dia membuka bungkusnya dan mengikuti instruksi penggunaan dengan hati-hati. Ketika garis kedua mulai terbentuk, dia terkejut dan hampir tidak percaya. "Aku tidak salah lihat, kan? Ini garis dua, itu artinya aku hamil," gumam Fika, suaranya penuh campuran antara kekaguma

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 124. Hari Pernikahan & Kelahiran

    Hari pernikahan Michael dan Fika tiba, dan suasana penuh kebahagiaan menyelimuti rumah mereka. Keluarga dan teman-teman terdekat berkumpul untuk merayakan momen istimewa ini. Taman mereka dihiasi dengan indah, dengan bunga-bunga yang warna-warni menghiasi setiap sudut, menciptakan atmosfer yang mempesona.“Aku begitu deg-degan,” gumam Fika sembari menatap tubuhnya di dalam cermin. Wanita yang sudah mengenakan kebaya berwarna putih itu begitu cantik, bahkan Aira sendiri begitu pangling melihat sahabatnya itu.“Kamu cantik sekali,” puji Aira sambil menyentuh bahu Fika.“Terima kasih, Aira. Oh iya, Santi sama Nita sudah datang belum, ya?”“Sepertinya mereka masih di jalan. Para tamu juga sudah hadir. Apa kamu mau keluar sekarang?”Fika mengangguk. “Boleh.”***Para tamu mulai berdatangan, masing-masing membawa senyuman ceria dan ucapan selamat untuk pasangan pengantin baru. Suasana penuh kehangatan dan kebersamaan terasa begitu kental di udara.Keluarga Michael dan Fika sibuk melayani par

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 123. Anugrah Terindah

    Di ruang tamu rumah orangtuanya, Michael duduk di antara kedua orang tuanya, Carlos dan Emily, sementara Fika duduk di seberang mereka. Suasana terasa tegang, seolah-olah ada sesuatu yang besar akan diungkapkan oleh Michael."Michael, ada apa sebenarnya?" tanya Emily dengan nada cemas. Dia melihat ekspresi serius di wajah anaknya, membuatnya khawatir.Michael menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya mulai berbicara. "Ma, Pa, aku punya sesuatu yang ingin aku sampaikan pada kalian."Carlos dan Emily bertukar pandang, mereka bisa merasakan bahwa ini adalah hal yang penting. Mereka menunggu dengan cemas sambil memperhatikan Michael.“Apa yang ingin kamu sampaikan, Michael?” tanya Carlos."Aku ... aku dan Fika telah memutuskan untuk menikah," ujar Michael dengan tegas.Wajah Carlos dan Emily langsung berubah kaget. Mereka tidak bisa menyembunyikan kejutan mereka atas pengumuman tersebut. "Tunggu sebentar, Michael. Apakah kamu serius?" tanya Carlos dengan suara gemetar.Michael menganggu

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 122. Permintaan Maaf Michael

    Steven segera dilarikan ke rumah sakit setelah insiden tragis tersebut. Paramedis dengan cepat membawa tubuhnya yang terluka ke ambulans, sementara Michael dan Aira duduk di bangku belakang, penuh kecemasan dan ketakutan akan nasib Steven. Di perjalanan menuju rumah sakit, Michael mencoba menenangkan Aira, tetapi kecemasan mereka berdua tidak bisa disembunyikan.“Tenanglah, Aira. Steven pasti akan baik-baik saja.”“Aku hanya takut dia kenapa-napa.”Sesampainya di rumah sakit, Steven langsung diterima oleh tim medis yang siap sedia. Dokter segera memeriksa luka tembakannya, memastikan bahwa kondisi Steven stabil sebelum dibawa ke ruang operasi. Operasi dilakukan dengan cepat untuk mengeluarkan peluru yang masuk ke tubuhnya dan memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.Sementara itu, Aira duduk gelisah di ruang tunggu, menunggu dengan hati yang penuh kekhawatiran. Setiap detik terasa seperti jam bagi Aira, dan kegelisahannya semakin bertambah ketika tidak ada kabar tentang kondisi suam

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 121. Deraian Air Mata

    Steven, Michael, dan Fika akhirnya tiba di tempat yang diduga menjadi tempat penculikan Veline dan Aira. Michael dengan cepat menyuruh Fika untuk tetap berada di dalam mobil, menyadari bahwa situasi di luar sangatlah berbahaya.Namun, Fika bersikeras ingin ikut keluar dari mobil untuk ikut membantu. "Tapi, tapi, aku juga bisa membantu!" protesnya.Michael menatapnya tajam. "Tidak, kamu tetap di sini," ujarnya dengan nada yang tidak bisa ditawar.Steven, yang duduk di sebelah Fika, menambahkan, "Apa yang dikatakan Michael benar. Kamu tetap di dalam mobil saja karena di luar begitu berbahaya."Fika merasa sedikit kecewa, tetapi dia tahu bahwa mereka berdua hanya ingin melindunginya. Akhirnya, dia mengangguk dengan berat hati. "Baiklah," ucapnya pelan.Steven dan Michael lalu keluar dari mobil dengan hati-hati, siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang mungkin terjadi di dalam ruangan tersebut. Mereka berdua saling bertukar pandang, menguatkan satu sama lain dengan keberanian mereka.

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 120. Kelewat Batas

    Steven merasa seperti jantungnya berdegup kencang di dalam dadanya ketika dia menyadari Aira pergi begitu saja, setelah menerima panggilan telepon dari Andre. Panggilan itu memberitahunya bahwa Veline, anak mereka, dalam bahaya. Steven tidak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Andre, akan melakukan sesuatu yang sekejam ini.Dengan gemetar, Steven segera menyalakan mesin mobilnya lagi. Hati dan pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran yang tak terbayangkan. Dia mulai menekan pedal gas dengan keras, dan segera melaju mengikuti taksi yang sudah membawa Aira pergi.“Aku harus mengikuti Aira dari belakang,” gumam Steven, sambil terus fokus mengendarai mobilnya.Di tengah perjalanan, mobil Steven tiba-tiba mogok. Rasa frustrasi dan putus asa menghantamnya, seperti gelombang yang menghantam batu karang. “Sial, kenapa jadi mogok?” Dia mengetuk kemudi dengan marah, mencoba untuk menghidupkan mobilnya kembali, tetapi tidak ada reaksi. Dalam kepanika

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 119. Mencari Veline

    Steven yang mendengar kabar itu langsung merasa khawatir. "Apa? Veline hilang?""I-iya, Steven," ucap Aira gugup."Kenapa bisa hilang, Aira?" Terdengar nada suara Steven yang cemas di seberang sana."A-aku yang ceroboh, aku meninggalkannya sendirian saat menerima telepon." Aira berucap seraya berderai air mata.Steven mengusap kasar wajahnya, ia tak habis pikir kepada Aira, kenapa bisa ia meninggalkan Veline sendirian seperti itu.Steven menghela napas gusar. "Ya sudah, aku akan segera pulang sekarang. Tenanglah, kita pasti menemukannya."Setelah sambungan teleponnya terputus, Aryo menghampiri Steven yang terlihat begitu cemas. "Steven, ada apa?" tanyanya."Veline hilang, Aryo. Aku harus mencarinya sekarang juga.""Apa? Kenapa bisa Veline hilang?" Aryo terkesiap, ketika lelaki itu mendengar bila Veline telah hilang."Aira meninggalkannya sendirian ketika ada yang menelponnya, sudahlah, aku harus pergi sekarang." Steven langsung bergegas pergi dari hadapan Aryo."Steven, aku pasti akan

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 118. Veline Hilang

    Mata Aira terbuka secara perlahan saat merasakan sinar matahari pagi yang menghangatkan tubuhnya. Meskipun matanya terasa sangat mengantuk, tetapi ia segera bangkit dari dunia mimpi. Wanita itu menyibak selimut dan dengan langkah hati-hati, turun dari tempat tidur. Steven sudah tidak ada di sampingnya, mungkin suaminya telah lebih dulu bangun.Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, ia memutuskan untuk menuju kamar putrinya. Seulas senyum terukir di wajah Aira, ketika ia melihat Veline yang sudah bangun. "Sayang, kamu sudah bangun?" Aira segera melangkah menghampiri putrinya, Veline yang masih terduduk di tepi ranjang."Mama, aku sudah bangun. Apa hari ini kita akan pergi main, Ma?" tanya Veline, ketika ia masih ingat bila ibunya sempat mengajaknya untuk jalan-jalan.Aira menyadari bahwa Veline perlu jalan-jalan karena sudah lama, ia tak mengajak putrinya itu jalan bersama. "Uh, ternyata putri mama ini sudah tak sabar untuk jalan-jalan, ya? Apa kamu sudah siap memangnya?" Aira tersen

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 117. Rujuk Kembali

    Di rumah Emily, suasana makan malam berlangsung hangat. Meja yang dikelilingi oleh semua anggota keluarga dan tetangga terdekatnya, mengundang tawa dan canda. Emily, yang menjadi tuan rumah, dengan cermat menyajikan hidangan-hidangan lezat yang telah dipersiapkan dengan penuh cinta.Setelah makan malam selesai, Fika, anak tetangga Emily, dengan ramah menawarkan bantuan untuk membersihkan piring-piring kotor. "Tante, biar Fika yang bantu membersihkan beberapa piring yang kotor ke dapur," ujar Fika sambil tersenyum.Emily mengangguk, bersyukur atas tawaran itu, tetapi kemudian menolak dengan lembut. "Terima kasih, Fika, tapi tidak perlu. Kami sudah memiliki pembantu untuk membersihkan semuanya."Namun, Fika tetap bersikeras. "Tidak apa-apa, Tante. Saya ingin membantu." Dengan tegas, ia mulai mengumpulkan beberapa piring kotor dan membawanya ke dapur.Tiba-tiba, Fika terpeleset. Michael, yang berada di dekatnya, dengan cepat menjangkau untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh. Mata mereka

DMCA.com Protection Status