Semua Bab Gadis Nakal Milik CEO: Bab 81 - Bab 90

123 Bab

Bab 81. Jangan Menyerah

Roy bangkit dari kursinya dengan menahan amarah. Lolita sudah sadar, tapi keadaannya masih lemah. Lolita terus memanggil nama Edgar, dan meminta pada ayahnya untuk memperbolehkannya bertemu dengan Edgar lagi. Setidaknya satu kali saja."Daddy tidak akan mengizinkannya. Kau lupakan saja dia, dan fokus pada penyembuhanmu, Lolita," tukas Roy berderap pergi meninggalkan Lolita sendirian di kamar pasien yang sunyi, dan dipenuhi bau obat yang Lolita benci.Mata Lolita berkaca-kaca saat melihat kepergian Roy dari kamar pasien yang dia tempati. Satu tetes air mata berhasil jatuh tanpa bisa dia bendung.***Paginya. Roy membawakan bubur untuk Lolita. Dia duduk di kursi di samping ranjang, dia lalu menyodorkan sesendok bubur ke arah Lolita.Lolita bergeleng menolak. "Aku tidak mau makan, Dad.""Kau harus makan, Lolita. Supaya kau cepat sembuh," tukas Roy masih mempertahankan tangannya di depan Lolita yang membawa sendok berisi bubur.Lolita bergeleng lagi. "Aku tidak mau makan, kalau Daddy masi
Baca selengkapnya

Bab 82. Menjadi Penyemangat

"Tuan, Anda akan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk si gadis kecil sekarang? Bolehkah saya juga ikut menjenguknya?" tanya Franklin saat Edgar bersiap akan pergi."No, Franklin. Kau tetap saja di sini. Kau masih ada pekerjaan yang harus kau selesaikan," jawab Edgar tak memperbolehkan Franklin ikut dengannya. Franklin mengangguk kecewa. "Baik, Tuan."Edgar lalu berderap keluar dari ruangan dan segera meluncur menuju rumah sakit. Tapi, sebelumnya dia mampir ke supermarket untuk membelikan buah dan coklat yang akan dia berikan kepada Lolita nanti.Edgar melanjutkan perjalanannya setelah meletakkan buah dan coklat yang baru saja dia beli di bangku belakang mobilnya.Karena ucapan Jones tadi, dia jadi lebih bersemangat. Seakan Jones sudah menyuntikkan semangat pria itu lewat kata-katanya.Edgar menarik napas dalam dan menaikkan kecepatan laju mobilnya. Dia sudah tak sabar untuk melihat Lolita lagi.Saat sudah sampai di rumah sakit, Edgar melangkah tegas dan cepat sambil membawa buah dan
Baca selengkapnya

Bab 83. Hamil?

Hari ini adalah hari yang sangat Lolita tunggu-tunggu. Hari ini dia sudah diperbolehkan untuk pulang. Tapi, setelah Edgar mengunjunginya kemarin, pria itu tak muncul lagi."Dad ….""Iya?" Roy menatap Lolita yang berjalan di sampingnya menuju area parkir rumah sakit. Lolita tadi sudah diperiksa, dan biaya rumah sakit sudah Roy bayar lunas. Roy merasa lega. Dia tak perlu lagi pergi ke rumah sakit, dan bisa fokus pada pekerjaannya saat keadaan Lolita sudah benar-benar pulih."Bolehkah aku meminta ponselku kembali, Dad? Aku merasa bosan saat Daddy bekerja," ucap Lolita dengan wajah memelas.Roy hanya mendesah berat. Dia membukakan pintu mobil untuk Lolita, dan dia menyusul masuk."Nanti akan Daddy berikan saat sudah sampai di rumah," balas Roy saat dia mendudukkan dirinya di bangku kemudi.Lolita tersenyum senang. "Terima kasih, Daddy. Aku cinta Daddy."Lolita mencium pipi Roy singkat. Dia lalu memakai sabuk pengaman, dan terus mengulas senyumnya.Di sebuah cafe. Edgar dan Jones bertemu
Baca selengkapnya

Bab 84. Mendadak Diserang

Lolita dan Edgar saling melempar senyum. "Aku akan membuat pesta pernikahan sebaik dan semeriah mungkin, karena itu hanya terjadi satu kali seumur hidupku," tukas Edgar masih mempertahankan senyumnya."Baiklah. Kalau begitu, aku dan Lolita pergi sekarang," tukas Roy menarik Lolita mendekat padanya. Dia melemparkan tatapan tajam pada Edgar sebelum dia mengajak Lolita keluar dari ruangan Edgar.Edgar mendesah pelan. Dia lalu tersenyum. Dia senang karena pada akhirnya Roy merestui hubungannya dengan Lolita. Meski, dengan terpaksa.Dia lalu tersadar jika Franklin belum juga kembali. Dia mencoba menghubunginya lewat telepon, tapi Franklin tak kunjung mengangkatnya."Huh, kenapa sulit sekali aku hubungi?" gumam Edgar kembali menelepon Franklin, tapi hasilnya tetap sama.Sementara itu, Franklin hendak masuk ke dalam mobilnya dan pergi ke perusahaan setelah melakukan tugas dari Edgar. Ponselnya tertinggal di dalam mobil, dan dia tidak tahu jika tuannya sudah menghubunginya berulang kali.Saa
Baca selengkapnya

Bab 85. Sebuah Kabar Buruk

"Kau serius?" tanya Edgar masih tak percaya. Dia sudah hidup lama bersama Franklin, dan Jones. Tapi, baru sekarang dia tahu kalau kedua pria itu sebenarnya masih saudara."Kenapa kau tidak pernah memberitahuku, Franklin? Aku jadi terlihat seperti orang bodoh karena tidak tahu apa-apa"Franklin menundukkan kepalanya, menyesal. "Maafkan saya, Tuan. Selama ini hubungan saya dan Jones bisa dikatakan buruk. Kami sampai berusaha untuk bersikap tak saling kenal. Dan baru membaik akhir-akhir ini," jelasnya.Edgar mendesah kasar. "Seburuk hubunganku dengan Jones?" tanyanya sambil mendesah sekali lagi.Franklin mengangguk. "Mungkin lebih parah, Tuan."Ketika mereka bercakap-cakap, seorang dokter keluar dari ruangan di mana Jones sedang ditangani."Keadaan pasien Jones sudah mulai membaik. Tapi, saya perlu untuk membicarakan sesuatu yang penting tentang perkembangan pasien kepada keluarga pasien. Dari Anda berdua, siapa yang merupakan keluarga dari pasien Jones?"Franklin langsung beranjak dari
Baca selengkapnya

Bab 86. Mengingkari Janji

"Jones yang menolong saya, Roy. Dia menggantikan saya saat hendak dipukul oleh ayah saya, dan ayah saya yang tidak terima hal itu justru menusuk Jones," jelas Franklin pada Roy."Jadi, sebenarnya kalian bersaudara?" tanya Roy saat mencoba memahami cerita dari Franklin."Iya." Franklin mengangguk membenarkan.Roy menyandarkan punggungnya ke kursi. "Kau adiknya, tapi selama ini kau justru sangat dekat dengan Edgar. Aku jadi teringat masa sekolah dulu. Saat kau dipukuli dan dibully. Edgar, aku, dan Jones menolongmu. Tapi, hanya Edgar yang mendapatkan ucapan terima kasih."Franklin berkedip cepat, terkejut atas kenyataan yang baru saja Roy katakan. Karena yang dia tahu hanya Edgar yang menolongnya saat itu. "Benarkah itu? Maafkan saya. Seharusnya saya tahu dan saya harusnya berterima kasih pada Anda.""No … no. Jangan merasa bersalah. Itu sudah berlalu. Hanya saja saat itu aku benar-benar terkejut saat seorang Jones nekad memukul teman sekelasnya sendiri hanya untuk membelamu. Dan dia yan
Baca selengkapnya

Bab 87. Menjadi Lebih Dekat

Nola mengangguk mengiyakan. "Iya. Aku sedang hamil sekarang."Lolita mengerjapkan mata cepat. "Aku tidak mendengarmu menikah. Dan bagaimana dengan karirmu?"Nola mengulas senyumnya dengan tenang. Dia sudah menduga jika Lolita akan terkejut, dan mungkin akan mempertanyakan tentang pernikahan dan tentang karirnya. Seperti orang-orang di sekitarnya bertanya."Aku belum menikah, Lolita. Dan aku sedang mengambil waktu istirahat dari aktivitas modelingku, sampai aku selesai melahirkan," jawab Nola masih dengan tersenyum. Dia lalu teringat kalau dia juga sudah membeli coklat untuk Lolita. Meski, dia tidak tahu persis coklat seperti apa yang disukai gadis itu, dia tetap membelinya."Aku juga membeli ini untukmu." Nola menyerahkan satu tas belanja di sisinya yang berisi dua kotak dark coklat."Kau terlalu banyak memberikanku. Aku tidak bisa membalas semua kebaikanmu ini, Nola. Terima kasih." Lolita menerima coklat dari Nola dengan sangat senang.Lolita kemudian terperanjat dari kursinya. Dia t
Baca selengkapnya

Bab 88. Sudah Sadar

Tiga minggu kemudian. Setelah Jones berhasil melewati masa kritisnya. Keadaannya berangsur-angsur membaik. Sesekali Edgar, Roy, dan Nola bergantian menjenguknya. Sementara, Franklin yang keadaannya sudah pulih setelah melakukan cangkok ginjal untuk Jones, lebih sering berada di rumah sakit untuk menemani Jones.Franklin mengundurkan diri dari posisinya sebagai asisten pribadinya Edgar karena dia ingin fokus merawat kakaknya. Sebagai gantinya Jones merelakan Roy bekerja untuk Edgar."Huh … akhirnya aku sudah diperbolehkan pulang," ucap Jones senang. Dia tersenyum melihat Franklin.Franklin balas tersenyum. "Suasana hatimu terlihat sangat baik hari ini, Jones."Jones melebarkan senyumnya. "Tentu. Aku sangat bahagia, Franklin. Aku sekarang sudah sembuh. Sudah bisa beraktivitas seperti biasanya. Dan aku ingin menghabiskan waktuku bersama adik kecilku yang menggemaskan ini," balasnya mencolek hidung mancung Franklin.Franklin mendengus. "Aku bukan adik kecilmu lagi. Aku sudah besar, Jones,
Baca selengkapnya

Bab 89. Hari Pernikahan

Lolita menangkup dadanya yang bergetar hebat. Jantungnya berdebar tak keruan. Dia tidak menyangka hari yang sangat dia tunggu-tunggu, akhirnya datang juga. Hari pernikahanya dengan Edgar akhirnya tiba.Lolita kini sedang dirias di ruangan khusus pengantin wanita. Dia terus memandangi dirinya dalam balutan gaun berwarna putih dengan model sabrina. Persis seperti desain yang dia buat.Dia sangat berterima kasih pada Nola, karena wanita itu yang membantu desainnya menjadi nyata. Nola memperkenalkan Lolita pada desainer fashion ternama di New York, dan meminta wanita paruh baya itu untuk mewujudkan gambar Lolita menjadi gaun siap pakai. Desainer fashion itu begitu ramah, dan langsung mengiyakan permintaan Nola. Dan sekarang, gaun itu sudah melekat di tubuh mungil Lolita dengan sangat indah. Bahkan, Nola juga yang merekomendasikan penata rias yang handal untuk Lolita."Ya ampun, Nona. Anda sangat cantik. Pengantin pria pasti terpukau melihat Anda," puji sang penata rias dengan sedikit hebo
Baca selengkapnya

Bab 90. Pesta Meriah

Setelah acara pernikahan tadi pagi selesai, kini pesta perayaan diselenggarakan dengan sangat meriah di gedung utama.Semua karyawan perusahaan Edgar ikut merayakan pestanya. Dan para petinggi perusahaan turut datang.Jones duduk di samping Nola, menyesap sampanyenya sambil duduk bersantai. Jones menatapi para tamu yang saling berbincang, dan ada juga yang berdansa mengikuti alunan lagu romantis yang dimainkan oleh para pemain musik yang ada di seberang ruangan.Nola tiba-tiba menyambar gelas yang ada di tangan Jones. "Sudah cukup minumnya. Pikirkan kesehatanmu. Kau hanya memiliki satu ginjal, jadi kau harus merawatnya dengan baik. Dan jangan pernah merokok lagi."Jones tersenyum. "Iya. Aku hanya meminumnya sedikit. Dan aku juga sudah tidak merokok lagi."Robert kembali duduk di samping Nola setelah mengambil kue coklat untuk wanita pujaannya itu."Ini, Nola. Aku berhasil mendapatkannya untukmu," tukas Robert senang. Dia menaruh piring kaca kecil ke hadapan Nola.Nola tersenyum. "Than
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status